26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15526

Pencurian Listrik

081263333xxx
Kepada yth Pimpinan PLN kota Medan dan Deli Serdang, di areal eks lahan Kelurahan Marendal II, Kecamatan Patumbak banyak sekali rumah tangga dan pengelola kafe yang melakukan pencurian arus listrik. Mereka menyambungnya langsung dari tiangnya dan juga menyambungnya dari rumah ke rumah. Pelanggan resmi PLN rumah tangga di sekitarnya, jadi korban karena dayanya tidak stabil lagi. Mohon di areal tersebut dilakukan opal. Terimakasih untuk Sumut Pos.

Lapor ke 123
Terimakasih laporannya, bagi anda bisa menyampaikan langsung ke informasi dugaan adanya pencurian listrik kepada Area Pelayanan PLN terdekat atau ke 123. Kerahasiaan Anda akan dijamin. Kemudian, kami juga akan tindak lanjuti laporan yang sudah dipublis melalui media massa.

Riadir Sigalingging
Deputi Manajer Komunikasi PT PLN Sumut,

Siapkan TPS Kami

081264541xxx
Pak Wali Kota kenapa sampai saat ini tempat pembuangan sampah (TPS) tidak ada di lingkungan II Kecamatan Medan Johor, padahal kami sangat membutuhkan agar lingkungan kami bersih dan agar warga di sini tidak membuang sampah di sungai. Tolong di jawab dari  muda/i. Maju Bersama

Kami Tambah di P-APBD
Terimakasih laporannya, kami mohon maaf sebelumnya, dikarenakan peralatan masih terbatas, belum bisa seluruhnya difasilitas tempat sampah ini. Tapi, kami upayakan pada tahun ini bisa dilakukan penambahannya melalui P-APBD.
Kami mengingatkan, sebaiknya warga jangan sekali-kali membuang sampah ke sungai, sebab sungai ini merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan kepada generasi bangsa akan datang. Jadi kami memohon, carilah TPS terdekat, maka petugas kami akan langsung mengangkutnya. Terimakasih

Pardamean Siregar
Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan

———-

Tambah Fasilitas Segera
Pertumbuhan kota terkadang bisa begitu cepat, tapi fasilitas pendukung cendrung terlambat. Harusnya persoalan ini tidak terjadi, bila Pemko Medan tetap menyiapkan dan menganalisis perencanaan pembangunannya.

Sama halnya dengan TPS, selama ini TPS di inti kota cendrung menjadi keluhan. Sebab, dahulunya TPS itu tidak memiliki bangunan, tapi oleh pemiliknya dibangun. Jadi, harus ada penataan TPS baru, selanjutnya tambah TPS di wilayah pinggiran kota yang sudah mulai dipadati penduduk. Kebutuhan fasilitas di pinggiran kota harus segera mungkin dipenuhi.

Ahmad Parlindungan Batubara
Ketua Komisi  D DPRD Medan

Warga Temukan Mobil

MEDAN- Satu unit mobil jenis Kijang Kapsul warna hitam dengan nomor polisi B 8511 QD ditemukan warga di Jalan Al-falah, tepatnya dekat kantor Samsat. Mendapati mobil tanpa penghuni, warga langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Patumbak, Senin (7/2).

Demikian informasi yang diperoleh dari Polsek Polsek Patumbak. Kini, mobil itu diamankan sementara di Polsek Patumbak untuk proses penyelidikan. Polisi yang menjemput mobil dan menyelidiki isi mobil tersebut mendapati surat laporan hilang STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), sisir dan topi.

“Kami temukan surat laporan hilang, tertulis nama pemilik S Hutasoit dengan alamat Asrama Polisi Bandar Selamat,” ujar Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP Parulian Samosir.

Lebih lanjut, dia menambahkan penyelidikan akan dilakukan untuk mengetahui apakah mobil tersebut digunakan melakukan kejahatan atau mobil tersebut dari hasil kejahatan yang ditinggal pelaku. “Kami masih terus berupaya melakukan penyelidikan terhadap mobil tersebut, karena pengendara meninggalkan mobilnya dipinggir jalan,” ucapnya singkat. (mag-1)

Ditabrak Kijang, Tewas di Tempat

LUBUKPAKAM- Nasib naas dialami sepasang remaja yang tengah dimabuk cinta Muhammad Riyadi (16) warga Dusun I, Desa Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, dan kekasihnya Wirapika (15) Warga  Dusun III, Desa Perdamaian, Tanjung Morawa. Minggu (6/3) sore, sekira pukul 15.20 WIB.

Pasalnya sepeda motor Honda Revo BK 3519 MZ yang dikendarai sepasang remaja itu bertabrakan dengan mobil Kijang BK 1772 GC di Jalan umum Lubukpakam-Galang, persisnya di Desa Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau. Akibatnya,  Muhammad Riyadi tewas di tempat kejadian, sedangkan Wirapika yang duduk diboncengan mengalami luka serius dan hingga kini masih dirawat secara intensif di RSU Sari Mutiara Lubukpakam.

Soal penyebab kecelakaan itu, keterangan dari pihak keluarga maupun warga sekitar yang turut memboyong jasad Riyadi ke RSU DS menyebutkan, sepeda motor yang ditumpangi sejoli itu eluncur dari arah kota Galang menuju Lubukpakam. Kabarnya  kedua remaja ini usai mengunjungi salah seorang kerabat Riyadi di Desa Pulo Gambar, Kecamatan Galang. Sepulang dari sana, Riyadi lantas memacu sepeda motornya dengan niat untuk mengantar kekasihnya ke Desa Pardamean Tanjung Morawa.

Tapi naas, setiba di depan Balai Pertanian Pagar Merbau, dari arah yang sama (Galang menuju Lubukpakam) sepeda motor yang ditumpangi kedua remaja ini bersenggolan dengan sepeda motor lainnya.  Dari arah Lubukpakam menuju Galang meluncur mobil kijang dengan kecepatan tinggi langsung menabrak Riyadi yang terkapar di ruas badan jalan akibatnya korban tewas di tempat.(mor/smg)

Kadishub Medan Harus Dievaluasi

MEDAN- Kinerja Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Medan, Syarif Armansyah disarankan untuk dievaluasi. Hal ini diakibatkan masih banyak titik kemacetan lalulintas di Kota Medan.

Pernyataan itu disampaikan Pengamat Tata Kota Medan, Rafriandi Nasution, terkait persoalan kemacetan yang masih terjadi di Kota Medan, Senin (7/3).   Menurutnya, kemacetan arus lalulintas ini sepertinya dibiarkan tanpa ada upaya evaluasi untuk pembenahan. Harusnya, Wali Kota Medan sebagai pemimim di Kota Metropolitan Medan, memiliki ukuran dan penilaian terhadap kinerja kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

“Wali Kota itu pemimpin kota, bukan pimpinan kampung. Wali Kota harus punya skala prioritas. Harusnya ada  laporan yang diberikan, per minggu misalnya, atau perbulan. Matrix ini lah yang dijadikan tolok ukur bagi Wali Kota untuk memberikan penilaian,” paparnya.

Dia memaparkan, harusnya Wali Kota Medan, Rahudman Harahap mengetahui integritas atau kemampuan dari Kepala Dinas Perhubungan Medan tersebut. Sehingga, dari kemampuannya bisa mewujudkan dan merealisasikan visi dan misi Wali Kota Medan.  Semua Kepala Dinas harusnya bisa merealisasikan visi dan misi Wali Kota Medan. SKPD itu harus punya manajemen waktu, manajemen program dan lainnya. “Saya pikir, waktu tiga bulan adalah waktu yang relevan untuk melakukan evaluasi terhadap setiap SKPD, termasuk pula Kepala Dinas Perhubungan,” sarannya.

Lebih lanjut, Rafriandi menilai, adanya evaluasi dalam rentang waktu tiga bulan itu adalah hal yang objektif. Untuk itu harus disesuaikan dengan kinerja dari SKPD terkait. “Ini objektif, karena penilaian kinerja. Maka dari itu, pengangkatan pejabat itu meski de-ngan mekanisme yang ada. Jangan pengangkatan pejabat atas dasar suka atau tidak suka,”tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Fraksi  PAN DPRD Medan, Ahmad Arif menyatakan, sejak menjadi Kepala Dinas Perhubungan Medan, belum ada tanda-tanda perkembangan yang dilakukan Syarif Armansyah, khususnya mengenai kemacetan yang masih terjadi di Medan. “Bisa dijadikan acuan adalah persoalan kemacetan yang belum mampu teratasi, meskipun sudah ada perubahan arus tahap I yang dijalankan. Ada baiknya kalau perubahan tahap I yang lalu dievaluasi. Setelah itu, baru melanjutkan dengan program lainnya,”ucapnya.

Arif menambahkan Wali Kota Medan harus dimaksimalkan. Bila tidak, maka Wali Kota Medan bisa mengambil  kebijakan melakukan evaluasi. “Wali Kota memberi tenggat waktu tiga bulan terhadap kepala dinas yang baru. Artinya, tenggat waktu ini supaya ada yang diperbuat kepala dinas,” ujarnya.

Dia mengingatkan, pimpinan SKPD harus dievaluasi, dan setiap kegiatannya harus memiliki  hasil sesuai anggaran yang dikeluarkannya. (ari)

Dituding Pelihara Pencuri, Sekeluarga Dianiaya

SIANTAR- Rostina br Hasugian (40) dan dua anaknya D br Silitonga (25) serta M br Silitonga (25), Minggu (6/3) pagi, menjadi korban penganiayaan pasangan suami istri yang merupakan tetangga mereka di Jalan Sekka Nauli, Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar.

Penganiayaan itu terjadi lantaran korban dituding oleh pelaku telah memelihara seorang pencuri di rumahnya. Hari itu juga, kasus penganiayaan ini pun dilaporkan korban ke Mapolresta Siantar.

Ditemui di kediamannya, Minggu (6/3) sore, korban mengaku ia sama sekali tidak tahu permasalahan kenapa mereka dipukuli. Menurutnya, profesinya sebagai tukang urut panggilan membuatnya selalu pulang malam dan jarang di rumah. Hingga Minggu (6/3) sekira pukul 06.30 WIB, ia dan keluarganya disentakkan oleh suara gaduh di halaman rumah mereka.

“Pagi-pagi R br Silitonga (55) marah-marah di depan rumah kami. Katanya kami memelihara pencuri di dalam rumah. Memang ada kawan anak ku bermarga Simanjuntak alias si Kecil (11) yang tidur di rumah. Itupun kami tidak tahu menahu apa yang telah dilakukannya.

Sebab, kami pulang malam dan langsung istirahat. Pagi itu memang si Kecil di rumah. Mendengar ribut-ribut si Kecil langsung ku suruh keluar. Ku bilang sama si Kecil kalau dia bawa masalah tidur di rumahku,” kata korban. Namun setelah melihat si Kecil, R br Silitonga semakin emosi. Malah ia menuding kalau korban sengaja memelihara pencuri agar mendapat penghasilan.

“Udah gitu dibilangnya lagi kami menampung panak ko (pencuri-red) supaya bisa makan. Mendengar itu sakit kali hati ku. Tapi masih ku tahan dan ku coba klarifikasi. Namun dia mendatangiku. Langsung dia tolak pinggang dan mau menjambak aku, tapi karena aku ngelak, jadi kena cakarnya aja leherku ini,” ungkapnya. Tak berapa lama, suami R br Silitonga, T Simanjuntak (55) datang ke lokasi dan ikut membantu istrinya.  Kasubbag Humas Polres Siantar AKP Altur Pasaribu membenarkan adanya pengaduan korban.(hez/smg)

Harga Murah, DP Dicicil Lima Kali

RAIHAN PROPERTY Pasarkan Puri Zahara II

Bagi Anda yang sedang mencari-cari rumah idaman sesuai dengan kocek dan menginginkan tinggal di hunian bernuansa religius tak salah lagi untuk memilih Perumahan Puri Zahara II.
Pasalnya, Raihan Property kini kembali memasarkan perumahan Puri Zahara II, sebagai kelanjutan dari proyek Puri Zahara yang masih mengusung konsep religius islami.

Perumahan ini berada tidak jauh dari proyek sebelumnya, tepatnya di Jalan Bunga Rinte Raya, Setia Budi (Kelurahan Simpang Selayang). Lokasi ini bisa diakses melalui Jalan Setia Budi, Jalan Stela Raya (Kompleks Kejaksaan), maupun Jalan Flamboyan Raya (Simpang Melati).

Masdalifah, salah satu Staf Marketing Puri Zahara menjelaskan, unit yang tersisa hanya tinggal tipe vila-100.  Tipe 45, 60 dan vila-125 di Puri Zahara sudah sold out, bahkan tercatat ada sekitar 10 orang yang sudah indent untuk tipe 45 dan 60.  “Untuk tahap pertama Puri Zahara II dibuka dengan 135 unit,” ujarnya. Dikatakannya, tipe baru yang ditawarkan dalam proyek ini adalah tipe 70 dengan 3 kamar tidur.  Desain rumah yang digunakan adalah konsep minimalis dengan fasilitas umum berupa masjid, sarana olah raga, sarana keamanan dan taman keluarga.

Sedangkan Staf Marketing lainnya, Evi, menjelaskan, harga jual Puri Zahara II masih menjanjikan harga paling terjangkau di kawasan Setia Budi dan sekitarnya. Tipe 45 dengan luas tanah 90 m2 di komplek ini dibuka dengan harga perdana Rp179 juta net, dan tipe terbesar (T-vila 125) dibanderol Rp399 juta.  “Harga dasar terendah di awal launching, baru kemudian secara bertahap dinaikkan ke posisi optimal,” paparnya.

Malahan, sambungnya, khusus untuk Puri Zahara II, pihaknya lagi ada promo DP bisa dicicil sampai 5 bulan, khusus pembelian sampai tanggal 15 Maret ini.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Raihan Property Ir H Agus Purwoko, MSi menjawab, pihaknya sudah mulai memasarkan Puri Zahara II.  Selainitu , saat ini pihaknya juga memasarkan proyek hunian bernuansa Islami lainnya seperti Citra Asoka (lokasi di Jl Pasar I Tanjungsari/Asam Kumbang), Citra Harjosari (lokasi di Jl Garu VI Kel Harjosari) dan Cluster Perwira (lokasi di Jl Perwira, Kel Sunggal).  (omi)

Suparno Pimpin BMPS Kota Medan

MEDAN – Musyawarah Kota Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Medan akhirnya menetapkan Drs, Suparno.M.Pd sebagai Ketua BMPS Kota Medan periode 2011-2015. Musyawarah Kota ini digelar di Universitas Quality Medan,  Kamis (3/3).

Untuk menyusun pengurus baru, Suparno akan dibantu sejumlah nama diantaranya; Drs. Anwar Sembiring, M.Pd, Irwanto Suparno,SE, Koprawi Nasution, SH,M.Pd dan Ki.H.Zulkarnaen Mahfud,SH,CN.

Peserta yang hadir dalam musyawarah tersebut adalah, Perguruan Dikdasmen Aisyiah Kota Medan, Dikdasmen Muhammadiyah, Alwashliyah, PAB, Methodits, Kalam Kudus, dan beberapa yayasan se Kota Medan.

Musyawarah diawali dengan pemilihan calon yang akan maju menjadi ketua. Setelah dilakukan pemilihan maka hasilnya, Drs. Suparno,M.Pd (Perguruan PAB) meraih 20 suara, Drs. Anwar Sembiring, M.Pd (Muhammadiyah) 17 suara,  Irwanti Suparno, SE (Yayasan Pembangunan Nasional), 13 suara.

Suparno yang juga Ketua Umum Badan Musyawarah Kepala Sekolah/Madrasah Swasta (BMKSS) Sumut mengatakan,  kedepan ingin menjalin kerja sama yang lebih baik dengan para penyelenggara perguruan swasta dan pemerintah, Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian departemen agama kota Medan.

Kegiatan Muskot diawali seminar pendidikan yang mengambil  tema ‘’ Mewujudkan Lembaga Pendidikan Bermutu, Terjangkau dan Bermartabat”. Sebagai narasumber hadir antara lain,  Drs. H. Hasan Basri,MM, Kadis Pendidikan Kota Medan dan Prof. Dr. H.Ibnu Hajar,M.Si, Guru besar  Universitas Negeri Medan (Unimed).

Dalam paparannya Hasan Basri menekankan agar perguruan swasta meningkatkan mutu, peran dan tanggungjawabnya dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan peran perguruan swasta?

“Perlu adanya revitalisasi peran strategi perguruan swasta antara lain membangun kapasitas dan keberadaannya, peningkatan efisiensi internal, efisiensi eksternal dan pengembangan prograrm – program unggulan,” jelasnya lanjut.

Sementara Prof. Ibnu, dalam makalahnya “peningkatan Mutu Pendidikan melalui penerapan manajemen Bermutu dan Berkarakter” mengungkapkan bahwa guru perlu terus dan terus meningkatkan mutu dan profesionalismenya dalam mengajar.”

Berdasar pada studi di 29 Negara menemukan bahwa diantara berbagai masukan yang menentukan mutu pendidikan, lebih dari sepertiganya ditentukan oleh guru”.

“Guru bermutu dan profesional itu tidak lagi menggunakan pola – pola lama dalam mengajar. Guru harus mau belajar dan meningkatkan kompetensinya dalam mengajar, tidak monoton dan melakukan perubahan – perubahan,”tandasnya. (*/ton)

SKPD Harus Sesuai Disiplin Ilmu

KARO-Menyusul semakin dekatnya pelantikan Bupati Karo terpilih periode 2011-2016, DR (HC) Kena Ukur Surbakti yang berpasangan dengan Terkelin Berahmana, kalangan DPRD Kabupaten Karo  berharap  agar  dalam penyusunan kabinet, dapat memilih pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan disiplin ilmu  yang dibutuhkan dan mengutamakan putra daerah yang  dianggap mampu untuk memajukan Karo kedepannya.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Karo Ferianta Purba SE kepada wartawan koran ini kemarin di Kabanjahe. Alasan usulan yang dikemukakan ini menurutnya, agar kedepannya pembangunan serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat ditingkatkan.  Mengingat masih banyak potensi alam (daerah,red)  yang belum dikemas secara maksimal oleh pimpinan daerah Karo (Bupati) sebelumnya.

Pemimpin di sejumlah SKPD yang berkaitan langsung  dengan  kebutuhan masyarakat, ujarnya, harus diprioritaskan. Semisal pertanian dan pariwisata. Hal ini dianggap cukup penting, mengingat sekitar 80 persen masyarakat  Karo hidupnya bergantung di sektor ini. “ Pimpinan SKPD  dua  dinas ini sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan terus meningkatnya PAD dari kedua sector. Namun, kedepannya dibutuhkan peningkatan yang lebih  drastis,” paparnya.

Selain sesuai disiplin ilmu, menurut Ferianta,  hal mendalam lainnya  yang juga harus diperhatikan adalah seleksi kecakapan dan intelektualitas calon SKPD (IQ,EQ,SQ) melalui beberapa kriteria seleksi. Misalnya melalui Fit and Proper Test.  Menurut Ferianta, pihaknya yakin pasangan Karo Jambi dapat  menyeleksi  calon  pimpinan SKPD dengan arif dan bijaksana.   Karena sedari awal, pasangan dengan nomor urut 9 itu memiliki visi dan misi  guna peningkatan kesejahteraan masyarakat  luas.

Karena  pada pemerintahan sebelumnya, lajut Feri,  kerap terjadi pemilihan dan penetapan kepala SKPD tidak sesuai dengan  latar belakang pendidikannya. Contohnya saja,  ada pimpinan  instansi yang dipimpin oleh orang yang berlatar belakang kependidikan (guru,red). Padahal instansi itu tidak memiliki keterkaitan dengan dunia pendidikan. Menurutnya, itu harus menjadi perhatian serius  bupati mendatang.

“Perombakan kabinet itu pasti terjadi. Kita berharap dari intern. Banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkualitas serta berpotensi di lingkungan Pemkab Karo yang dapat mengikuti irama dan siap membantu tugas bupati/wakil dalam memajukan Karo lima tahun kedepan.  Tetapi yang terpenting mereka- mereka itu ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya,” ujar politisi  asal Partai Golkar ini. (*/wan)

Sangkut di Jurang, Dua Balita Selamat

Angkot Terjun Bebas, 4 Tewas, 10 Luka-luka

TOBASA-Angkutan kota (angkot) Sri Mersing BK 1206 VH bermuatan 14 orang jatuh ke jurang Sipittu-pittu kedalaman 120 meter, tepatnya di Jalinsum kilometer 248 perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir, Minggu (6/3) pukul 01.00 WIB. Dalam peristiwa itu, 4 penumpang tewas, 10 luka-luka.
’Keajaiban’ terjadi ketika dua balita kakak beradik, Olla br Manalu (3) dan Olwin Manalu (1,5) selamat setelah tercampak dari luar bus dan sangkut di pertengahan tebing jurang.

Salah seorang anggota tim SAR dari Polres Tobasa, Brigadir Jekson Sitohang, usai proses evakuasi mengatakan, kakak beradik tersebut ditemukan terpisah di semak belukar pertengahan tebing jurang.

”Olla ditemukan dalam posisi bergantung memegang semak-semak. Kalau semak itu tak dipegangnya atau tidak tahan lagi karena kelamaan, mungkin Olla tak selamat, karena di bawah jurang itu semuanya batu. Sedangkan adiknya Olwin ditemukan tersangkut pada semak-semak dan berteduh dibawah ban angkot yang terlepas. Keduanya dalam kondisi gemetaran,” ungkap Brigadir Jekson Sitohang.

Dikatakannya, semua penumpang selamat dan yang tewas, tidak ditemukan di satu tempat. ”Ada yang tercampak jauh dari lokasi angkot, ada yang di atas angkot, dan ada yang tersangkut,” papar Brigadir Jekson.

Namun, walau Olla dan Olwin selamat, ayahnya Rony Manalu (sopir angkot) ditemukan tewas. Sementara ibu kedua anak ini, Okto br Sianturi hingga kini masih kritis karena menderita luka di bagian kepala.

Kini, 10 korban selamat masih mendapat perawatan intensif dari pihak medis RSU HKBP Balige. Dan kasus ini, masih dalam penanganan pihak Sat Lantas Polres Toba Samosir.

Di lokasi kejadian, empat penumpang ditemukan tewas oleh tim SAR Pemkab Tobasa dibantu aparat TNI dan Polres Tobasa. Sedangkan 10 penumpang lainnya mengalami luka luka parah. Dua diantaranya balita kakak beradik tersebut.

Korban tewas masing-masing Rony Manalu (37) sopir angkot, Manuntun Simangunsong (54), Manahan Pasaribu (58) dan Purnama br Hutagalung (48). Sedangkan korban luka-luka patah tulang dan luka di bagian kepala masing-masing, Ismail Manalu (70), Edward Siburian (25), Hotmawaty br Pasaribu (42), Wandy Gultom (28), Jahotler Sitinjak (35), Togu Sinaga (38), Ujung Taon Parasibu (41), Okto br Sianturi (31), Olwin Manalu (1,5) dan Olla br Manalu (3). Para korban, langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum (RSU) HKBP Balige guna mendapatkan perawatan medis. Kesemua korban warga Kecamatan Bandar Kalifah, Kabupaten Serdang Bedagai.

Proses evakuasi para korban dari Tim SAR gabungan Pemkab, TNI dan Polres Tobasa, mengalami kesulitan akibat tebing jurang yang cukup terjal. Hingga akhirya, Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi seluruh korban sekitar pukul 12.00 WIB dengan menggunakan tali. Sedangkan angkot Sri Mersing, hingga kini belum dapat dievakuasi akibat kondisi tepi jurang yang cukup terjal.

Informasi dihimpun METRO TAPANULI (Grup Sumut Pos) di lokasi kejadian, angkot berpenumpang 14 orang tersebut datang dari Desa Batu Binumbun, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara membawa rombongan keluarga usai menghadiri acara pesta pernikahan, Sabtu (5/2) menuju Kecamatan Bandar Kalifah, Kabupaten Serdang Bedagai.

Rombongan berangkat dari Kecamatan Muara, sekitar pukul 17.00 WIB bersama dengan mobil rombongan lainnya. Rombongan kemudian beristirahat di Desa Utte Mungkur, Kecamatan Muara sekitar pukul 18.30-21.00 WIB. Kemudian rombongan berangkat lagi. Namun, sekitar pukul 23.00 WIB, rombongan bus para korban, sudah hilang kontak dengan rombongan bus lainnya.

Demikian diungkapkan salah satu penumpang rombongan pesta, Daster Banjarnahor (45), Minggu (6/2) di RSU Balige. “Salah satu dari penumpang bus yang saya tumpangi berusaha menghubungi rombongan bus yang jatuh itu. Tapi tidak bisa masuk. Setelah dihubungi, hampir semua pemilik handphone di dalam bus itu tidak aktif, kami sudah mulai curiga,” ujar Daster Banjarnahor.

Setelah adanya kecurigaan tersebut, sopir yang membawa bus kami mempercepat laju kendaraan untuk mengejar angkutan para korban. Tapi, sampai ke arah Porsea tidak ada. Akhirnya, kami menghubungi keluarga di Kecamatan Siborongborong (Taput), untuk mencari angkot tersebut di sekitar jalan Siborongborong-Balige. Ternyata, pukul 03.30 WIB, keluarga kami yang dari Siborongborong menemukan angkot itu telah jauh ke jurang, setelah mendengar teriakan dari salah satu korban yang tersangkut di tebing jurang.

Sementara itu, salah satu penumpang yang mengalami luka-luka, Wandi Gultom, saat ditemui di RSU HKBP Balige mengatakan, saat bus melintasi tikungan-tikungan tajam Sipittu-pittu, sopir bus, Rony Manalu sudah mengatakan kalau rem angkot tidak berfungsi. Dan pada akhirnya, di salah satu tikungan tajam tempat kejadian, bus tidak dapat terkendalikan akibat kondisi jalan menikung dan menurun.

Ia menjelaskan, pada saat itu, angkot sempat terbalik-balik sebelum akhirnya jatuh ke dalam jurang. Dan ketika jatuh ke jurang, dirinya sempat mencari handphone miliknya untuk menghubungi rombongan bus lainnya. Namun, di lokasi jurang tersebut tidak ada signal jaringan telepon seluler.

”Saat jatuh itu, kami yang masih hidup berusaha menghubungi keluarga dan rombongan pesta yang lain. Tapi, di bawah jurang itu tidak ada signal. Jadi, kami diketahui jatuh baru sekitar pukul 03.30 WIB. Diperkirakaan, angkot kami itu jatuh sekitar pukul 01.00 WIB,” ujar Wandi Gultom.

Jurang Angker

Kawasan Sipittu-pittu memang dikenal angker. Selain jalan yang sempit, berliku, dan sunyi di sana terdapat jurang dalamnya sekitar 200 meter. Tercatat terdapat beberapa kali kejadian serupa. Diantaranya adalah mobil Ford Everest yang ditumpangi Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pendeta Dr Bonar Napitupulu. Pimpinan tertinggi organisasi gereja terbesar di Asia Tenggara itu jatuh ke jurang, Senin 17 Agustus 2010. Mobilnya ringsek tetapi ephorus dan rombongan selamat meski harus menjalani perawatan di Singapura karena patah tulang.
Pada 5 September 2008 lalu, sebuah minibus MRT juga masuk ke jurang tersebut. Lima dari sembilan penumpangnya tewas seketika, sedangkan empat lainnya menderita luka.(hsl/muh/smg)