26 C
Medan
Thursday, October 17, 2024
spot_img

Universitas Murni Teguh Berdayakan Kader Posyandu dalam Penerapan Perawatan Atraumatik

UNIVERSITAS Murni Teguh mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui pemberdayaan kader Posyandu dalam penerapan atraumatic care approach: swaddle dan sponge bath untuk optimalisasi adaptasi neonatus.

PKM diadakan di Balai Desa Sait Nihuta, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Kamis (3/10). Tim pengabdian terdiri dari Dior Manta Tambunan BSN MKep (ketua tim) bersama Harsudianto Silaen SKep Ns MKep dan Dr Rostime Hermayerni Simanullang SKep Ns MKes (anggota tim).

Acara dihadiri Aman Sitanggang (kepala Desa Sait Nihuta) beserta aparat desa, enam kader Posyandu dan 25 ibu. Para ibu ada mempunyai bayi usia sebulan. Ada calon ibu yang merencanakan punya anak pertama atau seterusnya. Kemudian ibu hamil juga hadir.

Dari wawancara terhadap kader dan masyarakat ditemukan kurangnya pengetahuan tentang cara memandikan yang aman pada bayi baru lahir terutama usia bayi kurang dari sebulan.
Masyarakat mengatakan memandikan bayi dengan cara kombinasi diseka dengan sabun dan dibilas di bak mandi bayi.

Dior Manta Tambunan BSN MKep mengatakan bahwa penyuluhan kesehatan tentang penerapan pendekatan perawatan atraumatik melalui memandikan dengan cara dibedong pada bayi baru lahir.

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, lalu dilanjutkan praktik cara memandikan yang aman pada bayi baru lahir. Tim pengabdian juga membagikan sembako dan termometer untuk mengecek suhu bayi sebelum dimandikan.

Bayi dimandikan jika suhu tubuh 36,5 derajat celcius atau lebih. Suhu air mandi bayi sekitar 37,7-38,3 derajat celcius. ”Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotermia (suhu tubuh dibawah normal atau <36,5 derajat celcius dan meminimalkan lama bayi menangis saat dimandikan,” ujar Dior Manta Tambunan BSN MKep yang juga dosen ilmu keperawatan anak tersebut.

”Semoga penyuluhan kesehatan ini bermanfaat bagi kader Posyandu dan masyarakat dengan indikator terjadi peningkatan pengetahuan serta kesehatan pada bayi dan ibu,” kata Dior Manta Tambunan BSN MKep.

Rohmah Saragih (ketua kader Posyandu Sait Nihuta) mengatakan bahwa pengetahuan ini baru pertama kali didengar. Ia mengatakan sangat beruntung dan berterima kasih atas kehadiran tim pengabdian dari Universitas Murni Teguh.

Aman Sitanggang (kepala Desa Sait Nihuta) berterima kasih kepada Universitas Murni Teguh yang telah memberikan penyuluhan kesehatan tentang penerapan perawatan atraumatik melalui memandikan bayi baru lahir dengan cara dibedong. Ia berharap kegiatan pengabdian selanjutnya akan terus berlangsung demi peningkatan pengetahuan bagi masyarakat di Desa Sait Nihuta Samosir. (dmp)

UNIVERSITAS Murni Teguh mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui pemberdayaan kader Posyandu dalam penerapan atraumatic care approach: swaddle dan sponge bath untuk optimalisasi adaptasi neonatus.

PKM diadakan di Balai Desa Sait Nihuta, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Kamis (3/10). Tim pengabdian terdiri dari Dior Manta Tambunan BSN MKep (ketua tim) bersama Harsudianto Silaen SKep Ns MKep dan Dr Rostime Hermayerni Simanullang SKep Ns MKes (anggota tim).

Acara dihadiri Aman Sitanggang (kepala Desa Sait Nihuta) beserta aparat desa, enam kader Posyandu dan 25 ibu. Para ibu ada mempunyai bayi usia sebulan. Ada calon ibu yang merencanakan punya anak pertama atau seterusnya. Kemudian ibu hamil juga hadir.

Dari wawancara terhadap kader dan masyarakat ditemukan kurangnya pengetahuan tentang cara memandikan yang aman pada bayi baru lahir terutama usia bayi kurang dari sebulan.
Masyarakat mengatakan memandikan bayi dengan cara kombinasi diseka dengan sabun dan dibilas di bak mandi bayi.

Dior Manta Tambunan BSN MKep mengatakan bahwa penyuluhan kesehatan tentang penerapan pendekatan perawatan atraumatik melalui memandikan dengan cara dibedong pada bayi baru lahir.

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, lalu dilanjutkan praktik cara memandikan yang aman pada bayi baru lahir. Tim pengabdian juga membagikan sembako dan termometer untuk mengecek suhu bayi sebelum dimandikan.

Bayi dimandikan jika suhu tubuh 36,5 derajat celcius atau lebih. Suhu air mandi bayi sekitar 37,7-38,3 derajat celcius. ”Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotermia (suhu tubuh dibawah normal atau <36,5 derajat celcius dan meminimalkan lama bayi menangis saat dimandikan,” ujar Dior Manta Tambunan BSN MKep yang juga dosen ilmu keperawatan anak tersebut.

”Semoga penyuluhan kesehatan ini bermanfaat bagi kader Posyandu dan masyarakat dengan indikator terjadi peningkatan pengetahuan serta kesehatan pada bayi dan ibu,” kata Dior Manta Tambunan BSN MKep.

Rohmah Saragih (ketua kader Posyandu Sait Nihuta) mengatakan bahwa pengetahuan ini baru pertama kali didengar. Ia mengatakan sangat beruntung dan berterima kasih atas kehadiran tim pengabdian dari Universitas Murni Teguh.

Aman Sitanggang (kepala Desa Sait Nihuta) berterima kasih kepada Universitas Murni Teguh yang telah memberikan penyuluhan kesehatan tentang penerapan perawatan atraumatik melalui memandikan bayi baru lahir dengan cara dibedong. Ia berharap kegiatan pengabdian selanjutnya akan terus berlangsung demi peningkatan pengetahuan bagi masyarakat di Desa Sait Nihuta Samosir. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/