26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

PKM USU Bantu Redesain Lanskap Taman Agrowisata Seribu Bunga Berastagi

KARO, SUMUTPOS.CO- Dosen USU kembali melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Kali ini, Tim PKM yang diketuai Prof Dr Ir Elisa Julianti MSi bersama anggota Prof Dr Halimatuddahliana ST MT, Dr Dra Ir Chairani Hanum MS, dan Dr Ir Emmy Harso Khardinata MSc, melakukan redesain lanskap Taman Agrowisata Seribu Bunga di Desa Raya, Berastagi, Kabupaten Karo, pada Bulan September 2023 lalu.

Ketua tim Dr Ir Elisa Julianti MSi mengatakan, berdasarkan analisis site yang ada, terdapat beberapa bagian dari Taman Agrowisata Seribu Bunga ini yang membutuhkan penanganan untuk menghasilkan taman bunga yang berkelanjutan. Menurutnya, suatu desain dianggap berkelanjutan ketika itu tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan saat ini, tetapi juga memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Elisa Julianti mengakui, Taman Seribu Bunga Berastagi ini sudah memiliki disain lanskap yang cukup baik. Akan tetapi, pengaruh cuaca dan pemilihan jenis bunga yang tersedia, menjadikan t ini pada waktu-waktu tertentu kurang keindahannya disebabkan gangguan lingkungan dan fase pertumbuhan dari bunga tersebut. ”Beberapa jenis bunga memiliki fase hidup, atau periode tumbuh yang berbeda, hal ini menyebabkan satu saat taman tidak memiliki bunga karena tanamannya berada pada fase tumbuh vegetative belum berbunga,” katanya.

Elisa juga menjelaskan, redisain lanskap mengacu pada proses mengubah atau memperbarui desain atau tata letak suatu area luar ruangan yang sudah ada. Ini melibatkan pengembangan kembali elemen-elemen lanskap yang sudah ada, termasuk tanaman, struktur bangunan, jalur-jalur, area terbuka, atau elemen lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. ”Tujuan dari redisain lanskap bisa bermacam-macam, mulai dari perbaikan estetika, peningkatan fungsi, hingga penyesuaian dengan perubahan lingkungan atau kebutuhan pengguna,” ungkapnya.

Pada kegiatan redisain lanskap ini, sebut Elisa, mereka fokus pada memilih salah satu site, yaitu jalan menuju musalla. Pemilihan site ini dilakukan dengan pertimbangan antara lain, site ini merupakan jalan menuju sumber air (toilet) yang merupakan tempat yang vital. Musalla sebagai sarana ibadah, menjadikan tempat ini memiliki pengungjung yang rama. Topografnya relatif datar. Dan tersedia bangunan dan pergola untuk menghasilkanan view yang indah.

Selain itu, pemilihan jenis tanaman yang digunakan adalah dari jenis dedaunan. Penggunaan tanaman yang tidak berbunga atau tanaman hijau, lebih difokuskan pada daun atau struktur tanaman dan ini bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan dalam desain lanskap. Elisa pun menjelaskan beberapa alasan, mengapa tanaman hijau atau tanaman non-berbunga dipilih dalam suatu desain.

Pertama, Estetika dan Textur. Kepopuleran Visual: Tanaman hijau dapat memberikan tampilan yang segar, rimbun, dan menarik secara visual dalam lanskap. Beberapa tanaman memiliki tekstur atau bentuk daun yang unik, yang bisa menjadi nilai tambah dalam desain.

Kedua, keberlanjutan dan kemudahan Perawatan. Ketiga, toleransi terhadap kondisi eksternal. Di mana sebagian besar tanaman hijau lebih tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan seperti suhu ekstrem atau curah hujan yang berfluktuasi, dan kadang-kadang membutuhkan perawatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman berbunga yang mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif.

Keempat, ketersediaan Air. Beberapa tanaman hijau memiliki kebutuhan air yang lebih rendah daripada tanaman berbunga, menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan air.

Kelima, struktur ruang dan fungsionalitas. Penyekatan atau Pelindung: Beberapa tanaman hijau digunakan untuk membuat penyekatan atau pembatas antara area, atau bahkan sebagai elemen privasi yang alami. Keenam, pemisah ruang. Tanaman hijau sering digunakan untuk memisahkan ruang, membagi area lanskap menjadi zona-zona yang berbeda dengan fungsi yang berbeda.

Ketujuh, tidak terpengaruh musim bunga: Estetika Tahunan: Tanaman hijau memberikan keindahan sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh musim bunga atau berbunga. Ini menjadikan pemandangan lebih konsisten sepanjang waktu.

Lebih lanjut, Elisa menjelaskan, kombinasi tanaman hijau dengan tanaman berbunga sering digunakan dalam desain lanskap untuk menciptakan kontras, struktur, dan variasi visual yang menarik. ”Pemilihan tanaman yang tepat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan khusus suatu area lanskap menjadi kunci dalam menciptakan desain yang berhasil,” pungkasnya. (adz)

KARO, SUMUTPOS.CO- Dosen USU kembali melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Kali ini, Tim PKM yang diketuai Prof Dr Ir Elisa Julianti MSi bersama anggota Prof Dr Halimatuddahliana ST MT, Dr Dra Ir Chairani Hanum MS, dan Dr Ir Emmy Harso Khardinata MSc, melakukan redesain lanskap Taman Agrowisata Seribu Bunga di Desa Raya, Berastagi, Kabupaten Karo, pada Bulan September 2023 lalu.

Ketua tim Dr Ir Elisa Julianti MSi mengatakan, berdasarkan analisis site yang ada, terdapat beberapa bagian dari Taman Agrowisata Seribu Bunga ini yang membutuhkan penanganan untuk menghasilkan taman bunga yang berkelanjutan. Menurutnya, suatu desain dianggap berkelanjutan ketika itu tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan saat ini, tetapi juga memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Elisa Julianti mengakui, Taman Seribu Bunga Berastagi ini sudah memiliki disain lanskap yang cukup baik. Akan tetapi, pengaruh cuaca dan pemilihan jenis bunga yang tersedia, menjadikan t ini pada waktu-waktu tertentu kurang keindahannya disebabkan gangguan lingkungan dan fase pertumbuhan dari bunga tersebut. ”Beberapa jenis bunga memiliki fase hidup, atau periode tumbuh yang berbeda, hal ini menyebabkan satu saat taman tidak memiliki bunga karena tanamannya berada pada fase tumbuh vegetative belum berbunga,” katanya.

Elisa juga menjelaskan, redisain lanskap mengacu pada proses mengubah atau memperbarui desain atau tata letak suatu area luar ruangan yang sudah ada. Ini melibatkan pengembangan kembali elemen-elemen lanskap yang sudah ada, termasuk tanaman, struktur bangunan, jalur-jalur, area terbuka, atau elemen lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. ”Tujuan dari redisain lanskap bisa bermacam-macam, mulai dari perbaikan estetika, peningkatan fungsi, hingga penyesuaian dengan perubahan lingkungan atau kebutuhan pengguna,” ungkapnya.

Pada kegiatan redisain lanskap ini, sebut Elisa, mereka fokus pada memilih salah satu site, yaitu jalan menuju musalla. Pemilihan site ini dilakukan dengan pertimbangan antara lain, site ini merupakan jalan menuju sumber air (toilet) yang merupakan tempat yang vital. Musalla sebagai sarana ibadah, menjadikan tempat ini memiliki pengungjung yang rama. Topografnya relatif datar. Dan tersedia bangunan dan pergola untuk menghasilkanan view yang indah.

Selain itu, pemilihan jenis tanaman yang digunakan adalah dari jenis dedaunan. Penggunaan tanaman yang tidak berbunga atau tanaman hijau, lebih difokuskan pada daun atau struktur tanaman dan ini bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan dalam desain lanskap. Elisa pun menjelaskan beberapa alasan, mengapa tanaman hijau atau tanaman non-berbunga dipilih dalam suatu desain.

Pertama, Estetika dan Textur. Kepopuleran Visual: Tanaman hijau dapat memberikan tampilan yang segar, rimbun, dan menarik secara visual dalam lanskap. Beberapa tanaman memiliki tekstur atau bentuk daun yang unik, yang bisa menjadi nilai tambah dalam desain.

Kedua, keberlanjutan dan kemudahan Perawatan. Ketiga, toleransi terhadap kondisi eksternal. Di mana sebagian besar tanaman hijau lebih tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan seperti suhu ekstrem atau curah hujan yang berfluktuasi, dan kadang-kadang membutuhkan perawatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman berbunga yang mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif.

Keempat, ketersediaan Air. Beberapa tanaman hijau memiliki kebutuhan air yang lebih rendah daripada tanaman berbunga, menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan air.

Kelima, struktur ruang dan fungsionalitas. Penyekatan atau Pelindung: Beberapa tanaman hijau digunakan untuk membuat penyekatan atau pembatas antara area, atau bahkan sebagai elemen privasi yang alami. Keenam, pemisah ruang. Tanaman hijau sering digunakan untuk memisahkan ruang, membagi area lanskap menjadi zona-zona yang berbeda dengan fungsi yang berbeda.

Ketujuh, tidak terpengaruh musim bunga: Estetika Tahunan: Tanaman hijau memberikan keindahan sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh musim bunga atau berbunga. Ini menjadikan pemandangan lebih konsisten sepanjang waktu.

Lebih lanjut, Elisa menjelaskan, kombinasi tanaman hijau dengan tanaman berbunga sering digunakan dalam desain lanskap untuk menciptakan kontras, struktur, dan variasi visual yang menarik. ”Pemilihan tanaman yang tepat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan khusus suatu area lanskap menjadi kunci dalam menciptakan desain yang berhasil,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/