28 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15542

Penerima Nobel tak Mau Dipecat

DHAKA – Pemecatan Muhammad Yunus dari Grameen Bank berlanjut. Setelah diberhentikan dengan tidak hormat pada Rabu (2/3), pendiri Grameen Bank tersebut menggugat. Kamis (3/3), penerima Nobel Perdamaian 2006 itu menuntut pemerintah telah memberhentikannya secara sepihak.

Meski pemerintah sudah mempublikasikan pemecatannya, ekonom 70 tahun itu tetap menjalankan tugasnya sebagai direktur pelaksana. Bahkan, dia tetap ngantor di kantor pusat Grameen Bank yang terletak di Kota Dhaka seperti biasa. Untuk menunjukkan keseriusannya, Yunus menyewa pengacara untuk gugatan resmi kepada pemerintah.

Kemarin, diwakili tim kuasa hukumnya, Yunus melayangkan gugatan resmi melalui Pengadilan Tinggi Dhaka. Jaksa Agung Bangladesh, Mahbubey Alam, membenarkan hal tersebut.  “Profesor Yunus sudah mengajukan gugatan hukumnya dan mempertanyakan legalitas pemecatannya oleh Grameen Bank,” terangnya dalam wawancara dengan Agence France-Presse.

Terpisah, sembilan anggota dewan direksi Grameen Bank mendukung  Yunus. Menurut mereka, tokoh yang gemar mengkritik pemerintah itu hanya menjadi korban politik kotor pemerintahan Perdana Menteri (PM), Sheikh Hasina Wazed. (hep/dos/jpnn)

Sabu Rp2,1 Miliar di Tapak Sepatu

Dibawa dari Malaysia Mau Dijual di Medan

Pekanbaru- Kanwil Bea Cukai Riau-Sumatera Barat di Pekanbaru berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu senilai Rp2,1 miliar. Penyelundupan barang haram ini dilakukan dua warga negara Indonesia asal Aceh. Kini keduanya telah diamankan pihak bea dan cukai.

Kepala Kanwil BC Riau-Sumbar, Kusdirman Iskandar mengungkapkan hal itu dalam acara jumpa pers di ruang kerjanya, Kamis (3/3). Menurutnya, kedua tersangka pria asal  Aceh itu masing-masing berinisial SY dan IB. Kedua tersangka ditangkap di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

“Keduanya kita tangkap hari ini sekitar pukul 10.45 WIB di bandara. Hasil pemeriksaan, dipastikan kedunya membawa narkoba jenis sabu-sabu. Barang bukti yang kita amankan sebanyak 1.400 kg dengan nilai penjualan bisa menembus angka Rp2,1 miliar,” kata Iskandar.

Iskandar menjelaskan, kedua tersangka ini ditangkap di bandara SSK Pekanbaru setelah turun dari pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan AK 570 yang bertolak dari Kuala Lumpur, Malaysia. Keduanya ditangkap berdasarkan profiling yang mencurigakan.

Setelah tim BC mencurigai gerak gerik keduanya, lantas dilakukan pemeriksaan di kantor pengawas BC yang ada di bandara. Dari sana tim memeriksa sepatu keduanya. Setelah dilihat, ada kejanggalan di telapak sepatu tersebut.
Setelah berhasil mengambil benda dalam kemasan plastik kecil itu, lanjut Iskandar, lantas tim melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan jenis narkoba  tersebut. Setelah diuji, baru diketahui benda berbentuk kristal itu ternyata narkoba jenis sabu-sabu.

“Hasil pengakuan kedua tersangka, barang bukti itu akan mereka perjualbelikan di Medan, Sumut,” kata Iskandar. (net/jpnn)

Bus Sekolah v Xenia, 1 Tewas

SIANTAR- Kecelakaan lalulintas kembali terjadi. Kali ini Daihatsu Xenia BK 1160 TZ yang dikemudikan Amro Sinaga (24) menghantam bus sekolah milik PTPN 4 BK 7465 TL yang dikemudikan Fahruddin Nasution (52) di Jalan Siantar-Tanah Jawa KM 8 Kecamatan Siantar, Kamis (3/3) sekitar pukul 6.30 WIB. Akibatnya, Amro Sinaga tewas di tempat, sementara 10 penumpang lainnya dari kedua mobil mengalami luka-luka.

Amatan METRO SIANTAR (grup Sumut Pos), Amro Sinaga, supir Xenia warga Dusun Merjaya Asih Nagori Sumber Asih Kecamatan Hatonduhan  tewas terjepit di belakang stir mobil yang dikendarainya. Sementara kawan yang juga sepupunya Camran Sinaga (20)  yang duduk persis di sebelahnya  mengalami luka parah dan dibawa warga ke RS Vita Insani Kota Siantar.  Mobil Xenia hitam terlihat rusak parah, depan mobil ringsek dan tidak berbentuk lagi. Akibat kerasnya tabrakan, ban mobil sebelah kanan terlepas, dan  kaca depan mobil juga pecah. Mobil ini pun masuk ke parit sebelah kiri jalan.  Sementara bus sekolah  tidak mengalami kerusakan.  Fahrudin saat ditemui di Ruang Teratai RS Balimbingan PTPN 4 di Kecamatan Tanah Jawa, menyebutkan penumpang bus saat kejadian naas  itu ada delapan orang. Tujuh siswa SD hingga SMP dan satu orang lagi karyawan salah satu bank di Kota Siantar. Dan seperti biasa, dia bertugas mengantarkan anak-anak pegawai PTPN 4 Kebun Bah Hilang atau Kebun Pagar Jawa ke sekolah di Kota Siantar. “Mobil Xenia  melaju kecepatan 100 KM per jam, tapi saat di Jalan Siantar-Tanah Jawa, Xenia menabrak bus gara-garaingin menyalip” ungkapnya. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.(ral/smg)

 

Jaksa Kembalikan Uang Korupsi

LANGKAT- Kejaksaan Negeri (Kejari) Stabat, kembali menyerahkan uang hasil sitaan tindak pidana korupsi Rp1 miliar lebih kepada Pemkab Langkat di ruang kerja Bupati Langkat, Kamis (3/3).

Kajari Stabat H Faturahman, mengatakan uang sitaan yang dikembalikan berasal dari  sejumlah pejabat yang tersandung korupsi di kantor Kementerian Agama (Kemenag) Langkat dan Kesbangpolinmas Langkat, setelah mendapat putusan tetap dari Pengadilan Negeri (PN) Stabat.  Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mengatakan, dana dimaksud akan dimasukan ke rekening kas daerah untuk selanjutnya dapat dipergunakan bagi pembangunan Langkat.(ndi)

Selesaikan Sengketa Lahan PTPN 2

LUBUK PAKAM- Ratusan warga yang mengatasnamakan petani Desa Dagang Krawan mendatangi kantor DPRD Deli Serdang, Kamis (3/3) sekitar pukul 11.30 WIB. Dalam aksinya, warga mendesak dewan agar membentuk panitia khusus (pansus) lahan sengketa eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Kebun Dagang Krawan Tanjung Morawa guna  menyelesaikan sengketa lahan PTPN 2 tersebut.  Kordinator Aksi Eko Sofianto, menyampaikan keresahan petani karena tidak menguasai lahan 76,11 hektar. Lahan itu hingga kini masih berstatus sengketa. Ironisnya lahan itu kini telah dibangun tembok pagar oleh oknum pengusaha, berinisial AK.  Mikail Tp Purba menyatakan pihak sudah membentuk pansus soal lahan PTPN 2 ini. Dan sekarang tinggal menetapkan jadwal kunjungan kerja.

Dari Binjai, Kapolres Binjai AKBP Rina Sari Ginting meminta masyarakat penggarap lahan PTPN 2 Sei Semayang tidak turun ke lapangan untuk melakukan penggarapan.(btr/dan)

Sengketa Lahan Warga dengan PTPN II-PT KIM II, Ini Modus Lama

Terkait Bentrok Gapoktan Desa Manunggal dengan PTPN II-PT KIM II

Bentrok Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Manunggal di Desa Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan dengan PTPN II-PT KIM II, Kamis (3/3) banyak disesalkan khalayak. Selain memakan korban, bentrok itu juga mengundang sekian pernyataan. Termasuk dari  Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Ya, bagi Deputi Bidang Riset dan Kampanye KPA Iwan Nurdin, bentrok aparat Brimob dengan petani tersebut, merupakan modus lama yang dimainkan calon investor. Ketika kalah dalam unsur perdata, maka investor akan berupaya mengalihkan ke unsur pidana. “Diciptakan kekerasan, pengrusakan, penangkapan, ditahan, sehingga warga ketakutan dan tidak bisa memanfatkan lahan. Ini modus lama. Catatan KPA, modus-modus ini juga terjadi di sejumlah daerah,” jelasnya.

Sejatinya Iwan Nurdin menyayangkan keterlibatan aparat Brimob, yang menurutnya tidak ada relevansinya. Ketika sudah ada putusan yang inchract, maka mestinya unsur Pemerintah Daerah (Pemda) yang berada di lokasi, untuk memastikan bahwa lahan tersebut sudah kembali ke tangan warga.  Dikatakan, pola keterlibatan Brimob mirip dengan keterlibatan TNI di era Orde Baru, yang dijadikan alat menyingkirkan warga yang sudah lama tinggal di sebuah lahan yang akan dimanfatkan investor.

Senada dengan KPA, Kontras juga menyayangkan hal itu. Namun, Kontras lebih keras menyikapi sengketa tersebut. Kontras pun mendorong petani untuk tidak takut dalam upaya mempertahankan lahan seluas 46,11 hektar yang disengketakan di Desa Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan. “Masyarakat pemilik lahan sendiri harus berani konflik, maju terus, terus pertahankan lahan yang sudah diputuskan secara hukum menjadi milik mereka,” ujar Sekjen Federasi Kontras, Ruslan Purba kepada Sumut Pos di Jakarta, Kamis (3/3).

Dijelaskan Ruslan, cara yang frontal memang harus dilakukan petani. Menurutnya, memang bukan hal yang mudah untuk menghadapi investor, baik BUMN maupun swasta, dalam soal sengketa lahan. Pasalnya, negara, melalui aparat keamanan akan lebih berpihak kepada investor, bukan melindungi masyarakat.

Hanya saja, lanjut Ruslan, jika petani pantang menyerah, maka lambat laun akan menjadi perhatian publik secara luas. “Kalau terus ada tekanan maka akan bisa muncul perubahan kebijakan sektor perkebunan atau kehutanan,” ujar Ruslan.

Keterlibatan aparat Brimob dalam kasus sengketa lahan ini, lanjut Ruslan, menunjukkan memang belum ada perubahan pola negara dalam menghadapai masyarakatnya. Polisi menjadi alat penopang investasi BUMN atau pun swasta. “Mereka selalu berhadap-hadapan dengan masyarakat, bukan mengayomi masyarakat,” cetusnya.

Dijelaskan Ruslan, upaya lewat jalur hukum oleh petani saat menghadapi investor, memang bukan cara efektif. Sehebat apa pun pengacara yang mendampingi petani, kata Ruslan, akan kesulitan saat menghadapi kekuasaan. “Dengan cara mengerahkan massa, misalnya 2000 hingga 3000 orang  juga tak akan mempan, karena menghadapi kekuasaan yang disetir mafia, butuh waktu panjang,” cetusnya.

Dari pengalaman Kontras, lanjut Ruslan, tindakan represif aparat keamanan kepada petani sulit dihentikan.  Kontras sudah sering mengadvokasi dan mampu membebaskan beberapa warga yang ditahan aparat. “Tapi dalam dua tiga hari, ada yang ditangkap lagi. Begitu terus,” pungkasnya. (sam)

Jhon Tafbu: Seharusnya Kita Malu

Permasalahan sengketa kepemilikan lahan seluas 46,11 hektar antara 70 anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Manunggal dengan PTPN II-PT KIM terus berkembang. Hal ini memberikan dampak yang signifikan ke pihak KIM.

Humas KIM, Pangkal Simanjuntak, mengatakan bahwa dengan adanya permasalahan lahan sengketa ini, pihak investor enggan masuk ke KIM untuk kerjasama.

“Hal ini pastinya membuat investor takut karena keadaan tak kondusif,” ujarnya, Kamis (3/3). Meski begitu, Pangkal mengatakan kalau KIM terus berjalan. Setidaknya dari 300 pabrik, yang masuk di lahan sengketa berjumlah 12 pabrik. “Ya, sampai saat ini belum ada pabrik yang tutup,” tambahnya.

Pangkal tak menampik, dengan kejadian tersebut, KIM memang terganggu. Tidak hanya soal aktivitas pabrik, namun soal investor juga.  “Yang jelas, investor yang mau menanamkan modal ke sini tidak berani karena KIM masih mempunyai masalah,” ucapnya.

Tak jauh berbeda, Kuasa Hukum KIM Rasudin Gultom, pun mengkhawatirkan ketertarikan investro. “Itu pasti lah, mana ada investor yang mau menanamkan modal apabila yang mau diajak kerja sama bermasalah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gultom menambahkan bahwa  dengan adanya permasalahan ini, ada investor yang tidak jadi membangun pabrik di lahan KIM. “Investor dari India ingin membangun pabrik minyak kelapa sawit, namun lahan sudah dieksekusi kemungkinan besar investor tersebut tidak jadi membangun pabriknya,” tambahnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas USU Jhon Tafbu menekankan, untuk mendatangkan investor memang harus ada jaminan keamanan. Jadi, ketika tanah KIM bermasalah, maka wajar saja investor menghindar. “Seharusnya kita malu pada investor asing. Ya, bagaimana mereka mau menanamkan modalnya jika tanahnya saja masih bermasalah,” kata Jhon Tafbu. (mag-11/mag-7)

Jalan Panjang Sengketa Lahan

Luas lahan         : 46,11 Ha
Lokasi             : Desa Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan
Pemohon eksekusi    : Legiman dan Tugimin atas nama 70 anggota Gapoktan Manunggal
Tergugat I        : PT KIM II Mabar
Tergugat II        : PTPN 2 (dahulu PTP IX)

6 Januari 2011
PN Lubuk Pakam mengeksekusi putusan MA No 3011/K/Pdt/2001

2004
Dalam sidang peninjauan kembali (PK), MA memenangkan gugatan kepemilikan lahan 70 anggota Gapoktan Man unggal atas PT KIM (tergugat I) dan PTPN II (tergugat II).

6 Desember 2001
Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan putusan No 3011/K/Pdt/2001 memengkan gugatan Gapoktan kepemilikan lahan 46,11 Ha atas tergugat I (PT KIM) dan tergugat II (PTPN II).

21 September 2000
Pengadilan tingkat banding di mengeluarkan putusan No 256/Pdt/2000/PT-MDN, memenangkan Gapoktan manuggal atas gugatan terhadap PT KIM (tergugat I) dan PTPN II (tergugat II)

6 Maret 1999
Putusan PN Lubuk Pakam  No 67/Pdt.G./1999/PN/LP memenangkan gugatan kepemilikan lahan Gapoktan Manunggal atas PT KIM (tergugat I) dan PTPN II (tergugat II)

16 Desember 1998
Rapat antara petani penggarap-PTP IX di Kantor Bupati Deli Serdang menegaskan, PTP IX dilarang melakukan kegiatan di lahan yang digarap petani sejak 1952 itu.

1996
PTP IX mengalaskan HGU No.10 (tidak pernah diperlihatkan) mentraktor tanah terperkara dan megalihkan tanah garapan seluas 46,11 Ha kepada PT KIM, berdasarkan Akta Perjanjian No. 1 tanggal 2 September 1996.

1986
PTP IX mengalaskan HGU No 10 sebagai dasar untuk menguasai tanah garapan para penggugat seluas 46,11 Ha tersebut.

1 Agustus 1969
Panitia Landreform Kabupaten melayangkan surat No.751/LR/II/8/1969 kepada PTP IX, berisi teguran kepada PTP IX.

14 Juli 1969
Pemkab Deli Serdang mengirimkan surat ke Badan Pertimbangan Landreform Kabupaten Deli Serdang No.79/BP31/VII/8/1969 berisi keberatan atas pentraktoran yang dilakukan pihak PTP IX.

1 Juli 1969
Pemkab Deli Serdang telah turun ke lokasi, menyaksikan pentraktoran lahan yang dilakukan tanpa ada musyawarah dengan rakyat setempat.

1969
PTP IX (sekarang PTPN II) mengambil mentraktor lahan yang digarap petani yang saat itu dilindungi UU Darurat No 8 tahun 1954 dan Properti No. I/1 1960. Petani mengadukan PTP IX ke Pemkab Deli Serdang.

1952
Mantan buruh perkebunan Tembakau Maskapai Aresboroeh (TMA) , kebun swasta Belanda, menggarap lahan yang ditinggal perusahaan itu seluas 46,11 Ha di Pasar I, II, III Mabar.

Sumber: Data olahan Sumut Pos

Melawan Kemapanan

Bintang Medan vs Persebaya 1927

MEDAN-Bintang Medan kembali dihadang laga berat. Melawan Persebaya 1927 malam ini di Stadion Teladan tentu bukan perkara mudah. Bintang Medan harus mampu melawan kemapanan Bajul Ijo-julukan Persebaya yang sudah lebih dulu bersiap jauh hari sebelum Liga Primer Indonesia (LPI) benar-benar digelar.

Bagi tuan rumah, masalah besar tengah melanda. Pertama soal cedera pemain. Kedua soal runtuhnya mental pasca menderita dua kekalahan beruntun yang salah satunya bahkan terjadi di kandang sendiri, ketika menjamu Jakarta 1928. Terakhir tim asuhan Michael Feichteinbener kandas di Stadion Jati Diri markas Semarang United.
Sebaliknya bagi Persebaya, laga ini bakal dimaksimalkan mencuri tiga angka. Dari tujuh laga, skuad asuhan Aji Santoso ini telah menang empat kali, sekali seri dan baru satu kali kalah. Peringkatnya pun di posisi tiga besar.
Bagi tuan rumah, laga ini semakin berat. Apalagi kini Bintang Medan hanya duduk di posisi 13 klasemen sementara. Tak ayal kemenangan harus diamankan.

Beruntung Michael melihat banyak perkembangan yang dialami timnya pasca kekalahan kontra Semarang United 2-3. “Pelatih kepala melihat anak-anak sudah menunjukkan performa terbaik,” kata Asisten pelatih khusus kiper, Syahril Nasution yang menjadi wakil Bintang Medan saat konfrensi pers di Stadion Kebun Bunga kemarin. Yang masih membuat  pihak Bintang Medan ketar-ketir tentu saja soal cedera pemain. Dipastikan Soldier Kinantan tidak akan diperkuat Amin Kamoun dan Guti di lini belakang. Absennya Amin tentu jadi soal besar. Meladeni gaya main Persebaya yang cepat dan sesekali kerap melakukan umpan silang mematikan, keberadaan Amin Kamoun untuk memotong arah bola tentu dibutuhkan.

“Kami sadar, Persebaya dihuni pemain bagus dengan pergerakan yang cepat. Tapi kami yakin bisa mengantisipasi hal itu,” sambung Syahril.

Ada opsi bagi Bintang Medan untuk mengimbangi Persebaya. Yakni main keras ala Medan atau biasa dikenal rap-rap. Kalau teori ini berhasil diterapkan pemain, maka ada kans untuk mengamankan angka. “Mungkin tim akan main keras sesuai karakter Medan,” lanjut Syahril. Yang cukup menjanjikan dari Bintang Medan adalah bakal kompletnya lini depan. Cosmin Vancea dan Yoseph Ostanika siap diturunkan. Sementara Ahn Heo Yean yang sudah mengoleksi satu  gol kemungkinan akan mendukung pergerakan dari tengah. Paharuddin dan Syamsul juga siap tampil bersama Heri atau Rohmat.  Di kubu Persebaya 1927, persiapan tentu tak jadi soal. Meski laga akan dimainkan malam, Bajul Ijo tidak masalah karena mereka juga kerap memainkan laga malam hari di ajang LPI. “Semua pemain fit. Kita siap tempur dan bertekad meraih tiga poin,” ujar Asisten pelatih, M. Afif yang mewakili Aji Santoso saat temu pers sehari sebelum laga.

Persebaya diprediksi masih akan mengandalkan duet Nico Susanto dan I Made yang didukung pergerakan lini kedua yang dikoordinir John Takpor dan Andik Vermansyah. (ful)

Bajul Ijo Didukung Bonek

Bajul Ijo tak sendirian datang ke Stadion Teladan Medan. Klub yang juga berjuluk Green Force itu bakal ditemani Bonek-barisan fans fanatik Persebaya. Puluhan Bonek sudah menyatakan kesiapan mendukung Jhon Takfor dkk.
Meski kerap bermasalah dengan aparat keamanan, namun Bonek yang datang ke Medan dijamin tidak akan mengulah. Apalagi Bonek juga sudah disambut barisan fans Bintang Medan yang juga barisan fans PSMS, SMeCK Hooligan. Bahkan Bonek ditampung di sekretariat SMeCK di Jalan Gedung Arca Medan.

“Jadi tidak ada masalah. Kawan-kawan dari Bonek yang datang hanya ingin mendukung timnya, bukan untuk buat onar,” kata Nata Simangunsong ketua SMeCK kemarin.

M Afif, Asisten Pelatih Persebaya 1927 juga menyatakan Bonek yang datang ke Medan adalah Bonek yang berbeda. “Kalau Bonek sanggup datang ke daerah yang jauh, maka ini adalah Bonek yang punya uang dan memang murni mendukung. Semoga mereka tidak mengulah,” kata Afif.

Meski hanya 20-an Bonek yang datang langsung dari Surabaya dan sekitarnya, namun mereka dipastikan akan menggalang dukungan dengan mengajak Warga Surabaya yang bekerja di Medan dan sekitarnya untuk mendukung Persebaya.  Jadi jumlahnya kemungkinan bakal mencapai ratusan. (ful)

Pendapatan dari Tiket Minim

Keputusan Panpel Pertandingan Bintang Medan untuk menggelar laga malam hari, tak lepas dari upaya mendongkrak jumlah penonton untuk datang ke Stadion Teladan. Dari tiga laga kandang yang sudah digelar, penonton yang hadir tak sampai 2000 setiap laga.

“Memang pemajuan jadwal karena kita berbenturan dengan jadwal Divisi utama Liga Indonesia. Kebetulan Pro Titan main di hari yang sama. Kita majukan menjadi Jumat dan kita coba main malam. Kita coba serap penonton lebih banyak,” jelas Agus Suriono, Ketua Panpel Bintang Medan kemarin.  Diharapkan dengan main malam, animo pendukung meningkat karena waktu menonton bisa disesuaikan dengan usainya jam kerja, sekolah ataupun kuliah. “Kita evaluasi dari tiga pertandingan sebelumnya. Tak lebih dari 2000 tiket terjual. Untuk itu kita coba gelar laga di malam hari di saat masyarakat sudah pulang kerja dan aktivitas lainnya,” ujarnya.

Laga kontra Persebaya 1927 ini juga dijadikan momentum untuk meraup penonton sebanyak-banyaknya. Nama besar Persebaya diharapkan menjadi magnet yang bisa meningkatkan animo penonton. “Terus terang kita ingin laga ini menjadi momentum untuk meningkatkan jumlah penonton. Siapa tidak kenal Persebaya. Laga ini tentu menarik perhatian warga Medan,” lanjut Agus. CEO Bintang Medan, Dityo Pramono juga menyambut baik terobosan ini. Melawan Persebaya diharapkan penonton meningkat. (ful)

Mone Lohy Absen

Menghadapi Manado United dalam lanjutan (LPI) Minggu (6/3) ini,  Medan Chiefs dipastikan tak diperkuat  Mone Lohy untuk mengawal ini belakang. Namun Tim yang rencananya akan berangkat ke Manado hari ini, masih memiliki beberapa pemain yang memiliki kualitas tak jauh dari Mone.

Asisten Pelatih Medan Chiefs, Joseph sat dijambangi di Mess Kebun Bunga  mengakui jika Mone diperkirakan membutuhkan waktu enam bulan untuk masa penyembuhan akibat cedera yang dialaminya saat bertandang ke markas Aceh United, Minggu (20/2) lalu. “Dia mengalami patah pada bagian betisnya sehingga harus menjalani operasi dan diperkirakan tidak bisa bermain selama enam bulan,” ungkap Joseph.

Meskipun tanpa Mone, namun Joseph masih tetap optimis jika skuad yang diasuh pelatih kepala Jorg Peter ini akan mampu membawa nilai sempurna di kandang lawan.

Mengingat Medan Chiefs yang belum terkalahkan dalam empat laga sebelumnya memiliki dua pemain baru seperti Baihakki Kaizaan dan Sharil Ishak yang dianggap mampu mengisi kekosongan skuadnya.

“Pengalaman Baihakki dan Sharil mampu meningkatkan kualitas tim. Jadi kekosongan lini belakang  bisa saja di isi oleh Baihakki yang berposisi sebagai gelandang bertahan,” sebut Joseph. Saat disinggung mengenai peta kekuatan lawan yang akan dihadapinya nanti, menurut Joseph, pelatih Jorg hanya melihat permainan Manado United lewat game di televisi.(uma)