28 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15404

Mahameru Meriahkan Car Free Day

MEDAN- Band lokal Kota Medan Mahameru Band akan memeriahkan gelaran Car Free Day ke-4 yang akan dilaksanakan, Minggu (3/4) mendatang di Jalan Sudirman Medan dan akan dimeriahkan Mahameru Band.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Medan, Purnama Dewi kepada wartawan usai rapat persiapan akhir pelaksanaan Car Free Day, Kamis (31/3) menjelaskan, kegiatan ini tetap dilaksanakan sekali dalam satu bulan. Dan kegiatan Car Free Day tersebut bertujuan untuk upaya menurunkan tingkat pencemaran udara yang bersumber dari emisi gas buang kenderaan bermotor. Pemerintah Kota Medan bekerjasama dengan Satlantas Polresta Medan, dan UPT Laboratorium Lingkungan Provinsi Sumatera Utara secara rutin.

Purnama Dewi memastikan, kegiatan Car Free Day tersebut dipastikan akan tetap diikuti Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Dandim dan Kapolresta Medan.

Selain Mahameru Band, Car Free Day kali ini juga akan dimeriahkan beberapa acara lainnya antara lain, cek darah gratis, sepeda santai, Performance SD Ar-Rahman, Performance Modern Dance dan paduan suara, pembagian hadiah dan lucky draw, atraksi BMX, performance PT Cocacola.(ari)

Pelajar SMA Tabrakan

MEDAN-Kecelakaan lalulintas kembali mengambil korban. Kali ini menimpa Monica dan Meli, pelajar SMA 19. Sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi BK 6108 XV yang mereka kendarai laga kambing dengan sepeda motor Honda Cup 70 dengan nomor polisi BK 3050 AS yang dikendarai Safi’i (68) di Jalan KL Yos Sudarso Km 18,5 Medan Labuhan, Kamis (31/3). Akibatnya, ketiganya mengalami luka serius. Menurut keterangan, Monica berboncengan dengan Meli datang dari arah Belawan, sementara Safi’i datang dari arah yang berlawanan. Saat melewati tikungan, Monica kehilangan kendali dan menabrak sepeda motor Pi’i. (mag-11)

Satpam dan Warga Bentrok

MEDAN- Perebutan lahan sengeketa masih terus terjadi. Puluhan satpam PTPN II kembali bentrok dengan warga penggarap yang tergabung dalam Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) di lahan PTPN II, di Desa Kelambir V  Kecamatan Hamparan Perak, Kamis (31/3). Akibatnya, puluhan warga Desa Klambir V mengalami luka-luka dan sudah melapor ke Maspolsek Hamparan Perak.

Warga yang mengalami luka-luka masing-masing-masing Sayuti (40 ), Ram (36), Abdul Wahab (44), Yohan (40), Eli (44), Ari (30), Johan(40), Edi Lubis (38), Adol (31), dan juga Bram (35). (mag-11)

Identitas Penembak Terendus

Motifnya Diduga Persaingan Bisnis

MEDAN-Polisi sudah mengantongi identitas pelaku penembakan pengusaha ikan dan garam, Suwito alias Awie (36) dan istrinya Dora Halim (32). Namun, untuk kepentingan penyelidikan identitas pelaku masih dirahasiakan polisi.

”Aku nggak berani bilang, nanti jadi kabur semuanya. Kita tunggu saja, kita sudah mengarah ke sana,” ujar seorang petugas yang minta namanya dirahasiakan. Petugas itu menjelaskan dari hasil penyelidikan, Suwito terlibat masalah lahan pengelolaan  ikan di Belawan dan Tanjung Balai.

Diduga tak senang saingan bisnisnya itu menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa korban. Menurutnya, senjata yang digunakan pelaku adalah jenis FN kaliber 4,5 mm dan Baretta kaliber 2,9 mm.  “Kalau FN itu biasanya memang digunakan sesama aparat, tapi kalau dalam kasus ini kemungkinan besar pelakunya warga sipil yang dipersenjatai,” katanya.

Alasannya, kata petugas itu, dari rentetan tembakan pelaku memang bisa pakai senjata api tapi tak terlatih seperti aparat. “Kalau aparat tembakannya tidak membabi buta kayak gitu,” tukasnya sembari terus meminta untuk tak menulis namanya.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang langsung menggelar perkara bersama Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga, Dir Reskrim Poldasu, Kombes Pol Agus Ardiyanto, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Herry Subiansaori kepada wartawan, berdasarkan hasil penyelidikan pelaku berjumlah empat orang.
“Dua yang jadi eksekutor, dua lagi menunggu di atas sepeda motor,” tegas Wisjnu.

Menurutnya, dari tubuh kedua korban ditemukan 27 proyektil peluru yakni 19 proyektil dari tubuh Suwito dan 8 proyektil dari tubuh istrinya.

Menurut Wisjnu, hingga kemarin saksi yang diperiksa berjumlah 10 orang masing-masing pembantu, warga sekitar dan seorang  tukang sate yang melihat pelaku mondar-mandir di sekitar lokasi. “Selanjutnya nanti kalau sudah ada perkembangan pasti saya kasih tahu. Sekarang biarka kami bekerja dulu, pasti saya akan kasih  tahu saya nggak akan tutup-tutupi,” ujarnya.

Wisjnu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memberi informasi kepada polisi apabila ada yang mencurigakan di  lingkungan tempat tinggal masing-masing. “Saya harap kepada masyarakat agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masing-masing,” ujarnya sembari naik ke mobil dinasnya.

Polresta Medan juga sudah membentuk enam tim untuk mengungkap kasus yang menghebohkan itu. “Tim ini punya tugas  masing-masing,” tegas Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga. Saat disinggung mengenai motifnya, Tagam belum bisa memastikan.

Sementara Kapolsek Medan Timur, Kompol Patar Silalahi Sik mengaku, berdasarkan keterangan saksi-saksi pelaku memiliki ciri-ciri tinggi 165 cm, berbadan tegap dan kurus serta menggunakan jaket hitam  dan memakai helm.

Peluru Tembus Leher Dora

Kemarin (30/3), petugas Forensik RSUD dr Pirngadi Medan berhasil mengangkat proyektil di tubuh Suwito alias Awie dan Dora Halim. Menurut Kepala Forensik RSUD dr Pirngadi Medan, dr Surjit Singh SPF DFM didampingi dr Mistar Ritonga SPF pengangkatan proyektil di tubuh kedua korban berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.

“Dari tubuh Dora Halim ditemukan tiga proyektil yakni luka tembak bagian leher sebelah kiri tembus ke kanan, luka tembak pada dada dan lengan kiri dan bawah,” ungkap Surjit di ruang Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.
Sedangkan korban Suwito alias Awie, lanjutnya, ditemukan empat proyektil luka robek pada bagian kening, luka tembak pada bagian kepala, dada dan perut. “Pengangkatan proyektil mulai dari pukul 12.00 WIB malam dan selesai pukul 06.00 WIB. Yang luka tembus ditemukan pada korban wanita yakni pada leher, bahu dan pada lengan kiri bahu,” jelasnya.

Jika dilihat secara umum, sambungnya, penyebab korban mati seketika karena terkena pada daerah vital seperti jantung (dada, Red) atau pada otak. “Tujuh proyektil yang diangkat dari kedua korban tembakan akan diserahkan ke Laboratorium Forensik Polda Sumut untuk diuji balistik. Untuk jarak tembak yang dilakukan pelaku akan di ketahui setelah uji balistik,” paparnya.

Kantor Camat Buka 24 Jam

Akibat peristiwa pembunuhan itu Pemko Medan akan memberlakukan instruksi yakni, semua Kantor Camat di Medan harus buka selama 24 jam.

Hal itu dikemukakan Wali Kota Medan Rahudman Harahap usai mengikuti Paripurna DPRD Medan tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Wali Kota Medan Tahun 2010, Rabu (30/3).

Selain itu, Rahudman juga menegaskan kepada seluruh perangkat di jajaran Pemko Medan mulai dari kepling, lurah dan camat untuk lebih antisipatif terhadap wilayahnya. Dia juga meminta pada perangkat kecamatan itu untuk lebih peka, stand by untuk melihat perkembangan yang ada di masyarakat baik perubahan penduduk serta keluar masuk penduduk di wilayahnya masing-masing.

“Imbauan saya kepada seluruh warga Kota Medan agar tetap lebih waspada. Kepada kepling, lurah dan camat serta aparat kepolisian untuk saling menjaga kekondusifan Kota Medan,” tuturnya.

Dia menilai kekondusifan Kota Medan tidak terlalu bermasalah dengan terjadinya kasus itu. “Jangan langsung kita menilai bahwa Kota Medan ini tidak aman. Secara umum kan sudah bisa dilihat bahwa Kota Medan ini aman,” ujarnya.

Dia juga mengaku sudah meminta langsung pada Sekda Kota Medan untuk segera membuat edaran instruksi Wali Kota Medan kepada camat, lurah dan kepling agar segera membuat dan mengaktifkan lagi Posko Siskamling. Untuk kantor camat juga sejak 1 April ini harus buka 24 jam penuh.

“Saya sudah sampaikan pada Sekda untuk segera membuat edaran instruksi Wali Kota pada Camat, Lurah dan Kepling agar segera membuat Posko Siskamling. Untuk kantor camat, mulai 1 April juga semuanya harus buka 24 jam penuh supaya ada monitor kontrol kita terhadap keamanan dan ketertiban lingkungannya masing-masing melalui surat edaran tersebut. Saya juga mengimbau kerjasama yang baik dengan aparat keamanan kita agar kasus itu bisa diusut tuntas,” jelasnya.

Sekda Kota Medan, Ir Syaiful Bahri sendiri yang dikonfirmasi wartawan mengakui surat edaran instruksi yang dimaksud Wali Kota Medan tersebut sudah dipersiapkan dan akan segera diedarkan sebelum 1 April 2011. “Sudah disiapkan nanti akan segera disampaikan ke seluruh camat, lurah dan kepling. Ini merupakan instruksi wajib pada seluruh perangkat kecamatan di Medan dan agar meningkatkan kordinasi dengan aparat kepolisian,” tegasnya.(mag-7/mag-8/ari/ala/smg)

Latersia tak Menangis Sembahyang di Depan Jenazah Ayah

Kemarin, jenazah Suwito dan Dora Halim disemayamkan di Balai Persemayaman Yayasan Sosial Angsapura Jalan Waja Medan dan direncanakan akan di Perabukan di Krematorium Tie Chang Tien Tanjung Morawa, Jumat (1/4) pukul 15.00 WIB.

Sejumlah keluarga dan kerabat terlihat datang untuk mengucapkan turut berbela sungkawa. Sedang anak pertama korban Latersia (5) tampak melakukan sembayang dihadapan jenazah kedua orangtuanya Latersia tak menangis, sesekali dia melihat keluarga yang memandunya untuk sembahyang.

Sementara orangtua Suwito, Siu Hua alias Sarwo (60) syok.”Dia sangat syok, aku sempat bertanya tadi sama dia tetapi yang lain-lain dijawabnya, aku minta nomor telepon adiknya malah nomor telepon Sarwo yang dikasihnya,” ujar Brilian Muchtar, anggota DPRD Sumut, yang datang melayat.

“Aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Aku lupa semuanya dan saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu,” ujar Elke (24), abang Dora Halim.

“Aku sangat sedih terlebih melihat anak mereka yang masih kecil-kecil. Mereka akan kehilangan kasih-sayang orangtuanya,” kata Elke.

Sementara pasca pembunuhan rumah korban di Jalan Akasia No 50, Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur tampak anggota Puslabfor Polda Sumut terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari barang bukti lain yang berguna untuk penyelidikan.

Petugas menemukan 3 lagi proyektil peluru yang bersarang di mobil korban dan di samping pintu garasi. Namun anggota Puslabfor Polda Sumut enggan memberi komentar. “Bukan kewenangan kami langsung saja sama Kapolres atau Kapolda,” ujar salah satu petugas langsung pergi meninggalkan lokasi.

Pantauan wartawan koran ini, warga  terus berdatangan ke lokasi ingin melihat langsung tempat penembakan. Sayangnya, warga tak banyak yang mengetahui kejadian itu. Saminem (28), seorang warga yang datang ke lokasi kejadian mengaku, tidak mengetahui secara persis kejadian itu. “Saya kurang tahu kejadianya seperti apa, saya lagi kurang enak badan saat itu. Cuma saya sempat mendengar suara letusan beberapa kali namun saya tidak terlalu open saya pikir bukan tembakan,” katanya.

Hal senada juga dikatakan oleh Amin (60), tetangga korban yang hanya bersebelah dinding. Amin mengaku, tidak mengetahui kejadian tersebut. “Saya tidak tahu walau rumah kami dempet. Cuma kami tidak tahu kejadian itu,” ujarnya.

Tetangga lainnya, Suwanto (30) mengaku, korban orangnya tertutup, sehingga banyak warga di sekitar tidak berani membantu usai kejadian.

“Ya, mereka itu keluarga yang sangat tertutup kepada warga. Makanya kami tidak terlalu open setelah kejadian itu dan tidak ada warga di sekitar yang berani menolong saat itu,” kata Suwanto.
Kepala Lingkungan VII, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Syahmenan mengaku, peristiwa penembakan yang menewaskan warganya tidak diduga-duga.

“Warga disini tidak ada yang menyangka, sebab saat mendengar suara tembakan, masyarakat pikir suara mercon yang meledak. Akan tetapi setelah berlalu 10 menit warga disini pun berani keluar itupun setelah pembantu korban berteriak histeris,” ujarnya.

Pria berusia 55 tahun ini juga mengaku, korban jarang berkomunikasi dengan warga dan tetangganya. “Korban jarang keluar rumah. Kalau ada kegiatan korban memang bersedia membantu warga,” katanya. (mag-7/mag-8)

Hasilkan 100 Ton Ikan Per Hari

Gudang Sering Didatangi Aparat

Kematian Suwito alias Awie (36) dan istrinya Dora Halim (32), tak mempengaruhi aktivitas usahanya. Pantauan wartawan koran ini yang menelusuri gudang ikan milik korban di Gabion Belawan situasi di gudang di komplek Gabion Belawan terlihat biasa saja.

Aktivitas pembongkaran dan penjualan ikan tampak berjalan lancar. Namun, orang-orang yang berada di gudang tersebut enggan berbicara terlalu banyak terkait kejadian tersebut. Mereka memilih untuk diam dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Polisi dari Polres Pelabuhan Belawan dan Polda Sumut tampak mendatangi gudang tersebut untuk mengecek lokasi gudang. Usai melihat lokasi selanjutnya polisi meninggalkan lokasi.

Ada sekitar 3 orang personel kepolisian yang datang ke gudang tersebut. Satu polisi memakai atribut lengkap dan dua orang memakai baju hitam putih. Menurut, seorang pekerja gudang tersebut bernama Gudang Putra Belawan Perkasa (PBP) milik orangtua korban bernama Sarwo, namun Suwito alias Awie yang mengelolanya. Sayangnya, Sarwo tidak berada di tempat.

Seorang pekerja mengatakan bahwa dirinya dan pekerja yang lain terkejut dengan kejadian tersebut. “Kami di sini tahu kabar tersebut dari pengawas kami yang bermarga Hasibuan yang memberitahu bahwasa Awie meninggal dunia,”ujarnya.

Dia menjelaskan, akibat kejadian tersebut aktivitas di gudang sempat terganggu sebentar karena pekerja cerita soal kematian bosnya, namun tidak berselang lama aktivitas kembali normal. “Sempat terganggu karena pekerja bingung, apakah hari ini libur atau tidak, namun pengawas mengarahkan agar kami tetap bekerja dan jangan khawatir,”tambahnya.

Untuk jumlah pekerja di gudang tersebut sekitar 50 orang. “Kira-kira pekerja di sini berjumlah 50 orang, ada bagian melaut, bagian pembongkaran ikan, dan juga pemasaran,”jelasnya.

Gudang itu mempunyai jumlah kapal untuk menangkap ikan sekitar 20 unit. “Cukup banyak kapal di sini bang, sekitar 20 unit kapal lah, itu pun jenisnya berbeda-beda, ada pukat teri, pukat layang dan juga pukat katrol,”tambahnya.
Sedangkan, untuk hasil tangkapan di gudang itu per harinya bisa menghasilkan ikan sekitar 100 ton. “100 ton per harinya di distribusikan kepada para pedagang, namun tak tentu juga, kalau cuaca bagus hasil tangkapan banyak, namun kalau cuaca buruk hasil tangkapan sedikit, kalau pendapatan kemungkinan bisa ratusan juta rupiah lah bang, tetapi ikan di sini tidak ada yang diimpor keluar negeri,” jelasnya.

Menurut sumber di gudang itu, Suwito alias Awie ditugaskan ayahnya untuk menjaga dan mengawasi gudang tersebut. Awie  setiap hari datang ke gudang itu untuk mengawasi para pekerja. “Setiap hari Awie datang kemari, kadang sama istrinya juga,”ujarnya.

Saat ditanya keseharian Awie, dia menjawab bahwa Awie orangnya lumayan baik namun Awie sendiri jarang berbicara kepada pekerja. “Awie cuma berbicara kepada pedagang yang membeli ikan di sini kalau sama pekerja di sini jarang berbicara, biasalah namanya juga toke,” tambahnya.

Apakah gudang tersebut pernah mempunyai masalah atau ada seseorang yang dendam sama Awie? Dia mengaku tidak tahu menahu soal tersebut. “Kalau ditanya itu saya tidak tahu, namun Awie dekat sama orang dinas perikanan, dia sering bergaul sama orang itu,”katanya.

Lebih lanjut sumber itu mengatakan, selama ini banyak oknum aparat datang ke gudang itu untuk meminta uang. “Mereka datang tiap bulan untuk meminta uang,” kata sumber yang minta namanya jangan situlis. (mag-11)

Motif Dendam, Pelaku Amatir

Kasus penembakan terhadap sepasang suami istri pengusaha ikan dan garam cap Golven, Suwito (36) dan Dora Halim (32), kemungkinan besar bermotif dendam.

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana juga menduga, pelakunya merupakan orang suruhan, namun tidak profesional.

Dari modus kejahatan, dimana pelaku langsung kabur usai menembak tanpa mengambil harta korban, kata Erlanggan
mengindikasikan bahwa ini bukan perampokan. Erlangga menyebut, secara teoritis, kemungkinan yang ada adalah motif dendam, motif politik, atau aksi teroris.

Dari berbagai kemungkinan itu, lantas bisa dikerucutkan lagi berdasar latar belakang korban. “Kalau motif politik, apa korban politisi? Kalau teroris, apa mungkin karena korban adalah bos ikan. Jadi, kemungkinan besar motif dendam,” ujar Erlangga Masdiana, kemarin (30/3).

Lantaran kemungkinan besar motif dendam, maka kemungkinan besar pula, pelakunya adalah orang suruhan. Hanya saja, kata Erlangga, pelakunya bukanlah profesional kriminal, tapi amatir criminal.

Menurut Erlangga, jika pelakunya profesional, maka cara eksekusinya bisa akurat, tidak memerlukan beberapa kali tembakan. “Karena ada ditemukan banyak selongsong peluru, berarti pelakunya amatir kriminal,” terangnya.
Yakin polisi bisa cepat menemukan pelakunya? Erlangga menjawab yakin. Dia katakan, aparat kepolisian yang membidangi aksi kriminalitas, sudah dibekali ilmu menelisik kejahatan seperti itu. “Kumpulkan bukti, lantas mendeteksi latar belakang motif, pasti ketemu,” ucapnya.

Adrianus Meliala, yang juga kriminolog dari UI mengaku, modus kejahatan itu jelas bukan perampokan. Memang, katanya, perampok juga banyak yang menggunakan senjata api dan main tembak untuk melumpuhkan korban. Prinsip kerja perampok, lanjutnya, cepat masuk ke sasaran dan cepat keluar dari sasaran dengan membawa hasil rampokan. Untuk menunjang kecepatan masuk dan keluar ini, kerap kali penggunaan senjata api diterapkan agar korban langsung tidak berkutik.Karenanya, menurut Adrianus, tatkala pelaku kabur dengan cepat tanpa menjarah harta, maka itu bukan kejahatan jenis perampokan.

Saat ditanya kemungkinan aksi ini merupakan pengalihan isu agar Kapolda Sumut yang baru tidak mengendus perjudian, Adrianus tidak mau berspekulasi. “Saya tidak mau berspekulasi mengenai hal-hal seperti itu,” kilahnya.
Hal senada juga diungkapkan Nursaini Simanjuntak, Krimonologi dari Fakultas Hukum Universitas Muhammidayah Sumatera Utara. Menurutnya, motif penembakanbukan perampokan tetapi ada motif yang lain seperti persaingan bisnis.

“Saya amati dari berita dari media peristiwa penembakan itu hanya ditargetkan menewaskan Suwito dan istrinya. Sementara barang yang dimiliki korban tidak ada yang hilang, kemudian saya melihat latar belakang pekerjaan korban merupakan pengusaha ikan dan garam,” ujar Nursaini Simanjuntak
Pakar Psikolog, Antis Naibaho MPSi mengungkapkan bila seorang anak melihat kejadian kekerasan yang terjadi pada orangtuanya di depan matanya sendiri bisa menyebabkan si anak mengalami tartik yang mana si anak bisa tertekan dan ketakutan, menjadikan ia manusia yang lemah dan tidak punya keberanian. Jadi upaya yang dilakukan terhadap si anak diperlukan bimbingan dari inang pengasuh yang melekat atau orang yang terdekat dengannya. “Mendidiknya dengan penuh kelembutan agar tidak terbebani. Ia perlu kasih sayang melekat sama seperti yang didapatkannya dari orangtuanya karena ia masih anak-anak,” katanya.

Pengamat Hukum Kota Medan, Nuriyono SH menilai ini menjadi tugas berat bagi aparat penegak hukum yakni, jajaran Poldasu untuk segera mengungkapnya.

“Ini menjadai tugas atau pekerjaan rumah (PR) besar bagi Kapolda Sumut yang baru. Apalagi, kasus-kasus yang sama di Medan belum terungkap,” katanya.

Lebih lanjut Nuriyono menyatakan, kesan yang berkembang selama ini hanyalah sebuah publikasi yang bersifat kamuflase belaka.

“Keberhasilan-keberhasilan yang selama ini terekspos di media, terkesan kamuflase. Polisi sering mengaitkan jika ada tertangkapnya oknum perampok bersenpi atau sejenisnya, selalu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang belum terungkap. Ini adalah bentuk ketidakmampuan dari polisi itu sendiri,” terangnya.
Dengan kondisi ini, memang diakui, tingkat kejahatan berkurang. Namun, kualitas kejahatan semakin meningkat. “Selama ini, polisi tidak mampu menangkap kelompok atau oknum yang eksis dengan persoalan kejahatan bersenjata. Itu sama artinya, polisi belum mampu menjangkau eksistensi itu. Ini juga bentuk Sumber Daya Manusia (SDM) kepolisian di Sumut juga belum baik,” tuturnya.

Terlepas dari itu, pria yang juga sebagai Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan ini menyatakan, satu jalan yang harus dilakukan oleh kepolisian di Sumut adalah sesegera mungkin, mengungkap siapa pelaku pembunuhan tersebut.(sam/ari/mag-7)

Rumah Ketua DPRD Labuhan Batu Digerebek

MEDAN-Polda Sumut dan Polres Labuhan Batu menggerebek rumah pribadi milik Ketua DPRD Kabupaten Labuhan Batu, Ellya Rossa Siregar di Jalan H Iwan Maksum di Desa Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan Batu,  Rabu (30/3) sekitar pukul 15.00 WIB, karena diduga dimanfaatkan sebagai sarang judi togel.

Dalam penggerebekan polisi berhasil meringkus enam tersangka yang sedang bermain judi. Keenamnya masing-masing Kamaluddin alias Kamal (28), warga Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Padang Pasir, Labuhan Batu, Cecep Hadinata Siregar (24), warga Jalan Juang 45, Kelurahan Ujung Bandar, Rantau Selatan, Labuhan Batu, Irianto alias Anto (28), warga Jalan K.L Yos Sudarso, Medan Glugur.

Eka Tadar Septiawan Dinata alias Kutek (25), warga Dusun Bandar Rejo, Kelurahan Tebing, Lingga Hara, Labuhan Batu, Rizal Affandi Siregar (29), warga Jalan Siringo-ringo, Kelurahan Sirandoro, Rantau Utara, Labuhan Batu dan Dedi Arfandi Siregar (24), warga Labuhan Batu.

”Dari para tersangka polisi berhasil menyita uang tunai Rp3.180.000, empat puluh lembar kertas folio berisi catatan rekap tebakan togel periode 29 Maret, 66 lembar kertas folio tebakan togel 28 Maret, 33 lembar kertas tebakan 28 Maret, 820 lembar kertas tebakan 27 Maret, empat telepon genggam dan empat kalkulator,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hery Subiansauri.

Dijelaskan Heri, keenam tersangka merupakan para pekerja, sementara bandarnya RS masih diburon, anak pemilik rumah, karena melarikan diri saat dilakukan penggerebekan.

Menurut Heri, dari hasil penyelidikan sementara, diketahui omset setiap putaran pada siang hari mencapai Rp70 juta dan malam Rp30 juta. “Salah seorang tersangka mengaku telah enam bulan togel tersebut beroperasi. Soal rumah yang dijadikan markas dan diduga milik Ketua DPRD setempat, tersangka juga membenarkannya,” ucap Heri.
Beberapa waktu lalu, Kapolda Sumut, Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro SH telah menegaskan tidak akan memberikan tempat untuk praktik perjudian.

“Kita akan memerangi judi dan tidak ada tempat untuk judi. Kapolda juga pernah menyatakan, jika di satu wilayah hukum terdapat praktik perjudian, maka empat perwira di Polres tersebut akan dicopot. Keempat perwira tersebut yakni Kapolres, Kasat Reskrim, Kasat Intel dan Kapolsek setempat,” beber Heri.

Sementara itu, Ellya Rosa Siregar saat dihubungi POSMETRO MEDAN (grup Sumut Pos) terkait aksi penggrebekan pihak kepolisian Poldasu dikediaman pribadinya, karena dijadikan tempat perjudian mengaku tidak mengetahuinya sama sekali. “Mana ada rumah pribadi saya digerebek polisi. Apalagi dijadikan tempat perjudian,” ujar Ellya kemarin malam.

“Rumah itu sudah setahun empat bulan kami tinggali. Itu pun karena kami mendiami rumah dinas saat ini,”katanya lagi.

Ditambahkannya, kalau rumah pribadinya itu dijaga tiga orang kenalannya. “Tiga orang anggota kami suruh menjaga rumah itu. Nggak tahulah kalau mereka membawa teman-temannya,”cetusnya.
Namun, ketika ditanya lagi terkait seorang anaknya juga terlibat, Ellya Rosa mengaku kalau anaknya tidak ada yang ditangkap. “Anakku ada empat, tiga sudah menikah dan di luar kota semua. Tinggal seorang lagi yang belum menikah,”bebernya.

Ketika disinggung soal apakah dia ada dipanggil Poldasu, Ellya lagi-lagi mengakui, kalau sampai kemarin malam belum ada menerima panggilan polisi. “Belum ada, dan saya tidak tahu ada penggerebekan di rumah kami,”tegasnya. (adl/mag-8/han/smg)

Derby Milan Kejar Keuntungan dan Memori

ITALIA- Laga AC Milan melawan Inter Milan dalam lanjutan Serie A, 2 April mendatang akan berlangsung dalam tensi tinggi. Pertemuan dua tim raksasa Italia atau lebih dikenal dengan Derby della Madonnina itu juga ajang adu gengsi bagi pemilik klub.

“Siapa pun yang akan menang, akan memiliki keuntungan,” kata Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani, seperti dilansir dari Football Italian

Penegasan dari Galliani bukan tanpa arti. Sebab, kedua tim itu memang sedang dalam persaingan untuk meraih Scudetto musim ini. Milan yang saat ini berada di puncak klasemen posisinya sedang terancam oleh Inter.
Ancaman itu terlihat dalam selisih poin. Milan saat ini mengoleksi 62 poin, sedangkan Inter yang berada di posisi dua telah mengoleksi 60 poin. Siapa yang menang dalam derby tersebut, tim itulah yang berhak menempati posisi puncak klasemen sementara.

“Jika kami yang menang, maka ini akan menjadi keuntungan,” tegas Galliani.
Sementara itu, Presiden Inter Massimo Moratti mengatakan, laga melawan Milan akan menjadi laga yang penting. Karena itu, ia berharap Nerazzurri bisa melakukannya dengan baik.

Menurut Moratti, Inter mempunyai peluang untuk mengalahkan rivalnya tersebut. Asalkan, Inter bisa tampil konsisten sepanjang pertandingan.

“Menang itu selalu menyenangkan. Derby memang selalu menjadi laga khusus. Fans Inter memang memberikan perhatian saat melawan Juventus, tapi derby telah banyak memberikan banyak kenangan,” ujar Moratti.
Moratti optimistis timnya mampu mengulang memori musim lalu kala mereka menghancurkan AC Milan dengan skor 4-0. Kemenangan telak yang dicetak oleh Inter Milan atas seteru abadi, AC Milan pada tahun 2009 lalu agaknya masih terekam jelas dalam memori sang Presiden Massimo Moratti.

Kala itu dengan perkasa mereka meremukkan perlawanan AC Milan dengan skor 4-0 yang dicetak Thiago Motta, Diego Millito, Maicon dan Dejan Stankovic.

Bertolak dari kesuksesan itulah, Moratti kembali mendambakan hal serupa kembali terjadi pada akhir pekan nanti.
Bos La Beneamata itu optimistis dengan skuad dan kekuatan yang mereka miliki saat ini. Menurutnya, pasukan Leonardo akan mampu mengulang memori indah saat menghajar Rossoneri di San Siro.
“Kemenangan dalam derby adalah sesuatu yang sangat besar, tapi saya sangat mengingat kemenangan terakhir 4-0 ketika Inter tampil begitu sempurna,” ungkapnya. (net/bbs/jpnn)

Sora Aoi Berani Buka-bukaan

Bintang Japanese AV Sola Aoi menyuguhkan aktingnya di film sekuel Suster Keramas 2. Di film horor komedi tersebut, Sola yang lebih dikenal dengan nama Sora Aoi melakoni adegan buka-bukaan alias toples.

Hal itu diakui oleh produser Maxima Picture, Ody Mulya Hidayat. Namun, Ody mengungkapkan kalau semua adegan syur yang dilakoni Sola sesuai dengan aturan Lembaga Sensor Film (LSF).

“Shoot-nya sesuai dengan aturan LSF, adegannya sesuai dengan konten bukan mengada-ada,” ujar Ody.
Di film tersebut, Sola berperan sebagai turis Jepang yang terjebak di rumah sakit yang penuh hantu. Ia pun beradu akting dengan Ricky Harun.

“Ini bukan film porno, ini full entertainment,” ucapnya.  Rencananya, Suster Keramas 2 akan dirilis pada 21 April mendatang. (net/jpnn)

Putri Kadhafi Demo Bela Ayah

TRIPOLI – Putri Kadhafi, Aisha Kadhafi menunjukkan ketegasan dan keberaniannya untuk membela ayahnya, Muamar Kadhafi merupakan orang yang benar.

Wanita yang dikenal menjadi pengacara mantan Presiden, Iraq Saddam Hussein serta mendukung penuh Tentara Republik Irlandia (IRA) yang pernah dicap sebagai teroris.

“Muammar Kadhafi adalah orang dan pemimpin hebat,” teriak Aisha Kadhafi dari atas  tank, di tengah terik dan ancaman pengeboman oleh pasukan koalisi seperti dilansir Daily Star.

Wanita berambut pirang yang mengenak kerudung dan kurung panjang itu penuh semangat mengibarkan bendera di hadapan pendukung rezim yang berkuasa di Libya sejak 1969 tersebut.  Penampilan Aisha itu sejatinya sangat kontras dengan keseharian dirinya. Perempuan tersebut dikenal sebagai Claudia Schiffer-nya Afrika Utara karena gaya kesehariannya yang modis.

Selain untuk menyemangati para pendukung sang ayah, Aisha rela turun turun ke tengah-tengah pendukung sang ayah pasca berita Khamis dibantah televisi pemerintah yang menayangkan Khamis di tengah pendukung Kadhafi dua hari lalu, kebencian Aisha ke negara Barat semakin menggelora.

Entah benar berpengaruh atau tidak, yang pasti, bersamaan aksi jalanan Aisha itu, pasukan pro-Kadhafi berhasil memukul mundur kubu pemberontak dari Ras Lanuf.  “Kadhafi menghajar kami dengan roket-roket besar. Dia telah memasuki Ras Lanuf,” kata Faraj Muftah, salah seorang anggota pasukan anti-Kadhafi, kepada Daily Mail.
Sekjen NATO Anders Forgh Rasmussen termasuk yang menentang ide kontroversial Obama itu. “Kita di Libya untuk melindungi warga sipil,” sebutnya. (c5/ttg/jpnn)