MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) kembali menyudisium dan mengambil sumpah terhadap 105 lulusan yang baru menyelesaikan pendidikannya, secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (Luring), di Aula FK UISU Jalan STM, Medan, Rabu (4/8).
Hal ini dilakukan karena Indonesia masih dalam situasi pandemi Covid-19 dan juga Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Medan.
Adapun, acara Judisium Sumpah Dokter FK UISU tersebut, dihadiri Dekan FK UISU dr Indra Janis MKT, Wakil Dekan 1 dr Dewi Pangestuti MBiomed, Wakil Dekan 2 dr Siska Anggreni Lubis SpKK MPd Ked FINSDV, Wakil Dekan 3 dr Alamsyah Lukito MKes, Ketua Senat FK UISU dr Tri Makmur SpS, Ketua Prodi Profesi dr Ismu Rizal SpF, Ketua Prodi dr Irma Yanti Rangkuti MSi MBiomed, Sekretaris Prodi Profesi FK UISU, dr Syarifah Harahap MKes serta tiga perwakilan wisudawan/ wisudawati, dr Merlina Margaretta Simanungkalit, dr Rif’ah dan dr San Hadi Agung. Perwakilan ini dihadiri karena berdomisili di Kota Medan dan juga perwakilan dalam pengambilan sumpah dokter berdasarkan agama masing-masing, yakni Islam dan Kristen.
Namun, dalam kegiatan yudisium itu, Sivitas akademika FK UISU tak lupa menyampaikan belasungkawanya, dikarenakan satu wisudawan terbaik dengan IPK tertinggi Rivan Aldiano Utomo, meninggal dunia karena sakit menjelang acara pengambilan sumpah dokter tersebut. Sehingga, hanya 105 lulusan yang diambil sumpahnya. Padahal seharusnya sesuai ketentuannya 106 lulusan.
Demikian disampaikan Dekan FK UISU, dr Indra Janis MKT saat ditemui sejumlah wartawan di Aula FK UISU, usai menyudisium dan mengambil sumpah para wisudawan dan wisudawati FK UISU.
“Kita merasa sedih, ternyata yang meninggal dunia, yakni Almarhum Rivan ternyata wisudawan terbaik dengan IPK tertinggi di FK UISU. Di FK UISU biasanya kita berikan penghargaan kepada IPK tertinggi dan CBT tertinggi. Tetapi, karena almarhum meninggal dunia, sehingga penghargaannya tidak dapat diberikan karena salah satu syarat menjadi dokter adalah menjalankan sumpah dokter. Tetapi beliau tetap merupakan alumni di FK UISU,” ungkap dr Indra dengan nada sedih.
Dikatakannya, yudisium dan pengambilan sumpah dokter ini, hanya dihadiri secara luring oleh para senator, sivitas akademika dan tiga orang perwakilan wisudawan dan wisudawati. “Sedangkan selebihnya dilakukan secara daring. Ini karena masih PPKM Level 4 di Kota Medan, sehingga harus dipatuhi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, setelah alumnus FK UISU menjalankan sumpah dokter, mereka akan melakukan proses secara intensif dan akan disebar di daerah-daerah seluruh Indonesia. “Sesuai informasi mereka akan ditugaskan sebagai gugus tugas di daerah masing-masing dan di daerah-daerah di seluruh Indonesia untuk menangani Covid-19 yang sedang marak-maraknya,” katanya.
Disinggung proses belajar mengajar selama pandemi Covid-19, dr Indra menyebutkan, FK UISU lebih banyak melakukan sistim daring daripada luring. Tetapi ada proses yang tidak bisa dilakukan secara daring, yakni praktikum dan praktikum skill lab dalam pemeriksaan pasien. Namun hal ini dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan (Prokes).
“Meski daring, para mahasiswa tetap diberikan banyak tugas agar tidak ketinggalan kegiatan akademik di masa pandemi ini. Kita berharap FK UISU menghasilkan dokter-dokter Islami, profesional dan terdepan untuk sama-sama meningkatan derajat kesehatan Indonesia. Tetap menimba ilmu yang lebih tinggi, membawa nama baik FK UISU dan bekerjalah sesuai kompetensi dokter umum,” pungkasnya.
Rektor UISU, Dr Yanhar Jamaluddin MHP mengatakan, pihaknya merasa bangga dengan para lulusan FK UISU yang telah menyandang gelar dokter di hari ini (Rabu,red).
Dalam acara Yudisium dan pengambilan sumpah dokter tersebut, dia juga memberikan selamat kepada IPK tertinggi yang diperoleh Rivan dan CBT tertinggi, dr Titut Tri Wulandari. “Kami turut berbelasungkawa atas kepergian Rivan menjelang pengambilan sumpah dokternya. Semoga segala amal ibadahnya diterima Allah SWT. Kami juga merasa bangga terhadap dr Titut atas prestasinya dengan mweaih penghargaan CBT tertinggi. Mudah-mudahan prestasi ini dapat ditingkatkan,” ujarnya secara daring.
Yanhar berpesan kepada para dokter yang telah disumpah agar dapat memaksimalkan fungsinya dan potensi-potensi yang ada. “Ini menjadi sebuah titik awal perjuangan dan karir serta dapat menjaga almamater FK UISU dimana pun berada dan bertugas sebagai dokter,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Senat FK UISU dr Tri Makmur SpS menambahkan, yudisium ini akan ditempatkan secara intensif sedikitnya 9 bulan di seluruh wilayah Indonesia dan mereka terdaftar. Tentunya agar mereka membawa nama baik FK UISU.
“Kita berharap agar para dokter FK UISU yang baru diambil sumpahnya agar tetap menjaga kesehatan, karena kita tahu Covid-19 banyak menyerang para dokter, apalagi tren nya meningkat. Karena itu harus benar-benar menjaga kesehatan,” imbaunya.
Di akhir acara, Sekretaris Prodi Profesi FK UISU, dr Syarifah Harahap MKes mewakili penerima penghargaan dari Dekan FK UISU dr Indra Janis MKT, yakni dr Titut Tri Wulandari sebagai lulusan terbaik, dengan nilai ujian UKMPPD tertinggi 82. “Ini karena beliau sedang berada di luar kota, sehingga saya yang mewakili,” ucap dr Syarifah. (Mag-1)