28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Edukasi Catharanthus Roseus Sebagai Alternatif Obat Tradisional di Tanjung Permai

OBAT tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Salah satu tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat tradisional adalah tanaman tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) yang berkhasiat dalam mengobati beberapa penyakit.

Tapak dara termasuk ke dalam famili Apocynaceae yang dikenal juga dengan nama Vincarosea L., rutu-rutu, rumput jalang (Sumatera); kembang sari cina, kembang serdadu, kembang tembaga, paku rane, tapak doro, cakar ayam, tai lantuan (Jawa); tapak lima (Bali); sindapor (Sulawesi); usai (Maluku); changchunhua (Cina); hoahaidang, diracan (Vietnam); soldatenbloem (Belanda) dan vinca, periwinkle (Inggris).

Tapak dara memilki potensi sebagai antibakteri yang dilakukan dengan menggunakan bagian daun, akar, bunga dan batang. Tapak dara memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur. Tapak dara juga mengandung unsur zat kimiawi yang bermanfaat sebagai anti kanker yaitu alkaloid seperti vinca leukoblastine, leurokristine, leurosin, vinkadiolin, leurosidin dan katarantine.

Catharanthus roseus – ISTIMEWA.

Selain itu juga mengandung alkaloid yang berkhasiat sebagai hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) seperti kataranti, locherin, tetrahidroalstonin, vindolin, dan vindolilin. Sedangkan pada akarnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin.

Senyawa metabolit sekunder terdapat pada tapak dara yaitu senyawa alkaloid, yang memiliki manfaat sebagai pertahanan diri dari radikal bebas, virus maupun mikroba. Daun dan bunga tapak dara bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Dengan cara merebus daun atau bunganya untuk diminum yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan luka bakar, demam, batuk, bisul, disentril, hipertensi, demam berdarah, penyakit gula dan lain- lainnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Verrananda (2016), yang berjudul: “Identifikasi Metabolit Sekunder dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Tapak Dara (Catharanthusroseus)” menunjukkan bahwa hasil dari skrining fitokimia mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin dan terpenoid serta metabolit sekunder dengan nilai IC50 pada bunga tapak dara (Catharanthus roseus) menyatakan bahwa aktivitas anti oksidan alami sebagai penangkal radikal bebas. Metabolit sekunder yang dikandung oleh tanaman tapak dara, dapat digunakan sebagai alternatif obat tradisional.

Ternyata masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi tentang manfaat tanaman yang mudah ditemukan dan dapat ditanam di pekarangan rumah.

Dengan demikian sangat tepat diadakan edukasi Catharanthus roseus sebagai alternatif obat tradisional bagi masyarakat di Komplek Tanjung Permai Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan yang dilaksanakan pada 13 Mei 2023 dengan melibatkan warga masyarakat.

Setelah kegiatan ini masyarakat bisa memanfaatkan tanaman ini sebagai alternatif obat tradisional. Tim Pengabdian Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia ini terdiri dari ketua Tetty Noverita Khairani SSi MSi (0104117101) serta anggota apt Khairani Fitri SSi MKes (0102017001), Hanatullina Simatupang (200101119) dan Muhammad Hafiz Erzun (200101179). (dmp)

OBAT tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Salah satu tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat tradisional adalah tanaman tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) yang berkhasiat dalam mengobati beberapa penyakit.

Tapak dara termasuk ke dalam famili Apocynaceae yang dikenal juga dengan nama Vincarosea L., rutu-rutu, rumput jalang (Sumatera); kembang sari cina, kembang serdadu, kembang tembaga, paku rane, tapak doro, cakar ayam, tai lantuan (Jawa); tapak lima (Bali); sindapor (Sulawesi); usai (Maluku); changchunhua (Cina); hoahaidang, diracan (Vietnam); soldatenbloem (Belanda) dan vinca, periwinkle (Inggris).

Tapak dara memilki potensi sebagai antibakteri yang dilakukan dengan menggunakan bagian daun, akar, bunga dan batang. Tapak dara memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur. Tapak dara juga mengandung unsur zat kimiawi yang bermanfaat sebagai anti kanker yaitu alkaloid seperti vinca leukoblastine, leurokristine, leurosin, vinkadiolin, leurosidin dan katarantine.

Catharanthus roseus – ISTIMEWA.

Selain itu juga mengandung alkaloid yang berkhasiat sebagai hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) seperti kataranti, locherin, tetrahidroalstonin, vindolin, dan vindolilin. Sedangkan pada akarnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin.

Senyawa metabolit sekunder terdapat pada tapak dara yaitu senyawa alkaloid, yang memiliki manfaat sebagai pertahanan diri dari radikal bebas, virus maupun mikroba. Daun dan bunga tapak dara bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Dengan cara merebus daun atau bunganya untuk diminum yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan luka bakar, demam, batuk, bisul, disentril, hipertensi, demam berdarah, penyakit gula dan lain- lainnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Verrananda (2016), yang berjudul: “Identifikasi Metabolit Sekunder dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Tapak Dara (Catharanthusroseus)” menunjukkan bahwa hasil dari skrining fitokimia mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin dan terpenoid serta metabolit sekunder dengan nilai IC50 pada bunga tapak dara (Catharanthus roseus) menyatakan bahwa aktivitas anti oksidan alami sebagai penangkal radikal bebas. Metabolit sekunder yang dikandung oleh tanaman tapak dara, dapat digunakan sebagai alternatif obat tradisional.

Ternyata masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi tentang manfaat tanaman yang mudah ditemukan dan dapat ditanam di pekarangan rumah.

Dengan demikian sangat tepat diadakan edukasi Catharanthus roseus sebagai alternatif obat tradisional bagi masyarakat di Komplek Tanjung Permai Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan yang dilaksanakan pada 13 Mei 2023 dengan melibatkan warga masyarakat.

Setelah kegiatan ini masyarakat bisa memanfaatkan tanaman ini sebagai alternatif obat tradisional. Tim Pengabdian Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia ini terdiri dari ketua Tetty Noverita Khairani SSi MSi (0104117101) serta anggota apt Khairani Fitri SSi MKes (0102017001), Hanatullina Simatupang (200101119) dan Muhammad Hafiz Erzun (200101179). (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/