25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15340

Geotermal; Gara-gara Nila Setitik Jangan Rusak Susu Se-Malinda

Dimulai oleh Aceh, Selanjutnya Tinggal Kopi

AKHIRNYA ketemu juga cara terbaik untuk mempercepat proses dimulainya pembangunan “geotermal. Indonesia begitu kaya dengan geotermal yang bisa dipergunakan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), tetapi begitu kecil yang sudah dimanfaatkan. Luar biasa besarnya kendala untuk membangun PLTP itu.

Yang lucu, kesulitan itu terjadi bukan pada cara mengerjakan proyek geotermalnya, melainkan pengurusannya. Prosesnya begitu ruwet sehingga potensi geotermal praktis tersandera oleh birokrasi itu.

Sudah banyak seminar, rapat kerja, dan surat keputusan dibuat, tetapi belum juga menemukan cara yang terbaik. Lebih tepatnya, belum juga ada keberanian untuk memutuskan cara terbaik itu yang dipilih. Kemudian, terbetik kabar dari Aceh. “Cara Aceh” saya yakini menjadi yang terbaik sehingga apa salahnya diterapkan di seluruh Indonesia. Please, bapak-bapak yang berwenang, putuskanlah!

“Cara Aceh” segera dilaksanakan Pemda Aceh untuk membangun PLTP Seulawah, yang potensi listriknya hingga 200 MW. Tendernya berlangsung sekarang ini. Cara itu sebaiknya menjadi koreksi total atas proses pengadaan geotermal yang berlaku sekarang, yang ruwet itu.

Kita tidak perlu malu belajar dari Aceh. Tidak perlu sungkan meniru apa yang ditemukan dan dilakukan Pemda Aceh itu. Saya tidak tahu siapa penemu ide tersebut. Yang jelas, Pemda Aceh berani mulai menerapkannya. Kata “berani” itu harus ditekankan karena sering banyak ide baru yang baik, tapi belum tentu ada yang berani menerapkannya.

Inti dari cara baru model Aceh itu adalah tersedianya pihak yang menyiapkan dana khusus untuk melakukan pengeboran eksplorasi satu sumur. Dana itu sebesar USD 7,5 juta atau sekitar Rp 70 miliar. Dari pengeboran ini akan diketahui secara pasti apakah di wilayah itu ada-sumber panas bumi atau tidak.

Maklum, belum tentu satu wilayah yang sudah ditetapkan sebagai wilayah panas bumi benar-benar bisa menghasilkan panas bumi. Perlu pengeboran satu sumur dengan biaya Rp 70 miliar untuk memastikan itu.

Memang ketika pemerintah menetapkan di mana saja ada potensi panas bumi sudah terlebih dahulu melakukan kajian geologis. Tetapi, kajian itu bersifat teoretis berdasar hitungan-hitungan geologis yang ada. Tidak jarang wilayah yang sudah ditetapkan memiliki potensi panas bumi itu setelah dilakukan pengeboran eksplorasi ternyata bodong.

Itulah sebabnya proyek geotermal mengandung risiko yang tinggi bagi investor. Ada unsur ketidakpastian. Ada risiko yang besar. Para investor maunya mentransfer risiko itu ke PLN dalam wujud permintaan tarif listrik yang tinggi. PLN yang tidak bisa menjual listrik ke masyarakat dengan harga tinggi tentu keberatan menerima transfer risiko itu. Akibatnya, proyek geotermal tidak seperti lipstick yang muter-muter di Bibir Mer, tapi hanya muter-muter seperti susur (sekepal tembakau rajang) di bibir nenek tua.

Problem “muter-muter” itu akan hilang dengan sendirinya kalau “cara Aceh” dilaksanakan di seluruh Indonesia. Dengan model Aceh tersebut, investor tidak menanggung risiko yang besar. Biaya pengeboran eksplorasi tersebut tidak menggunakan uang sendiri, melainkan menggunakan dana pihak lain. Pihak lain itulah yang menanggung risiko. Kalau gagal, uangnya hilang. Kalau berhasil, dia memperoleh sejumlah saham di usaha geotermal tersebut.

“Lembaga lain” dalam kasus Seulawah, Aceh,  kebetulan adalah sebuah lembaga di Jerman. Lembaga itulah yang menyediakan dana USD 7,5 juta tersebut dalam bentuk hibah ke Pemda Aceh. Tidak boleh digunakan untuk kepentingan lain kecuali untuk melakukan drilling eksplorasi geotermal Seulawah. Kalau pengeboran itu gagal menemukan panas bumi, Pemda Aceh tidak menikmati apa-apa dari hibah tersebut. Tetapi, kalau ternyata berhasil, Pemda Aceh akan memiliki sejumlah saham di usaha geotermal tersebut.

Berdasar kesepakatan seperti itu, Pemda Aceh melakukan lelang geotermal Seulawah. Investor sangat antusias mengikuti lelang itu karena sudah tahu risikonya kecil. Mereka tahu siapa pun yang memenangi lelang tersebut bakal mendapatkan dana USD 7,5 juta untuk melakukan pengeboran eksplorasi plus kewajiban menggandeng Pemda Aceh sebagai pemegang saham. Kalau eksplorasi itu berhasil, barulah investor yang memenangi tender melakukan pengeboran-pengeboran lanjutan untuk mendapatkan uap panas bumi untuk pembangkit listrik.

Model itu juga bisa membuat persaingan lebih baik, dalam arti pemerintah bisa mendapatkan sumber listrik lebih murah. Tiadanya risiko yang besar di investor membuat investor berani menawarkan harga lebih rendah pada saat lelang.

Yang lebih penting lagi, proyek geotermal tersebut akan bisa lebih cepat dikerjakan. Itu bakal sangat berbeda dengan lelang-lelang geotermal yang berlaku di seluruh Indonesia selama ini. Pemda selama ini melelang geotermal dengan data yang masih penuh dengan risiko. Akibatnya, pemenang lelang tidak bisa segera mengerjakan proyeknya. Mengapa?

Pertama, investor tidak akan berani mempertaruhkan dana Rp 70 miliar hanya untuk “berjudi” melakukan pengeboran eksplorasi. Siapa orang yang mau membiayai pengeboran semahal itu tanpa ada kepastian hasilnya?

Kedua, pemenang lelang mengalami kesulitan untuk mencari dana pinjaman. Sangat sulit mengharapkan lembaga keuangan memberikan kredit kepada usaha yang tingkat ketidakpastiannya begitu tinggi.

Dua hal itulah yang sebenarnya menjadi inti dari persoalan mengapa proyek-proyek geotermal berjalan amat lambat. Kesan bahwa PLN ogah-ogahan membeli listrik dari geotermal memang ada benarnya, tapi juga sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi kesulitan-kesulitan dalam memulai proyek itu.

Soal harga hanyalah satu di antara 32 masalah yang harus dinegosiasikan. Tetapi, kesan selama ini hanya harga yang menentukan. Padahal, faktor harga hanyalah satu titik nila. Buktinya, banyak kasus PLN sudah menyetujui harga, tetapi tidak juga bisa segera deal. Geotermal Sarulla di Sumut itu, misalnya. PLN sudah menyetujui harganya hampir setahun yang lalu.
Hingga hari ini, perjanjian jual-beli listriknya belum bisa ditandatangani. Masih ada saja keinginan investor yang diajukan ke pemerintah. Maka, bagi PLN, soal harga listrik geotermal telah menjadi noda yang menimpa citranya. Harga listrik geotermal bagi PLN ibarat “gara-gara nila setitik rusaklah susu se- Malinda”.

Tentu tidak mungkin kita mengharapkan lembaga Jerman itu memberikan hibah ke semua pemda yang memiliki potensi geotermal. Bahwa Jerman mau memberikan hibah kepada Aceh, itu dilakukan karena unsur Acehnya. Mungkin pintar-pintarnya gubernur Aceh mencari partner.

Lalu, siapa yang sebaiknya menjadi “Jermannya” untuk semua ladang geotermal se-Indonesia?

Tidak ada lain kecuali pemerintah Republik Indonesia. Alasannya jelas: pemerintah sudah menetapkan tujuan pembangunan yang mengutamakan green energy. Pemerintah juga sudah menargetkan harus memiliki listrik dari geotermal sebesar 4.000 MW pada 2014. Kalau target itu terwujud, Indonesia memang akan berkibar ke seluruh dunia. Indonesia-lah negara terbesar di dunia yang menggunakan geotermal!

Hingga hari ini, listrik geotermal Indonesia baru mencapai 1.050 MW. Baru 25 persen dari target. Saya bisa memastikan tidak mungkin target 2014 tersebut dicapai tanpa ada terobosan yang radikal. Terobosan itu kini sudah ada. Dimulai oleh Aceh. Kita tinggal meng-copy saja. Kalau tidak, proyek-proyek geotermal di Indonesia hanya akan menjadi Sarulla-Sarulla berikutnya. Bahkan, lebih buruk daripada itu.

Untuk meniru “cara Aceh” itu memang perlu anggaran negara. Tetapi, nilai rupiahnya tidak besar-besar amat. Katakanlah tahun ini kita akan memprioritaskan 25 PLTP. Maka, dana yang perlu disiapkan adalah USD 187,5 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Sama dengan biaya membangun satu gedung baru di DPR.

Dana tersebut mungkin bisa disediakan dalam dua tahun sehingga setahun perlu hanya sekitar Rp 750 miliar. Dana itu juga tidak akan hilang. Katakanlah seperempatnya akan gagal. Masih ada – yang berhasil. Dari yang berhasil itu, pemerintah bisa mendapatkan hak sahamnya. Nilai saham itu bisa lebih tinggi daripada dana yang sudah dikeluarkan sehingga pemerintah juga bisa mendapatkan gain.

Dengan demikian, potensi geotermal yang mencapai 29.000 MW yang baru bisa dimanfaatkan 1.050 MW itu akan menjadi kenyataan. Angka 29.000 MW itu sendiri berlebihan. Yang realistis mungkin hanya 15.000 MW, tapi bahwa yang benar-benar menghasilkan listrik baru 1.050 MW adalah keterlaluan.

Begitulah. Mungkin dengan cara itu memang masih akan ada nila, tapi tidak akan sampai bisa merusak susu se-Malinda! (*)

Dahlan Iskan
CEO PLN

24 Anak Siantar Lolos Audisi

Road to Famous

PEMATANG SIANTAR- Audisi bintang film Sumatera Utara yang diprakarsai EBM Film Corps bekerjasama dengan Komunitas Pekerja Film Sumatera Utara di Kota Pematang Siantar, meloloskan 24 peserta terbaik di Kota Pematang Siantar. Ke-24 peserta audisi ini lolos ini dibagi dalam dua kategori yakni bintang film dan bintang suara.
Adapun peserta yang lolos pada audisi yang digelar di Wisma Gandaula, Jalan Melanton Siregar No 125 pada Sabtu (9/4) lalu ini, untuk kategori Bintang Film yakni peserta dengan ID TAR 1088, TAR 1118, TAR 1075, TAR 1108, TAR 1045, TAR 1034, TAR 1126, TAR 1058, TAR 1130, TAR 1040, TAR 1119 dan TAR 1065.

Sedangkan untuk peserta yang lolos dalam kategori Bintang Suara antara lain dengan ID TAR 1106, TAR 1007, TAR 1092, TAR 1015, TAR 1090, TAR 1101, TAR 1110, TAR 1082, TAR 1133, TAR 1999, TAR 1998 dan TAR 1116.
Irna Chara, seorang dewan juri Road to Famous Audisi Pematang Siantar yang juga The Best Gruaduates of EBM Film ShortClass 2011 kepada Sumut Pos, Senin (11/4) mengungkapkan, potensi-potensi calon bintang film dan bintang suara di Siantar ini sangat banyak, sehingga membuat juri bingung untuk menentukan yang terbaik.
“Nggak nyangka, banyak banget potensi yang ada di Siantar, sampai bingung menentukan siapa yang terbaik,” ujarnya.

Sementara Hera, seorang peserta audisi menuturkan, dari proses audisi tersebut diharapkan nantinya, ada anak Siantar yang bisa jadi bintang film terkenal, yang mewakili Siantar dan Sumatera Utara di kancah perfilman nasional. “Kita berharap ada anak Siantar yang bisa jadi bintang film lewat Road To Famous kali ini” ungkapnya.

Kegiatan audisi ini juga mendapat dukungan dari Wali Kota Medan Rahudman Harahap melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan Bursal Manan, Pemko Medan menyatakan, even tersebut akan menggali potensi masyarakat di bidang perfilman. (ari)

Belum Aman

MANCHESTER-Benar jika Manchester United memiliki keunggulan, plus keuntungan saat menjamu Chelsea pada babak perempatfinal leg kedua Liga Champions yang berlangsung di Stadion Old Trafford, dinihari nanti.
Kemenangan 1-0 saat The Red Devils bertandang ke Stadion Stamford Bridge, pekan lalu  adalah penyebabnya. Jadi, jangan heran bila kini seluruh punggawa The Red Devils sangat bergairah menatap laga.

Kendati begitu, jangan remehkan The Blues. Pasalnya, fakta membuktikan jika musim lalu Didier Drogba dkk pernah mempermalukan Wayne Rooney dkk  di Old Trafford dengan skor 1-2. Artinya, langkah The Red Devils untuk lolos semifinal Liga Champions musim ini belum benar-benar  aman.

Seakan menyadari jika timnya masih berpeluang, Carlo Ancelotti, tactician Chelsea pun menegaskan jika dirinya telah menyiapkan kejutan saat bertandang ke Old Traffford.

Ditengarai kemenangan tipis 1-0 atas Wigan Athletic pada akhir pekan lalu telah menumbuhkan motivasi anak-anak The Blues.

“Saya harus menyiapkan sesuatu yang bisa kami lakukan untuk menciptakan kesulitan. Saya ingin mencoba sesuatu yang spesial untuk untuk pertandingan selanjutnya,” bilang Carlo Ancelotti.

Ancelotti sadar betul kans timnya untuk menang di depan pendukung The Red Devils  memang kecil. Namun itu bukan berarti sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan The Blues
“Untuk menang di sana anda harus melakukan 100 persen dalam segala hal. Anda harus menggunakan kepribadian, keberanian dan anda harus mengontrol permainan.

Para pemain harus percaya mereka bisa menang,” tambah pelatih yang akrab disapa Don Carletto itu.
Menurut Carletto, keunggulan agregat 1-0 akan membuat tuan rumah fokus pada lini pertahanan.
“Jelas mereka punya keuntungan. Kami tak heran bila mereka bertahan  dan menggunakan counter-attack untuk mencuri gol. Mereka punya pertahanan yang bagus dan telah melakukan pekerjaan yang hebat. Namun, mencetak gol bukan perkara yang mudah.

Tapi kami punya 90 menit untuk mencobanya,” pungkas Ancelotti. (bbs/jpnn)

UU Pembentukan Sergai Digugat ke MK

SK DPRD Tentang Pemekaran Dua Versi

LUBUK PAKAM- DPRD Deli Serdang bakal mengajukan gugatan uji materi Undang-undang Nomor 36 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pasalnya, banyak kejanggalan dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain tapal batas yang tidak jelas dan ada dua versi surat keputusan DPRD Deli Serdang tentang persetujuan pemekaran yang diterbitkan pada hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama, namun berbeda isinya.

Selain itu, rencana uji materi tersebut juga berkaitan dengan derasnya dorongan masyarakat sembilan desa di Kecamatan Bangun Purba yang menolak bergabung ke Kabupaten Serdang Bedagai. Karena, pemekaran membuat terpecahnya budaya dan adat di wilayah itu.

Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat Panitia Khusus (Pansus) tapal batas DPRD Deli Serdang dengan masyarakat di 9 desa Kecamatan Bangun Purba yang menolak integrasi ke Kabupaten Sergai serta SKPD terkait dan Muspika Bangun Purba di ruang Komisi A, Senin (11/4).

Dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Darbani Dalimunte dan dihadiri Ketua Pansus Mikael TP Purba, Mohammad Ramli, Jon Srikana Sebayang itu, terungkap kejanggalan-kejanggalan yang terjadi, baik di lapangan maupun secara administrasi yang patut dipertanyakan.

Seperti surat rekomendasi dewan dan surat keputusan maupun Keputusan Men teri dalam Negeri tentang tapal batas. Diduga keras ada mafia yang menyusupkan surat-surat tersebut, sehingga terbitnya UU 36 tahun 2003 yang sangat bertolak belakang dengan fakta di lapangan.Dalam surat keputusan Nomor 26/K/DPRD/2003 tertangal 10 Maret 2003, tentang persetujuan DPRD Kabupaten Deli Sedang tentang usulan pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi dua yakni Deli Serdang (kabupaten induk) dan Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari sepuluh kecamatan.

Kemudian, dalam surat keputusan lainnya dengan nomor yang sama yakni Nomor 26/K/DPRD/2003 tertanggal 10 Maret 2003 dengan hal yang sama, namun di dalamnya diterangkan Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan dan Kabupaten Sergai 13 kecamatan dengan batas alam Sei Ular/Sei Buaya.

Tak hanya itu, Permendagri tentang tapal batas kedua kabupaten ini juga ada dua versi, yakni Permendagri Nomor 29 tahun 2007 yang menjadi Pilar Acuan Batas Utama (PABU) pada Pasal 2 poin ke 10 disebutkan dari PABU 09 selanjutnya ke arah Barat Daya dengan menelusuri ke arah hulu Sungai Buaya sampai pada PABU 10 yang terletak di Desa Pamah Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.

Sementara dalam Permendagri yang satu lagi dengan nomor yang sama, Nomor 29 tahun 2007 yang menjadi PABU pada Pasal 2 poin ke 10 disebutkan dari PABU 09 selanjutnya ke arah Barat Daya dengan menelusuri ke arah Barat Daya dengan menelusuri ke arah hulu Sungai Buaya yang terletak di Desa Tarean Kecamatan Silinda kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. (btr)

Kapal Selam Karam di Mestalla

VALENCIA-Villarreal berangkat ke Mestalla, markas Valencia, kemarin dini hari, dengan kepercayaan diri tinggi, setelah melibas FC Twente 5-1 di Europa League (7/4). Ternyata, hasilnya nol besar. Mereka malah dibantai Valencia 5-0 (1-0).

Inilah kemenangan terbesar Los Che, julukan Valencia, sepanjang musim ini di Liga Primera.
Yang lebih berarti lagi karena mereka meraihnya saat menghadapi rival beratnya di empat besar. Membuat Valencia semakin kokoh di posisi ketiga.

Ya, suntikan tiga angka itu membuat Valencia mengemas 60 poin. Memang sudah tidak mungkin lagi mengejar dua besar  yang dihuni Barcelona dan Real Madrid.

Setidaknya, mereka bisa mengamankan tiket ke Liga Champions.
Setidaknya sekarang mereka unggul enam angka atas Villarreal yang menjadi pesaing terdekatnya. Valencia mengemas 60 poin dan Villarreal dengan 54 poin. Sevilla yang berada di posisi kelima malah ketinggalan lebih jauh lagi (46 poin).

Kekalahan telak Villarreal itu cukup mengejutkan. Sebab, tidak banyak perubahan yang dilakukan entrenador Villarreal Juan Carlos Garrido dibandingkan dua laga sebelumnya ketika kalah tipis 0-1 dari Barcelona (2/4) dan menang telak 5-1 atas Twente (7/4).

Sempat lengah di awal pertandingan dengan kebobolan melalui gol Roberto Soldado pada menit ke-14. Namun, setelah itu tim berjuluk Kapal Selam Kuning itu memperbaiki performa. Saat jeda turun minum mereka hanya tertinggal 0-1.

Pada babak kedua, performa Villarreal drop. Akibatnya, Juan Mata menceploskan dua gol pada menit ke-56 dan 73, kemudian Ever Banega pada menit ke-62, serta Soldado kembali mencetak gol sekaligus memungkasi pesta gol pada menit ke-75.

“Kami menyadari, kami bisa kalah dalam pertandingan ini, tapi bukan dengan cara ini. Ini hasil yang menyakitkan,” ketus Garrido, seperti dilansir Reuters. “Gol kedua mereka membuat harapan kami bangkit langsung sirna,” lanjutnya.

Bagi Valencia, kemenangan itu sangatlah memuaskan. “Kami dedikasikan kemenangan ini untuk fans dan para pemain. Kami kerapkali kesulitan menjaga konsistensi selama 90 menit dan kali ini kami mampu melakukannya,” puji Unai Emery, pelatih Valencia.

Di laga lain, Atletico Madrid menyodok ke zona Eropa setelah menang 3-0 (2-0) atas Real Sociedad di Vicente Calderon, kemarin dini hari. Mereka unggul melalui gol Felipe di menit ke-12, Mario Suarez (45’), dan Sergio Aguero (79’).

Los Rojiblancos, julukan Atletico, sekarang berada pada posisi ketujuh dengan 45 poin. “Hasil yang memuaskan. Saya harap performa kami ini tetap terjaga hingga akhir musim. Agar target kami tetap terjaga,” jelas Quique Sanchez Flores, pelatih Atletico. (ham/jpnn)

Tetap Tampil Agresif

DONETSK-Kekalahan 1-5 yang dialami Shaktar Donetsk saat melawat ke Stadion Nou Camp dalam babak perempatfinal Liga Champions, pekan lalu membuat langkah wakil dari Ukraina itu semakin berat untuk lolos ke babak semifinal.

Pasalnya, untuk dapat lolos ke semifinal, Shaktar harus menang empat gol tanpa balas pada leg kedua yang berlangsung dinihari nanti. Secara umum, Shakhtar sebenarnya punya catatan kandang  cukup bagus. Namun, torehan itu justru melempem saat kedatangan Barca. Fakta itu pun menambah berat perjuangan si wakil Ukraina membalikkan ketinggalan dari Barca.

Hanya saja, sedikit asa seakan menyembul ke permukaan karena Los Blaugaranas dinihari nanti bakal tampil tanpa sejumlah pemain pilar yang masih cedera seperti Anders Iniesta, Carles Puyol, Bojan Krkic dan Eric Abidal.
Absennya nama-nama di atas membuka kesempatan bagi pemain muda untuk tampil bersama Blaugranas. Adapun pemain muda yang dipersiapkan Pep Guardiola dalam lawatan ke Donbass Arena nanti antara lain Oier, Andreu Fontas, Thiago Alcantara atau Jonathan Dos Santos.

Walau menyiapkan pemain muda, namun itu bukanlah pertanda jika Blaugranas bakal tampil apa adanya. Secara tegas Pep Guardiola mengatakan bahwa timnya tetap akan tampil menyerang.

“Tidak ada yang tak mungkin pada pertandingan sepak bola. Karena itu kami akan tampil sebaik mungkin agar keunggulan yang telah diraih tidak sirna begitu saja,” bilang Pep Guardiola, entrenador Barcelona.
Tekad Pep tadi pun ternyata didukung Pedro Rodriguez. “Meski kami sudah mendapatkan hasil yang bagus di laga perdana, namun laga nanti (leg kedua, Red) pastinya akan tetap sulit. kami tetap menginginkan kemenangan,” ujar Pedro.

“Masih ada 90 menit dan apapun masih bisa terjadi. Mereka (Shakhtar, Red) adalah tim yang tangguh. Pada Piala Raja, kami sempat menghadapi situasi yang sama (Barca menang 5-0 di kandang, lalu kalah 1-3 di laga tandang),” sambungnya.
“Kami tidak akan mengubah gaya permainan kami. Kami akan datang untuk menyerang dan mencetak gol,” tandasnya seraya menegaskan Barca akan tetap mengincar kemenangan. (bbs/jpnn)

Makin Dekat dengan Scudetto

1 Fiorentina v AC Milan 2

MILAN – Peluang AC Milan merebut scudetto pertama sejak 2004-2005 semakin terbuka. Ketika kompetisi tinggal menyisakan enam pertandingan lagi, mereka masih unggul tiga angka atas pesaing terdekatnya Napoli (68-65).
Sukses Milan menjaga jarak dari pesaing terdekatnya itu menyusul kemenangan 2-1 (2-0) atas tuan rumah Fiorentina pada pekan ke-32 Serie A Liga Italia di Artemio Franchi, kemarin dini hari. Kemenangan yang krusial bagi Milan.
“Kami masih memiliki keunggulan yang sama seperti sebelumnya, kami juga memiliki keunggulan head to head dan masih tersisa beberapa pertandingan. Jadi, saya rasa kami semakin dekat dengan scudetto,” bilang Massimiliano Allegri, pelatih Milan, seperti dikutip Football Italia.

Di sisa enam laga ini, yang menjadi pesaing utama Rossoneri, julukan Milan, adalah Napoli yang berada di posisi kedua dengan 65 poin dan Inter Milan yang berada di posisi ketiga dengan 63 poin. “Kami tidak boleh kehilangan fokus,” kata Allegri.

Baru delapan menit pertandingan berjalan, Milan sudah unggul melalui gol Clarence Seedorf. Keunggulan yang membuat Milan semakin percaya diri. Sejumlah peluang mereka ciptakan, akhirnya gol kembali tercipta dari kaki Alexandre Pato pada menit ke-41. Sayang, setelah itu mereka justru membuat begitu banyak peluang.
Permainan La Viola, julukan Fiorentina, membaik pada babak kedua. Bahkan, pada menit ke-80, Juan Vargas menjebol gawang Milan yang dikawal Christian Abbiati setelah sepakan kerasnya dari luar area penalti sempat membentur Gennaro Gattuso dan berubah arah.

Sementara itu, allenatore Fiotentina Sinisa Mihajlovic mengakui bahwa timnyas terlalu tegang pada babak pertama. “Kami baru berkembang pada babak kedua, tapi Milan memang lebih pantas menang kali ini,” bilang Mihajlovic.(ham/jpnn)

Awas Terpeleset, Bung!

PSMS vs Persiraja

MEDAN- PSMS akan melakoni laga kandang kontra Persiraja malam ini mulai pukul 19.00 WIB. Selain mengusung misi balas dendam atas kekalahan pada pertemuan pertama dengan skor telak 3-0, Ayam Kinantan juga tak ingin terpeleset dalam perburuan jatah lolos ke babak 8 besar.

Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa punya kyakinan besar PSMS yang akan memenangi laga nanti. “Kami memang tak lagi dendam atas kekalahan putaran pertama lalu, tapi hal itu masih selalu tersimpan dalam ingatan kami. Maka mau tak mau kami harus menang melawan Persiraja,” kata Benny. “Kalau Persiraja mau menang, silakan buktikan. Kita lihat saja siapa yang terbaik nanti,” tantang Benny.

Soal isu main mata yang sempat beredar pun dibantah Benny. “Kami akan main habis-habisan dan tak ada yang namanya main mata. Kami akan habisi Persiraja dengan murni,” tambah pria berdarah Ambon itu.
Menilik kekuatan keduanya, sebenarnya cukup berimbang. Hanya saja PSMS diuntungkan dengan tampil di kandang sendiri dengan dukungan lebih dari 10 ribu fans setianya.

Tuan rumah mengaku siap dan tak ada pemain cedera. Hal ini menjadi nilai plus sebab pelatih jadi punya banyak pilihan pemain yang sesuai dengan strategi.

Bagi Persiraja, kedatangannya ke markas PSMS adalah untuk memaksimalkan raihan tiga angka. Begitu juga dengan PSMS. Bertindak sebagai tuan rumah, maka apapun ceritanya harus menang.
“Kami datang ke Medan untuk menang. Kami imbau kepada para pemain bahwa setiap pertandingan adalah final. Begitu juga ketika melawan PSMS,” beber Effenti HT, Asisten Pelatih Persiraja saat jumpa pers di Stadion Kebun Bunga, kemarin (11/4).

Dilanjutkan Effendi, pihaknya saat ini sedang dalam performa terbaiknya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih sepanjang musim ini cukup membuat suasana di dalam tim kondusif.
Atas hal itulah raihan tiga angka atas PSMS dirasa mungkin tercapai. “Target kami adalah lolos ke babak delapan besar. Kami tak ingin posisi kami terganggu makanya harus memaksimalkan setiap pertandingan,” lanjut Effendi. (ful)

Zul Siap Kalahkan Bekas Klubnya

Di skuad PSMS musim ini ada satu nama yang musim lalu membela Persiraja. Dia adalah Zulkarnain. Meski kerap dibalut cedera belakangan ini, namun Zul sudah pulih ketika PSMS menjamu Persiraja malam nanti. Dan Zul mengaku siap menyulitkan Persiraja jika pelatih memberinya kepercayaan.

Saat di Persiraja, Zulkarnain pernah menjadi momok penghancur pesta tim Ayam Kinantan lewat gol tunggalnya dan membuat tim yang saat itu ditangani pelatih Persijap Jepara Suimin Diharja harus puas mengantongi satu poin karena kedudukan berakhir 1-1.

Begitu pula ketika PSMS harus dijamu Persiraja di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh di putaran kedua musim lalu. Dua gol yang dilesakkannya membuat PSMS harus takluk 2-0.

Diharapkan, Zul bisa membalikkan data itu kepada bekas klubnya Persiraja ketika dia sudah berkostum PSMS.
Meski tak ada persiapan khusus untuk melawan eks timnya tersebut, dia mengaku tetap total. “Saya pribadi siap kalau memang diberi kepercayaan,” sambungnya.(ful)

PSSI Medan – PSMS Memanas

MEDAN-Polemik seputar keberadaan Pengcab PSSI Medan dan PSMS Medan masih terus bergulir. Bahkan polemik itu diperkirakan akan semakin memuncak jelang berlangsungnya rapat pengurus PSMS yang berlangsung di Hotel Grand Aston pada 13 April mendatang .

Pasalnya, Ketua Umum PSSI Medan Drs Darwin Syamsul saat ditemui wartawan koran ini, kemarin (11/4) menegaskan bahwa, bagi perkumpulan sepak bola (PS) yang terdaftar sebagai  anggota PSSI Medan akan dijatuhkan sanksi bila menghadiri rapat pengurus anggota PSMS.

“PSSI Medan akan mengambil tindakan tegas jika ada perkumpulan sepak bola yang bernaung di bawah bendera PSSI Medan mengikuti rapat pengurus anggota PSMS,” bilang Darwin.

Terkait sanksi yang akan diberikan kepada pengurus atau pun perkumpulan sepak bola yang menghadiri rapat pengurus anggota PSMS, maka PSSI Medan akan mengeluarkan PS tersebut dari PSSI Medan, serta tidak dilibatkan pada kompetisi yang digelar PSSI Medan.

Sekedar diketahui, bahwa sejak terbentuknya pada tahun 2009, pada tahun 2010 Pengcab PSSI Medan menggelar kompetisi yang melibatkan pekumpulan sepak bola (PS) yang bernaung di bawah bendera PSSI Medan. Even itu memperebutkan Piala Emas Ketua PSSI Medan.

“Itu adalah sanksi yang sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga pasal 5,” tegas Darwin.
“Sudah sebelas tahun lamanya PSMS tidak mampu menggelar kompetisi kepada perkumpulan sepak bola. Nah, dahaga akan nuansa kompetisi itu akhirnya terlampiaskan saat PSSI Medan menggelar kompetisi dengan memperebutkan Piala Emas Ketua PSSI Medan,” tambah Darwin.

Selanjutnya Darwin menjelaskan bahwa seharusnya yang mengundang perkumpulan sepak bola adalah PT PSMS. Itu pun setelah PT PSMS terlebih dulu melakukan koordinasi dengan Pengcab PSSI Medan.

“Surat pemanggilan yang dikirim PSMS bernomor 070/B/PSMS/VI/2011 yang ditanda tangani Sekum PSMS Medan Idris SE. Surat ini jelas menyalahi aturan. Apalagi, pada surat itu tertera bahwa perkumpulan sepak bola yang tidak memenuhi undangan dianggap seteju dengan keputusan rapat. Ini jelas salah,” tegas Darwin.
Menurut Darwin, sejatinya keputusan rapat dianggap sah bila dihadiri oleh 2/3 anggota. “Jadi, kebijakan seperti yang tertulis dalam surat undangan yang dibuat PSMS itu terkesan mengada-ada dan memaksakan kehendak,” sesal Darwin. (omi)