30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

FT USU Bahas Enam Isu Terkait Bandara Kualanamu

MEDAN- Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (FT USU) akan membahas enam isu pokok terkait bandarakualanamu dalam seminar dan lokakarya internasional bertajuk “Bandara Kualanamu dan Pembangunan Wilayah”.

Seminar dan lokakaryatersebut akan berlangsung selama dua hari yakni 16-17 November 2011, yang mengambil tempat di Hotel Tiara Convention Center Medan.

“Pembahasan keenam isu pokok tersebut berkaitan dengan pengaruh besar yang timbul seiring pembangunan bandara internasional ini,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana, Ir Nurlisa Ginting MSc, didampingi Ketua Program Magister Arsitektur USU, Dr Ir Dwira N Aulia MSc, dan Ketua Departemen Arsitektur FT USU, Ir N Vinky Rahman MT.kepada wartawan, kemarin.

Keenam isu tersebut bilang Nurlisa yakni, belum adanya perencanaan komprehensif terkait pembangunan ‘city check in’ di area staisun kereta api atau area lainnya dan pembangunan infrastruktur ke Bandara Kualanamu. Adanya penilaian dari para investor bahwa pembangunan jalan tol di wilayah menuju bandara ini tidak memiliki nilai komersial.

“Sosialisasi perencanaan pembangunan ‘city check in’ dengan pembangunan infrastruktur ke bandara secara komprehensif kepada investor dan masyarakat merupakan tantangan,” ungkapnya.

Selain itu, isu pembangunan ‘city check in’ di stasiun kereta api dari Medan menuju Kualanamu terhambat karena masalah kepemilikan lahan di Jalan Jawa, Medan, dan pembangunan jalan tol ke bandara terhambat oleh isu pembebasan lahan.

Misalnya, adanya lahan milik PTPN-II dan Warga di area perencanaan jalan tol dan arteri yang harus dibebaskan.
Terakhir, sebut Nurlisa, ialah belum adanya kajian mendalam terkait perencanaan dan nilai kemampuan tanah untuk wilayah-wilayah strategis di Sumut yang berpotensi sebagai gerbang ekonomi Sumatera dan frekuensi nilai kemampuan tanah di wilayah area Bandara Kualanamu dan sekitarnya masih rendah.

Melalui pembahasan isu-isu pokok dalam seminar dan lokakarya tersebut selain akan diperoleh manfaat akademik juga terutama ialah memberi masukan bagi Pemko Medan dan Pemprovsu maupun pengembang dalam mengembangkan titik-titik kawasan stasiun kereta api agar terintegrasi dengan pembangunan Bandara Kualanamu.

“Pembangunan Bandara Kualanamu sendirimemberikan beberapa pengaruh, diantaranya memunculkan keseimbangan pembangunan antara pusat kota (Medan) dan pinggiran (Deli Serdang), peningkatan aktivitas ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan, serta munculnya transformasi lingkungan,” sebutnya.

Pembangunan Bandara Kualanamu ini, kata Nurlisa, benar-benar memberi dampak besar untuk memajukan khususnya Sumatera Utara.

Karena itulah, koordinasi terpadu menjadi tuntutan utama supaya pembangunan bandara ini segera rampung dan manfaatnya segera bisa diraih. (uma)

MEDAN- Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (FT USU) akan membahas enam isu pokok terkait bandarakualanamu dalam seminar dan lokakarya internasional bertajuk “Bandara Kualanamu dan Pembangunan Wilayah”.

Seminar dan lokakaryatersebut akan berlangsung selama dua hari yakni 16-17 November 2011, yang mengambil tempat di Hotel Tiara Convention Center Medan.

“Pembahasan keenam isu pokok tersebut berkaitan dengan pengaruh besar yang timbul seiring pembangunan bandara internasional ini,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana, Ir Nurlisa Ginting MSc, didampingi Ketua Program Magister Arsitektur USU, Dr Ir Dwira N Aulia MSc, dan Ketua Departemen Arsitektur FT USU, Ir N Vinky Rahman MT.kepada wartawan, kemarin.

Keenam isu tersebut bilang Nurlisa yakni, belum adanya perencanaan komprehensif terkait pembangunan ‘city check in’ di area staisun kereta api atau area lainnya dan pembangunan infrastruktur ke Bandara Kualanamu. Adanya penilaian dari para investor bahwa pembangunan jalan tol di wilayah menuju bandara ini tidak memiliki nilai komersial.

“Sosialisasi perencanaan pembangunan ‘city check in’ dengan pembangunan infrastruktur ke bandara secara komprehensif kepada investor dan masyarakat merupakan tantangan,” ungkapnya.

Selain itu, isu pembangunan ‘city check in’ di stasiun kereta api dari Medan menuju Kualanamu terhambat karena masalah kepemilikan lahan di Jalan Jawa, Medan, dan pembangunan jalan tol ke bandara terhambat oleh isu pembebasan lahan.

Misalnya, adanya lahan milik PTPN-II dan Warga di area perencanaan jalan tol dan arteri yang harus dibebaskan.
Terakhir, sebut Nurlisa, ialah belum adanya kajian mendalam terkait perencanaan dan nilai kemampuan tanah untuk wilayah-wilayah strategis di Sumut yang berpotensi sebagai gerbang ekonomi Sumatera dan frekuensi nilai kemampuan tanah di wilayah area Bandara Kualanamu dan sekitarnya masih rendah.

Melalui pembahasan isu-isu pokok dalam seminar dan lokakarya tersebut selain akan diperoleh manfaat akademik juga terutama ialah memberi masukan bagi Pemko Medan dan Pemprovsu maupun pengembang dalam mengembangkan titik-titik kawasan stasiun kereta api agar terintegrasi dengan pembangunan Bandara Kualanamu.

“Pembangunan Bandara Kualanamu sendirimemberikan beberapa pengaruh, diantaranya memunculkan keseimbangan pembangunan antara pusat kota (Medan) dan pinggiran (Deli Serdang), peningkatan aktivitas ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan, serta munculnya transformasi lingkungan,” sebutnya.

Pembangunan Bandara Kualanamu ini, kata Nurlisa, benar-benar memberi dampak besar untuk memajukan khususnya Sumatera Utara.

Karena itulah, koordinasi terpadu menjadi tuntutan utama supaya pembangunan bandara ini segera rampung dan manfaatnya segera bisa diraih. (uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/