29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menangkan Empat Hibah Penanganan Stunting dari Kemendikbud, USM Indonesia Beri Langkah Maju untuk Kesehatan Anak Indonesia

STUNTING atau kondisi pertumbuhan anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis merupakan masalah serius yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak. Stunting memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, kemampuan belajar dan produktivitas anak di masa depan.

Anak-anak yang stunting cenderung mengalami kesulitan belajar dan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis saat dewasa. Penyelesaian masalah stunting melalui penelitian dan pengabdian masyarakat sangat penting karena penelitian memungkinkan pengembangan pengetahuan baru dan inovasi yang tepat sasaran dalam penanganan stunting.

Untuk mengatasi stunting, dosen dan mahasiswa Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia melalui empat penelitian berhasil mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Total hibah yang diraih USM Indonesia berjumlah Rp.200 juta. USM Indonesia memenangkan hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) skema pemberdayaan kemitraan masyarakat dengan judul Optimalisasi Peran Dapur Sehat, Generasi Bebas Stunting (Operan Genting).

USM Indonesia juga memenangkan hibah PKM tahap 2 skema pemberdayaan kemitraan masyarakat dengan judul Penerapan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) untuk Balita dalam upaya peningkatan kemandirian kesehatan penanganan stunting di Medansunggal oleh Rani Kawati Damanik (ketua).

Kemudian hibah pemberdayaan kelompok Posyandu dalam inovasi nugget tuna dan terapi bermain sebagai upaya penanganan stunting dan stimulus tumbuh kembang Balita di pesisir Belawan Sicanang oleh Siska Evi Martina (ketua).

Selanjutnya hibah berjudul pemberdayaan ibu kelompok BKB dalam pemanfaatan nasi tim dali ni horbo dalam pencegahan stunting di Desa Tanjungberingin, Kabupaten Dairi oleh Vierto Irennius Girsang (ketua).

Rektor USM Indonesia Dr. Ivan Elisabeth Purba, SH., M.Kes yang diwakili Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia Adiansyah, S.Si, M.Si di Medan, Selasa (6/8) mengapresiasi terhadap dedikasi dan kerja keras dosen kita dalam upaya penanganan stunting di masyarakat.

”Prestasi yang diraih dalam berbagai program dan inovasi ini menunjukkan komitmen kami dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah yang membutuhkan,” kata kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia.

Hasil penelitian dapat digunakan untuk merancang program intervensi yang efektif dan berkelanjutan. Melalui pengabdian masyarakat, kata Adiansyah, S.Si, M.Si, pengetahuan dan solusi yang dihasilkan dari penelitian dapat diterapkan langsung di lapangan.

”Pemberdayaan masyarakat lokal dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting membantu menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” terang Adiansyah, S.Si, M.Si.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia menjabarkan bahwa stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gizi, sanitasi dan pendidikan.

Ia mengatakan bahwa pendekatan berbasis penelitian dan pengabdian masyarakat memungkinkan penanganan yang holistik dan terintegrasi, melibatkan berbagai aspek kehidupan anak dan keluarganya.

Empat Hibah
Program Operan Genting yang dipimpin oleh Juneris Aritonang menonjol sebagai salah satu upaya optimalisasi peran dapur sehat untuk menciptakan generasi bebas stunting. Inisiatif ini merupakan langkah inovatif dalam memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya lokal untuk peningkatan gizi anak-anak.

Selain itu, program Dashat yang dipimpin oleh Rani Kawati Damanik menunjukkan betapa pentingnya penerapan dapur sehat dalam peningkatan kemandirian kesehatan dalam menangani stunting. Melalui pendekatan holistik yang melibatkan edukasi dan intervensi gizi, program ini telah memberikan dampak positif yang signifikan di Medan Sunggal.

Di Pesisir Belawan Sicanang, Siska Evi Martina bersama timnya berhasil memberdayakan kelompok Posyandu melalui inovasi nugget tuna dan terapi bermain sebagai upaya penanganan stunting dan stimulus tumbuh kembang balita.

Inovasi ini tidak hanya memperkaya variasi makanan bergizi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

Terakhir, Vierto Irennius Girsang memimpin program pemberdayaan ibu kelompok BKB dalam pemanfaatan nasi tim dali ni horbo di Desa Tanjungberingin Kabupaten Dairi. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat diintegrasikan dalam upaya pencegahan stunting dengan cara yang efektif dan berkelanjutan.

”Prestasi dosen-dosen kita dalam berbagai program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan inovasi dapat membawa perubahan positif yang nyata dalam masyarakat,” kata kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia.

Melalui pemberitaan ini, Adiansyah SSi MSi berharap masyarakat luas dapat terinspirasi dan termotivasi untuk terus mendukung upaya penanganan stunting demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. (*)

STUNTING atau kondisi pertumbuhan anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis merupakan masalah serius yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak. Stunting memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, kemampuan belajar dan produktivitas anak di masa depan.

Anak-anak yang stunting cenderung mengalami kesulitan belajar dan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis saat dewasa. Penyelesaian masalah stunting melalui penelitian dan pengabdian masyarakat sangat penting karena penelitian memungkinkan pengembangan pengetahuan baru dan inovasi yang tepat sasaran dalam penanganan stunting.

Untuk mengatasi stunting, dosen dan mahasiswa Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia melalui empat penelitian berhasil mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Total hibah yang diraih USM Indonesia berjumlah Rp.200 juta. USM Indonesia memenangkan hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) skema pemberdayaan kemitraan masyarakat dengan judul Optimalisasi Peran Dapur Sehat, Generasi Bebas Stunting (Operan Genting).

USM Indonesia juga memenangkan hibah PKM tahap 2 skema pemberdayaan kemitraan masyarakat dengan judul Penerapan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) untuk Balita dalam upaya peningkatan kemandirian kesehatan penanganan stunting di Medansunggal oleh Rani Kawati Damanik (ketua).

Kemudian hibah pemberdayaan kelompok Posyandu dalam inovasi nugget tuna dan terapi bermain sebagai upaya penanganan stunting dan stimulus tumbuh kembang Balita di pesisir Belawan Sicanang oleh Siska Evi Martina (ketua).

Selanjutnya hibah berjudul pemberdayaan ibu kelompok BKB dalam pemanfaatan nasi tim dali ni horbo dalam pencegahan stunting di Desa Tanjungberingin, Kabupaten Dairi oleh Vierto Irennius Girsang (ketua).

Rektor USM Indonesia Dr. Ivan Elisabeth Purba, SH., M.Kes yang diwakili Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia Adiansyah, S.Si, M.Si di Medan, Selasa (6/8) mengapresiasi terhadap dedikasi dan kerja keras dosen kita dalam upaya penanganan stunting di masyarakat.

”Prestasi yang diraih dalam berbagai program dan inovasi ini menunjukkan komitmen kami dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah yang membutuhkan,” kata kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia.

Hasil penelitian dapat digunakan untuk merancang program intervensi yang efektif dan berkelanjutan. Melalui pengabdian masyarakat, kata Adiansyah, S.Si, M.Si, pengetahuan dan solusi yang dihasilkan dari penelitian dapat diterapkan langsung di lapangan.

”Pemberdayaan masyarakat lokal dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting membantu menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” terang Adiansyah, S.Si, M.Si.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia menjabarkan bahwa stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gizi, sanitasi dan pendidikan.

Ia mengatakan bahwa pendekatan berbasis penelitian dan pengabdian masyarakat memungkinkan penanganan yang holistik dan terintegrasi, melibatkan berbagai aspek kehidupan anak dan keluarganya.

Empat Hibah
Program Operan Genting yang dipimpin oleh Juneris Aritonang menonjol sebagai salah satu upaya optimalisasi peran dapur sehat untuk menciptakan generasi bebas stunting. Inisiatif ini merupakan langkah inovatif dalam memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya lokal untuk peningkatan gizi anak-anak.

Selain itu, program Dashat yang dipimpin oleh Rani Kawati Damanik menunjukkan betapa pentingnya penerapan dapur sehat dalam peningkatan kemandirian kesehatan dalam menangani stunting. Melalui pendekatan holistik yang melibatkan edukasi dan intervensi gizi, program ini telah memberikan dampak positif yang signifikan di Medan Sunggal.

Di Pesisir Belawan Sicanang, Siska Evi Martina bersama timnya berhasil memberdayakan kelompok Posyandu melalui inovasi nugget tuna dan terapi bermain sebagai upaya penanganan stunting dan stimulus tumbuh kembang balita.

Inovasi ini tidak hanya memperkaya variasi makanan bergizi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

Terakhir, Vierto Irennius Girsang memimpin program pemberdayaan ibu kelompok BKB dalam pemanfaatan nasi tim dali ni horbo di Desa Tanjungberingin Kabupaten Dairi. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat diintegrasikan dalam upaya pencegahan stunting dengan cara yang efektif dan berkelanjutan.

”Prestasi dosen-dosen kita dalam berbagai program ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi dan inovasi dapat membawa perubahan positif yang nyata dalam masyarakat,” kata kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia.

Melalui pemberitaan ini, Adiansyah SSi MSi berharap masyarakat luas dapat terinspirasi dan termotivasi untuk terus mendukung upaya penanganan stunting demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/