25 C
Medan
Friday, January 24, 2025

Dosen Institut Kesehatan Helvetia Edukasi Siswa agar Meningkatkan Literasi Tentang Perilaku Seksual yang Bertanggungjawab

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pendidikan dewasa ini dihadapkan pada persoalan yang sulit, terutama pada pendidikan masa remaja. Masalah kenakalan remaja dan seks bebas menjadi pekerjaan yang penting bagi dunia pendidikan, perlunya pendidikan yang tidak hanya mementingkan aspek kognisi, tetapi juga menyoroti masalah perilaku remaja.

Akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat dan tidak bertangungjawab, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Aborsi, angka penularan penyakit seksual atau penyakit kelamin, HIV/AIDS serta pembuangan bayi yang sering terjadi akibat belum siapnya untuk bertanggung jawab menjadi orangtua.

Sejumlah dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) baru-baru ini melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Yayasan Pendidikan An-Naas Binjai, dengan mengambil tema: “Meningkatkan literasi tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab kepada remaja”.

Kegiatan ini diketuai oleh Bd. Utary Dwi Listiarini, SST, M.Kes. dan beranggotakan rekan-rekan dosen Bd. Indah Dewi Sari, SST, M.Kes dan Ani Deswita Chaniago, S.Pd, M.Hum, serta beberapa mahasiswa IKH.

Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan ilmu bagi siswa agar memperbanyak literasi tentang seksualitas seperti defenisi, bahaya dan resiko yang bisa ditimbulkan jika dilakukan saat belum waktunya dan tidak bisa mempertanggungjawabkannya, karena hal tersebut dapat merusak dan merugikan diri sendiri, keluarga, lingkungan maupun keturunannya kelak.
“Melalui pendekatan konseling dan diskusi, siswa didorong untuk banyak membaca dan mencari tau tentang ilmu dan informasi yang bermanfaat tentang seksualitas dari berbagai media, dan orang orang yang dipercaya seperti tim medis maupun guru, serta tidak malu malu menganggap ilmu seks sebagai ilmu yang tabu lagi dan merasa tidak perlu didiskusikan” Jelas Utary.

Sebanyak 37 siswa/i SMK An Naas Binjai menunjukkan antusiasnya dalam tanya jawab dari semua materi yang disampaikan. Kegiatan pengabdian masyarakat kepada remaja di SMK An-Naas Binjai ini berguna untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang seks, yang selama ini dianggap tabu di masyarakat.

“Demi keberlanjutan dan pengembangan pengetahuan siswa, disarankan agar sekolah bisa lebih sering melakukan kegiatan diskusi dan membuka pintu bimbingan konseling untuk berbagi cerita tentang sesksuaitas tanpa ada rasa tabu dan malu lagi, agar siswa merasa memiliki tempat untuk berbagi dan mengadu selain orangtua dan keluarga di rumah yang mungkin saja masih sebagian besar menganggap tabu tentang pendidikan seksualitas”,terang Utary. (mag-2/han)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pendidikan dewasa ini dihadapkan pada persoalan yang sulit, terutama pada pendidikan masa remaja. Masalah kenakalan remaja dan seks bebas menjadi pekerjaan yang penting bagi dunia pendidikan, perlunya pendidikan yang tidak hanya mementingkan aspek kognisi, tetapi juga menyoroti masalah perilaku remaja.

Akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat dan tidak bertangungjawab, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan. Hal ini mengakibatkan tingginya angka Aborsi, angka penularan penyakit seksual atau penyakit kelamin, HIV/AIDS serta pembuangan bayi yang sering terjadi akibat belum siapnya untuk bertanggung jawab menjadi orangtua.

Sejumlah dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) baru-baru ini melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Yayasan Pendidikan An-Naas Binjai, dengan mengambil tema: “Meningkatkan literasi tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab kepada remaja”.

Kegiatan ini diketuai oleh Bd. Utary Dwi Listiarini, SST, M.Kes. dan beranggotakan rekan-rekan dosen Bd. Indah Dewi Sari, SST, M.Kes dan Ani Deswita Chaniago, S.Pd, M.Hum, serta beberapa mahasiswa IKH.

Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan ilmu bagi siswa agar memperbanyak literasi tentang seksualitas seperti defenisi, bahaya dan resiko yang bisa ditimbulkan jika dilakukan saat belum waktunya dan tidak bisa mempertanggungjawabkannya, karena hal tersebut dapat merusak dan merugikan diri sendiri, keluarga, lingkungan maupun keturunannya kelak.
“Melalui pendekatan konseling dan diskusi, siswa didorong untuk banyak membaca dan mencari tau tentang ilmu dan informasi yang bermanfaat tentang seksualitas dari berbagai media, dan orang orang yang dipercaya seperti tim medis maupun guru, serta tidak malu malu menganggap ilmu seks sebagai ilmu yang tabu lagi dan merasa tidak perlu didiskusikan” Jelas Utary.

Sebanyak 37 siswa/i SMK An Naas Binjai menunjukkan antusiasnya dalam tanya jawab dari semua materi yang disampaikan. Kegiatan pengabdian masyarakat kepada remaja di SMK An-Naas Binjai ini berguna untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang seks, yang selama ini dianggap tabu di masyarakat.

“Demi keberlanjutan dan pengembangan pengetahuan siswa, disarankan agar sekolah bisa lebih sering melakukan kegiatan diskusi dan membuka pintu bimbingan konseling untuk berbagi cerita tentang sesksuaitas tanpa ada rasa tabu dan malu lagi, agar siswa merasa memiliki tempat untuk berbagi dan mengadu selain orangtua dan keluarga di rumah yang mungkin saja masih sebagian besar menganggap tabu tentang pendidikan seksualitas”,terang Utary. (mag-2/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/