27 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15645

Dukungan Mantan Bintang

MANCHESTER-Kekalagan 0-2 atas Dynamo Kyiv yang dialami Manchester  City membuat mantan bintang klub itu Mike Doyle turut prihatin.

Kendati begitu, Doyle optimis jika pasukan Roberto Mancini akan meraih hasil maksimal saat berlaga pada babak perempatfinal FA Cup yang berlangsung di City of Manchester, malam ini.

Apalagi tim yang akan menjadi lawan klub berjuluk The Citizens itu berasal dari Divisi II Reading. “Tidak ada alasan yang tepat untuk kalah dari mereka (Reading,Red), meskipun mereka sempat mengalahkan Everton pada babak sebelumnya,” bilang Doyle.

“Ingat, Everton berbeda dengan klub ini (Manchester City, Red). Klub ini memiliki ambisi untuk menjadi yang terbaik di tanah Inggris. Ini lah yang membedakannya,” bilang Dotyle lagi.

Doyle adalah mantan pemain Manchester City yang bermain untuk klub itu sekitar  tahun 1962 hingga 1978. Selama memperkuat The Citizens, pemain ini tampil dalam 558 pertandingan, dan mempersembahkan Piala FA pada tahun 1969 berkat sebuah gol yang dilesakkannya ke gawang Leicester.

“Ini (Piala FA) adalah kompetisi tertua di dunia. Semua orang akan menoleh kepada pemenangannya. Ini pernah kami rasakan,” bilang Doyle.

Karena hal tersebut Doyle berharap agar seluruh pemain Manchester  City segera bangkit dan melupakan kekalahan atas Dinamo Kyiv. Apalagi pada dua pertandingan terakhir di Piala FA, anak  asuh Mancini selalu tampil impresif dengan mengalahkan Notts County (5-0) dan Aston Villa (3-0).

Pertimbangan lainnya, meski James Milner masih diragukan tampil karena cedera hamstring, namun Carlos tevez dan Nigel de Jong siap merumput.

Nah, jika City (sebutan lain Manchester City) tampil impresif pada Piala FA, demikian juga halnya dengan Reading. Sebelumnya, tim yang kini berlaga di pentas Divisi II itu mampu mengalahkan Everton dengan skor 1-0.
Catatan lainnya, tim ini pun tidak terkalahkan dalam tiga pertandingan tandang terakhir. Termasuk saat bertandang ke Godisoon Park (markas Eeverton).

Sayangnya, pada laga nanti Reading bakal kehilangan kapten tim Matt Mills. Center bek Reading ini mengalami cedera pangkal paha dan hanya tampil 15 menit saat timnya menang 3-1 atas Ipswich Town, pada empat hari lalu. Kemungkinan besar posisi Mills akan digantikan Ivar Ingimarsson.
Selain kehilangan kapten tim, malam ini Brian McDermott, pelatih Reading juga bakal kehilangan Jobi McAnuff, Andy Griffin dan kiperAdam Federici Kiper.
“Kami tak punya pilihan lain kecuali menurunkan kiper kedua berusia 21 tahun Alex McCarthy. Saya yakin dia mampu menajalankan tugasnya dengan baik,” bilang McDermot, tactician Reading. (jun)

Ditikam 2 Liang, Cewek Asal Rantauprapat Tewas

Seorang wanita ditemukan tewas di kawasan Jalan Nibung Raya tepatnya di depan Planet Mobil, Jumat (11/3) malam pukul 23.45 WIB. Korban beranama Adeline Feronika (21), warga Simpang Enam Rantauprapat tewas dengan dua tikaman di bagian dada sebelah kiri dan leher.

Bahkan pada bagian tangan sebelah kanan korban juga terdapat luka gigitan. Pengakuan ayah korban, Berlin Hutauruk (56) di Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan, malam itu anaknya tiba di Medan dengan mengendarai kereta api dari Rantauprapat.

Sesampainya di Stasiun KA Medan, korban diantar teman prianya yang tidak dikenal Berlin, ke Klinik Medika di kawasan Jalan Jamin Ginting untuk menjenguk kakeknya yang sedang opname.

“Dia ke Medan mau menjenguk kakeknya yang diopname, dan dari stasiun dia diantar teman laki-lakinya, yang nggak saya kenal. Setelah sampai di klinik, sekitar pukul 22.00 WIB dia pergi lagi, dia bilang sama kakeknya mau makan, karena dari sore belum makan,” ungkap Berlin.

Sementara dari pengakuan teman korban, Br Purba yang bersama korban pada malam kejadian mengaku tidak mengetahui perihal kepergian korban malam itu. “Saya nggak tau dia pergi sama siapa. Saat itu, saya tidur di mobil. Kalau saja saya tau dia mau keluar beli nasi, saya pasti temani dia. Saat di klinik dia memakai celana pendek dan jaket, tapi pas ditemukan tewas, jaketnya sudah hilang,” ungkapnya.

Menurut Br Purba, seorang satpam di lokasi kejadian sempat melihat korban berantam dengan tukang becak. Korban saat itu sempat berteriak dan lari ke pos satpam sembari mengatakan mau dibunuh.

“Satpam di sana bilang dia sebelumnya berantam sama tukang becak, tapi wajahnya nggak jelas karena pakai helm. Setelah ditikam, korban sempat lari ke pos penjagaan,” sebutnya. (uma)

Supir L300 Tewas Dibacok Anak Tiri

BIREUEN- Warga Desa Cot Trieng, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen Sabtu (12/3) sekira pukul 08.00 WIB, mendadak gempar. Jailani (50) warga setempat, sehari-harinya bekerja sebagai supir mobil penumpang L300, ditemukan tewas mengenaskan di samping kios depan usai dibacok Nasruddin (25) yang tak lain anak tirinya. Usai menghabisi ayahnya, pelaku menelepon Kapol Subsektor setempat untuk menyerahkan diri, saat ini sudah ditahan di Polsek Samalanga.

Keterangan dikumpulkan Metro Aceh (grup Sumut Pos) di lokasi kejadian,  menyebutkan Jailani pagi itu baru saja keluar dari rumah Nuraini (40) disebut-sebut istri keduanya dan juga orangtua tersangka. Korban kemudian duduk menunggu seseorang sambil mengisap sebatang rokok, di bangku depan kios miliknya Muriati (35) persis di depan Meunasah Desa Cot Trieng dan tak jauh dari rumah istrinya itu.

Tak lama berselang, tersangka (Nasruddin-red) tadinya diduga hendak pergi ke kebun itu, sempat dilihat saksi mata, baru datang jalan kaki dari arah utara (jalan masuk ke desa itu-Red) sambil memegang parang dan membacokannya kepada korban.

Kapol Subsektor Simpang Mamplam, Aiptu Razali menjelaskan sejauh ini motif perkara belum jelas, masih dalam proses penyelidikan, pelaku sudah ditahan di Polsek Samalanga.(mru/jpnn)

Bangga Mengayuh Sepeda Tua

Kecintaannya kepada sepeda ontel, membuat Kompol Drs Syafwan Khayat MHum dijuluki sebagai Bapak Ontel Sumatera Utara. Padahal, Waka Polres Tebing Tinggi ini tergolong pendatang baru sebagai kolektor sepeda ontel.

Sebagai orang nomor dua di jajaran Polres Tebing Tinggi, Kompol Drs Syafwan Kahyat SH tak malu-malu mengendarai sepeda ontel dalam segala aktivitasnya. Bahkan, untuk pergi ke Mapolres Tebing Tinggi pun, Syafwan lebih sering mengendarai sepeda ontelnya dari pada mobil.

“Saya tidak malu mengayuh sepeda, malah saya bisa berhemat karena tidak mengelurkan uang untuk beli bahan bakar. Selain itu, dengan bersepeda tubuh kita menjadi sehat karena setiap hari ada pergerakan tubuh,’’ kata Safwan Khayat saat ditemui wartawan Sumut Pos di rumah dinasnya di Jalan Sutomo, Kota Tebing Tinggi, belum lama ini.
Selain itu, sepeda ontel juga mampu menghantarkan sosok Sfawan Khayat lebih dekat kepada masyarakat. Pasalnya, dengan bersepeda, dia mampu membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, khususnya pecinta sepeda ontel.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya pun semangkin banyak dalam kelompok yang dibinanya. Mulai dari kegiatan bakti sosial membantu warga kurang mampu, donor darah, penanaman pohon dan kegiatan-kegiatan lainnya.
“Sepeda ontel ini bisa kita jadikan sarana komunikasi  dengan masyarakat,” kata Safwan.
Syafwan Khayat pertama kali tertarik dengan sepeda ontel sejak 2007 lalu. Namun begitu, kini dia telah mengkoleksi sedikitnya 15 unit sepeda ontel.

Tak tanggung–tanggung, Safwan pun harus merogoh koceknya dalam-dalam untuk mendapatkan sepeda ontel dari berbagai merek terkenal, diantaranya Gazle  (Jerman) buatan 1940-an, Homber dan Relig buatan Inggris serta BSA buatan Belanda.

Relig (Inggris), buatan 1950–an , Homber (Inggris) buatan 1940-an dan BSA (Belanda) buatan 1940-an yang harganya mulai dari Rp1,5 juta sampai Rp16 juta lebih.

“Dari 15 unit sepeda ontel koleksi saya, yang paling saya senangi adalah merek Gazle. Bahkan, ada yang sudah menawarnya seharga Rp16 juta, tapi tidak saya jual,” ujar suami dari Ramzida Yulis Nasution  ini.
Menurut Syafwan, sepeda ontel Gazle miliknya ini memiliki sejarah tersendiri, sehingga tak ingin dijualnya dengan harga berapapun. Apalagi, sepeda Ontel Gazle buatan 1940–an ini merupakan koleksi pertamanya.
“Dulunya, sepeda Gazle ini sengaja didatangkan dari luar negeri untuk para bangsawan. Uniknya, bahan yang digunakan adalah besi yang cukup tahan lama, sambungan antara besi terlihat senyawa sehingga tidak nampak dilas,” kata Safwan lagi.

Diceritakannya, sekira 2007 lalu, Syafwan Hanyat tanpa sengaja melihat sepeda ontel yang sudah tak terpakai dan digunakan sebagai penyokong pohon mangga agar tidak tumbang. Setelah diperhatikannya, ternyata sepeda ontel tersebut bermerek Gazle. Tanpa buang waktu, dia pun menemui pemilik sepeda ontel tersebut untuk dibelinya. Karena pemilik sepeda tersebut menganggap sepeda tua itu tak bernilai, akhirnya sepeda tua itu diberikannya kepada ayah dari Nurul Ulfa Khayat dan Arfah Khayat ini.

Secara perlahan, dia mulai memperbaiki sepeda ontel yang baru dibelinya tersebut. Untuk aksesoris lampu depan saja, Safwan harus membelinya ke Jogja untuk mendapatkan bahan yang asli.
Sejak saat itu, diapun mulai banyak bergaul dengan orang-orang pecinta sepeda ontel. Pada 2007 itu pula, Syafwan Khayat bersama rekan-rekannya sepakat membentuk komunitas sepeda ontel yang dinamakan Ikatan Sepeda Ontel di Kota Medan.

Bahkan, dia diangkat sebagai pendiri dan pembina Ikatan Sepeda Ontel untuk wilayah Sumatera Utara. Karenanya, dia pun dinobatkan sebagai Bapak Ontel Sumatera Utara. (mag-3)

Ada Chip di Hatinya

(Kejahatan dan penjahat merupakan  sesuatu yang sudah kita kenal. Dia seakrab dengan kebaikan yang kita miliki. Namun, mengapa kita kurang menyadarinya?)

Cerpen :  Musa Ismail

Subuh mencekam.

Perburuan sudah dimulai. Koret1 embun yang jatuh tadi malam masih menyisakan ketajaman. Di sebalik kabut tipis bagai kelambu kasa itu, tampak sepasukan polisi merayap menyusuri perbukitan perawan. Mereka bagaikan sebarisan semut hitam yang sedang menuju sesuatu. Nahar yang memimpin kelihatan begitu serius. Meskipun ini adalah tugas yang biasa mereka lakukan, tetapi masih juga ada kecemasan, was-was, dan kebimbangan. Kesilapan sedikit saja akan mengakibatkan kecelakaan dan kegagalan yang akan melahirkan kekesalan seumur hidup. Nyawa bisa lepas.

Bebatuan yang berbaris dan  berhimpitan seakan-akan menjeling dan berbincang tentang sesuatu di subuh itu. Benda keras tersebut bagaikan memberikan isyarat, tetapi entah apa. Tidak seorang pun tahu apa itu. Benda mati itu beronggok-onggok di kanan dan kiri jalan setapak penuh daun kering. Sepanjang jalan, batu-batu itu terus saja menjeling manusia pemburu kejahatan.

Pohon-pohon begitu juga. Makhluk berdaun dan berakar itu berbisik-bisik ringan dengan tetangga dekatnya tentang subuh. Nahar, Yusri, dan beberapa temannya tidak sedikit pun menghiraukannya karena mereka memang tidak memahami kondisi ketika itu. Serangga-serangga hutan pun berbual mesra, tapi para polisi itu bukanlah Nabi Sulaiman. Sekali-kali dedaunan pepohonan menyapa mereka dengan lembut. Angin menyapu lemah sehingga ada suara seperti bunyi kertas kering yang disental pada lantai papan.

Nahar memberikan kode dengan kedua tangannya ketika jarak mereka dari lokasi sasaran hanya sekitar 50 meter. Mereka berpecah. Mereka mengepung dari berbagai arah dengan senjata api yang sedia laksana binatang buas yang siap menerkam mangsa. Sepanjang jalan berjarak 50 meter itu, akar-akar tanaman yang menjalar berjuntai. Terkadang akar-akar itu diterpa angin sehingga mengusap tubuh para polisi itu dengan ramah. Beberapa teman Nahar, terkejut karena menyangka akar-akar itu adalah ular yang bakal mematuk.

Nahar kembali memberi kode dengan tangannya. Rumah sasaran sudah dikepung dari berbagai arah mata angin. Hidung Nahar mencium bau asap rokok, bau mesiu, dan bau yang tidak enak. Kecemasan semakin gawat. Dengan kekompakan yang tinggi di bawah satu komando, mereka mendobrak pintu rumah itu. Masing-masing polisi itu berkeliaran mengamankan lokasi. Pintu-pintu kamar terus didobrak dengan penuh hati-hati
Dari luar, berjujai2 peluru menembusi dinding-dinding rumah sasaran itu. Polisi-polisi itu dicekam cemas. Mereka tertipu dan terkepung.

”Yusri tertembak,” Kapten Marjul berteriak setengah berbisik.
(Di apartemen, Sanah terkejut dari tidurnya. Dia duduk heran didera rasa tidak enak).
”Semuanya tiarap!” Nahar bergerak ke arah Yusri yang terbaring. ”Kamu harus bertahan,” tangannya memegang tangan sahabatnya itu.
”Lukaku hanya sedikit. Aku masih bisa bertarung.” Semangat Yusri masih berkobar seperti api yang sedang menjulat3.  Peluru buta itu memang hanya nyasar sedikit saja di bahu kanannya. Walaupun begitu, memanggul senjata cukup menyakitkan juga. Jangankan memanggul senjata, mengacungkan pistol saja seperti mengangkat seribu-satu kilogram batu.

Nahar dan teman-temannya memilih diam.
Hujan peluru pun tiba-tiba reda.

Dengan hati-hati, Nahar dan beberapa temannya, kecuali Yusri, bergerak mendekati celah-celah dinding. Tak satu pun bayangan tampak. Penembak gelap tadi mungkin sudah meninggalkan tempat itu.  Nahar kembali memberikan kode dengan tangannya. Perlahan-lahan dan dengan kesiagaan yang tinggi, mereka bergerak mengintai sasaran, si penembak gelap yang berada di luar itu. Ketika keluar dari pintu, mereka langsung dicegat seseorang yang aneh.
”Tertipu,” orang itu langsung tertawa panjang, mengikik.
Tangan Nahar melayang ke muka orang yang selalu disapa ”Gila” itu. Mukanya berdarah.

”Ayo lagi. Pukul lagi,” si gila itu tertawa lagi seraya menunjuk ke mukanya. Dia masih tertawa.
Nahar mencegah ketika beberapa temannya ingin ikut menghantam muka orang aneh itu. Dia langsung terkenang. ”Sudah dua kali, mengapa setiap penggerebekan, lelaki aneh ini selalu ada? Orang gila ini selalu merunsingkan4 kepala. Apa artinya semua ini? Apakah ini hanya suatu kebetulan atau pengelabuan?” pikirnya ketika itu. Lalu, buyar begitu saja tatkala Kapten Marjul menyeru tentang sesuatu.

”Kawan, lihat bekas telapak kaki ini rasanya masih baru. Ini menuju ke suatu arah, tapi entah ke mana?” Kapten Marjul berjongkok ingin memastikan arah langkah kaki misterius itu. Nahar, Yusri, dan temannya yang lain mendekati posisi Marjul.

”Oke, sekarang kita harus lebih waspada. Di subuh yang masih gelap begini, di hutan perawan ini, semuanya bisa terjadi. Lihat pepohonan dan batu-batuan itu, wajah mereka muram saja,” mata Nahar terus melirik keadaan lingkungan sekitarnya. ”Kita harus segera menyusul bekas langkah ini.”
”Bagaimana si Gila ini?” suara Yusri agak tertahan oleh kesakitan.

”Kita biarkan saja. Aku yakin kita akan kembali berjumpa dengannya,” suara Nahar setengah berbisik.
Waktu menuju subuh terus merangkak mengiringi langkah-langkah Nahar bersama temannya yang sedang mengekori bekas-bekas telapak kaki itu. Biar-bias cahaya bintang dan bulan menembusi serta menerangi dari celah-celah dedaunan dan ranting.

”Coba toleh ke belakang. Si Gila itu lenyap,” Nahar dengan suara masih tertahan.

”Ya, sepertinya ada sesuatu yang tidak kena  dengan orang itu. Aku pikir….Aduh!” tiba-tiba Yusri memekik karena bahu yang ditusuk peluru itu mencium dahan. Kalimat yang hendak diucapkannya pun terputus dan melayang bagai layang-layang yang putus tali. Namun, keluhan itu hanya berlangsung sekejap saja.

Hampir dua-ratus meter mereka bergerak mengikuti jejak kecurigaan. Mereka langsung terhenti. Jejak itu hilang, putus. Semuanya diterjang keheranan. Tetapi, sebagai pemimpin pasukan, Nahar tidak hilang akal.
”Kita berpencar dua-dua. Aku rasa ada sesuatu di sini,” Nahar membagi pasukannya menuju beberapa arah mata angin. Mereka langsung mengambil posisi masing-masing mengawasi lokasi sekitarnya.

Dari balik rimbunan belukar, tangan salah seorang polisi itu menyingkapnya. Nyaris saja polisi itu memekik histeris, tapi tertahan karena Marjul menyekap mulutnya secepat kilat. Kini, satu markas pelatihan tentara yang sangat besar terpampang di depan mata mereka. Sekitar lima-puluh orang sedang berlatih di halaman markas rahasia di hutan yang penuh bebatuan. Markas ini memang sangat strategis. Letaknya dikelilingi oleh bebukitan yang penuh bebatuan sehingga tampak seperti lembah, tapi bukan lembah. Di sebelah kanan, tampak air bersih mengalir begitu tenang mengikuti lekuk bebatuan. Mungkin saja air itu turun dari pegunungan di sebelah Barat. Tiba-tiba, dari balik pintu markas yang samar-samar, keluar seseorang yang memeranjatkan  Nahar dan pasukannya.

”Bukankah dia… Ah, aku rasa tidak mungkin. Mungkin aku salah pandang,” tangan Yusri mengusap-usap matanya. ”Coba kalian lihat lelaki yang berpakaian hitam itu.”

”Inilah keanehan yang selama ini kurasakan. Mungkin kita bersama merasakannya. Dan inilah kebenarannya. Mereka semua adalah orang-orang yang tidak waras alias gila,” Nahar langsung memerintahkan agar mereka berunding dalam bentuk melingkar. Sambil menuliskan kode-kode dan arah di tanah, Nahar terus menjelaskan perintah dan petunjuk penyergapan.

”Kita harus mengepung tempat ini dengan rapi. Jangan sampai gagal lagi sebab ini adalah kesempatan kita untuk terakhir kali. Jika gagal, mereka akan menjadi bom waktu,” Nahar memerintahkan agar mereka bergerak. Satu jam lagi, waktu subuh masuk.

Pasukan yang dipimpin Nahar bergegas. Dengan mengerahkan berbagai kemampuan, kemahiran, dan taktik yang selama ini mereka kuasai di pusat pendidikan kepolisian, lokasi sasaran sudah terkepung. Ketika mereka hendak menyerang secara serentak ke markas rahasia itu, para pasukan yang sedang berlatih tadi dan lelaki berpakaian serba hitam itu sudah menghilang. Melalui alat komunikasi modern yang melingkar  kepala dan menyambung ke posisi mulut dan kuping masing-masing, Nahar memberikan aba-aba untuk ekstra hati-hati.

”Musuh sudah mengetahui gerakan kita. Untuk mengacaukan kesiagaan mereka, semua bom yang terpasang harus diledakkan dalam hitungan ke lima,” Nahar langsung menghitung secara mundur. Marjul yang memegang kendali pemicu ledakan bom sudah bersiap-siaga. Sekejap saja, bom-bom itu menghancurkan beberapa pos secara  bergantian. Bersamaan itu pula, Nahar dan teman-temannya menyerbu secara terpisah beberapa lokasi yang strategis sehingga cukup membuat penghuni markas itu kacau-balau dan keluar ingin membalas.

Hujan peluru pun turun sekitar 40 menit. Satu per satu pasukan markas rahasia di hutan bebatuan itu tersungkur dihenyak hujan peluru dari moncong senjata pasukan polisi. Nahar dan kawan-kawannya terus menerobos. Mereka mencari lelaki berpakaian serba hitam itu. Dalam perhitungan Nahar dan teman-temannya, hanya tinggal lelaki itu saja yang masih lolos dari hujan peluru.

Mereka terus menerobos setiap ruangan, tapi masih sia-sia. Tibalah pada satu ruangan yang cukup kokoh dan mencurigakan, secara hati-hati, Nahar dan pasukannya menggebrak. Ketika pintu terbuka dengan paksa setelah dijingkang kaki Nahar, Abang Sanah itu tercegat. Teman-temannya pun tercegat. Diam. Hening. Lelaki berpakaian serba hitam itu terbahak-bahak sambil mengacungkan moncong pistol ke kepala seseorang.

”Tentu kau tidak menginginkan Abangmu mampus, Kapten,” lelaki itu terus tertawa megah. ”Kalian memang bodoh. Dua kali aku berhasil mengicuh kalian. Kalian tentu belum lupa,” tertawa lagi.

”Mana mungkin kami lupa dengan orang gila sepertimu. Apalagi setelah tinjuku melayang beberapa jam lalu dan membuat mukamu mengeluarkan merahnya pengkhianatan, panasnya neraka,” dada Nahar bagai air yang sedang dijerang 100 derajat celcius. ”Kalau jantan, ayo tantang aku, jangan banci dengan berselindung di balik senjata di leher Abangku.” Lelaki gila itu terpancing dan memenuhi tantangan Nahar.

Pertarungan otot pun berlangsung begitu seru. Nahar sama sekali tidak menyangka kalau lelaki yang selama ini menyamar sebagai orang gila itu menguasai ilmu bela diri yang tinggi. Beberapa kali, serangan Nahar hanya sia-sia. Beberapa kali, tangan dan kakinya hanya memukul angin. Selama lima belas menit pertarungan tenaga itu berlangsung, tubuh Nahar beberapa kali terpental dibantai musuhnya. Pakaian Nahar mulai rabak. Teman-teman Nahar ingin membantu, tetapi Nahar melarangnya.

”Ini pertarungan keadilan,” tegasnya. ”Aku yakin bisa mengatasi si gila itu.”
Meskipun di tubuh Nahar sudah lebam dan luka, semangat juangnya masih bagaikan api. Dia terus menyerang. Beberapa tendangan dan pukulannya mencium wajah si gila brewok sehingga di bawah bibirnya mengalir darah pecundang. Nahar terus mendesak dengan terjangan dan pukulan tangan. Ternyata, ilmu tarung drajat yang dipadunya dengan karate begitu sempurna. Lelaki itu tersudut. Akhirnya, terkulai. Ketika Nahar hendak menghenyak dengan tinjunya, Wahab mencegah.

”Jangan, berbahaya. Coba kaubuka baju dan lihat bekas di bagian kiri perutnya,” Wahab berjalan mendekati. Nahar melihat bekas jahitan di perut lelaki itu.
”Itu bekas operasi, ” jelas Wahab.
”Untuk apa?” Nahar penasaran.

”Aku dipaksakan memasukkan bom waktu berbentuk chip di hatinya. Jika dia dibunuh, maka akan meledak.”
”Jadi, bom itu ada di hatinya?”

”Ya. Dan aku tidak tahu bagaimana cara mengakhirinya. Hanya Tuhan, ya, hanya menunggu panggilan Tuhan.” Lelaki itu diamankan. Tangannya digari sedemikian rupa agar tidak bisa meloloskan diri atau berbuat macam-macam lagi.
Sejurus kemudian, azan Subuh menggema.***

Catatan:
1 Sisa,
2 Berhamburan,
3 Membakar
4 Memeningkan; membuat kepala jadi pusing

Lagi, 7 Petugas Lapas Dinonaktifkan

Terkait Pengembangan Suap Kalapas Narkotika

JAKARTA- Kemenkum dan HAM berupaya bergerak cepat dalam mengusut kasus suap yang menimpa Kalapas Narkotika Nusakambangan non aktif Marwan Adli. Setelah membebas tugaskan tiga petugas lapas yakni Marwan, Kepala Pengamanan Lapas Iwan Syaefudin, dan Kepala Seksi Bina Pendidikan Lapas Fob Budhiyono, tujuh petugas Lapas besi yang diduga terlibat dalam kasus tersebut ikut bernasib sama.

“Ada tujuh yang dinonaktifkan dari lapas besi. Tujuh orang itu di luar tiga (Marwan, Iwan dan Fob),” papar Kabiro Humas Martua Batubara Kemenkum dan HAM ketika dihubungi koran ini, kemarin (12/3).

Martua memaparkan tujuh petugas tersebut, terdiri dari empat petugas non struktural, dan sisanya struktural. Ketujuh petugas tersebut dinonaktifkan, setelah tim investigasi Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenkum dan HAM melakukan pendalaman investigasi dan menemukan dugaan keterlibatan mereka. Namun, Martua tidak bisa menyebutkan nama-nama serta jabatan para petugas tersebut. “Saya tidak hafal nama-namanya,”ujar Martua.
Meski begitu, lanjut Martua, Menkum dan HAM Patrialis Akbar belum akan menjatuhkan sanksi konkrit terhadap sepuluh petugas Lapas tersebut. Alasannya, hingga saat ini kesepuluh petugas Lapas Besi tersebut belum benar-benar terbukti keterlibatannya dalam kasus suap tersebut.

Di samping itu, tim investigasi yang dipimpin Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenkum dan HAM Sam L. Tobing belum tuntas melakukan investigasi, sehingga belum ada hasil akhir yang konkrit. “Pak Menteri menunggu laporan akhir dari tim investigasi. Dia juga masih menunggu rekomendasi Itjen (Itjen Kemenkum dan HAM) untuk menentukan sanksi yang pantas,”katanya.

Martua menegaskan, pihaknya hanya berwenang melakukan pengawasan fungsional secara internal. Sehingga, dalam kesimpulan sementara, lingkup pelanggaran yang dilakukan Marwan dan enam petugas lapas terkait tindakan indisipliner. Sanksi yang diberikan pun merupakan sanksi administratif dengan sanksi terberat berupa pemberhetian tidak hormat. Penegakan disiplin terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut tercantum dalam PP No 53 Tahun 2010.

“Kita tidak tangani pelanggaran berupa tindak pidana, karena itu tugasnya BNN (Badan Narkotika Nasional). Tapi, Pak Menteri menegaskan tidak segan memberikan sanksi terberat, jika memang mereka terbukti melakukan pelanggaran disiplin berat,”tegasnya.

Ketika ditanya soal hasil tim investigasi, dia menyatakan, kemungkinan besok pihaknya akan mengumumkan hasil terkait bentuk sanksi yang akan dijatuhkan terhadap kesepuluh petugas Lapas tersebut.
Martua melanjutkan, terkait kasus dugaan suap tersebut, besok Patrialis juga mulai mengumpulkan seluruh jajarannya yang terdiri dari para Kakanwil, Kepala Divisi Imigrasi dan Kepala Divisi Pemasyarakatan. Tujuannya kembali mengingatkan jajarannya agar tidak melakukan pelanggaran disiplin serta tindak pidana seperti yang dilakukan Marwan cs. Hal tersebut akan dilakukan secara bertahap. “Jadi akan dimulai Senin (besok) di Batam, dengan mengumpulkan seluruh jajaran se-Sumatra. Selanjutnya bertahap dilakukan di daerah-daerah lain,”imbuh dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kalapas Narkotika Nusakambangan Marwan Adli ditahan BNN pada 8 Maret silam. Dia diduga terlibat kasus peredaran narkoba di lapas yang dipimpinnnya. Diduga terdapat aliran dana dari hasil peredaran narkoba yang mengalir ke Marwan. Sebagai pengembangan dari penangkapan tersebut, BNN juga telah menaham sejumlah pihak terkait, termasuk dua anak Marwan dan cucunya.(ken/agm/jpnn)

Sikap Hulman Memalukan

SIANTAR- Kata-kata tidak senonoh yang diucapkan Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus kepada pendemo yang menginginkan Kepala SMK Negeri 3 dicopot, disesalkan berbagai elemen masyarakat. Soalnya, sikap wali kota itu sangat memalukan masyarakat Kota Siantar.

“Masyarakat yang malu, bukan dia (wali kota, Red). Lebih malu lagi orang yang memilih dia dulu. Dia itu kan wali, bapak bagi masyarakat di kota ini. Tidak pantas wali kota ngomong seperti itu,” ungkap Dekan Hukum Universitas Simalungun Januarison Saragih SH MH, Sabtu (12/3).

Disebutkannya, wali kota itu merupakan pamong, pengayom bagi masyarakat, pembimbing, guru, dan pemimpin ditengah masyarakat. Dan tidak sepantasnya wali kota mengucapkan kata kotor kepada warganya yang ingin menyampaikan aspirasi dan pendapatnya.

“Tidak sepantasnya seperti itu, kita sangat sesalkan itu keluar dari mulut seorang wali kota. Kalau dia tidak senang ada siswa yang demo, wali kota kan bisa mengucapkan kata-kata yang bijak dan santun. Dia kan bisa mengucapkan  nasihat seperti bapak terhadap anak. Dia itu kan milik masyarakat,” katanya lagi.

Disebutkannya lagi, ucapan wali kota terhadap beberapa orang guru dan aktivis yang ikut demonstrasi kemarin bisa saja dilaporkan ke polisi dengan delik pidana yaitu melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan.

Sementara itu Gundian Anggota Komisi II DPRD Kota Siantar menyebutkan tidak sepantasnya wali kota berbicara seperti itu kepada masyarakat yang melakukan demonstrasi.

“Tidak sepantasnya ngomong seperti itu. Tapi mungkin dia emosi melihat siswa yang seharusnya belajar, kok malah melakukan demonstrasi. Harusnya kemarin itu kan jam belajar mereka. Dan sebentar lagi siswa-siswa ini mau ujian akhir sekolah,” katanya.

Gundian menilai, Hulman sangat marah kemarin disebabkan saat ini Pemko Siantar memiliki prioritas pembangunan di bidang pendidikan.

Katanya, disebabkan prioritas itu Hulman marah-marah karena tidak menyangka siswa SMK Negeri 3 Pematangsiantar melakukan demonstrasi ke kantor Wali Kota dan DPRD Pematangsiantar pada saat jam belajar berlangsung.(ral/smg)

Pesawat Cessna Jatuh

JAKARTA- Pesawat latih jenis Cessna 172 PK HAI milik Sekolah Penerbangan Aero Flyer, tergelincir keluar landasan Bandara Cakrabuana, Cirebon, Jawa Barat. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakan tersebut. “Benar terjadi accident pesawat latih Cessna,” ujar Kepala Puskom Publik Kemhub Bambang S Ervan, Sabtu (12/3).

Penumpang pesawat adalah dua siswa Sekolah Penerbangan Aero Flyer, seorang instruktur dan seorang mekanik. Keempatnya hanya mengalami luka ringan dalam kecelakaan yang terjadi pukul 09.00 WIB tersebut. “Ada luka-luka tapi tidak serius, hanya lecet-lecet,” imbuhnya.

Belum diketahui pasti penyebab kecelakaan tersebut. Namun saat pesawat akan lepas landas tiba-tiba pesawat mengarah ke arah kanan sehingga lepas kendali dan menabrak pagar. “Baling-balingnya rusak. Petugas KNKT sudah berada di lokasi untuk penyelidikan,” jelasnya.(net/jpnn)

Konflik Libya, Minyak Naik US$105

LIBYA- Pergolakan di Libya terus membuat harga minyak mentah melambung. Dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak di dua bursa utama dunia stabil di atas US$100 per barel.

Menurut kantor berita Associated Press, harga minyak untuk transaksi April di bursa New York Senin sore waktu setempat (Selasa pagi WIB), naik US$1,02 menjadi US$105,44 per barel. Harga bahkan sempat menyentuh US$107 per barel – tertinggi sejak 26 September 2008. Di bursa London, harga minyak melemah 93 persen menjadi US$115,05 per barel.

Tingginya harga minyak mentah, menurut kalangan pengamat, karena para investor terus memperhatikan situasi di Libya, salah satu penghasil minyak mentah utama di dunia. Awal pekan ini terjadi pertempuran antara pasukan pro rezim Muammar Khadafi dengan milisi pemberontak di dekat kota pelabuhan minyak utama di Libya.
Sejak 15 Februari lalu pergolakan terjadi di Libya sehingga membuat ekspor minyak di negara itu terhenti. Maka, para pelaku pasar mewanti-wanti bahwa pasokan minyak tingkat global akan terus tertekan selama berbulan-bulan. “Harga akan terus bergerak naik hingga situasi bisa terkendali,” kata Jim Ritterbusch, pengamat dari Ritterbusch and Associated. Situasi di Libya ini diperkirakan mengganggu target produksi kartel negara penghasil minyak itu.(net/jpnn)
terkemuka dunia, OPEC.

“Bila situasi kian memburuk di Afrika Utara atau di Timur Tengah, tingkat produksi bisa turun terus dan kita bakal mengalami menipisnya persediaan,” kata Erik Kreil, pengamat dari Badan Informasi Energi AS (IEA). Menurut IEA, OPEC selama ini menargetkan kuota produksi para anggotanya-termasuk Libya-sebesar 4,7 juta barel per hari. Namun, bila pasokan dari Libya terus terhenti, kuota produksi OPEC akan menurun 32 persen menjadi sekitar 3,2 juta per hari.(net/jpnn)

Cathy Sharon Korbankan Dunia Presenter

Untuk pertama kalinya Cathy Sharon bermain di film yang bergenre thriller. Itu adalah pengalaman seru, makanya libur sementara dari dunia presenter.

Film thriller yang Cathy mainkan berjudul ‘Perfect House’ produksi VL Production. Dalam film tersebut Chathy berperan menjadi Julie yang berprofesi seorang guru.

“Pasti ada pengorbanan, ada acara di TV sebagai presenter yang ditunda untuk sementara karena aku benar-benar fokus ke film,” kata bintang film Dawai 2 Asmara itu, kemarin (12/3).

Untuk bermain di film tersebut, perempuan yang pernah diisukan dekat dengan Ridho Rhoma itu harus siap berada di kawasan Puncak, Bogor selama 2 minggu mulai pekan depan. Di sana ia dan pemain lainnya akan menyelesaikan produksi Perfect House.

Untuk itu berbagai persiapan ia siapkan. Cathy akan membawa segudang peralatan kewanitaannya.
“Banyak bawa koper, toolbox, cemilan, handuk banyak banget. Persiapannya juga ekstra banget deh. Ini Paling lama meninggalkan kerja,” jelas Cathy.

Bermain di film thriller yang pasti melelahkan disadari perempuan kelahiran 2 Oktober 1982 itu. Banyak tenaga yang akan terkuras, namun ia sudah siap.

“Suka dengan ceritanya, ini juga pengalaman pertama buat aku, ceritanya bagus. Apalagi film ini katanya mau dibawa ke festival-festival di luar negeri. Karakternya sangat menantang banget, beda dangan film-film sebelumnya yang pernah aku mainkan. Ini butuh mental dan fisik yang harus ekstra banget. Sekarang aja aku jadi nggak tahan ingin syuting dan lihat hasilnya,” tutupnya. (net/jpnn)