30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kembangkan Kemampuan Literasi Siswa Lewat Program “Bening dan Tampan’’

SUMUTPOS.CO – Mendukung kebijakan pemerintah tentang BULIRA (Budaya Literasi, Numerasi dan Karakter), dan juga berkaitan dengan Filosopi Ki hajar Dewantara (KHD), yaitu pendidikan yang memerdekakan manusia dengan menjadikan murid sebagai subjek pembelajaran, UPTD SDN 017107 Kisaran Naga Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan terus berupaya meningkatkan budaya literasi pada peserta didik.

Kepala UPTD SDN 017107 Kisaran Naga, Nurgayah Hasibuan, S.pd membuat program Bening dan Tampan. Program Bening dan Tampan ini adalah program “memBaca Hening” dengan menyediakan berbagai buku bacaan yang menarik sesuai tingkatan kelas, dan berani “Tampil ke Depan” untuk menceritakan buku yang dibacanya.

Nurgayah menyebut, program ini juga berkaitan dengan pengolahan aset yang ada di sekolah. Seperti ruang perpustakaan dan program yang mewujudkan kepemimpinan pada murid dan mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.

‘’Untuk itu, saya selaku Kepala UPTD SDN 017107 Kisaran Naga membuat program untuk meningkatkan budaya literasi pada peserta didik agar lebih menarik. Serta memanfaatkan pojok baca yang sudah dikemas oleh guru kelas. Fokus kegiatan ini ditujukan pada kelas 3 sampai kelas 6,’’ujarnya.

Kegiatan Bening dan Tampan ini dipandu oleh guru kelas masing-masing, dengan memanfaatkan pojok baca yang ada di kelas. Sedangkan pada kelas 1 dan 2 masih menggunakan metode membaca nyaring.

Ditambahkan Nurgayah, kegiatan Bening dan Tampan yang dimulai sejak Juli tahun ajaran 2023/2024 ini bertujuan untuk, menumbuh kembangkan disiplin dan budaya baca pada diri peserta didik, meningkatkan pengetahuan yang dimiliki untuk menggali informasi yang bermanfaat, melatih keberanian dan percaya diri untuk tampil ke depan, dan melatih peserta didik untuk selalu berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.

Kegiatan membaca hening ini sudah dijadwalkan dan disepakati oleh peserta didik dan guru kelas masing-masing. Jadi, masing-masing peserta didik sudah dapat melaksanakan sesuai jadwal tersebut, walaupun tanpa perintah dari guru mereka. Jadwal dibuat 15 menit sebelum memulai pelajaran pokok dan 15 menit menjelang selesai pembelajaran. Dalam membaca hening ini, siswa dapat memilih buku yang disukainya. Siswa dapat melaksanakan kegiatan ini dengan senang hati, tanpa ada rasa tertekan maupun beban. ‘’Menumbuh kembangkan kebiasaan gemar membaca pada siswa bermula dengan ditanamkannya kebiasaan yang menjadi rutinitas sehari-hari, sehingga dapat tumbuh menjadi hobby dan kebiasaan,’’sebut Nurgayah yang juga Fasda Komunikasi Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Membaca hening dan tampil ke depan, lanjut Nurgayah juga dapat dilakukan di luar kelas. Peserta didik dapat memilih tempat yang mereka anggap menarik dan nyaman untuk membaca. Setelah itu, siswa secara bergantian berbagi pengalaman dengan cerita yang mereka baca. Hal ini dilakukan selama lebih kurang 15 menit. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan ini dapat memandu dan mengarahkan jalannya kegiatan.

Di akhir pekan, kepala sekolah dan para guru mengadakan observasi dan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. Dari hasil refleksi, guru-guru dapat menemukan kelebihan dan kelemahan dari kegiatan tersebut. Rata-rata hasil refleksi peserta didik mengatakan senang dengan kegiatan “Bening dan Tampan” yang dilakukan.

Dari kegiatan tersebut minat dan pemahaman peserta didik dalam membaca dan berliterasi meningkat. Seperti pendapat salah seorang peserta didik kelas 4 Almika. “Saya sangat senang dan tertarik untuk terus membaca, karena setelah membaca kami diminta untuk berbagi cerita terhadap sesama teman. Sehingga kami dapat banyak ilmu dan pengetahuan,” sebut Almika.

Dalam pertemuan observasi dan refleksi, masing-masing guru memberikan tanggapan terhadap kegiatan “Bening dan Tampan” yang dilakukan di kelas maupun di luar kelas. Guru kelas 3 Supriati, S.Pd mengatakan, dengan pembiasaan literasi yang dilakukan, kemampuan dan pemahaman baca peserta didiknya sangat mengalami perubahan. Peserta didiknya lebih rajin membaca dan berani untuk tampil ke depan menceritakan bacaan yang dibacanya.

Kegiatan ini juga disambut baik oleh orang tua siswa. Orang tua siswa juga mau menyumbangkan buku secara sukarela. Sehingga dapat menambah koleksi buku yang ada di UPTD SDN. 017107 Kisaran Naga. Salah seorang orang tua siswa yang menyumbangkan buku mengatakan, ia sangat mensupport bentuk kegiatan literasi yang dilakukan pihak sekolah. Karena dengan adanya kegiatan ini, anaknya yang duduk di kelas 5 bernama Putri, kini semakin lancar dan rajin membaca. Selain itu Putri juga semakin percaya diri jika diminta untuk menceritakan buku yang dibacanya.

Ditambahkan Nurgayah, agar kegiatan “Bening dan Tampan” dapat terus berjalan secara efektif, refleksi dan umpan balik dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah terus dilakukan setiap akhir pekan. Dengan tujuan agar terus mendapatkan perbaikan dan peningkatan untuk kemajuan peserta didik dalam berliterasi ke depannya. (rel/sih)

SUMUTPOS.CO – Mendukung kebijakan pemerintah tentang BULIRA (Budaya Literasi, Numerasi dan Karakter), dan juga berkaitan dengan Filosopi Ki hajar Dewantara (KHD), yaitu pendidikan yang memerdekakan manusia dengan menjadikan murid sebagai subjek pembelajaran, UPTD SDN 017107 Kisaran Naga Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan terus berupaya meningkatkan budaya literasi pada peserta didik.

Kepala UPTD SDN 017107 Kisaran Naga, Nurgayah Hasibuan, S.pd membuat program Bening dan Tampan. Program Bening dan Tampan ini adalah program “memBaca Hening” dengan menyediakan berbagai buku bacaan yang menarik sesuai tingkatan kelas, dan berani “Tampil ke Depan” untuk menceritakan buku yang dibacanya.

Nurgayah menyebut, program ini juga berkaitan dengan pengolahan aset yang ada di sekolah. Seperti ruang perpustakaan dan program yang mewujudkan kepemimpinan pada murid dan mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.

‘’Untuk itu, saya selaku Kepala UPTD SDN 017107 Kisaran Naga membuat program untuk meningkatkan budaya literasi pada peserta didik agar lebih menarik. Serta memanfaatkan pojok baca yang sudah dikemas oleh guru kelas. Fokus kegiatan ini ditujukan pada kelas 3 sampai kelas 6,’’ujarnya.

Kegiatan Bening dan Tampan ini dipandu oleh guru kelas masing-masing, dengan memanfaatkan pojok baca yang ada di kelas. Sedangkan pada kelas 1 dan 2 masih menggunakan metode membaca nyaring.

Ditambahkan Nurgayah, kegiatan Bening dan Tampan yang dimulai sejak Juli tahun ajaran 2023/2024 ini bertujuan untuk, menumbuh kembangkan disiplin dan budaya baca pada diri peserta didik, meningkatkan pengetahuan yang dimiliki untuk menggali informasi yang bermanfaat, melatih keberanian dan percaya diri untuk tampil ke depan, dan melatih peserta didik untuk selalu berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.

Kegiatan membaca hening ini sudah dijadwalkan dan disepakati oleh peserta didik dan guru kelas masing-masing. Jadi, masing-masing peserta didik sudah dapat melaksanakan sesuai jadwal tersebut, walaupun tanpa perintah dari guru mereka. Jadwal dibuat 15 menit sebelum memulai pelajaran pokok dan 15 menit menjelang selesai pembelajaran. Dalam membaca hening ini, siswa dapat memilih buku yang disukainya. Siswa dapat melaksanakan kegiatan ini dengan senang hati, tanpa ada rasa tertekan maupun beban. ‘’Menumbuh kembangkan kebiasaan gemar membaca pada siswa bermula dengan ditanamkannya kebiasaan yang menjadi rutinitas sehari-hari, sehingga dapat tumbuh menjadi hobby dan kebiasaan,’’sebut Nurgayah yang juga Fasda Komunikasi Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Membaca hening dan tampil ke depan, lanjut Nurgayah juga dapat dilakukan di luar kelas. Peserta didik dapat memilih tempat yang mereka anggap menarik dan nyaman untuk membaca. Setelah itu, siswa secara bergantian berbagi pengalaman dengan cerita yang mereka baca. Hal ini dilakukan selama lebih kurang 15 menit. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan ini dapat memandu dan mengarahkan jalannya kegiatan.

Di akhir pekan, kepala sekolah dan para guru mengadakan observasi dan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. Dari hasil refleksi, guru-guru dapat menemukan kelebihan dan kelemahan dari kegiatan tersebut. Rata-rata hasil refleksi peserta didik mengatakan senang dengan kegiatan “Bening dan Tampan” yang dilakukan.

Dari kegiatan tersebut minat dan pemahaman peserta didik dalam membaca dan berliterasi meningkat. Seperti pendapat salah seorang peserta didik kelas 4 Almika. “Saya sangat senang dan tertarik untuk terus membaca, karena setelah membaca kami diminta untuk berbagi cerita terhadap sesama teman. Sehingga kami dapat banyak ilmu dan pengetahuan,” sebut Almika.

Dalam pertemuan observasi dan refleksi, masing-masing guru memberikan tanggapan terhadap kegiatan “Bening dan Tampan” yang dilakukan di kelas maupun di luar kelas. Guru kelas 3 Supriati, S.Pd mengatakan, dengan pembiasaan literasi yang dilakukan, kemampuan dan pemahaman baca peserta didiknya sangat mengalami perubahan. Peserta didiknya lebih rajin membaca dan berani untuk tampil ke depan menceritakan bacaan yang dibacanya.

Kegiatan ini juga disambut baik oleh orang tua siswa. Orang tua siswa juga mau menyumbangkan buku secara sukarela. Sehingga dapat menambah koleksi buku yang ada di UPTD SDN. 017107 Kisaran Naga. Salah seorang orang tua siswa yang menyumbangkan buku mengatakan, ia sangat mensupport bentuk kegiatan literasi yang dilakukan pihak sekolah. Karena dengan adanya kegiatan ini, anaknya yang duduk di kelas 5 bernama Putri, kini semakin lancar dan rajin membaca. Selain itu Putri juga semakin percaya diri jika diminta untuk menceritakan buku yang dibacanya.

Ditambahkan Nurgayah, agar kegiatan “Bening dan Tampan” dapat terus berjalan secara efektif, refleksi dan umpan balik dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah terus dilakukan setiap akhir pekan. Dengan tujuan agar terus mendapatkan perbaikan dan peningkatan untuk kemajuan peserta didik dalam berliterasi ke depannya. (rel/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/