25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Diseminasi Aplikasi DiTenun

INSTITUT Teknologi Del (IT Del) mengadakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan aplikasi DiTenun pada Kamis, 1 Agustus 2024. Acara ini berlangsung di Kampus IT Del yang dihadiri kelompok penenun Satahi Saoloan yang diketuai Elida Maria Panjaitan dari Silaen.

Ketua Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Humasak Simanjuntak ST MISD kepada Sumut Pos, Senin (23/9) mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari PKM tahun 2024 yang berjudul: Diseminasi Aplikasi DiTenun.

PKM ini didanai Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Kelompok penenun Satahi Saoloan didirikan pada 2020 dan menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kelangsungan tradisi menenun ulos. Melalui riset yang dilakukan, kata Humasak Simanjuntak ST MISD, IT Del mengembangkan aplikasi DiTenun untuk membantu para penenun mengatasi keterbatasan motif dan desain tenun. ”Aplikasi ini didesain agar mudah digunakan dan menawarkan fitur Modul Lidi yang membantu mempercepat proses pembuatan motif tenun,” katanya.

Pelatihan ini diikuti 18 penenun dari kelompok penenun Satahi Saoloan. Peserta diperkenalkan dengan aplikasi DiTenun, terutama fitur Modul Lidi yang memungkinkan mereka menciptakan motif yang lebih beragam dan efisien oleh Humasak Simanjuntak ST MISD (ketua tim PKM) serta Wesly Mailander Siagian SPt MM dan Dr Arlinta Christy Barus ST MInfoTech (anggota PKM).

Dengan aplikasi ini, para penenun dapat meningkatkan produktivitas mereka dalam membuat ulos, baik dari segi waktu maupun kreativitas motif. Sebelum pelatihan dimulai, diadakan asesmen awal untuk mengetahui pengalaman dan latar belakang peserta terkait teknologi dan menenun.

Hasil dari asesmen ini digunakan untuk menyesuaikan materi pelatihan agar dapat diikuti dengan baik oleh peserta. Dengan demikian, pelatihan menjadi lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta.
Para penenun diajarkan cara menggunakan Modul Lidi untuk membuat motif sesuai jumlah baris lidi yang diinginkan.

Selama pelatihan, menurut ketua tim PKM, peserta berhasil menciptakan berbagai motif ulos yang sebelumnya sulit dilakukan dengan alat tradisional. Proses pelatihan berlangsung lancar dan para peserta merasa terbantu dengan kehadiran teknologi ini.

Aplikasi DiTenun dianggap sebagai solusi modern bagi para penenun tradisional dalam menjaga keberlangsungan warisan budaya menenun ulos. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan penenun dapat lebih kreatif, efisien dan mampu menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar.

Selain itu, kata Humasak Simanjuntak ST MISD, aplikasi ini juga diharapkan menarik minat generasi muda untuk meneruskan tradisi menenun. (dmp)

INSTITUT Teknologi Del (IT Del) mengadakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan aplikasi DiTenun pada Kamis, 1 Agustus 2024. Acara ini berlangsung di Kampus IT Del yang dihadiri kelompok penenun Satahi Saoloan yang diketuai Elida Maria Panjaitan dari Silaen.

Ketua Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Humasak Simanjuntak ST MISD kepada Sumut Pos, Senin (23/9) mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari PKM tahun 2024 yang berjudul: Diseminasi Aplikasi DiTenun.

PKM ini didanai Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Kelompok penenun Satahi Saoloan didirikan pada 2020 dan menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kelangsungan tradisi menenun ulos. Melalui riset yang dilakukan, kata Humasak Simanjuntak ST MISD, IT Del mengembangkan aplikasi DiTenun untuk membantu para penenun mengatasi keterbatasan motif dan desain tenun. ”Aplikasi ini didesain agar mudah digunakan dan menawarkan fitur Modul Lidi yang membantu mempercepat proses pembuatan motif tenun,” katanya.

Pelatihan ini diikuti 18 penenun dari kelompok penenun Satahi Saoloan. Peserta diperkenalkan dengan aplikasi DiTenun, terutama fitur Modul Lidi yang memungkinkan mereka menciptakan motif yang lebih beragam dan efisien oleh Humasak Simanjuntak ST MISD (ketua tim PKM) serta Wesly Mailander Siagian SPt MM dan Dr Arlinta Christy Barus ST MInfoTech (anggota PKM).

Dengan aplikasi ini, para penenun dapat meningkatkan produktivitas mereka dalam membuat ulos, baik dari segi waktu maupun kreativitas motif. Sebelum pelatihan dimulai, diadakan asesmen awal untuk mengetahui pengalaman dan latar belakang peserta terkait teknologi dan menenun.

Hasil dari asesmen ini digunakan untuk menyesuaikan materi pelatihan agar dapat diikuti dengan baik oleh peserta. Dengan demikian, pelatihan menjadi lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta.
Para penenun diajarkan cara menggunakan Modul Lidi untuk membuat motif sesuai jumlah baris lidi yang diinginkan.

Selama pelatihan, menurut ketua tim PKM, peserta berhasil menciptakan berbagai motif ulos yang sebelumnya sulit dilakukan dengan alat tradisional. Proses pelatihan berlangsung lancar dan para peserta merasa terbantu dengan kehadiran teknologi ini.

Aplikasi DiTenun dianggap sebagai solusi modern bagi para penenun tradisional dalam menjaga keberlangsungan warisan budaya menenun ulos. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan penenun dapat lebih kreatif, efisien dan mampu menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar.

Selain itu, kata Humasak Simanjuntak ST MISD, aplikasi ini juga diharapkan menarik minat generasi muda untuk meneruskan tradisi menenun. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/