25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pengabdian Masyarakat di Desa Suka, Tiga Panah, Karo, Dosen USU Terapkan Phytobiotic Green Additive dan Complete Feed pada Kambing

KARO, SUMUTPOS.CO – Kelompok Ternak “Suka Maju” yang berada di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, telah lama dikenal sebagai kelompok dengan potensi besar di bidang pertanian dan peternakan. Meski usaha peternakan cukup berkembang, pengelolaan tradisional yang diterapkan selama ini, membatasi peternak untuk mencapai keuntungan yang maksimal.

Potensi sektor pertanian di Desa Suka sebenarnya memiliki peluang, terutama dari sisa hasil pertanian seperti jerami. Sayangnya, limbah ini jarang dimanfaatkan secara optimal, sementara di sektor peternakan, yakni ternak kambing dipelihara dengan penyusunan pakan seadanya tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi yang tepat. Akibatnya, bobot badan ternak kambing kurang maksimal dan ternak mudah terjangkit penyakit. Hal ini bukan hanya merugikan para peternak dari segi ekonomi, tapi juga membuat pendapatan mereka tidak stabil.

Tim Pengabdian Masyarakat, yakni Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Ketua Peni Patriani, dan beberapa anggota, Tati Vidiana Sari, Helova Leonard Panjaitan, dan Uswatun Hasanah, telah memberikan penyuluhan dan pelatihan di Desa Suka.

Program Pengabdian Masyarakat ini, difokuskan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan peternak melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Program Pengabdian Masarakat ini, juga melibatkan mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi (Prodi) Peternakan, untuk mendapatkan pengalaman di luar kampus. Mahasiswa yang telibat dalam Pengabdian Masyarakat ini sebanyak enam orang dari Prodi Peternakan, yakni Sondang Falentin br Hutajulu, Sofyan Yacob Sitepu, Lisma Hara Pulungan, Aji Darmawan, Fadinda Tri Regita, dan Akmal Basir Daulay.

Satu langkah awal yang diambil adalah pelatihan dalam manajemen usaha peternakan berbasis teknologi menggunakan mesin chopper. Dalam pelatihan ini, para peternak yang diketuai Sandro Ginting, diberi pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana mengelola ternak mereka dengan lebih baik, terutama dalam penyusunan pakan yang lebih terstruktur dan memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ternak kambing secara signifikan, sehingga pendapatan peternak pun meningkat.

Tak hanya berhenti pada manajemen usaha, Tim Pengabdian Masyarakat juga memberikan pelatihan keterampilan dalam penggunaan bahan aditif alami, yakni Phytobiotic Green Additive. Bahan ini berfungsi sebagai pencegah penyakit pada ternak kambing, tanpa harus bergantung pada antibiotik sintetis. Dengan penerapan aditif ini, diharapkan kesehatan ternak dapat lebih terjamin, sehingga risiko kerugian akibat penyakit bisa diminimalisir.
Selain itu, untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara lebih efisien, para peternak dilatih untuk membuat pakan komplit (complete feed) dengan memanfaatkan limbah tanaman pertanian seperti jerami. Penggunaan pakan ini tidak hanya membantu meningkatkan bobot badan ternak, tapi juga mendukung program penggemukan kambing yang lebih efektif dan ekonomis.

Pelatihan teknis dalam program penggemukan kambing juga diberikan secara mendetail kepada para peternak. Dengan pendampingan langsung dari tim ahli, para peternak kini lebih paham tentang cara optimal untuk menjalankan program penggemukan ini, sehingga keuntungan yang mereka dapatkan dapat lebih besar. Penerapan manajemen yang lebih terstruktur dan modern ini diharapkan dapat mengubah pola pengelolaan ternak yang selama ini dijalankan secara tradisional.

Program ini juga berperan penting dalam mencapai beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Di antaranya adalah mencegah kemiskinan melalui peningkatan pendapatan ekonomi peternak (SDGs Tujuan 1), serta menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera bagi peternak melalui perbaikan manajemen usaha peternakan (SDGs Tujuan 3). Pelatihan ini juga berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan dan penguasaan teknologi para peternak, yang selaras dengan tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Lebih dari itu, program pengabdian ini juga memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Para mahasiswa berkesempatan belajar langsung dari lapangan dan berwirausaha di bidang peternakan, sehingga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi. Program ini sejalan dengan IKU 1 dan 2, yang menargetkan peningkatan pengalaman mahasiswa di luar kampus, serta IKU 5 yang mengedepankan penerapan hasil penelitian kepada masyarakat secara luas.

Dengan dukungan penuh dari Tim Pengabdian Masyarakat, Kelompok Tani dan Ternak “Suka Maju” kini semakin optimis dalam menghadapi tantangan yang ada. Peternak mereka percaya, melalui penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan yang lebih maju, akan dapat meningkatkan produktivitas ternak dan kesejahteraan anggotanya secara signifikan. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi kelompok tani dan ternak lainnya di Kabupaten Karo dan wilayah sekitarnya, dalam upaya transformasi dari pengelolaan tradisional menuju pengelolaan yang lebih modern dan berdaya saing tinggi. (rel/saz)

KARO, SUMUTPOS.CO – Kelompok Ternak “Suka Maju” yang berada di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, telah lama dikenal sebagai kelompok dengan potensi besar di bidang pertanian dan peternakan. Meski usaha peternakan cukup berkembang, pengelolaan tradisional yang diterapkan selama ini, membatasi peternak untuk mencapai keuntungan yang maksimal.

Potensi sektor pertanian di Desa Suka sebenarnya memiliki peluang, terutama dari sisa hasil pertanian seperti jerami. Sayangnya, limbah ini jarang dimanfaatkan secara optimal, sementara di sektor peternakan, yakni ternak kambing dipelihara dengan penyusunan pakan seadanya tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi yang tepat. Akibatnya, bobot badan ternak kambing kurang maksimal dan ternak mudah terjangkit penyakit. Hal ini bukan hanya merugikan para peternak dari segi ekonomi, tapi juga membuat pendapatan mereka tidak stabil.

Tim Pengabdian Masyarakat, yakni Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Ketua Peni Patriani, dan beberapa anggota, Tati Vidiana Sari, Helova Leonard Panjaitan, dan Uswatun Hasanah, telah memberikan penyuluhan dan pelatihan di Desa Suka.

Program Pengabdian Masyarakat ini, difokuskan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan peternak melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Program Pengabdian Masarakat ini, juga melibatkan mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi (Prodi) Peternakan, untuk mendapatkan pengalaman di luar kampus. Mahasiswa yang telibat dalam Pengabdian Masyarakat ini sebanyak enam orang dari Prodi Peternakan, yakni Sondang Falentin br Hutajulu, Sofyan Yacob Sitepu, Lisma Hara Pulungan, Aji Darmawan, Fadinda Tri Regita, dan Akmal Basir Daulay.

Satu langkah awal yang diambil adalah pelatihan dalam manajemen usaha peternakan berbasis teknologi menggunakan mesin chopper. Dalam pelatihan ini, para peternak yang diketuai Sandro Ginting, diberi pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana mengelola ternak mereka dengan lebih baik, terutama dalam penyusunan pakan yang lebih terstruktur dan memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ternak kambing secara signifikan, sehingga pendapatan peternak pun meningkat.

Tak hanya berhenti pada manajemen usaha, Tim Pengabdian Masyarakat juga memberikan pelatihan keterampilan dalam penggunaan bahan aditif alami, yakni Phytobiotic Green Additive. Bahan ini berfungsi sebagai pencegah penyakit pada ternak kambing, tanpa harus bergantung pada antibiotik sintetis. Dengan penerapan aditif ini, diharapkan kesehatan ternak dapat lebih terjamin, sehingga risiko kerugian akibat penyakit bisa diminimalisir.
Selain itu, untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara lebih efisien, para peternak dilatih untuk membuat pakan komplit (complete feed) dengan memanfaatkan limbah tanaman pertanian seperti jerami. Penggunaan pakan ini tidak hanya membantu meningkatkan bobot badan ternak, tapi juga mendukung program penggemukan kambing yang lebih efektif dan ekonomis.

Pelatihan teknis dalam program penggemukan kambing juga diberikan secara mendetail kepada para peternak. Dengan pendampingan langsung dari tim ahli, para peternak kini lebih paham tentang cara optimal untuk menjalankan program penggemukan ini, sehingga keuntungan yang mereka dapatkan dapat lebih besar. Penerapan manajemen yang lebih terstruktur dan modern ini diharapkan dapat mengubah pola pengelolaan ternak yang selama ini dijalankan secara tradisional.

Program ini juga berperan penting dalam mencapai beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Di antaranya adalah mencegah kemiskinan melalui peningkatan pendapatan ekonomi peternak (SDGs Tujuan 1), serta menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera bagi peternak melalui perbaikan manajemen usaha peternakan (SDGs Tujuan 3). Pelatihan ini juga berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan dan penguasaan teknologi para peternak, yang selaras dengan tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Lebih dari itu, program pengabdian ini juga memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Para mahasiswa berkesempatan belajar langsung dari lapangan dan berwirausaha di bidang peternakan, sehingga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi. Program ini sejalan dengan IKU 1 dan 2, yang menargetkan peningkatan pengalaman mahasiswa di luar kampus, serta IKU 5 yang mengedepankan penerapan hasil penelitian kepada masyarakat secara luas.

Dengan dukungan penuh dari Tim Pengabdian Masyarakat, Kelompok Tani dan Ternak “Suka Maju” kini semakin optimis dalam menghadapi tantangan yang ada. Peternak mereka percaya, melalui penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan yang lebih maju, akan dapat meningkatkan produktivitas ternak dan kesejahteraan anggotanya secara signifikan. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi kelompok tani dan ternak lainnya di Kabupaten Karo dan wilayah sekitarnya, dalam upaya transformasi dari pengelolaan tradisional menuju pengelolaan yang lebih modern dan berdaya saing tinggi. (rel/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/