26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pecat Mahasiswa Tawuran

MEDAN-Belakangan ini sering terjadi tawuran antarmahasiswa di Medan, seperti di Universitas HKBP Nommensen, USU dan UMSU. Melihat kondisi itu Pskiolog Medan angkat bicara. “Tawuran itu terjadi akibat tidak inginnya mahasiswa mengedepankan intelektualitas yang dimilikinya, sehingga identitas dirinya hilang” tegas Irna Minauli kepada wartawan, Senin (7/11).

Katanya, selaku insan akademis seharusnya mahasiswa introspeksi diri. Apakah dengan prilaku yang lebih mengedepankan emosi tersebut layak disebut sebagai mahasiswa?.

Menurutnya, mahasiswa seharusnya dapat mempergunakan tenaga mereka dengan melakukan hal-hal yang lebih positif. Seperti bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), organisasi pecinta alam, pramuka atau aktif di lembaga penelitian. “Tawuran selain hanya akan merugikan diri sendiri, juga bagi orang lain, hal yang cenderung mengarah ke hal-hal kriminal ini tentu sangat merugikan nama mahasiswa sebagai pemuda yang diharapkan menjadi pemimpin di masa depan,” ujar Irna yang juga Dekan Fakultas Psikologi UMA ini. Ia juga berpendapat, tawuran tersebut lebih disebabkan karena ikut-ikutan dan ego segelintir mahasiswa.

Menurutnya perlu perguruan tinggi  lebih tegas dalam memberikan sanksi kepada pelaku tawuran agar  memberi efek jera kepada mahasiswa. “Misalnya menskorsing, pemanggilan orangtua, bila perlu pemecatan jika melakukan tindakan anarki yang merugikan fasilitas negara. agar ada efek jera bagi pelaku tawauran lain,” jelasnya. (saz)

MEDAN-Belakangan ini sering terjadi tawuran antarmahasiswa di Medan, seperti di Universitas HKBP Nommensen, USU dan UMSU. Melihat kondisi itu Pskiolog Medan angkat bicara. “Tawuran itu terjadi akibat tidak inginnya mahasiswa mengedepankan intelektualitas yang dimilikinya, sehingga identitas dirinya hilang” tegas Irna Minauli kepada wartawan, Senin (7/11).

Katanya, selaku insan akademis seharusnya mahasiswa introspeksi diri. Apakah dengan prilaku yang lebih mengedepankan emosi tersebut layak disebut sebagai mahasiswa?.

Menurutnya, mahasiswa seharusnya dapat mempergunakan tenaga mereka dengan melakukan hal-hal yang lebih positif. Seperti bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), organisasi pecinta alam, pramuka atau aktif di lembaga penelitian. “Tawuran selain hanya akan merugikan diri sendiri, juga bagi orang lain, hal yang cenderung mengarah ke hal-hal kriminal ini tentu sangat merugikan nama mahasiswa sebagai pemuda yang diharapkan menjadi pemimpin di masa depan,” ujar Irna yang juga Dekan Fakultas Psikologi UMA ini. Ia juga berpendapat, tawuran tersebut lebih disebabkan karena ikut-ikutan dan ego segelintir mahasiswa.

Menurutnya perlu perguruan tinggi  lebih tegas dalam memberikan sanksi kepada pelaku tawuran agar  memberi efek jera kepada mahasiswa. “Misalnya menskorsing, pemanggilan orangtua, bila perlu pemecatan jika melakukan tindakan anarki yang merugikan fasilitas negara. agar ada efek jera bagi pelaku tawauran lain,” jelasnya. (saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/