25 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15327

Hasil Beda dengan Melon

Drs Amin

Menanam buah melon (cucumis melo l.) gampang-gampang susah. Tetapi, jika ditekuni dengan serius dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan di bidang agribisnis.

Tanpa harus mengeluarkan modal besar dan lahan yang luas, buah melon jenis ladika dapat menghasilkan keuntungan yang cukup menggiurkan. Setidaknya, pernyataan itu dialami Drs Amin (45) warga Dusun I, Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Buah yang kaya akan nutrisi dan manfaat ini merupakan tanaman buah termasuk keluarga  dari buah semangka (Famili Cucurbitaceae), namun karena tampilan dan harga yang tergolong berbeda, dan lebih sulit budidayanya dari semangka membuat melon oleh sebagian masyarakat masih dipandang sebagai buah yang berkelas.

Awalnya, sekitar tujuh tahun lalu sekitar tahun 2004, Amin dengan sabar memulai menanam Melon di belakang halaman rumahnya seluas delapan rante atau 3200 meter. “Dua kali menanam sempat gagal dan pada penanaman yang ketiga mulailah tanaman melon tumbuh dengan baik. Dua bulan kemudian buah Melon bisa dipanen,” bilang Amin sembari memetik buah melon.

“Pertama menanam merupakan tahun tersulit, walaupun bisa dipetik hasilnya, tetapi belum begitu memuaskan. Kemudian memasuki tahun kedua hingga saat ini hasil penen sudah memuaskan karena sudah bias mempelajari jenis penyakit dan menyiasatinya,” ujar Amin. Dengan lahan yang boleh dikatakan sempit, tetapi produksi buah melon mampu menghasilkan sekitar 6 ton. Dalam setahun bisa tiga kali turun menanam. “Dari mulai pembibitan, penyemaian perawatan hingga memetik hasil panen buah Melon. Maksimal dana yang dibutuhkan hanya Rp10 juta,” bilang suami Karmini (32) yang juga  guru TK di desa tempat mereka berdomisili.

Tetapi semua kesuksesan dalam mengelola tanaman melon, tidak terjadi begitu saja, kata Amin, semuanya punya proses. Selain modal pengetahuan dan pengalaman seadanya, petani yang juga guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Pantai Cermin.

Ia juga berpesan jangan sungkan untuk belajar menanam melon tentang tatacara hingga panen. “Selain prospeknya bagus, modalnya juga tidak terlaku besar jika dibandingkan tanaman palawija lainnya,” kata bapak dua anak itu.
Kini setiap panen, Amin menikmati penghasilan sekitar Rp5 juta setelah dieleminir dengan biaya produksi. Dengan harga Melon setiap per/kg-nya Rp7 ribu. Petani sudah diuntungkan, dan untuk menjualnya tidak perlu repot, sebab pembeli langsung datang ke rumah. Umumnya pembeli kembali menjualnya ke supermarket dan plaza di sekitar Kota Medan. (mag-15)

Selain Pusat Ibadah, Dijadikan Tempat Diskusi

Masjid Taqwa Muhammadiyah

LUBUK PAKAM- Masjid Taqwa Muhammadiyah Jalan Diponegoro Lubuk Pakam, selain menjadi pusat ibadah  ternyata menjadi pusat kebudayan.

Masjid itu berdiri tahun 1958 dengan luas lahan dua rante dengan luas bangunan 7 x 8 meter. Semunya wakaf dari Almarhum Amir Randen Siregar.

Drs H Agusman Sutan Basa (75), pengurus Masjid Taqwa menuturkan, masjid selalu ramai dikunjungi umat. Selain kegiatan ibadah, lingkungan masjid digunakan warga untuk tempat berdiskusi guna memecahkan permasalahan yang timbul.

“Anggota Muhammadiyah yang berprofesi sebagai pedagang, selalu menggunakan masjid sebagai tempat rapat,” bilang mantan Ketua PD Muhammadiyah, Kabupaten Deli Serdang ini saat ditemui di kediamanya Jalan Sultan Hasanudin Lubuk Pakam, Kamis (7/4).

Lanjutnya, karena jumlah anggota Muhammadiyah semakin bertambah. Pengurus mulai memikirkan pengembangan masjid. Pada tahun 1990 dirancang bluprin masjid.

Bluprin tersebut jelas Agusman, merupakan  impian para pendiri sekaligus pengurus masjid yang meliputi Amir Randen Siregar dan Baktiar Ibrahim.

“Kan, tidak salah bermimpi. Melalui itulah terwujud bangunan masjid bertambah luas,” bilangnya.
Selanjutnya, tahun 1991 luas areal serta bangunan masjid mengalami perubahan. Tetapi semua dikerjakan secara bertahap. Dana pembangunan bersumber dari swadaya umat dan bantuan pemerintah setempat dan pusat.
Alhamdulillah, terjadi perubahan drastis. Sebelumnya di sana ada bangunan SMP dua lantai. Dibongkar dipindahkan ke Jalan Kartini. Penambahan lahan menjadi lima rante. Bangunan masjid menjadi 28 kali 28 meter dengan kubah besar.

Lantai marmer diberi permadani warna hijau lumut sehingga menambah senjuknya suasana ruangan masjid. Jendela besar diberi kaca nako untuk memperindah masjid. Halaman masjid ditanami rumut dan tanaman pohon.(btr)

 

Hanya 1 di Kelasnya

Honda CBR 250

Kecanggihan teknologi dan gaya sporty yang mewah kelas dunia membuat Honda CBR 250 R tampil beda dan menjadi motor sport pertama yang menerapkan teknologi combined-ABS. Yaitu sistem pengereman yang memadukan antara Combi Brake System dengan Antilock Breaking System.

“Sistem ini menghasilkan performa pengereman yang efektif pada saat pengereman mendadak maupun pada kondisi jalan yang licin sehingga meningkatkan stabilitas kontrol terhadap kendaraan. Ini dibuat untuk memberikan kenyamanan saat berkendara bagi pengendara pemula sekalipun,” jelas Tecnical Instructur, Armayadi.

Combined ABS pun dilengkapi lagi dengan tiga piston pada rem depan, speed sensor (sensor kecepatan) pada roda depan dan belakang untuk mendeteksi kondisi kendaraan, dan ABS modulator yang terdapat ECU. ECU bertugas memproses informasi dari speed sensor dan mengontrol tekanan hidrolik yang menuju ke masing-masing caliper. Sistem Pro-Link untuk suspensi belakang pun melengkapi kenyamanan Honda CBR 250 R. Goncangan pada tempat duduk pun terasa lebih lembut dengan mekanisme kerja Pro-Link yang berkarakter progresif.

Sebagai motor sport Honda CBR 250 R didukung dapur pacu dengan mesin baru 250 cc, enam kecepatan, DOHC, 4-valve, silinder tunggal, dan berpendingin cairan (liquid-cooled). Mesin ini menghasilkan performa dan respon tarikan yang optimal serta hemat bahan bakar dan ramah lingkungan dengan penerapan sistem suplai bahan bakar PGM-FI (Programmed Fuel Injection) sesuai standar emisi gas buang Euro 2.

Dari penampilan, design generasi terbaru untuk motor sport full fairing dirancang berdasarkan “Mass Centralization Form” serta terinspirasi dari model Honda VFR1200F dan CBR1000RR. Konsep ini memungkinkan pencapaian aerodinamika yang jauh lebih efisien, kemudahan bermanuver, sekaligus tampilan yang sporty dan mewah. Tak pelak pada launching CBR250R dari CV Indako Trading Co selaku main dealer Honda di Sumut 11-17 April di Sun Plaza Medan menarik perhatian pengunjung.

General Manager CV Indako Trading Co Arifin Posmadi menggaku Honda CBR 250 R merupakan motor sport yang dinantikan para pecintanya di Kota Medan. “Dengan bangga kami menghadirkan Honda CBR250R sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan masyarakat yang menginginkan motorsport dengan kualitas dunia. Kita berharap Honda dapat menjadi pemimpin pasar di segmen motor sport premiun nasional,” ucap Arifin seraya menargetkan 260 ribu unit penjualan per periode.

Marketing Manager CV Indako Trading Co menegaskan bahwa Honda tidak hanya menghadirkan produk, juga menawarkan kualitas dan teknologi yang dapat bermanfaat bagi penggunanya. “Peluang motor sport masih sangat besar. Sampai saat ini kita sudah mencatat 12 transaksi dan 78 permintaan inden. Kita juga menjamin perawatan di setiap bengkel resmi Honda jauh hari sebelum produk ini diluncurkan,” ucapnya.

Adapun Honda CBR 250 R dipasarkan dengan tiga pilihan warna yaitu Candy Ruby Red, Asteroid Black Metallic, dan Sword Silver Metallic. Untuk fitur ABS ditawarkan seharga Rp47.900.000,- dan Rp41.380.000 untuk Non ABS. (jul/mag-9)

Plt Gubsu Minta Salinan Putusan MA

Sengketa Tanah Sari Rejo

MEDAN- Persoalan sengketa tanah Sari Rejo mendapat respon dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, Gatot Pujo Nugroho. Pemprovsu akan menindaklanjuti dan menyelesaian masalah itu.

Hanya saja, Gatot mengaku, belum bisa mengambil sikap jika dirinya belum mengetahui persoalan tersebut, termasuk pula dasar-dasar hukum, khususnya yang dimiliki pihak masyarakat. Terutama mengenai putusan Mahkama Agung (MA) RI.

“Saya belum baca putusan MA-nya. Kalau ada, serahkan ke saya. Nanti akan kita tindak lanjuti,” jawabnya kepada Sumut Pos, usai mengantarkan Pemotivator Prof Rhenald Kasali Phd, di area parkir Kantor Gubsu, Kamis (14/4).
Sebelumnya, saat diungkapkan, bahwa persoalan tanah Sari Rejo ini pernah direspon olehn Gubsu Syamsul Arifin, Gatot enggan menjawabnya. “Nanti ya,” katanya sembari memasuki lift Kantor Gubsu.

Terkait hal itu, Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas), Riwayat Pakpahan bersedia dan berkenan memberikan data-data yang dimilik Formas, kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho.

“Kami punya data dan bukti yang berkekuatan hukum. Kami akan menyerahkan itu. Begitu pun tentang putusan MA tersebut,” ungkapnya menanggapi pernyataan Plt Gubsu tersebut.

Dijelaskannya, putusan Mahkamah Agung (MA) RI No 229K/Pdt/1991 tanggal 18 Mei 1995 tersebut, amar putusannya diantaranya, tanah-tanah sengketa adalah tanah garapan, bahwa perbuatan tergugat yang melarang penggugat membangun rumah atau mengharuskan penggugat-penggugat agar terlebih dahulu memperoleh izin dari tergugat untuk membangun rumah di atas tanah-tanah sengketa adalah perbuatan melanggar hukum.(ari)

Ibu-ibu Serbu PT Agro Jaya Perdana

Minta Ganti Rugi Rp4 M, Cuma Dikasi Sembako

MEDAN LABUHAN-Ratusan warga korban banjir yang tinggal di Lingkungan II, Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan yang tergabung dalam tim 10 melakukan aksi demo di depan PT Agro Jaya Perdana, Kamis (15/4).
Aksi yang didominasi oleh kaum ibu-ibu di depan pintu PT Agro itu meminta pihak perusahaan mengganti kerugian akibat banjir yang lalu. Pasalnya, warga menuding banjir tersebut disebabkan oleh pihak perusahaan yang sedang melakukan pengerjaan proyek pengerukan di aliran Sungai Deli sehingga tanggul jebol.

Kekecawaan warga dituliskan dalam spanduk kecaman yang bertuliskan “Gara-gara PT Agro Rumah Kami Terendam Banjir”. Bahkan dinding PT Agro dicoret dengan menggunakan cat berwarna merah yang bertuliskan “PT Agro Perusak Lingkungan, dan di pintu masuk di tulis warga “PT Agro Disegel.”

Ketua tim 10, Dahsat Tarigan mengatakan akibat banjir tersebut warga sekitar sangat dirugikan, karena harta benda warga banyak yang rusak. “Kami meminta kepada PT Agro untuk mengganti kerugian kepada warga akibat banjir yang disebabkan oleh pengerjaan proyek pengerukan tanggul di Sungai Deli,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya sudah bertemu dengan oleh pihak perusahaan beberapa kali namun pihak perusahaan sendiri nampaknya tidak mempunyai itikad baik untuk mengganti kerugian kepada warga sekitar. “Selain mengganti kerugian, kami minta kepada PT Agro agar memperbaiki tanggul yang jebol, sehingga kalau hujan warga di sini tidak terkena dampak banjir lagi,”katanya.

Menurut data dari tim 10 yang dibantu pendataannya oleh kepala lingkungan dengan mendatangi setiap rumah warga korban banji, jumlah keseluruhan warga yang harus diganti rugi sebanyak 337 kepala keluarga dengan total kerugian sekitar Rp4 miliar.

Manager Excecutive PT Agro Jaya Perdana, Kariyanto mengatakan, pihaknya akan memberikan ganti rugi, namun pihaknya hanya sanggup mengganti kerugian dengan memberikan sembako. “Kalau memberikan uang dengan nilai nominal yang diajukan oleh warga kami tidak sanggup, kami hanya sanggup memberikan bantuan sembako saja,” ujarnya.

Sekretaris Camat Medan Labuhan, Sri Mahrani Damanik mengatakan PT Agro Jaya Perdana tidak ada melaporkan pengerjaan proyek pengerukan tanggul Sungai Deli untuk kepentingan pengambilan air baku permukaan dari Sungai Deli kepada pihak kecamatan. “Melapor saja tidak, apalagi untuk memberikan rekomendasi terhadap proyek pengerukan tersebut,” ujarnya.

Tapi, hal itu dibantah oleh Kariyanto.“Kami mempunyai izin terhadap proyek pengerukan tersebut, kami diberikan surat rekomendasi kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumut,” ujarnya. (mag-11)

Beri Punishment Bangunan di DAS

MEDAN- Banjir yang melanda Kota Medan beberapa waktu lalu, salah satu faktornya adalah karena banyaknya bangunan yang berdiri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura dan Deli.
Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara (Plt Gubsu), Gatot Pudjo Nugroho kepada wartawan, usai menghadiri acara seminar dalam rangka hari jadi ke-63 Provsu di Aula Martabe, Kamis (14) menyatakan, akan memberi punishment kepada bangunan-bangunan yang telah melanggar aturan.

“Bagi perusahaan-perusahaan yang memang sudah ada mekanisme dan aturan-aturan dan kemudian tidak diikuti peraturan-peraturan itu, saya pikir punishment adalah bagian dari proses,” tegasnya.
Sayangnya, Gatot tidak menjelaskan punishment seperti apa yang akan diberikan kepada gedung-gedung industri yang berdiri di DAS.

Sementara itu untuk penduduk, Gatot menegaskan, solusi yang paling relevan dilakukan adalah relokasi. Tapi, tetap saja solusi tersebut juga memiliki dampak yakni, dampak sosial dan psikologis baik bagi masyarakat di sekitar sungai maupun bagi pemerintah. Karena itu, katanya, perlu ada sosialisasi mendalam kepada masyarakat terkait solusinya.
“Relokasi adalah langkah yang paling baik, namun agar hal itu bisa menimbulkan dampak sosial dan psikologis di kemudian hari. Karenanya, perlu dilakukan pendekatan sembari menyiapkan langkah-langkah yang paling tepat,” cetusnya.

Dengan alasan tersebut, Gatot mengakui, belum akan merencanakan langkah relokasi untuk penduduk di sekitar sungai. Karena itu, katanya, pemerintah propinsi bersama dengan kabupaten/kota akan menanyakan langsung kepada masyarakat terkait keinginan mereka, apakah bersedia di relokasi atau tetap tinggal di DAS.

“Kalau mereka ingin tetap tinggal di sekitar sungai, berarti mereka (masyarakat, Red) memang tidak ingin menjauhi banjir. Maka kemudian, langkah yang perlu disiapkan adalah membuat kebijakan terkait bangunan rumah yang bisa mengantisipasi dampak banjir. Misalnya, dengan membuat rumah panggung, ini akan kami pikirkan dulu,” sebutnya.
Ketika ditanyakan ada ketentuan yang melarang pembangunan pemukiman di DAS, Gatot tidak menyangkal ketentuan yang sudah diatur dalam perundang-undangan tersebut. Namun, katanya, selalu harus ada pendekatan sosial dan psikologis terhadap suatu produk hokum. Hal ini, katanya, untuk menemukan solusi terbaik dan menghindari dampak terburuk.

“Karena itulah saya tekankan pentingnya dilakukan sosialisasi kembali kepada masyarakat,” tambahnya.(ari)

Kepala Jembatan Timbang Sibolangit Dipanggil Lagi

MEDAN-Masih ingat dengan kasus pungli yang dilakukan oleh Kepala Jembatan Timbang UPT II Sibolangit Dishubsu, Rasman Pinem, yang tertangkap tangan oleh kejaksaan beberapa waktu lalu. Kini, Rasman Pinem sudah pulang ke Medan usai berobat ke Penang Malaysia. Rasman bakal dipanggil untuk dimintai keterangan.

“Kemarin (Rabu, Red) sudah kita layangkan surat pemanggilan pada pejabat bersangkutan, namun dia tidak datang karena sakit dan berobat ke Penang Malaysia,” tegas Kasi Penkum Kejatisu, Edi Irsan Tarigan SH, Kamis (14/4).
Edi mengatakan ketidakhadiran pejabat timbangan Sibolangit ke Kejatisu berdasarkan surat pemberitahuan sakit dari instansi yang bersangkutan. “Surat pemberitahuan sakit itu melalui, surat yang dilayangkan pada kita (Kejatisu). Untuk itu kita memanggil wakilnya untuk dimintai keterangan sebagai saksi,” tegas Tarigan.

Ketika disinggung apakah ada pejabat timbangan Sibolangit akan dijadikan tersangka, Edi Irsan, mengatakan, bahwa penetapan tersangka menunggu hasil penyidikan dari tim penyidik.

“Kalau ada bukti yang mengarah keterlibatan pejabat tersebut bisa saja mengarah ke sana, tapi kalau tidak ada gimana? Semua ini menunggu hasil penyidikan tim penyidik,” tegas Tarigan.

Sebelumnya dua pejabat Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut diperiksa Tim Penyidik Pidana Khusus(Pidsus) Kejatisu. Dua pejabat yang diperiksa diantaranya Wakil Kepala jembatan Timbang Sibolangit, Madju Tarigan, serta Bendahara Penerima di Dishub Provinsi Sumut. Kejatisu juga berencana memanggil Kepala Jembatan Timbang Sibolangit, namun yang bersangkutan mendadak sakit dan sudah diterbangkan ke Penang Malaysia.

Selain kepala timbangan Sibolangit, pejabat Dishub lainnya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Razali, bakal diperiksa juga. Terkuaknya pungli ini ketika ketiga oknum ditangkap di Jembatan Timbang Sibolangit saat melakukan pungli terhadap sejumlah supir truk. (rud)

Tewas Dilindas Kereta Api

MEDAN-Sumadil (58), warga Jalan Perjuangan, Brayan Bengkel tewas mengenaskan setelah dilindas kereta api di perlintasan Kereta Api Jalan Perjuangan, tepatnya 15 meter dari kediamannya, Kamis (14/4) sekitar pukul 05.30 WIB, saat melakukan lari pagi.

Salah seorang anak korban, Sarah saat dijumpai di kamar mayat RSUD dr Pirngadi Medan mengatakan, seperti biasa ayahnya keluar dari rumah untuk lari pagi. Namun korban tidak mendengar Kereta Api jurusan Medan menuju Belawan yang melintas. Korban pun tewas setelah dilindas dengan kondisi leher, kaki kanan dan kiri patah, kepala samping kiri luka robek, serta pergelangan kaki remuk. (mag-7)

Tiga Mortir Aktif Ditemukan

MEDAN- 3 Mortir aktif ditemukan warga di Jalan Skip simpang rel kereta api, Kamis (14/4). Mortir pertama kali ditemukan Pandapotan Sibuea (30), warga Jalan Skip Medan Baru. Menurut Pandapotan Sibuea, dia tidak mengetahui kalau benda itu mortir.

“Saya tidak tahu itu mortir aktif,” katanya.

Diterangkannya, dia pergi ke tempat penampungan barang bekas (botot) Apuk di Jalan Karya untuk menjual barang botot miliknya. Tiba di lokasi, dia ditawari oleh seorang tukang botot mortir. “Saya ditawari tukang botot secara gratis mortir itu karena tidak laku. Karena warnanya cantik, lalu saya bawa ke sini tapi kata kawan-kawan mortir itu aktif maka kami pun menghubungi polisi dan polisi pun datang,” tukasnya.

Polisi langsung mensterilkan lokasi kejadian dan mengamankan 3 mortir tersebut dengan cara menutupnya dengan koran selanjutnya dibawa ke Mapolsekta Medan Baru dengan mobil Patroli Polsekta Medan Baru. “Akan kita bawa ke Polsekta Medan Baru untuk dilukan pengujian” kata seorang petugas. (jon)

Suka Celana Dalam

Pengalaman ibu-ibu di RT 15 RW 7, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pantas dijadikan pelajaran. Pasalnya, mereka sangat tahu bagaimana rasanya gatal akibat terkena bulu sejak ulat-ulat
mampir dan berkembang biak di 30 pohon cemara di sekitar tempat itu. Wabah gatal-gatal jadi penyakit massal di sana. Kaum ibu di sana mengingatkan agar warga lainnya menyelamatkan celana dalam dari rontokan bulu ulat yang beterbangan.

Ani (47), istri Ketua RT 15 RW 7 Usman Amar, menjelaskan, pagi dan sore ulat bulu turun dari pohon-pohon cemara. Jelang siang, ulat merambat ke atas pepohonan. Saat itulah bulu-bulu ulat beterbangan membuat gatal lebih dari 147 kepala keluarga di sana.

Celakanya, saat ulat bulu merambat ke atas itulah para ibu rumah tangga selesai mencuci pakaian dan menjemur. Nah, ketika itulah bulu-bulu ulat yang beterbangan menempel di jemuran, terutama pakaian dalam. Mengapa? “Saya pikir karena bahannya kaus, bulu-bulu ulat paling banyak nyangkut di pakaian dalam,” kata Yanti (30).

Bayangkan, berapa bulu ulat menempel ke kulit jika tubuh memakai pakaian rangkap, pakaian dalam dan pakaian luar. “Bagian tubuh paling gatal adalah yang ditutup pakaian dalam. Perempuan lebih parah gatalnya daripada laki-laki karena memakai pakaian dalam lebih banyak. Kalau laki-laki, kan, bisa enggak pakai kaus dalam biar enggak terlalu gatal. Kalau perempuan, masa enggak pakai BH?” kata Ani.

Itu sebabnya mereka berpesan, “Selamatkan pakaian dalammu dari bulu ulat dan pecahan kepompong ulat bulu yang beterbangan.”

Kalau diabaikan? “Ya, bakal enggak bisa tidur kita,” ucap Yanti. “Gara-gara ulat bulu, saya sampai enggak pakai celana dalam,” teriak salah satu ibu, dengan mimik kesal.

Apalagi kalau habis mandi badan belum kering langsung pakai pakaian dalam. “Wuaaah, bisa bentol merah semua badan kita,” tambah Ani. (bbs)