24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 5

TNI Bantu Warga Perbaiki Tanggul Pascabanjir di Langkat

PERBAIKI: Prajurit TNI saat memperbaiki tanggul yang jebol di Langkat. (Istimewa)
PERBAIKI: Prajurit TNI saat memperbaiki tanggul yang jebol di Langkat. (Istimewa)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Koramil 07/Stabat Kabupaten Langkat bersama warga sekitar melaksanakan perbaikan tanggul yang kembali jebol di Langkat, pada Sabtu (13/12) kemarin, akibat hujan deras. Tanggul ini jebol pascabanjir yang melanda wilayah tersebut beberapa hari sebelumnya.

Perbaikan tanggul dilakukan Minggu (14/12), untuk mencegah banjir susulan yang berpotensi mengancam pemukiman warga. Pekerjaan dilakukan secara bergotong royong dengan menebalkan tanggul menggunakan material tanah dan pasir.

Warga Desa Stabat Lama menyambut baik bantuan TNI dan turut aktif dalam proses perbaikan. Kepala Desa Stabat Lama, M Rasid menyampaikan apresiasinya atas kepedulian TNI dan pihak terkait.

“Kami sangat berterima kasih kepada TNI dan semua pihak yang telah membantu memperbaiki tanggul pasca banjir,” ungkap Rasid.
Terpisah, Kapendam I/Bukit Barisan (BB), Kolonel Inf Asrul Kurniawan Harahap menegaskan, kegiatan Babinsa di wilayah binaan merupakan bagian dari pembinaan teritorial untuk memperkuat kemanunggalan TNI dengan rakyat.

“Kehadiran Babinsa di tengah masyarakat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan kepedulian bersama terhadap keamanan dan ketertiban wilayah,” katanya, Minggu (14/12) sore.

Sebelumnya, Kodim 0203/Langkat melalui Koramil 09/Hinai terus menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir, pada Jumat (12/12) kemarin di Dapur Lapangan Pasar 4,5 Kelurahan Kebun Lada, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.

Bantuan tersebut dioperasikan untuk menyiapkan sarapan, makan siang, dan makan malam bagi masyarakat serta personel yang bertugas di lapangan.

Kegiatan memasak dilakukan secara kolaboratif antara personel TNI dan warga pengungsi, sehingga proses distribusi makanan menjadi lebih cepat dan efektif. Saat pendistribusian, masyarakat langsung menikmati makanan di tenda dapur lapangan sesuai kebutuhan keluarga masing-masing.

Menanggapi hal itu, Kapendam I/BB, Kolonel Inf Asrul Kurniawan Harahap menyampaikan, dapur lapangan ini hadir untuk memastikan warga terdampak banjir tetap terpenuhi kebutuhan pangannya.

“Kolaborasi TNI dan masyarakat juga mempercepat proses pelayanan di lapangan,” pungkasnya. (dwi/saz)

Koramil Siais Buka Akse Jalan Longsor di Tapsel

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Koramil 19/Siais yang dipimpin langsung Danramil Kapten Inf H Sirait berjibaku memasang jalan buatan dengan menggunakan kayu bulat yang disusun memanjang untuk membuka akses jalan yang menutup jalan satu-satunya keluar masuk 4 lorong; Lorong Huta Tonga, Huta Jae, Kampung Nias, dan Lumban Dolok Lingkungan dua Kelurahan Tapian Nauli Tapanuli Selatan (Tapsel). Kini, 157 kepala keluarga (KK) yang menghuni empat lorong tersebut dapat bernapas lega setelah sembilan hari terkurung akibat longsor yang merusak dan menutup akses jalan itu.

“Jalan ini kami buat secara swadaya dengan dana sendiri. Kasihan warga tidak dapat beraktivitas keluar masuk kampong,” ujar Danramil 19/Siais Kapten Inf H Sirait, Kamis (11/12)

Pantau wartawan di lokasi terlihat tanah di bukit longsor menutup dan rusak jalan menuju jembatan kayu (rambin) yang menghubungkan lingkungan 2 ke lingkungan 3 dan 4.

“Awal longsor, jangankan kendaraan roda, jalan kaki aja sangat sulit sehingga kami di sini terkurung. anak-anak tidak ke sekolah dan hasil kebun tidak dapat keluar untuk dijual ke toke sekaligus belanja kebutuhan pokok ke pekan (Poken),”ungkap Rendi Zebua, warga yang menjadi korban longsor.

Material tanah longsor menutup dan merusak jalan cor beton sehingga warga yang bermukim di 4 lorong tersebut tidak bisa kemana-mana.
“Padahal stok makanan kami mulai menipis dan kami panik karena bukit di sekitar pemukiman kami juga banyak longsor. Syukurlah Pak Danramil beserta anggotanya dibantu warga membuat akses jalan buatan sementara,” tutur Rendin Zebua, (zeb/azw)

Karyawan Korban Banjir Dipecat, DPRD Medan Minta Pemko Bertindak

Anggota DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra.
Anggota DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pimpinan DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Golkar, Hadi Suhendra, mengaku sangat prihatin sekaligus miris atas pengaduan masyarakat di kawasan Medan Utara yang mengaku dipecat oleh perusahaan tempatnya bekerja usai banjir besar melanda Kota Medan pada 27 November 2025 lalu.

Pengaduan tersebut disampaikan oleh seorang warga yang bekerja di salah satu perusahaan di Kawasan Industri Medan (KIM). Warga itu mengaku diberhentikan dari pekerjaannya lantaran tidak masuk kerja selama beberapa hari.

Padahal, ketidakhadirannya disebabkan rumah yang ditempatinya terendam banjir cukup parah hingga memaksanya bersama keluarga mengungsi.

“Ada warga melapor kepada saya bahwa dirinya dipecat oleh perusahaan tempat dia bekerja di KIM karena tidak masuk kerja selama beberapa hari. Sementara dia tidak masuk kerja karena rumahnya terendam banjir. Bahkan dia dan keluarganya sampai harus mengungsi selama empat hari karena genangan air di rumahnya tidak kunjung surut. Saya sangat miris mendengar laporan seperti ini,” ucap Hadi Suhendra kepada Sumut Pos, Minggu (14/12/2025).

Suhendra menjelaskan, bencana banjir yang melanda kawasan Medan Utara telah berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Ribuan warga kehilangan tempat tinggal sementara, harta benda rusak, bahkan tidak sedikit dokumen penting yang hilang atau tidak bisa diselamatkan akibat terendam air.

“Banjir kemarin benar-benar memukul warga Medan Utara. Rumah terendam, barang-barang rusak, surat-surat penting hilang. Sepulang dari pengungsian, warga masih harus kembali berjibaku membersihkan rumah dari lumpur dan sisa banjir. Itu semua membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit,” ujarnya.

Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Medan itu, kondisi psikologis korban banjir juga patut menjadi perhatian. Tekanan mental akibat kehilangan harta benda dan ketidakpastian hidup pascabencana, kata dia, sangat wajar membuat korban tidak mampu langsung kembali bekerja.

“Belum lagi beban mental yang mereka rasakan. Sangat wajar bila korban banjir tidak masuk kerja selama beberapa hari. Namun yang terjadi justru ada perusahaan yang tega memecat karyawannya dalam kondisi seperti itu, hanya karena alasan tidak masuk kerja,” tegas Suhendra.

Ia menilai, sikap perusahaan yang memecat karyawan korban banjir mencerminkan tidak adanya empati dan kepedulian terhadap kondisi kemanusiaan. Padahal, seharusnya perusahaan dapat bersikap bijaksana dan memaklumi keadaan karyawan yang sedang tertimpa musibah.

“Seharusnya perusahaan membantu meringankan beban karyawannya yang tertimpa bencana, bukan malah menambah musibah baru dengan memecat mereka. Ini sangat tidak manusiawi,” katanya.

Suhendra meyakini, kasus pemecatan seperti ini tidak hanya dialami oleh satu orang karyawan saja. Ia menduga masih banyak pekerja lain di Medan Utara yang mengalami nasib serupa namun belum berani melapor.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa DPRD Kota Medan siap membuka ruang pengaduan dan memperjuangkan hak-hak para pekerja yang menjadi korban banjir dan merasa dicurangi oleh pihak perusahaan.

“Saya pastikan DPRD Kota Medan siap menampung setiap keluhan karyawan yang menjadi korban banjir. Jangan ada perusahaan yang memanfaatkan situasi bencana untuk berbuat curang atau menekan pekerja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Suhendra mendesak Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) agar tidak tinggal diam melihat persoalan tersebut. Ia meminta Disnaker segera turun tangan dan menindak tegas perusahaan yang terbukti melakukan pemecatan sepihak terhadap karyawan korban banjir.

“Disnaker Medan jangan diam saja. Tindak tegas perusahaan yang memecat karyawan yang sedang tertimpa musibah. Di saat Pemko Medan sedang giat menolong warga korban banjir, justru ada perusahaan yang bertindak sebaliknya,” ungkapnya.

Menurut Suhendra, perusahaan-perusahaan yang memecat karyawan korban banjir tidak dapat ditolerir. Apalagi, Wali Kota Medan telah menetapkan dan memperpanjang masa Tanggap Darurat Bencana hingga 25 Desember 2025 guna memastikan proses pemulihan korban berjalan maksimal.

“Wali Kota Medan sudah menetapkan dan memperpanjang masa tanggap darurat agar pemulihan bisa berjalan optimal. Seharusnya perusahaan mendukung kebijakan itu dengan membantu karyawannya yang menjadi korban banjir, bukan malah membuat mereka semakin terpuruk dengan pemecatan,” pungkas Suhendra. (map/ila)

Serap Aspirasi soal Banjir, Keamanan hingga Investasi, Rico Waas Sapa Warga di Medan Kota

SAPA: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat Sapa Warga di Jalan Santun, Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan Medan Kota, Sabtu (13/12/2025).
SAPA: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat Sapa Warga di Jalan Santun, Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan Medan Kota, Sabtu (13/12/2025).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program “Sapa Warga” yang digagas Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas, kembali menjadi ruang dialog langsung antara pemerintah dan masyarakat. Kali ini, kegiatan tersebut digelar berbarengan dengan gotong royong dan dipusatkan di Jalan Santun, Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan Medan Kota, Sabtu (13/12/2025).

Dalam suasana penuh keakraban, sejumlah isu krusial mengemuka. Mulai dari persoalan banjir, perbaikan infrastruktur lingkungan, keamanan wilayah, hingga upaya peningkatan ekonomi melalui investasi menjadi topik utama yang disampaikan warga kepada orang nomor satu di Pemko Medan tersebut.

Menanggapi keluhan terkait banjir yang disampaikan seorang warga bernama Marlina, Wali Kota Medan Rico Waas menegaskan komitmen Pemko Medan dalam menekan dampak banjir di berbagai wilayah Kota Medan.

Ia menjelaskan, Pemko Medan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II terus melakukan normalisasi sungai dan saluran drainase, sekaligus menyiapkan sejumlah titik kolam retensi untuk mengurangi volume air saat curah hujan tinggi.

“Kami terus melakukan normalisasi sungai dan drainase, serta menyiapkan kolam retensi di beberapa titik. Namun, kami juga mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, karena penyempitan drainase sering terjadi akibat tumpukan sampah,” ujar Rico Waas.

Menurutnya, kegiatan gotong royong yang dirangkaikan dengan Sapa Warga diharapkan dapat membangkitkan kembali kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan.

“Harapan dari gotong royong ini adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing,” ujarnya.

Tak hanya menyampaikan keluhan, sejumlah warga juga mengapresiasi langkah cepat Pemko Medan dalam menangani persoalan banjir. Seorang warga bernama Rosita mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Gang Sumatera yang sebelumnya kerap dilanda banjir kini sudah tidak lagi tergenang setelah dilakukan pengorekan drainase.

“Gang Sumatera yang selama ini banjir, sekarang sudah tidak lagi banjir setelah drainasenya dikorek,” ucap Rosita, sembari meminta agar lampu penerangan jalan di gang tersebut segera diperbaiki.

Mendengar hal itu, Rico Waas langsung menginstruksikan jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan untuk segera melakukan pengecekan ke lokasi dan memperbaiki lampu penerangan jalan yang dikeluhkan warga.

Dalam kegiatan Sapa Warga yang turut dihadiri pimpinan perangkat daerah, Camat Medan Kota Raja Ian Andos Lubis, serta unsur Muspika Kecamatan Medan Kota, Rico Waas juga menyampaikan apresiasi atas peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan.

Apresiasi tersebut disampaikan setelah seorang warga bernama Rustam melaporkan bahwa warga setempat telah mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling) dengan mendirikan 13 pos kamling, yang masing-masing dijaga oleh dua orang personel. “Saat ini sudah berdiri 13 poskamling. Target kita ke depan adalah 16 poskamling,” ujar Rico Waas.

Sementara itu, warga lainnya, Jontas, menanyakan langkah Pemko Medan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat guna mencegah terjadinya kerawanan sosial. Menanggapi hal tersebut, Rico Waas memaparkan bahwa upaya peningkatan ekonomi erat kaitannya dengan penciptaan lapangan pekerjaan, salah satunya melalui dorongan investasi ke Kota Medan.

“Capaian investasi Kota Medan tahun ini sudah melampaui target yang kita tetapkan, yakni sebesar Rp9 triliun. Kita berharap investasi ini dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat,” jelasnya.

Selain mendorong investasi, Pemko Medan juga terus memberikan pelatihan keterampilan kepada generasi muda agar memiliki keahlian tambahan, baik untuk bekerja di sektor formal maupun membuka usaha mandiri. “Kita juga membantu permodalan dengan menghubungkan masyarakat dengan perbankan,” kata Rico Waas.

Ia juga mengungkapkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) turut memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja melalui dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Saat ini sudah ada sekitar 51 titik SPPG di Kota Medan yang menyerap sekitar 7.000 hingga 8.000 tenaga kerja. Kita berharap jumlah ini terus bertambah,” ungkapnya.

Menutup sesi Sapa Warga tersebut, Rico Waas menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat dan mendengarkan langsung setiap keluhan serta aspirasi warga Kota Medan.

“Kami ingin terus menyapa warga dan mendengar langsung apa yang menjadi kebutuhan dan permasalahan masyarakat,” pungkasnya. (map/ila)

Takengon Jantung Aceh Tengah Kembali Berdenyut: 68 Site Telkomsel Telah “ON AIR” dengan Konfigurasi Penuh

Pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh pasca bencana banjir dan longsor terus menunjukkan progres signifikan. Hingga pukul 22.00 WIB malam tadi, Telkomsel berhasil menghidupkan kembali 68 site di Kota Takengon, dan seluruh area inner city kini 100% beroperasi dengan konfigurasi penuh. Kabar baik ini menjadi bukti nyata komitmen Telkomsel untuk memastikan masyarakat tetap terhubung di tengah situasi darurat.
Pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh pasca bencana banjir dan longsor terus menunjukkan progres signifikan. Hingga pukul 22.00 WIB malam tadi, Telkomsel berhasil menghidupkan kembali 68 site di Kota Takengon, dan seluruh area inner city kini 100% beroperasi dengan konfigurasi penuh. Kabar baik ini menjadi bukti nyata komitmen Telkomsel untuk memastikan masyarakat tetap terhubung di tengah situasi darurat.

ACEH TENGAH, SUMUTPOS.CO  – Pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh pasca bencana banjir dan longsor terus menunjukkan progres signifikan. Hingga pukul 22.00 WIB malam tadi, Telkomsel berhasil menghidupkan kembali 68 site di Kota Takengon, dan seluruh area inner city kini 100% beroperasi dengan konfigurasi penuh. Kabar baik ini menjadi bukti nyata komitmen Telkomsel untuk memastikan masyarakat tetap terhubung di tengah situasi darurat.

Takengon, yang merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah, menjadi prioritas pemulihan karena perannya sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial di Aceh Tengah. Dengan seluruh site di inner city kembali normal, pelanggan kini dapat menikmati layanan komunikasi yang stabil untuk berkomunikasi dengan keluarga, mengakses informasi penting, dan mendukung aktivitas pemulihan di lapangan.

VP Area Network Operations Sumatera Telkomsel, Nugroho A. Wibowo, menyampaikan bahwa pemulihan ini merupakan hasil kerja cepat dan terkoordinasi dari seluruh tim di lapangan. “Pemulihan jaringan di Takengon menjadi prioritas utama kami mengingat perannya sebagai pusat aktivitas masyarakat Aceh Tengah. Hingga malam ini, 68 site telah berhasil kami operasikan kembali dengan konfigurasi penuh. Meski dihadapkan pada tantangan akses dan pasokan daya, tim Telkomsel terus bekerja tanpa henti agar layanan komunikasi dapat segera kembali normal dan dimanfaatkan masyarakat untuk mendukung proses pemulihan pasca bencana,” ujar Nugroho.

Sejak awal bencana, Telkomsel berkomitmen dan melakukan aksi cepat untuk memulihkan jaringan di wilayah bencana. Telkomsel mengerahkan seluruh sumber daya, mencakup pengiriman logistik masif berupa 829 pack battery, 48 unit rectifier, dan 48 unit genset (40 unit 20 KVA dan 8 unit 40 KVA), serta 21 ton solar untuk mendukung operasional perangkat jaringan di wilayah terdampak. Distribusi dilakukan melalui jalur udara dan darat dengan koordinasi bersama BNPB dan TNI AU, menggunakan armada dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Kualanamu (Medan) dan Bandara Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh).

Pengiriman logistik berlangsung sejak awal bencana terjadi, dimulai dengan penerbangan Susi Air yang membawa 20 pack battery dan perangkat kebutuhan lainnya dari Medan untuk memenuhi percepatan pemulihan jaringan di Aceh Tengah. Kemudian, pada tanggal 14 dan 15 Desember, Telkomsel kembali mengirimkan secara masif 150 pack battery dan 10 genset 20 KVA dari Halim ke Kualanamu, dilanjutkan ke Aceh Tengah bersama solar 5,5 ton dan sembako. Besok, 16 Desember, rencana pengiriman 330 pack battery dari Halim ke Banda Aceh akan memperkuat pemulihan di wilayah lainnya.

Kolaborasi dan Dedikasi Tim Lapangan Selain dukungan logistik, Telkomsel telah menurunkan 58 operator yang bekerja 24 jam di lapangan untuk memastikan pemulihan berjalan optimal. Mereka tidak hanya menghidupkan kembali site, tetapi juga melakukan konfigurasi penuh agar kualitas layanan tetap terjaga. Sinergi dengan BNPB, TNI AU, dan pemerintah daerah menjadi faktor kunci keberhasilan pemulihan ini.

Harapan untuk Aceh Pemulihan jaringan di Takengon menjadi tonggak penting dalam upaya Telkomsel mengembalikan konektivitas di Aceh. Dengan 68 site ON AIR dan beroperasi normal secara penuh di wilayah Takengon, Telkomsel berharap masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan normal dan tetap terhubung dengan keluarga serta layanan darurat.

Telkomsel akan terus memberikan update progres pemulihan melalui kanal resmi perusahaan. Upaya ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menjaga harapan dan mendukung kebangkitan masyarakat Aceh.(rel)

Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei Tuan Bantu Korban Banjir di Langkat dan Aceh Tamiang

Relawan Tim Medis Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei Tuan bersiap untuk diberangkatkan membantu para korban banjir di Tanjungpura Langkat, dan Aceh Tamiang pada Sabtu (13/12/2025) dan Minggu (14/12/2025).
Relawan Tim Medis Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei Tuan bersiap untuk diberangkatkan membantu para korban banjir di Tanjungpura Langkat, dan Aceh Tamiang pada Sabtu (13/12/2025) dan Minggu (14/12/2025).

MEDAN, SumutPos.co- Yayasan Harapan Generasi Madani bekerjasama dengan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Percut Sei Tuan, Deliserdang, mengirimkan tujuh orang tenaga medis dan bantuan ke Tanjungpura, Kabupaten Langkat, dan Aceh Tamiang, Provinsi Aceh pada Sabtu (13/12/2025) dan Minggu (14/12/2025).

Bantuan yang diberikan berupa obat-obatan, susu dan makanan bayi, serta makanan untuk para pengungsi dari berbagai kelompok usia, termasuk lansia, ibu-ibu, dan anak-anak.

Adapun tujuh orang tenaga medis yang diberangkatkan yakni Nuraini Suryati Pohan,
Riska Wardhani, Khatma, Ahmad Fauji, Eliyulidar Pohan, Ramadhani, dan Muhamad Abidin Pohan. Pada Hari Sabtu (13/12/2025) mereka membantu para korban banjir di tiga desa di Kecamatan Tanjungpura, yakni Desa Pematang Cengal Timur, Desa Pantai Cermin, dan Desa Pulau Banyak.

Petugas medis Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei Tuan, membantu korban banjir yang mengalami luka di kakinya.
Petugas medis Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei Tuan, membantu korban banjir yang mengalami luka di kakinya.

Selanjutnya pada Hari Minggu (14/12/2025), mereka melanjutkan misi kemanusiaan ke Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Di sana, mereka membantu warga korban banjir di Desa Mekar Sari, Ranto Aceh Tamiang, dan Kuala Simpang.

Ketua Himpaudi Percut Sei Tuan Syech Muhammad Ricky Ramadhan MPd berharap, bantuan yang mereka berikan dapat meringankan beban para korban banjir di Tanjungpura dan Aceh Tamiang. “Kami turut merasakan apa yang dirasakan warga yang terdampak banjir. Semoga bantuan kami ini dapat bermanfaat dan berguna untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena banjir di Langkat dan Aceh Tamiang,” ujarnya.

Sementara, Ketua Yayasan Harapan Generasi Madani Subanto ST mengungkapkan terima kasih kepada seluruh relawan tim medis dan Himpaudi Percut Sei Tuan atas kerjasama dalam misi kemanusiaan ini. “Kami berharap seluruh elemen masyarakat saling bahu-membahu membantu pemerintah dalam penengahan bencana ini agar bisa segera pulih,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran tim medis merupakan bentuk kepedulian dan solidaritas mereka terhadap korban banjir. Pihaknya ingin memastikan, masyarakat tidak merasa sendiri menghadapi musibah ini. “Kami hadir untuk membantu, menguatkan, dan mendampingi. Terutama anak-anak dan kelompok rentan yang paling terdampak,” ujarnya.

Kehadiran tim medis dan bantuan Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei Tuan disambut antusias masyarakat. “Bantuan yang diberikan ini sangat berarti bagi kami. Terima kasih atas kepedulian Yayasan Harapan Generasi Madani dan Himpaudi Percut Sei tuan, kata Karsiman, warga Tanjungpura.

Menurutnya, betapa dahsyatnya banjir yang menerjang kampung mereka saat itu. Tinggi air sempat mencapai kepala orang dewasa, bahkan sampai ke bumbungan rumah. Banyak warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, dan meninggalkan harta bendanya terendam banjir. (adz)

11 Titik Tanggul di Padangtualang Jebol

JEBOL: Tanggul pada satu desa yang jebol di Kecamatan Padangtualang, Langkat, dan merupakan tanggung jawab Pemprov Sumut. (Istimewa)
JEBOL: Tanggul pada satu desa yang jebol di Kecamatan Padangtualang, Langkat, dan merupakan tanggung jawab Pemprov Sumut. (Istimewa)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Wilayah Langkat Hilir yang meliputi Kecamatan Padangtualang, Sawit Seberang, dan Batangserangan, turut dilanda musibah banjir, beberapa waktu lalu. Daerah yang tidak pernah dilanda banjir sejak puluhan tahun silam, kini harus merasakan musibah tersebut.

Hasil penelusuran yang dilakukan dinas terkait, banjir yang merendam ribuan rumah di Langkat Hilir karena tanggul jebol. Infrastruktur umum itu tak mampu menahan tingginya debit air dan derasnya arus. Informasi diperoleh, tanggul yang jebol itu terletak di satu kelurahan dan lima desa. Artinya, infrastruktur yang jebol itu ada di enam daerah pada Kecamatan Padangtualang.

Uraiannya, Desa Tanjungputus (satu titik), Desa Kwalabesilam (satu titik), Desa Sukaramai (satu titik), Desa Padangtualang (empat titik), Desa Besilam (dua titik), dan Kelurahan Tanjungselamat (dua titik). Dengan demikian, ada 11 titik tanggul yang jebol di Kecamatan Padangtualang.

Lebar tanggul bervariasi dengan maksimal kelebaran 200 meter. Persoalan ini sudah ditindaklanjuti perangkat kecamatan maupun Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Langkat.

Mereka sudah mengirimkan surat permohonan untuk segera dilakukan perbaikan terhadap tanggul sungai yang jebol tersebut. Tujuan surat ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut).

Kepala Dinas PUTR Langkat, Khairul Azmi menjelaskan, perbaikan tanggul tidak dapat dianggarkan oleh pemerintah kabupaten dengan beberapa alasan.

“Bukan gak bisa dikerjakan, nanti kalau diperbaiki oleh kabupaten, terjadi tumpang tindih anggaran kegiatannya. Dan itu wewenang provinsi,” kata Azmi, Sabtu (13/12).

Dia juga mengakui, perangkat kecamatan sudah mengirimkan permohonan kepada Pemprov Sumut untuk segera dilakukan perbaikan. Mengingat Gubernur Sumut Bobby Nasution didampingi Wakil Ketua DPRD Sumut Ricky Anthony, pun sudah datang ke Padangtualang.
“Waktu itu, camat langsung membuat permohonan ke Pak Bobby mau ditindaklanjuti sama provinsi,” kata Azmi.

Dampak banjir yang melanda Kabupaten Langkat, dilaporkan ada 13 orang meninggal dunia. Banjir juga merusak 10.444 unit rumah dan 17.299 hewan ternak pada 16 kecamatan di Langkat. Selain itu, juga ada 91 fasilitas umum, 81 sekolah, 4.677 hektare sawah, dan 55 rumah turut terdampak. Namun begitu, banjir berangsur surut dan kini menyisakan Kecamatan Tanjungpura saja yang masih tergenang. (ted/saz)