DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Institut Kesehatan Deli Husada Delitua melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Talunkenas Gunung Rintih, Kecamatan Sinembah, Tanjungmuda Hilir, Kabupaten Deliserdang, baru-baru ini.
Adapun kegiatan yang dilakukan, yakni sosialisasi terkait pencegahan penyakit degeneratif, dengan fokus kepada diabetes, kolesterol, dan hipertensi yang biasa diderita oleh para lanjut usia (lansia), karena faktor genetik maupun pola hidup tak sehat.
Seperti diketahui, pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Hal ini melibatkan penggunaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya untuk mengatasi permasalahan sosial, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memberdayakan komunitas.
Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada ini, merupakan tindakan nyata untuk berbagi ilmu, keterampilan, dan waktu, demi kesejahteraan bersama bagi warga setempat. Pengabdian kepada masyarakat ini juga kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan secara langsung dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Puskesmas Talunkenas merupakan Puskesmas rawat inap yang sudah terakreditasi paripurna. Pada Puskesmas tersebut, juga sudah dibentuk kader untuk dilatih pengetahuan dan pengalamannya dalam mengetahui penyakit degeneratif, dan melakukan sosialisasi untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif.
Pada kegiatan itu, dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua juga melakukan pengecekan gula darah, tensi, kolesterol, dan asam urat selama dua pekan sekali kepada masyarakat setempat. Tim pengabdian kepada masyarakat juga memberikan buku saku kepada masyarakat, yang berisikan tentang pemanfaatan bahan alami yang dapat diolah untuk sehari-hari di rumah untuk menguragi penyakit degeneratif. Adapun bahan alami tersebut, seperti daun asam jawa (tamarindus indica linn), dan sereh kampung (cymbopogon citratus). Kedua tanaman herbal tersebut, biasa digunakan dalam pengobatan tradisional, karena manfaatnya yang beragam untuk kesehatan.
“Dengan saling membantu dan berbagi, maka dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung untuk pencegahan penyakit degeneratif, yang banyak dialami oleh masyarakat, terutama pada warga yang sudah tua ataupun lansia,” ungkap seorang dosen yang merupakan bagian dari tim pengabdian kepada masyarakat.
Dengan dilasanakannya pengabdian kepada masyarakat tersebut, warga setempat turut merasa senang dan ingin lebih mengetahui tentang pengobatan dan pencegahan penyakit degeneratif.
“Bagaimana penyakit degeneratif dapat diderita seseorang, padahal tidak memiliki riwayat keturunan?” tanya seorang ibu, yang hadir dalam kegiatan itu.
“Penyakit degeneratif dapat dialami karena faktor pola hidup yang tidak sehat. Mulai umur 25 tahun ke atas, pola hidup akan mempengaruhi kesehatan seseorang, khususnya penyakit degeneratif,” jawab seorang dosen Institut Kesehatan Deli Husada Delitua. (rel/saz)