30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Jadi Anggota Gemapala

Bagi Ridho Saputra Sitorus, menjadi seorang pemanjat tebing profesional ataupun atlet panjat tebing merupakan impiannya sejak SMP. Akhirnya, sejak masuk ke SMA Gajah Mada Medan, impian itu mulai terealisasi. Pasalnya, di sekolah tersebut terdapat ekskul Generasi Muda Pecinta Alam (Gemapala) yang memiliki beberapa bidang, dan satu diantaranya adalah wall climbing.

Siswa kelas XI IPA ini mengaku sangat senang ternyata di sekolah yang dipilihnya ini terdapat satu ekskul yang dapat menampung minat dan bakatnya. “Sejak SMP pengen manjat tebing, tapi di SMP tak ada ekskulnya. Dan di sini saya bisa mengembangkan bakat terpendam saya ini, saya sangat senang,” ujar Ridho, Rabu (6/4).

Remaja kelahiran Medan 17 Januari 1995 ini juga mengaku, sejak bergabung di Gemapala, prestasi pun terus diukirnya baik untuk tingkat Kota Medan hingga Sumut. Seperti meraih juara ketiga umum di Lapangan Merdeka Community (LC) Competition pada November 2010 lalu.

Untuk pertama kali ikut even panjat tebing, Ridho mengaku belum bisa meraih prestasi. Tapi hal tersebut malah membuat satu kebanggan yang cukup besar baginya. “Saat itu saya terpilih menjadi seorang peserta untuk ikut even tingkat nasional di Aceh. Digelar Gainpala IAIN Ar Raniry NAD. Namun, tak mendapat prestasi bukan satu hal yang rugi bagi saya, karena pada waktu itu saya masih memiliki pengalaman yang minim.

Dan even itu merupakan satu hal yang cukup besar bagi saya. Karena banyak teman baru dan saling membagi informasi dan pengetahuan juga pengalaman mereka kepada saya,” paparnya.

Sekarang, lanjutnya, kedua orangtua yang dulunya tak setuju anak kedua dari 4 bersaudara pasangan Selamet Sitorus dan Sondang Lubis ini akhirnya mendukung secara moril maupun materil. “Saya sampai dibelikan sepatu, sementara sepatu wall climbing itu harganya paling murah Rp800 ribu,” ungkap Ridho.(saz)

Bagi Ridho Saputra Sitorus, menjadi seorang pemanjat tebing profesional ataupun atlet panjat tebing merupakan impiannya sejak SMP. Akhirnya, sejak masuk ke SMA Gajah Mada Medan, impian itu mulai terealisasi. Pasalnya, di sekolah tersebut terdapat ekskul Generasi Muda Pecinta Alam (Gemapala) yang memiliki beberapa bidang, dan satu diantaranya adalah wall climbing.

Siswa kelas XI IPA ini mengaku sangat senang ternyata di sekolah yang dipilihnya ini terdapat satu ekskul yang dapat menampung minat dan bakatnya. “Sejak SMP pengen manjat tebing, tapi di SMP tak ada ekskulnya. Dan di sini saya bisa mengembangkan bakat terpendam saya ini, saya sangat senang,” ujar Ridho, Rabu (6/4).

Remaja kelahiran Medan 17 Januari 1995 ini juga mengaku, sejak bergabung di Gemapala, prestasi pun terus diukirnya baik untuk tingkat Kota Medan hingga Sumut. Seperti meraih juara ketiga umum di Lapangan Merdeka Community (LC) Competition pada November 2010 lalu.

Untuk pertama kali ikut even panjat tebing, Ridho mengaku belum bisa meraih prestasi. Tapi hal tersebut malah membuat satu kebanggan yang cukup besar baginya. “Saat itu saya terpilih menjadi seorang peserta untuk ikut even tingkat nasional di Aceh. Digelar Gainpala IAIN Ar Raniry NAD. Namun, tak mendapat prestasi bukan satu hal yang rugi bagi saya, karena pada waktu itu saya masih memiliki pengalaman yang minim.

Dan even itu merupakan satu hal yang cukup besar bagi saya. Karena banyak teman baru dan saling membagi informasi dan pengetahuan juga pengalaman mereka kepada saya,” paparnya.

Sekarang, lanjutnya, kedua orangtua yang dulunya tak setuju anak kedua dari 4 bersaudara pasangan Selamet Sitorus dan Sondang Lubis ini akhirnya mendukung secara moril maupun materil. “Saya sampai dibelikan sepatu, sementara sepatu wall climbing itu harganya paling murah Rp800 ribu,” ungkap Ridho.(saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/