31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

FP USU Latih Pengelolaan Bunga Krisan Jadi Teh Celup di Karo

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (FP USU) melakukan pembinaan dan pelatihan memanfaatkan bunga krisan menjadi teh celup bunga krisna, yang memiliki nilai ekonomis dan dapat membantu perekonomian keluarga.

Kegiatan pembinaan dan pelatihan memanfaatkan bunga krisan, digelar di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pengelolaan bunga krisan menggunakan skema Matching Fund Kedaireka.

Pengelolaan bunga krisan, berkat kerja sama antara FP USU, CV. TTG Medan dan Bumdes Arih Ersada Desa Raya Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Kegiatan, pembinaan dan pelatihan ini, berlangsung sejak September hingga November 2022.

Tim pelaksana kegiatan Matching Fund Kedaireka di BUMDes Arih Ersada Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo ini terdiri dari Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si sebagai Ketua serta anggota Ir. Terip karo-Karo, MS, Dr. Ir. Mariati Sinuraya, MSc, Syahira Addina SPi, MSi, Edy Syahputra Harahap STP, MSi, dan R.B. Moh. Ibrahim Fatoni, SPi, MP.

Ketua Tim pelaksana kegiatan Matching Fund Kedaireka, Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, menjelaskan tanaman bunga krisan adalah jenis bunga potong yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Termasuk di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

“Pemanfaatan bunga krisan selama ini sebatas pada bagian bunga dan tangkai. Permasalahan yang selama ini terjadi di BUMDes Arih Ersada adalah bunga krisan yang telah tumbuh dan gugur belum dimanfaatkan sama sekali dan hanya menjadi sampah jika sudah berguguran,” kata Elisa dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12).

Kegiatan ini, Elisa mengungkapkan meliputi disain alat pengolahan teh terdiri dari oven pengering dan mesin penggiling teh bunga krisan yang dilakukan oleh Ir. Terip Karo-Karo, MS, dan selanjutnya oven dan mesin penggiling diproduksi di CV. TTG Medan.

“Alat pengolahan teh kemudian diserahkan kepada BumDes Arih Ersada. Untuk dapat digunakan dalam pengolahan teh bunga krisan pada tanggal 2 September 2022,” sebut Elisa.

Selain itu, juga diberikan peralatan untuk mengemas teh bunga krisan berupa sealer ban continuous. Selanjutnya pada tanggal 8 Oktober 2022 dan tanggal 26 November 2022 dilakukan pelatihan penggunaan peralatan serta pengolahan teh bunga krisan.

Kegiatan ini, juga akan dilanjutkan hingga pihak BumDes Arih Ersada dapat memproduksi sendiri teh bunga krisan dan dapat dijadikan sebagai salah satu unit usaha BumDes. Produk teh bunga krisan ini rencananya akan dijadikan sebagai souvenir bagi pengunjung Agrowisata Taman Seribu Bunga Desa Raya Berastagi.

Elisa mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan, kepada para peserta. Mengenai cara membuat teh dari bunga krisan, untuk meningkatkan harga jual bunga krisan yang dibudidayakan di Desa Raya.

“Materi pelatihan yang diberikan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan tim, hal ini dikarenakan bunga krisan yang dihasilakan oleh BUMDes Arih Ersada Desa Raya banyak. Yang tidak termanfaatkan apabila tidak laku dijual. Sehingga perlu dilakukan pengolahan bunga krisan,” jelas Elisa.

Elisa mengatakan pengolahan teh krisan celup dapat dilakukan dengan metode yang sederhana mulai dari persiapan bahan, pengeringan, pengecilan ukuran. pencampuran dan pengemasan produk pada tea bag sehingga menghasilkan produk teh celup krisan dengan kualitas mutu yang diinginkan.

Kemudian, Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan berpartisipasi secara aktif selama kegiatan.

Para peserta berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar kegiatan yang dilaksanakan benar-benar dapat diterapkan dan memberikan manfaat untuk meningkatkan usaha petani.

Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari 5 orang mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan yang melaksanakan penelitian tugas akhir (skripsi) mengenai pengolahan teh bunga krisan terdiri dari Audira Yasmin Afra, EkaYusri Elfryani, Jihan Yustika Siregar, Michael Gunawan, dan Handy Kuwangga.

Penelitian yang dilakukan oleh kelima mahasiswa ini adalah penelitian untuk menentukan umur panen bunga krisan yang tepat serta kondisi pengeringan bunga krisan meliputi suhu dan lama pengeringan untuk menghasilkan bunga krisan dengan mutu yang terbaik.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian kandungan bioaktif teh bunga krisan serta aktivitas antioksidannya, sehingga teh bunga krisan ini nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu produk pangan fungsional yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Selain 5 orang mahasiswa yang melakukan kegiatan penelitian, juga ada 5 orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian USU yang saat ini melakukan kegiatan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT).

Melalui kegiatan Matching Fund Kedaireka ini, setidaknya ada 3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi yang dihasilkan, yaitu IKU 2 (mahasiswa program sarjana yang mendapatkan pengalaman 20 sks di luar kampus), IKU 3 (Dosen bekerja sebagai praktisi di dunia industry), dan IKU 5 (Jumlah luaran penelitian per dosen, yang berhasil mendapatkan rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat).

Sementara itu, Karya Bakti, selaku Ketua BUMDes Arih Ersada yang mengatakan sangat berterima kasih atas kegiatan Matching Fund Kedaireka di BUMDes Arih Ersada Desa Raya Kecamatan Berastagi ini.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membantu petani bunga krisan dalam memanfaatkan bunga krisan yang tidak laku dijual dipasaran,” ucap Karya Bakti.(gus/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (FP USU) melakukan pembinaan dan pelatihan memanfaatkan bunga krisan menjadi teh celup bunga krisna, yang memiliki nilai ekonomis dan dapat membantu perekonomian keluarga.

Kegiatan pembinaan dan pelatihan memanfaatkan bunga krisan, digelar di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pengelolaan bunga krisan menggunakan skema Matching Fund Kedaireka.

Pengelolaan bunga krisan, berkat kerja sama antara FP USU, CV. TTG Medan dan Bumdes Arih Ersada Desa Raya Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Kegiatan, pembinaan dan pelatihan ini, berlangsung sejak September hingga November 2022.

Tim pelaksana kegiatan Matching Fund Kedaireka di BUMDes Arih Ersada Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo ini terdiri dari Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si sebagai Ketua serta anggota Ir. Terip karo-Karo, MS, Dr. Ir. Mariati Sinuraya, MSc, Syahira Addina SPi, MSi, Edy Syahputra Harahap STP, MSi, dan R.B. Moh. Ibrahim Fatoni, SPi, MP.

Ketua Tim pelaksana kegiatan Matching Fund Kedaireka, Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, menjelaskan tanaman bunga krisan adalah jenis bunga potong yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Termasuk di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

“Pemanfaatan bunga krisan selama ini sebatas pada bagian bunga dan tangkai. Permasalahan yang selama ini terjadi di BUMDes Arih Ersada adalah bunga krisan yang telah tumbuh dan gugur belum dimanfaatkan sama sekali dan hanya menjadi sampah jika sudah berguguran,” kata Elisa dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12).

Kegiatan ini, Elisa mengungkapkan meliputi disain alat pengolahan teh terdiri dari oven pengering dan mesin penggiling teh bunga krisan yang dilakukan oleh Ir. Terip Karo-Karo, MS, dan selanjutnya oven dan mesin penggiling diproduksi di CV. TTG Medan.

“Alat pengolahan teh kemudian diserahkan kepada BumDes Arih Ersada. Untuk dapat digunakan dalam pengolahan teh bunga krisan pada tanggal 2 September 2022,” sebut Elisa.

Selain itu, juga diberikan peralatan untuk mengemas teh bunga krisan berupa sealer ban continuous. Selanjutnya pada tanggal 8 Oktober 2022 dan tanggal 26 November 2022 dilakukan pelatihan penggunaan peralatan serta pengolahan teh bunga krisan.

Kegiatan ini, juga akan dilanjutkan hingga pihak BumDes Arih Ersada dapat memproduksi sendiri teh bunga krisan dan dapat dijadikan sebagai salah satu unit usaha BumDes. Produk teh bunga krisan ini rencananya akan dijadikan sebagai souvenir bagi pengunjung Agrowisata Taman Seribu Bunga Desa Raya Berastagi.

Elisa mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan, kepada para peserta. Mengenai cara membuat teh dari bunga krisan, untuk meningkatkan harga jual bunga krisan yang dibudidayakan di Desa Raya.

“Materi pelatihan yang diberikan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan tim, hal ini dikarenakan bunga krisan yang dihasilakan oleh BUMDes Arih Ersada Desa Raya banyak. Yang tidak termanfaatkan apabila tidak laku dijual. Sehingga perlu dilakukan pengolahan bunga krisan,” jelas Elisa.

Elisa mengatakan pengolahan teh krisan celup dapat dilakukan dengan metode yang sederhana mulai dari persiapan bahan, pengeringan, pengecilan ukuran. pencampuran dan pengemasan produk pada tea bag sehingga menghasilkan produk teh celup krisan dengan kualitas mutu yang diinginkan.

Kemudian, Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan berpartisipasi secara aktif selama kegiatan.

Para peserta berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar kegiatan yang dilaksanakan benar-benar dapat diterapkan dan memberikan manfaat untuk meningkatkan usaha petani.

Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari 5 orang mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan yang melaksanakan penelitian tugas akhir (skripsi) mengenai pengolahan teh bunga krisan terdiri dari Audira Yasmin Afra, EkaYusri Elfryani, Jihan Yustika Siregar, Michael Gunawan, dan Handy Kuwangga.

Penelitian yang dilakukan oleh kelima mahasiswa ini adalah penelitian untuk menentukan umur panen bunga krisan yang tepat serta kondisi pengeringan bunga krisan meliputi suhu dan lama pengeringan untuk menghasilkan bunga krisan dengan mutu yang terbaik.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian kandungan bioaktif teh bunga krisan serta aktivitas antioksidannya, sehingga teh bunga krisan ini nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu produk pangan fungsional yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Selain 5 orang mahasiswa yang melakukan kegiatan penelitian, juga ada 5 orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian USU yang saat ini melakukan kegiatan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT).

Melalui kegiatan Matching Fund Kedaireka ini, setidaknya ada 3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi yang dihasilkan, yaitu IKU 2 (mahasiswa program sarjana yang mendapatkan pengalaman 20 sks di luar kampus), IKU 3 (Dosen bekerja sebagai praktisi di dunia industry), dan IKU 5 (Jumlah luaran penelitian per dosen, yang berhasil mendapatkan rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat).

Sementara itu, Karya Bakti, selaku Ketua BUMDes Arih Ersada yang mengatakan sangat berterima kasih atas kegiatan Matching Fund Kedaireka di BUMDes Arih Ersada Desa Raya Kecamatan Berastagi ini.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membantu petani bunga krisan dalam memanfaatkan bunga krisan yang tidak laku dijual dipasaran,” ucap Karya Bakti.(gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/