25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15573

Petani Tuntut Penerapan UU Agraria

LANGKAT- Aliansi Solidaritas Kaum Tani Indonesia  se- wilayah Teluk Aru (Askatista) kembali berunjukrasa di depan gedung DPRD Langkat, Jumat (25/2). Dalam aksinya, mereka menuntut dikeluarkannya rekomendasi DPRD tentang penerapan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No 5 tahun 1960 di Kabupaten Langkat.

Kedatangan warga disambut petugas Satpol-PP dan Dalmas Polres Langkat. Puluhan massa ini pun tertahan didepan pintu gerbang selama beberapa jam sebelum diterima oleh wakil rakyat. Sempat terjadi ketegangan saat itu antara warga dan petugas, sebab warga ingin menyerang masuk ke dalam gedung dewan, sementara utusan dari dalam (DPRD-Red) hanya  memperkenankan sepuluh orang perwakilan saja.

“Kami datang kemari karena diundang, jadi tolong perlakukan kami dengan baik, bila perlu bawa turun anggota dewan itu biar kita bahas di sini saja masalahnya,” teriak pengunjuk rasa dari luar pagar gedung DPRD dengan alat pengeras.

Akhirnya, pengunjuk rasa mengutus 15 anggotanya untuk bertemu dengan wakil rakyat di Komisi I DPRD. Di dalam ruangan massa bertemu dengan Arbai Fauzan. Dalam pertemuan itu dewan berjanji akan mengeluarkan rekomendasi tersebut, namun tidak serta mereta dikeluarkan saat ini juga. “Kita bisa mengeluarkan rekomendasi, tapi tidak mungkin saat ini, karena kami berada di sebuah lembaga yang memiliki mekanisme,”ungkap Arbai berdiplomasi.(ndi)

Pembagian Raskin Tidak Adil

085762516xxx
Kepling Kelurahan Durian tidak adil untuk pembagian raskin. Pak Wali Kota tolong di tindas Kepling yang tidak memberikan raskin kepada yang membutuhkan.

Kami Cek Laporannya
Terimakasih laporannya, adanya informasi ini kami minta kepada Camat Medan Timur untuk mengecak raskin yang dimaksud. Saya minta secara tegas dan secepatnya untuk memberikan laporan kepada saya. Sebab, apa yang terjadi di kelurahan dan kecamatan harus diketahui Camat.

Syaiful Bahri Lubis
Sekda Medan

Pipa Pertamina Dibor, Ribuan Liter Minyak Tumpah

LABUHAN- Pengeboran pipa minyak Instalasi Media Grup Depot Pertamina Labuhan kembali terjadi, kali ini lokasinya di kawasan Kampung Mawar Kecamatan Medan Labuhan. Akibatnya, ribuan liter minyak milik Pertamina tumpah, Jumat (25/2) sekira pukul 04:00 WIB pagi.

Barang bukti yang berhasil diamankan petugas adalah bahan bakar minya (BBM) 3 jerigen, 2 drum, plastik, alat pembobol dan satu unit mobil pick up Grand Max BK 9378 CG. Namun,  pelaku berhasil kabur.

Tidak lama berselang, GM Fud Retail Marketing Region I Pertamina, Gandhi Sri Widodo, dan Kepala IMG Depot PT Pertamina Labuhan, Abdul Rahim meninjau lapangan dan melihat sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan.

Selanjutnya, untuk mengantisipasi kemarakan pembobolan BBM melalui saluran pipa milik Pertamina, para pejabat tinggi PT Pertamina melakukan rapat tertutup dengan sejumlah aparat keamanan di depot PT Pertamina Medan Labuhan.

Humas PT Pertamina, Erika mengatakan terungkapanya pengeboran saluran pipa PT Pertamina karena adanya laporan yang diterima pihak keamanan PT Pertamina. Selanjutnya, dengan sejumlah aparat gabungan dari polisi, TNI AL dan juga Satpam langsung dilakukan penggrebekan ke lokasi areal pipa Pertamina berjarak 300 meter dari pagar Depot Pertamina Labuhan.
Kanit Tipiter Polres Pelabuhan Belawan, Iptu J Tarigan mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Kami masih melakukan penyelidikan di lapangan dengan segala barang bukti telah kita amankan untuk menangkap pelaku,” ujarnya.(mag-11)

Aspal Jalan Kami

085762516xxx
Pak Wali Kota kapan di aspal balik jalan Pembangunan 3 Glugur Darat ll Medan Timur.

Masih Proses Tender
Terimakasih informasinya, selama ini kegiatan di Dinas Bina Marga Kota Medan sedang melaksanakan pengumuman barang dan jasa, sehingga kami di Pemko Medan khususnya Dinas Bina Marga belum bisa melaksanakan pembangunan. Jadi, kami berharap kepada warga untuk tetap bersabar menunggu dilaksanakannya pembangunan pada april tahun ini.

Gunawan Surya Lubis
Kepala Dinas Bina Marga Kota Medan

Monyet Serang Warga

Dua Orang Kritis

TEBING TINGGI-  Warga Jalan LKMD Lingkungan I  Gang Bahagia Kelurahan Lalang Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi resah. Soalnya, ada monyet liar yang kerab mengganggu warga. Buktinya, ada dua warga yang sudah digigit moyet tersebut dan kini dirawat di rumah sakit umum (RSU) Sri Pamela.

Keduanya adalah Sainem (70) dan Ibnu Halim Purba (2). Keduanya warga yang sama. Peristiwa itu terjadi Kamis (24/2) malam sekira pukul 20. 30 WIB. Menurut keterangan Sainem, malam itu setelah Magrib dia hendak tidur. Seperti biasa  dia ditemani cucunya Santi (16). Tetapi pada malam itu, Santi pergi sehingga Sainem tidur sendiri di rumahnya.

Beberapa jam tertidur tiba-tiba ada seekor monyet besar menimpa tubuhnya. Spontan Sainem menjerit  dan minta tolong sehingga warga sekitar bangun dari tidurnya dan menemui Sainem. Warga sempat melihat moyet tersebut melancarkan aksinya.

“Aku baru saja tertidur, tiba-tiba ada yang menimpai aku. Kupikir cucuku Santi, ternyata setelah kulihat rupanya monyet besar, langsung aku menjerit dan minta tolong kepada tetangga,” ungkap Sainem sambil menahan rasa sakit atas luka gigitan monyet itu. Lalu warga membawa Saniem ke RSU Sri Pamela Jalan Sudirman Kota Tebing Tinggi untuk mendapatkan perawatan.
Sejak kejadian itu banyak warga menduga moyet tersebut merupakan moyet jadi-jadian.

Menurut Asrofah Batubara (38), warga setempat moyet tersebut merupakan penunggu rawa-rawa, di desa itu. “Kami duga itu pasti monyet jadi-jadian, bayangkanlah, lihat perempuan monyet itu langsung mau menyerang,” ungkapnya.(mag-3)

Dana Sertifikasi Belum Dibayar Empat Bulan

087868332xxx
Kami guru SMA Negeri dan Swasta Propinsi Sumatera Utara resah dan kecewa sebab tunjangan sertifikasi tahun anggaran 2010 belum kami terima selama 4 bulan, mohonlah kiranya segera di cairkan yang sangat berguna bagi kami untuk memenuhi kebutuhan hidup kami yang semangkin sulit.

Tunggu Anggaran Pemerintah Pusat
Terimakasih laporannya, selama ini dana sertifikasi datangnya dari Pemerintah Pusat, jadi sampai saat ini belum ada dana dan anggaran yang disampaikan ke Dinas Pendidikan Sumut. Sekarang ini kami masih menunggu dan untuk diketahui, uang sertifikasi ini langsung ke rekening guru masing-masing. Kami berharap guru untuk bersabar menunggunya dari Pemerintah Pusat.

Syaiful Syafri, Kepala Dinas Pendidikan Sumut

Dari Rawa hingga Bangunan Semi Permanen

Dikelilingi pohon trembesi yang sudah berusia ratusan tahun. Lapangan Merdeka Medan mulai dijadikan lapangan resmi sejak tahun 1885. Sebelumnya lapangan itu pada zaman Hindia Belanda disebut Esplanade kemudian pada zaman pendudukan Jepang disebut Fukuraido. Baru setelah Indonesia merdeka pada namanya diubah menjadi Lapangan Merdeka.

Sejatinya, dulu taman ini adalah kebun tembakau serta rawa-rawa. Sebagai suatu taman, keberadaan Esplanade sesungguhnya mirip sebuah lapangan kota yang kecil karena menghadap gedung balaikota dan beberapa perkantoran pemerintah. Sekalipun kemungkinan lapangan ini bukan satu-satunya lapangan yang besar di Medan namun demikian keberadaan Esplanade dapat dibandingkan seperti Lapangan Banteng. Pada masa lalu lapangan ini adalah tempat rekreasi keluarga.

Dulu di bawah Lapangan Merdeka Medan terdapat parit besar untuk pembuangan air  yang mengalir ke Sungai Deli. Di tempat inilah diselenggarakan pasar malam pertama pada tahun 1908. Sedangkan Museum Medan berada di depan pos polisi yang terbakar tahun 1944. Selain ruang terbuka untuk rekreasi warga, Lapangan Merdeka juga turut andil dalam kemerdekaan Republik Indonesia. Pada pada Oktober 1945, tempat ini menjadi saksi pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI yang dibacakan Mohammad Hasan.

Keberadaan gedung kantor pos di depan lapangan seperti ini merupakan prototipe kantor-kantor pos lain di beberapa kota antara lain Bandung, Magelang dan kota-kota kecil lainnya.

Namun keberadaan kantor pos yang berhadap-hadapan dengan gedung balaikota hanya ditemukan di Medan.  Sayang, Lapangan Merdeka yang seharusnya terbuka kini dipenuhi bangunan-bangunan semipermanen yang berfungsi sebagai restoran dan cafe. Kehadirannya sekarang ini yang dipenuhi bangunan-bangunan baru tersebut sangat mengganggu sistem visual sebagai sebuah ruang terbuka kota. (bbs/net)

Perbaiki Lampu Jalan Kami

085276649xxx
Kepada Yth Bapak Kadis Pertamanan Kota Medan yang baru, kami mengharapkan perhatian Bapak mengenai ada beberapa lampu jalan yang tidak berfungsi khususnya di Jalan Sekip, karena kendaraan-kendaraan yang melintas disini cukup ramai Pak saat malam hari. Terima kasih

081375839xxx
Bapak Wali Kota Medan tolong di perhatikan lampu jalan  di daerah simpang Selayang. Tiga hari hidup tiga bulan mati, daerah sini rawan kejahatan jangan lampu hias di pusat kota saja di perhatikan. Buat apa tiap bulan kami harus menanggung lampu jalan kalau tidak hidup cabut  saja semua. Terima kasih.

Mohon Bersabar
Terimakasih laporannya, selama ini kami sudah melakukan pendataan di sejumlah lapangan. Hanya saja, waktu dan keterbatasan personil membuat pelaksanaan harus bergiliran dilaksanakan perbaikannya.

Sekarang, tim kami masih bekerja dari mulai Jalan Imam Bonjol hingga sejumlah titik di inti Kota Medan. Selanjutnya, akan berkeser lagi ke sejumlah ruas jalan lainnya. Jadi kami mohon bersabar, karena tim sudah mendapatkan data untuk jalan mana saja yang akan diperbaiki lampu jalannya.

Erwin Lubis
Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan

———-

Jangan Tunda Perbaikan
Pada dasarnya pelaksanaan kerusakan ataupun pembangunan tidak boleh ditunda-tunda, apalagi pembangunannya berkaitan kepada pelayanan masyarakat. Jadi, jangan ada alasan lain bagi Pemko Medan tidak melakukan segera mungkin perbaikan lampu jalan ataupun pelayanan masyarakat lainnya yang sangat dibutuhkan.

Apabila jumlah personil masih kurang dan armada tidak cukup serta anggarannya belum muncul, sebenarnya hal ini bukan menjadi landasan alasan yang kuat. Bagi pemerintah sekarang ini harus tegas berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyatnya.

Apalagi selama ini pajak penerangan jalan setiap bulannya dibayar masyarakat di dalam rekening listrik. Artinya, tak ada penundaan dalam perbaikan dan Dinas Pertamanan harus menyiapkan petugas yang siap selalu untuk urusan lampu jalan.

Ir H Ahmad Parlindungan Batubara
Ketua Komisi D DPRD Medan

Wali Kota Larang Kegiatan di Lapangan Merdeka

Hanya untuk Dua Bulan ke Depan

Warga Medan yang termanjakan oleh tontonan atraktif dan menghibur di Lapangan Merdeka tampaknya harus mengelus dada. Pasalnya, selama dua bulan ke depan, Lapangan Merdeka harus bersih dari acara.

K epastian membersikan Lapangan Merdeka dari acara seremonial maupun hingar-bingar lainnya ditegas kan oleh Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Jumat (25/2). Kalimat sakti wali kota ini diucapkannya di depan 1.406 pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan  di Pendopo Lapangan Merdeka Medan. “Untuk dua bulan ke depan, Lapangan Merdeka ini, jangan ada penyelenggaraan acara atau kegiatan.

Karena Lapangan Merdeka harus menjadi Heritage Kota Medan. jadi, untuk perizinan kegiatan juga harus lebih ketat, jangan asal memberi izin saja,” ungkap Rahudman.

Wali kota juga menegaskan, dinas terkait tak perlu ragu untuk menolak permohonan izin acara di ruang terbuka bersejarah itu. “Yang mengatur kota ini premannya hanya satu yaitu wali Kota. Tidak ada preman lainnya,” tegas Rahudman.

Pada kesempatan itu, Rahudman menekankan, Dinas Pertamanan bukan hanya mengurusi mengenai reklame, tapi secara menyeluruh yakni, taman, lampu jalan dan lain sebagainya. Dikatakannya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemko Medan, bukan bersumber dari banyaknya reklame. “Saya tidak perlu banyak reklame.

Yang saya perlu adalah penataan kota ini. Pertamanan itu bukan hanya mengurusi reklame, tapi keindahan kota ini,” jelasnya.

Selain itu, Rahudman juga menekankan kepada para pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan, khususnya Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan Erwin Lubis untuk melakukan perbaikan terhadap semua pintu masuk dari daerah menuju Kota Medan.

Hal itu agar membuat Medan lebih asri dari sekarang ini. “Taman kota juga harus bersih dari reklame-reklame. Khususnya, reklame yang tak memiliki izin,” kata Rahudman lagi.

Maka dari itu, Rahudman kembali mewanti-wanti kepada Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan untuk melakukan terobosan dalam rentang waktu tiga bulan ke depan. “Kalau ada pegawai yang tidak serasi dengan Kepala Dinasnya, laporkan dengan saya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan Erwin Lubis kembali menegaskan, dirinya akan bekerja keras untuk memenuhi instruksi dari Wali Kota Medan tersebut, seperti penertiban reklame, memperbaiki lampu jalan yang rusak, begitu pula dengan taman-taman yang ada dan tanpa terkecuali akses-akses masuk ke Kota Medan.

Diketahui, seluruh pegawai di Dinas Pertamanan Kota Medan yang hadir 969 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pekerja Harian Lepas (PHL), 356 Buruh Harian Lepas (BHL), 73 pegawai kontrak dan 8 orang PNS Pemko Medan yang diperbantukan ke Dinas Pertamanan Kota Medan.(ari)

Dari Kursi Roda, Raih 5 Emas

Rosalinda Sarmauli Boru Manurung

Lahir sebagai anak yang normal membuat Rosalinda Sarmauli Boru Manurung (45) sama sekali tak berbeda dengan anak lainnya. Namun, ketika usia delapan tahun, dia sempat putus asa setelah sebuah taksi menabraknya. Dia cacat.

Tapi, kekurangan yang dimiliki bukan alasan bagi dirinya untuk tidak memberikan kontribusi pada daerah kelahirannya. Melalui kursi roda, satu per satu medali emas dia sumbangkan untuk dunia olahraga Sumatera Utara.

Ya, di antara insan olahraga Sumut, nama di atas tentu sudah tidak asing lagi. Sepak terjangnya di dunia olahraga sudah mendapat pujian tidak hanya dari daerah, nasional, juga internasional. Diawali medali emas pertamanya di cabang tenis meja pada Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas) di Palembang 2004 silam. Rosalinda mendapat tiket menjadi duta Sumut pada Kejuaraan Nasional Catur di Ternate 2005.

Di situ dirinya menyumbangkan satu medali emas. Tidak cukup di situ, dirinya menyabet medali emas pada seleksi nasional Para Games Thailand 2006 silam dan menyumbangkan dua medali emas, tiga medali perak, dan satu medali perunggu pada Para Games Thailand 2008 lalu.
Prestasi membanggakan itu juga dipersembangkan untuk Sumut pada Porcanas Kaltim 2010.

Masih banyak lagi prestasi yang ditorehkannya, lengkapnya lihat grafis.

Ketika ditemui di kediamannya Jalan Turi Gang Pembangunan No.3A Medan, Selasa (22/2) lalu. Rosalinda sigap menaiki kursi roda yang menjadi saksi perjuangannya. “Saya ditabrak taksi waktu usia delapan tahun,” kenang Rosalinda.

Bagi anak yang dilahirkan normal kelumpuhan sebagai dampak dari kecelakaan tadi membuatnya putus asa. Rosalinda kecil pun memutuskan keluar dari sekolah dan mengucilkan dirinya untuk waktu yang cukup lama. Melihat hal itu sang ayah yang seorang militer mencoba memahami perasaan putri ke empatnya itu. Sebuah papan catur pun dibelikan. Bahkan sang ayah mengajarkan langsung.

Melihat kemampuan sang putri, Rosalinda yang tetap menolak untuk bersekolah dibelikan buku-buku pelajaran dan surat kabar untuk mendapatkan informasi. Semua itu lantas dilahap dan dibuktikan saat kembali duduk di kelas III SD Parulian Medan. Meskipun di kuartal berikutnya Rosalinda kembali keluar karena tidak tahan dengan ejekan.

Di ‘pengasingan’nya, buku pelajaran tidak pernah lupa untuk dipelajari dan ditunjukkan saat mengikuti ujian kelulusan. Dirinya bahkan diterima di SMP Negeri 7 Medan (sekarang SMPN 8 Medan, Red). Begitu pun dirinya tetap berkeinginan untuk kembali normal. Bangku pelajaran akhirnya kerap ditinggalkan untuk menjalani pengobatan. Dari semula menggunakan dua tongkat, di kelas II dirinya sudah menggunakan satu tongkat saja. Hasil itu dirasa pantas mengingat pelajaran hanya dilakoni selama delapan bulan. Di kelas III dirinya hanya mengikuti ujian dan berhasil lulus.

Hal itu berlanjut ketika diterima di SMA Negeri 5 Medan yang harus ditinggalkannya karena tidak sempat mengurus izin saat akan menjalani operasi di Dolok Melangir. Meskipun di situ perjuangan Rosalinda harus berakhir. Rosalinda menamatkan pendidikannya di SMA Dwi Warna Medan. “Dokternya tidak tahu letak pasti kesalahannya. Karena mereka lihat badan saya tumbuh seperti orang normal begitu juga dengan kaki saya tidak mengecil. Jadi mereka ragu,” tuturnya.

Keraguan dokter akan kesembuhan tadi tidak lantas menghentikan keinginan Rosalinda untuk menuntut ilmu. Pada 1989 dirinya bahkan berhasil lulus ujian di jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara. Namun, minimnya akses yang ada bagi penderita cacat membuat Rosalinda tidak melanjutkan kuliah dan serius di olahraga seperti disarankan sang ayah.

“Saya optimis bila olahraga kita akan mengalami perubahan yang positif. Jadi saya yang serba kekurangan ini saja bisa berbuat apalagi anak muda yang lahir normal,” pungkas Rosalinda. (jul)
yang punya keinginan menggelar pembinaan cabang olahraga tenis meja bagi generasi muda ke depan. (jul)