27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 198

Dukung Pemerintah Capai B50, Polmed Kerjasama dengan PT Wicaksana Artha Kawijayan dalam Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Bahan Bakar

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Politeknik Negeri Medan (Polmed) turut berperan aktif dalam upaya peningkatan konversi bahan bakar terbarukan dengan pemanfaatan limbah minyak goreng bekas (jelantah) menjadi biodiesel/biosolar. Untuk itu, Polmed menjalin Kerjasama dengan PT Wicaksana Artha Kawijayan yang bergerak di bidang pengolahan limbah melalui sebuah penelitian yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui program Katalisator Kemitraan Berdikari (Bersama Dunia Industri dan Komunitas Riset Inovatif).

Penandatanganan Kerjasama tersebut dilakukan Direktur Politeknik Negeri Medan, Dr. Ir. Idham Kamil, S.T., M.T., dan Direktur PT Wicaksana Artha Kawijayan, M Maulana Fadli dan rekan yakni Hidayatul Akmal dan Amran Ali, bersama tim peneliti yaitu Dr. Ir. Surya Dharma, S.T., M.T., Dr. Ir. Idham Kamil, S.T., M.T., Rahmawaty, S.T., M.T., Rihat Sebayang, S.T., M.T., Ulfa Hasnita, S.Si., M.T., Efri Debby Ekinola Ritonga, S.T., M.T., dan Annisa Rislina, S.E.

Dalam sambutannya, Direktur Polmed Dr. Ir. Idham Kamil, S.T., M.T menyampaikan, sebagai penyelenggara pendidikan vokasi Polmed memiliki peran strategis dalam upaya mensukseskan program pemerintah yang mencanangkan peningkatan campuran biodiesel ke dalam solar dengan rasio masing-masing sebesar 50 persen atau B50 yang akan diimplementasikan pada tahun 2026 mendatang.

“Upaya pemanfaatan minyak goreng bekas sebagai biodiesel dapat memberikan solusi terhadap masalah lingkungan, seperti pencemaran air akibat pembuangan minyak bekas secara sembarangan serta dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan di wilayah tersebut​,” kata Dr Idham.

Selain itu, lanjutnya, pemanfaatan minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel sangat memungkinkan mengingat konsumsi minyak goreng di provinsi Sumatera Utara tercatat mencapai sekitar 47.000 ton per bulan, yang mencakup kebutuhan rumah tangga, industri, dan UMKM. “Dengan tingginya konsumsi tersebut, potensi limbah minyak goreng bekas yang dapat dikumpulkan juga signifikan​,” ujarnya.

Pada 2021, lanjut Dr Idham, Sumatera Utara mencatat ekspor minyak jelantah sebanyak 1,677 juta kilogram ke berbagai negara, dengan mayoritas tujuan ke Malaysia dan Eropa. Minyak jelantah ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel, terutama di negara-negara yang memiliki standar energi terbarukan yang tinggi​.

“Hal ini juga didukung oleh luas areal Perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara yang saat ini terbesar ke tiga setelah Riau dan Kalimantan Tengah,” terangnya.

Dr Idham juga menegaskan, kolaborasi penelitian yang dilakukan ini merupakan wujud komitmen Politeknik Negeri Medan dalam penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi dan mendukung program nasional dalam melakukan hilirisasi dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis potensi daerah. (adz)

Hotel Anara Sky Kualanamu gelar donor darah bertajuk “ Journey for Syawal Charity”

DELISERDANG, SUMUTPOS – Hotel Anara Sky Kualanamu yang bergerak dibidang Hospitality, kembali menunjukkan komitmennya dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan menggelar aksi Donor Darah dan pemeriksaan tubuh gratis yang diikuti oleh komunitas Bandara Internasional Kualanamu Airport, pada tanggal Rabu (23/4/2025) di Bandara Internasional Kualanamu Airport di dalam Hotel Anara Sky Kualanamu tepatnya di Lt. Mezzanine.

Kegiatan donor darah dan pemerikasaan tubuh ini bekerjasama dengan RSud Drs. H. Amri Tambunan Lubuk Pakam, seluruh peserta yang hadir turut antusias mengikuti kegiatan ini.

Donor darah merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan darah di berbagai rumah sakit, selain untuk membantu pasien yang membutuhkan transfusi darah. Kegiatan ini juga memberikan manfaat kesehatan bagi pemberi darah, serta menjadi bentuk kepedulian sosial yang nyata dari Hotel Anara Sky Kualanamu.

Kesuksesan kegiatan CSR ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama para sponsor yang telah berkontribusi besar. Anara Sky Kualanamu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Rsud Drs. H. Amri Tambunan Lubuk Pakam, PT. Kalbe Farma, Balai K3 Medan, PT. Juara Satria Wikasa,Hairstyle Best Haircut atas dukungan dan kerjasamanya. Keterlibatan mereka menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara berbagai pihak dapat menghasilkan dampak positif yang luar biasa bagi orang sekitar kita.

GM Anara Sky Kualanamu- Bpk. Endrizal juga mengatakan bahwa “ Kegiatan CSR ini tidak hanya sampai disini, kita juga ada memberikan sumbangan sembako ke PTQ Ar- Raudhah di Desa Sidodai Ramunia Kecamatan Beringin – Deli Serdang.
Beliau juga menegaskan semoga kegiatan positif ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam aksi kebaikan dan bersama-sama menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas.

Ke depannya, Hotel Anara Sky Kualanamu berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program-program CSR yang berfokus pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. (*)

Marwali 21 Tegaskan Solidaritas Masyarakat Adat dalam Perjuangan Hak Atas Tanah

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Perwakilan Musyawarah Warga Sampali Dua Satu (Marwali 21), Swaldy SH, menegaskan pentingnya solidaritas antarorganisasi rakyat dan masyarakat adat dalam memperkuat perjuangan atas hak atas tanah yang selama ini masih belum memiliki kejelasan hukum.

Demikian disampaikannya dalam pertemuan yang diinisiasi Marwali 21 dan dihadiri masyarakat serta sejumlah elemen pejuang hak agraria seperti Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), dan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Sumatera Utara (Bakumsu), Jumat (25/4/2025).

Menurut Swaldy, pertemuan ini adalah langkah awal untuk membangun keyakinan bahwa para pejuang tanah tidak bergerak sendiri. “Ini penting untuk menguatkan moral dan semangat anggota bahwa perjuangan ini kolektif, bukan individu,” katanya.

Swaldy menyebut, Marwali 21 bersama jejaring masyarakat adat dan organisasi sipil lainnya tengah mempersiapkan langkah lanjutan, termasuk mendorong agar Bakumsu dapat menjadi pendamping hukum strategis, khususnya dalam menghadapi potensi persoalan hukum pidana yang mungkin muncul selama perjuangan.

Namun, ia menekankan bahwa upaya ini bukan untuk memberikan kuasa hukum dalam sengketa kepemilikan tanah secara perdata, melainkan sebagai antisipasi ketika persoalan kriminalisasi muncul.

“Kami bukan mau menyerahkan persoalan tanah ini sepenuhnya ke pengacara, tapi mengantisipasi jika nanti muncul kriminalisasi. Harus ada yang mendampingi secara hukum, karena pengalaman menunjukkan perjuangan seperti ini sering dibenturkan dengan tuduhan pidana,” ujarnya.

Dilanjutkannya, tanah yang diperjuangkan merupakan tanah sejarah perjuangan masyarakat adat Melayu Tanjung Mulia dan Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI). Dalam setiap surat pernyataan resmi, pihaknya tidak pernah menghapus sejarah kepemilikan tanah tersebut sebagai bagian dari identitas perjuangan rakyat.

“Kami selalu menegaskan bahwa tanah ini adalah tanah perjuangan. Sejarah tidak boleh dihapus. Masyarakat adat Melayu Tanjung Mulia dan BPRPI punya rekam jejak panjang di sini,” tegasnya.

Swaldy juga menanggapi aspirasi dari AMAN agar anggota masyarakat adat yang belum memiliki dasar hukum atas tanah bisa difasilitasi melalui legalisasi berbasis pengakuan adat dan rekomendasi BPRPI. Namun, ia mengingatkan agar proses ini tetap memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat.

“Ini masyarakat miskin. Kalau semua harus profesional, harus bayar mahal, nanti malah yang ingin punya surat tanah jadi tidak mampu. Jadi kami harap ada kebijakan berbasis gotong royong,” ucapnya.

Terkait jumlah keluarga yang telah tergabung dalam perjuangan, Swaldy mengungkapkan bahwa ada sekitar 230 kepala keluarga (KK) yang telah terdata. Namun, dokumen kepemilikan formal masih belum lengkap karena satu orang bisa memiliki satu hingga dua bidang tanah, sehingga saat ini pihaknya tengah melakukan kompilasi data untuk disusun secara sistematis sebagai bahan usulan ke pemerintah.

“Data ini penting agar pemerintah bisa pelajari secara utuh, dan tidak mengabaikan fakta bahwa perjuangan ini bukan hanya soal individu, tapi menyangkut seluruh warga di lokasi ini, khususnya di wilayah yang disebut 93,” jelasnya.

Swaldy berharap pemerintah ke depan dapat memberi dukungan melalui program-program legalisasi tanah masyarakat berbasis kepastian hak, baik melalui reforma agraria maupun skema lain yang berpihak kepada rakyat kecil.

“Jangan sampai kejadian simpang siur seperti di Anggrek Pancasila terulang. Di sana, tanah Kodam dulu akhirnya bisa diterbitkan 360 sertifikat atas nama warga. Jadi pemerintah bisa kalau memang mau,” tambahnya.

Ia juga menyebut bahwa hingga kini belum ada pihak pengusaha yang secara resmi mengklaim lahan tersebut. Tidak ada somasi, plang kepemilikan, atau surat resmi dari perusahaan mana pun.

“Kalau memang ini tanah perusahaan, pasti sudah ada somasi, plang, atau tindakan hukum. Tapi kenyataannya tidak ada. Bahkan pihak swasta pun tak berani mencaplok ini. Ini peluang bagi rakyat untuk memperkuat legalitas,” katanya.

Dalam penutup pernyataannya, Swaldy menyampaikan bahwa perjuangan tanah ini adalah bagian dari gerakan kolektif masyarakat sipil untuk keadilan agraria dan pengakuan atas hak-hak masyarakat adat.

Ia mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif, termasuk lembaga hukum, lembaga pendamping, dan pemerintah, untuk mewujudkan kepastian hukum tanpa mengorbankan hak rakyat miskin.

“Kita tidak bicara sekadar legalitas, tapi bicara keadilan. Kalau rakyat sendiri tak diberi ruang, yang untung hanya para mafia tanah. Kami akan terus bersama rakyat untuk memastikan perjuangan ini berjalan dengan bermartabat,” pungkas Swaldy.

Perwakilan BPRPI Kampung Tanjung Mulia, Razali, menegaskan pentingnya menjaga konsistensi dan persatuan dalam perjuangan masyarakat atas hak tanah. Razali mengingatkan agar seluruh upaya yang dilakukan tetap berada dalam jalur hukum dan semangat perjuangan yang telah diwariskan.

“Apapun bentuk perjuangan masyarakat, selama itu untuk kebaikan dan dilakukan melalui jalur hukum yang benar, kita harus tetap bersama. Persoalan tanah adalah perjuangan kolektif yang tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri,” ujar Razali.

Ia menekankan, perjuangan masyarakat atas tanah bukan semata-mata urusan legalitas administratif, tetapi menyangkut harkat, martabat, dan sejarah panjang komunitas adat di Kampung Tanjung Mulia. Karena itu, ia mengingatkan semua pihak untuk tidak menyimpang dari prinsip dasar perjuangan yang telah dirintis bersama selama bertahun-tahun.

“Kami selalu ingatkan, jangan sampai lari dari garis perjuangan. Sekarang sudah banyak jalur, banyak kelompok, tapi arah kita harus satu. Jangan ada yang bermain sendiri-sendiri,” pesannya.

Razali juga mengapresiasi adanya forum-forum musyawarah yang berkembang di tengah masyarakat, yang menurutnya menjadi wadah penting untuk memperkuat nilai kebersamaan dan memperjelas arah gerakan. “Perkumpulan musyawarah yang positif di tempat kita ini sangat baik. Kita punya buku catatan perjuangan, kita punya sejarah. Itu harus terus kita rawat,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, dalam berbagai pergerakan yang dilakukan masyarakat di lapangan, penting untuk menjaga komunikasi dan sinergi antarwarga serta antarorganisasi pendamping. Ia menekankan bahwa tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan masalah ini sendirian.

“Semua pergerakan masyarakat harus dijalankan bersama-sama. Kalau nanti kita perlu duduk bersama lagi, kita harus lakukan dengan niat baik dan kembali pada jalurnya masing-masing,” tegas Razali.

Pernyataan Razali mempertegas posisi BPRPI sebagai salah satu aktor utama dalam gerakan rakyat untuk mempertahankan tanah adat di Sumatera Utara, khususnya di Kampung Tanjung Mulia.

Ia juga menyerukan kepada seluruh anggota masyarakat agar tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah perjuangan. “Tanah ini bukan sekadar aset, ini simbol dari harga diri kita sebagai masyarakat adat. Perjuangan ini bukan baru kemarin, sudah turun-temurun. Maka kita tidak boleh goyah,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Organisasi Masyarakat Sampali 21 (Marwali 21), Tiora Sinaga, membacakan pernyataan sikap resmi organisasi yang dipimpinnya. Pernyataan tersebut menegaskan komitmen kuat Marwali 21 dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, khususnya hak atas tanah yang telah lama dikuasai oleh masyarakat.

Dalam pernyataannya, Tiora menyampaikan, Marwali 21 adalah organisasi rakyat yang berdiri atas inisiatif dan swadaya masyarakat, dengan tujuan utama memperjuangkan hak atas tanah, hak ekonomi, hak asasi manusia, hak kesehatan, hak pendidikan, serta memperkuat harmoni antara manusia dan lingkungan alam serta budaya. “Kami hadir untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, serta menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama,” tegas Tiora di hadapan peserta forum.

Dalam butir kedua pernyataan sikapnya, Tiora menjelaskan, perjuangan yang diusung oleh Marwali 21 akan dilakukan secara menyeluruh melalui dua pendekatan utama, yakni litigasi (jalur hukum) dan non-litigasi, termasuk melalui pendekatan politik.

“Perjuangan kami tidak hanya soal pengurusan surat atau dokumen legalitas tanah, tapi juga menyasar jalur politik. Kami siap melakukan advokasi ke legislatif, berdialog dengan eksekutif, dan jika perlu, menggandeng tokoh-tokoh politik yang memiliki keberpihakan,” jelasnya.

Tiora menyebut, pendekatan politik menjadi bagian integral dari strategi organisasi dalam memastikan suara rakyat mendapat ruang dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut tanah yang telah dikuasai dan dimanfaatkan masyarakat sejak lama.
Pernyataan paling tegas dalam sikap Marwali 21 adalah komitmen untuk menempuh jalur reforma agraria dari inisiatif rakyat apabila seluruh upaya hukum dan politik telah ditempuh, namun tidak membuahkan hasil yang adil.

“Apabila tidak ada tanggapan dan keputusan dari pihak eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, maka kami, Marwali 21 bersama seluruh anggota akan menempuh jalan reforma agraria inisiatif rakyat terhadap tanah yang telah kami kuasai sejak 1997,” tegas Tiora, disambut tepuk tangan dari peserta pertemuan.

Langkah ini, menurutnya, bukan tindakan sepihak atau bentuk konfrontasi, tetapi bentuk ekspresi politik masyarakat yang selama puluhan tahun tak mendapatkan keadilan atas tanah yang menjadi sumber hidup mereka.

Di akhir pernyataannya, Tiora menegaskan bahwa sikap ini dibangun atas dasar kesadaran penuh dan rasa tanggung jawab terhadap perjuangan rakyat. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini mendampingi dan memberikan dukungan moral maupun teknis dalam perjuangan tersebut.

“Surat pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran. Ini bukan sekadar dokumen, ini adalah suara hati. Kami akan terus maju, bersama, dengan semangat solidaritas dan keadilan,” pungkasnya. (ila)

Abdul Rahim Minta Pemko Binjai Segerakan Pembayaran Gaji 22 Honorer Satpol PP

Wakil Ketua Komisi A DPRD Binjai, Abdul Rahim SSi
Wakil Ketua Komisi A DPRD Binjai, Abdul Rahim SSi

BINJAI, SUMUTPOS.CO- Wakil Ketua Komisi A DPRD Binjai Abdul Rahim SSi, mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Binjai segera membayarkan gaji 22 tenaga honorer di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pasalnya, hingga saat ini para tenaga honorer tersebut belum menerima haknya.

“Saya mendapat laporan dari masyarakat dan sudah beredar juga di media sosial, kalau 22 tenaga honorer di Satpol PP belum gajian,” kata Abdul Rahim dalam keterangan tertulisnya kepada Sumut Pos, Jumat (25/4/2025).

Mendapat laporan itu, Abdul Rahim langsung mengkonfirmasi ke Kepala Satpol PP Kota Binjai Hardiansyah Putra Pohan SSTP. “Ternyata benar, sebanyak 22 orang tenaga honorer di Satpol PP belum gajian. Menurut Kasatpol PP, alasan para honorer itu belum gajian karena terkendala regulasi honorer yang non database,” ungkap Rahim..

Terkait regulasi, politisi PKS ini langsung mengkonfirmasi Kepala BKD Kota Binjai Rahmad Fauzi Salim. “Menurut Kepala BKD, pembahasan regulasi itu ada di tingkat pimpinan Pemko Binjai, dalam hal ini Wali Kota bersama Sekda,” ungkapnya.

Tak sampai di situ, Abdul Rahim kemudian mengkonfirmasi Sekda Kota Binjai H Irwansyah Nasution SSos terkait regulasi honorer yang non database itu. “Sekda mengakui, regulasi itu memang masih dalam pembahasan,” terang Rahim lagi.

Untuk itu, Rahim berharap agar Wali Kota dan Sekda Binjai tidak berlama-lama dalam mengambil kebijakan dan keputusan karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Pembahasan yang sangat urgent ini, perlu menjadi perhatian serius dan prioritas dalam hal kerja-kerja Pemko Binjai. Adanya tenaga honorer yang sudah bekerja tapi tidak digaji, ini kezaliman yang terjadi,” tegasnya.

“Saya berharap, ke depannya ini tidak terjadi lagi dan segera diselesaikan. Gaji tenaga honorer yang belum dibayarkan, harus dibayarkan segera, khususnya di Satpol PP,” pungkasnya. (adz)

Telkomsel Hadirkan 5G untuk Penerapan IoT dan AI di Smart Factory PT Pegaunihan Technology Indonesia, Didukung Kementerian Perindustrian RI

Telkomsel dan PT Pegaunihan Technology Indonesia resmi menandatangani sebuah Perjanjian Kerja Sama untuk menghadirkan solusi 5G terkini yang mendukung implementasi AI dan IoT tingkat tinggi di fasilitas manufaktur cerdas (Smart Factory) di Batam.
Telkomsel dan PT Pegaunihan Technology Indonesia resmi menandatangani sebuah Perjanjian Kerja Sama untuk menghadirkan solusi 5G terkini yang mendukung implementasi AI dan IoT tingkat tinggi di fasilitas manufaktur cerdas (Smart Factory) di Batam.

5G Private Network Standalone (SA) Telkomsel perkuat konektivitas dan produktivitas untuk transformasi digital di sektor strategis perekonomian Indonesia

BATAM, SUMUTPOS.CO – Telkomsel dan PT Pegaunihan Technology Indonesia, anak usaha dari perusahaan manufaktur elektronik global Pegatron, resmi menandatangani sebuah Perjanjian Kerja Sama untuk menghadirkan solusi teknologi berbasis konektivitas 5G terkini yang mendukung implementasi kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi (IoT) tingkat tinggi di fasilitas manufaktur cerdas (Smart Factory) di Batam (24/4). Smart Factory yang dikelola oleh PT Pegaunihan Technology Indonesia ini menjadi bagian dari strategi transformasi digital Pegatron secara global dan bagian dari upaya Telkomsel mengakselerasi kemajuan industri manufaktur nasional.

PT Pegaunihan Technology Indonesia sendiri didirikan untuk memperluas jejak manufaktur Pegatron di Asia Tenggara. Dengan jejak global di lebih dari 13 negara, Pegatron memiliki peran strategis dalam transformasi digital global, sekaligus menjadi katalisator utama dalam penciptaan ekosistem manufaktur yang tangguh, terhubung, dan berkelanjutan.

Dalam kolaborasi ini, Telkomsel, melalui unit bisnis Telkomsel Enterprise yang fokus melayani pelanggan B2B, menyediakan solusi infrastruktur 5G Private Network Standalone (SA) untuk memastikan konektivitas yang andal dan aman di seluruh area produksi. Selain itu, Telkomsel juga menyediakan hingga 1.200 kartu SIM untuk perangkat IoT yang akan terintegrasi dalam sistem Smart Manufacturing berbasis 5G, memungkinkan pemantauan kinerja mesin dan pengendalian proses produksi secara efisien dan real-time. Telkomsel turut menghadirkan jaringan 5G Public Network guna mendukung produktivitas karyawan di Smart Factory Batam.

Menurut data Kementerian Perindustrian, sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan solid di tengah dinamika ekonomi global. Sepanjang 2024, investasi manufaktur mencapai Rp721,3 triliun – setara 42,1% dari total investasi nasional – tumbuh 20,8% year-on-year, serta menyerap lebih dari 2,45 juta tenaga kerja[1]. Dengan kontribusi 18,98% terhadap PDB nasional, sektor manufaktur telah menjadi penggerak utama perekonomian dan penyumbang lapangan kerja terbesar Indonesia[2].

Di acara peresmian Smart Factory tersebut, Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI, Setia Diarta, menyatakan, “Kami mengapresiasi langkah konkret Telkomsel dan Pegatron dalam menghadirkan teknologi digital berbasis konektivitas 5G untuk mempercepat transformasi di sektor manufaktur. Sektor ini merupakan pilar strategis perekonomian Indonesia, dan transformasinya sangat krusial untuk memastikan daya saing nasional di tingkat global. Pemerintah akan terus mendorong kemitraan serupa agar seluruh sektor industri, termasuk manufaktur, dapat memanfaatkan teknologi terkini secara optimal demi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.”

Teknologi 5G Telkomsel diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong utama transformasi industri manufaktur. Dalam 2025 Manufacturing Industry Outlook, Deloitte menempatkan 5G – bersama cloud dan generative AI – sebagai tiga teknologi dengan ROI (return on investment) tertinggi bagi pelaku manufaktur[3]. Lebih dari sepertiga produsen industri juga berencana mengadopsi 5G dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Dengan konektivitas yang andal dan latensi rendah, 5G Private Network memungkinkan integrasi ribuan sensor dan mesin secara real-time, mendukung otomasi, analitik, serta optimalisasi kualitas, efisiensi biaya, dan pemeliharaan prediktif.

Direktur Planning & Transformation Telkomsel, Wong Soon Nam, menjelaskan, “Menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) antara Telkomsel dan Pegatron di Mobile World Congress (MWC) 2025 Barcelona Maret lalu, kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mendukung akselerasi transformasi digital sektor manufaktur di Indonesia. Melalui solusi 5G Private Network yang kami rancang secara khusus, PT Pegaunihan Technology Indonesia dapat meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, dan daya saing untuk Smart Manufacturing di era Industri 4.0. Mengedepankan peran Telkomsel sebagai product powerhouse Telkom Group bagi pelanggan enterprise/bisnis (B2B), kami berharap inisiatif ini turut memperkuat ekosistem manufaktur nasional dan mendorong kemajuan teknologi di Indonesia.”

Strategi jangka panjang Pegatron mencakup kecerdasan buatan (AI), inovasi pekerjaan masa depan, peningkatan daya saing bisnis, kemitraan strategis, dan restrukturisasi organisasi. Kolaborasi dengan Telkomsel menjadi contoh nyata dari komitmen strategi ini terhadap kemitraan berorientasi masa depan yang mempercepat kemajuan digital. Smart Factory ini juga mengedepankan orientasi pelanggan, kinerja, keberlanjutan, kerja sama tim, kreativitas, analisis masalah untuk pengambilan keputusan, serta keterlibatan bisnis yang proaktif. Dalam jangka panjang, Pegatron berkomitmen untuk menjajaki teknologi terdepan seperti Pegaverse, future mobilityadvanced connectivitysustainable living, dan robotics.

Direktur Pegaunihan Technology Indonesia, Andy Hsieh, menyampaikan, “Kolaborasi dengan Telkomsel sebagai pionir 5G di Indonesia menjadi fondasi penting dalam mewujudkan Smart Factory yang benar-benar adaptif, terhubung, dan efisien. Dengan jaringan 5G yang andal dan dukungan infrastruktur digital dari Telkomsel, kami mempercepat proses transformasi digital dalam rantai produksi, sekaligus mendorong pertumbuhan industri berbasis teknologi tinggi di Indonesia.”

Selain meningkatkan daya saing manufaktur Indonesia, investasi ini juga menciptakan lapangan kerja, mendorong transfer teknologi, serta memperkuat posisi Indonesia dalam peta rantai pasok global. Pegatron turut mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan digital dan teknis yang selaras dengan kebutuhan industri masa depan.

Informasi selengkapnya tentang ragam solusi 5G untuk bisnis dari Telkomsel dapat diakses melalui tsel.id/enterprise.(rel)

Senator M Nuh Sebut Para Guru Hebat yang Bisa Perbaiki Negeri Ini

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Sekitar seribu guru di Kabupaten Deliserdang menghadiri seminar bertajuk “How To Be a Great Teacher”. Seminar yang diinisiasi Wirausaha Muda Nusantara (Wimnus) ini, menghadirkan narasumber Syafii Effendi, motivator tingkat nasional.

Selain para guru, seminar ini juga dihadiri Anggota DPD RI asal Sumatera Utara (Sumut) KH Muhammad Nuh MSP yang juga mantan anggota DPRD Sumut daerah pemilihan Deliserdang. Dalam sambutannya, Muhammad Nuh menyampaikan, kondisi negeri ini sedang di persimpangan jalan dan dalam kondisi tidak baik-baik saja.

“Kita punya banyak masalah, baik di bidang sosial, narkoba, geng motor dan lain-lain. Di bidang politik, dari pusat sampai daerah sudah seperti benang kusut. Bahkan, sebagian kalangan mempertanyakan, bagaimana dan dari mana kita harus memperbaiki negeri ini,” kata Nuh.

Ketua Persis Sumut berpendapat, untuk memperbaiki negeri ini harus dimulai dari dunia pendidikan. “Ya, dari sini kita lakukan perbaikan. Dari pendidikan, dari para pendidik, dari para guru yang hebat, from a great teacher,” ujar Nuh di depan ribuan guru yang hadir.

Meski sudah dua periode di DPRD Sumut, dan kini periode kedua sebagai Anggota DPD RI mewakili masyarakat Sumatera Utara, Nuh masih mencantumkan guru sebagai pekerjaannya Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Guru adalah bagian terpenting dalam hidup saya, insya Allah,” sebutnya.

Sedangkan pembicara utama dalam seminar ini, Syafii Efendi yang juga President of Organization of Islamic Youth/OIC dan juga aktif di organisasi pemuda dunia yang berkantor di Turki, mendorong agar para guru, baik yang di bawah koordinasi dinas pendidikan maupun para guru di bawah Kementerian Agama, terus bersemangat dalam melaksanakan tugas mulianya.

Sementara Joko Imawan selaku panitia menyebutkan, seminar ini juga dihadiri Kakan Kemenag Deliserdang yang diwakili Ketua KKMI Dr Edi Sundowo, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Deliserdang Dr Zumakir, Ketua JMSI Deliserdang Hasan Basri. (adz)

Aturan Parkir Bakal Direvisi, Agus Setiawan Minta Tarif Parkir Diturunkan

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Anggota Komisi III DPRD Kota Medan Agus Setiawan meminta Pemerintah Kota Medan menurunkan tarif parkir, mengingat kondisi ekonomi saat ini yang begitu sulit.

Permintaan ini disampaikan Agus menyikapi pernyataan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Suriono yang akan merevisi Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 26 Tahun 2024 tentang sistem parkir berlangganan ketika rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Medan di gedung dewan, Senin (21/4) lalu.

Agus berharap, apa yang disampaikan Suriono di Komisi IV itu bukan lips service belaka. “Saya minta, saat revisi Perwal nanti, bukan hanya penyempurnaan sistem pembayaran retribusi parkir secara elektronik saja, tapi tarif parkirnya juga diturunkan,” kata politisi PDI Perjuangan ini kepada wartawan, Kamis (24/4) malam.

Menurut Agus, perekonomian saat ini sedang sulit. Karenanya, Pemko Medan harus memikirkan nasib rakat kecil, seperti driver ojek online. ”Mereka adalah bagian dari masyarakat pengguna jalan yang prasejahtera. Kasihan jika mereka juga harus dibebani tarif parkir yang mahal,” katanya.

Diketahui, sesuai Perda Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemko Medan resmi menaikkan tarif parkir pinggir jalan di Kota Medan sejak Oktober 2024. Untuk tarif parkir sepeda motor dari Rp2 ribu menjadi Rp3 ribu, dan tarif parkir mobil dari Rp3 ribu menjadi Rp5 ribu. Untuk itu, Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Kota ini juga meminta Perda tersebut direvisi.

Dia juga menilai, kebijakan retribusi parkir ini menimbulkan kebingungan di masyarakat, karena masih banyak juga juru parkir yang tidak memahami sistem tersebut. Di lapangan, lanjutnya, banyak warga yang sudah membayar retribusi parkir berlangganan, namun tetap diminta bayar tunai oleh juru parkir (jukir). Hal ini dinilai kontraproduktif terhadap tujuan digitalisasi dan efisiensi sistem parkir.

“Sistem ini belum berjalan optimal. Masyarakat sudah bayar, tapi masih kena pungutan. Jukir juga masih belum tahu bagaimana sistem kerjanya. Kita perlu standarisasi dan pembinaan,” tegasnya.

Terkait dengan jukir liar yang meminta bayar lagi meski sudah berlangganan, ke depannya Agus meminta agar penertiban dilakukan ke vendor sehingga tidak ada lagi parkir tanpa karcis resmi serta ID Card atau kartu pengenal yang resmi. “Bila ada laporan, agar ditindak tegas dengan melibatkan aparat penegak hukum. Cabut juga izin jukirnya dan proses ke ranah hukum agar ada efek jera,” pungkasnya. (adz)

Peran Sepadan, Agincourt Resources Dorong Budaya Inklusif Lingkungan Kerja

FGD: Puluhan karyawan PT Agincourt Resources dan mitra kerja mengikuti focus group discussion (FGD) bertajuk ‘Speak Up! is Our Power’ di Tambang Emas Martabe, Tapanuli Selatan, Kamis (24/4/2025). (Dok: PTAR)
FGD: Puluhan karyawan PT Agincourt Resources dan mitra kerja mengikuti focus group discussion (FGD) bertajuk ‘Speak Up! is Our Power’ di Tambang Emas Martabe, Tapanuli Selatan, Kamis (24/4/2025). (Dok: PTAR)

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, menggelar rangkaian kegiatan tahunan PERAN SEPADAN yang berlangsung selama 1 bulan dan ditutup pada 23-24 April 2025 dengan talk show dan Focus Group Discussion bertajuk ‘Speak Up! is Our Power.’

PERAN SEPADAN (Perayaan KesetARaan -Serentak Berpacu dalam Kesetaraan dan Keberagaman) digagas sebagai bagian dari upaya membangun budaya kerja yang adil dan setara bagi semua gender, sejalan dengan inisiatif keberagaman gender yang telah digulirkan PTAR secara konsisten sejak hampir satu dekade lalu.

Berkaitan dengan Hari Kartini, program ini mengingatkan pentingnya keberanian untuk bersuara dan menjaga ruang kerja yang saling menghormati. Karyawan didorong untuk aktif melawan pelecehan, perundungan, dan diskriminasi demi terciptanya lingkungan yang aman dan bermartabat.

Director & CFO Agincourt Resources, Noviandri, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari strategi keberagaman dan kesetaraan yang dijalankan perusahaan secara berkelanjutan.

“Kami ingin membangun keberanian setiap individu untuk bersuara, baik saat menjadi korban, saksi, maupun saat melihat ada nilai perusahaan yang dilanggar. Speak Up bukan hanya tentang melapor, tetapi tentang menciptakan budaya saling menghormati dan menjaga satu sama lain,” katanya.

Menurut Noviandri, keberanian untuk bersuara merupakan salah satu fondasi penting dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan berdaya.

“Budaya Speak Up merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen kami untuk menciptakan tempat kerja yang aman, inklusif, dan beretika. Kami ingin semua karyawan merasa didengar dan dilindungi karena rasa aman di tempat kerja adalah prasyarat utama bagi produktivitas dan keberlanjutan,” ujarnya.

Talk show dan Focus Group Discussion (FGD) menghadirkan narasumber Johana Rosalina, Ph.D., konselor dan fasilitator dari Binus Business School Executive Education sekaligus Senior Facilitator & Lead Facilitator of ASTRA Program. Pengalamannya di bidang komunikasi, kepemimpinan, dan edukasi keberagaman dibagikannya kepada para karyawan PT Agincourt Resources (PTAR) dan mitra kerja dari berbagai tingkat jabatan.

Di sesi FGD, para peserta terlibat aktif dalam diskusi kelompok, studi kasus, dan role play untuk mengenali bentuk-bentuk pelecehan verbal dan non-verbal serta strategi penanganannya. PTAR juga menegaskan komitmennya terhadap jalur pelaporan resmi yang aman, rahasia, dan responsif.

Senior Manager Human Capital Development Agincourt Resources, Sandra Makadada, menuturkan kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pelecehan di tempat kerja, baik yang bersifat verbal, fisik, maupun psikologis, masih bisa terjadi dalam bentuk-bentuk halus dan kerap diabaikan.

“Oleh karena itu, budaya “Speak Up” diharapkan menjadi kekuatan kolektif untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan inklusif bagi semua,” ucapnya.

Komitmen PTAR terhadap keberagaman gender juga tercermin dalam komposisi jumlah karyawan perempuan yang selalu di atas 20%. Pada 2024, keterwakilan perempuan mencapai 23,1% dari total karyawan PTAR dan mitra kerja. Angka tersebut meningkat dari 22,5% pada 2023; 21,65% pada 2022; dan 20,88% pada 2021. Pada 2020, PTAR mencatat persentase perempuan hingga 26%. Persentase ini jauh melampaui 8,3% perempuan yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian di Indonesia, mengutip data Badan Pusat Statistik per Agustus 2024.

Karyawan perempuan di PTAR turut berkontribusi dari perencanaan tambang, pengolahan, K3, pemeliharaan, hingga lingkungan. Bahkan, 19 perempuan di antaranya menjabat posisi manajerial, termasuk tiga perempuan yang saat ini menduduki posisi komisaris dan Director.

Berbagai kebijakan seperti cuti melahirkan selama 4 bulan dengan upah penuh, cuti ayah 2 minggu, ruang laktasi, sistem evaluasi objektif, dan kebijakan anti-pelecehan memperkuat upaya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang setara.

Upaya ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ke-5 (Kesetaraan Gender), serta mendukung SDG ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG ke-10 (Mengurangi Ketimpangan). (dek)

PLN Ajak Mahasiswa Pahami Peran Strategis Pemanfaatan EBT dalam Sistem Kelistrikan Nasional

DISKUSI: Manager PLN UP3 Medan Gebyar Pandito saat memberikan materi sebagai narasumber di Universitas Panca Budi (UNPAB), Medan.
DISKUSI: Manager PLN UP3 Medan Gebyar Pandito saat memberikan materi sebagai narasumber di Universitas Panca Budi (UNPAB), Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara melalui PLN UP3 Medan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih melalui partisipasi dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Peran PLN dalam Kesiapan Pertumbuhan Listrik Pembangkitan Energi Terbarukan”. Acara ini berlangsung di Aula Mahabento, Universitas Panca Budi (UNPAB), Medan.

Forum ini mempertemukan pemangku kepentingan dari sektor pendidikan dan kelistrikan. Manager PLN UP3 Medan Gebyar Pandito, hadir sebagai narasumber utama bersama akademisi UNPAB, Hj Zuraidah Tharo, ST, MT, yang turut memberikan pemaparan dalam kapasitasnya sebagai tuan rumah kegiatan.

Dalam diskusi, PLN memaparkan berbagai langkah strategis perusahaan dalam menyiapkan infrastruktur kelistrikan guna mendukung pengembangan pembangkit energi terbarukan di wilayah Sumatera Utara.

“PLN secara konsisten mempersiapkan sistem kelistrikan yang tangguh, fleksibel, dan adaptif untuk menopang pemanfaatan pembangkit energi terbarukan. Ini bukan hanya komitmen perusahaan, tapi juga bentuk kontribusi kami terhadap target transisi energi nasional,” ujar Gebyar Pandito dalam sesi diskusi.

Diskusi berlangsung interaktif, melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang antusias menggali peran PLN dalam membangun ekosistem kelistrikan berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), baik dari sisi teknis, kebijakan, hingga tantangan yang dihadapi ke depan.

UNPAB, melalui Hj Zuraidah Tharo, menyampaikan apresiasi atas kehadiran PLN dalam forum tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN, khususnya PLN UID Sumatera Utara dan PLN UP3 Medan, atas kolaborasinya dalam kegiatan FGD ini. Kehadiran PLN sangat memperkaya pengetahuan para peserta, dan menjadi inspirasi nyata tentang bagaimana dunia industri bertransformasi menuju energi bersih. Kami berharap kerja sama seperti ini dapat terus terjalin di masa depan,” ungkap Zuraidah.

Di tempat terpisah, General Manager PLN UID Sumatera Utara Agus Kuswardoyo, menegaskan pentingnya keterlibatan PLN dalam forum-forum edukatif sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

“Kolaborasi dengan dunia pendidikan menjadi salah satu strategi penting dalam mendukung visi energi berkelanjutan. PLN terbuka terhadap pertukaran ide dan gagasan, karena masa depan energi bersih sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Kami ingin memastikan generasi muda memiliki pemahaman yang kuat tentang sistem kelistrikan dan kesiapan menghadapi era energi terbarukan,” ujar Agus.

PLN UID Sumatera Utara menyambut baik antusiasme mahasiswa dalam mendukung transisi energi dan berharap forum seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan.

Dengan semangat sinergi bersama generasi muda, PLN berkomitmen menjadi motor penggerak transformasi energi di Indonesia melalui kolaborasi lintas sektor yang inklusif dan edukatif. (ila)