29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hasilkan Riset Berharga

Kolaborasi dan SinergiĀ  Kampus, Bisnis dan Pemerintah

MEDAN- Keberadaan riset, inovasi dan iptek secara komprehensif, terintegrasi dan keberlanjutan mampu membuat arah percepatan pembangunan ekonomi Sumatera Utara ke arah yang lebih baik dan sebagai dasar kebijakan pembangunan dalam berbagai sektor strategis.

Untuk mewujudkannya, diperlukan kerjasama kalangan akademis, bisnis dan pemerintah untuk membangun propinsi danĀ  negara ini.Ā  Hal itu dikatakan Plt Gubsu, H Gatot Pudjo Nugroho ST saat membuka Pemeran Riset dan Iptek Sumatera Utara yangĀ  diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Propinsi Sumatera Utara bekerjasama Dewan Riset Daerah (DRD) Sumut, di Pendopon USU, Rabu (23/11).

Pameran yang dilaksanakan 23-25 Nopember 2011 yang berthemakan Research As a Business ini dihadiri Ketua DRN Prof DrĀ  Andrianto Handojo, Kepala BPP Sumut Ir H Alwin MSi, Ketua DRD Sumut Prof Ir Zulkifli Nasution MSC, Sekretaris Azizul Kholis SE MSi, Bupati Sergai HT Erry Nuradi, Bupati Madina HM Hidayat, Kadisperindagkop Madina Lismulyadi Nasution, anggota DRD Sumut,Ā  kalangan peneliti, perguruan tinggi dan diikuti 25 stand dari berbagai instansi pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi.

ā€œKolaborasi dan sinergi antara dunia kampus, bisnis dan pemerintah maka segala potensi yang dihasilkan melalui riset dapat berharga. Dan pameran ini menjadi spirit pada mahasiswa,ā€ jelas Gatot.

Gatot juga menyebutkan saat ini bangsa merindukan kejayaan ristek seperti pada zaman presiden BJ Habibie.
ā€œSaat itu kitaĀ  masih mahasiswa merasa bangga dan keinginan besar untuk menjadi peneliti,ā€ ujarnya.

Sementara Ketua DRN, Prof Dr Andrianto Handojo menyebutkan, anggaran untuk riset secara nasional sebesar 0,06 persen dariĀ  APBN. Angka tersebut sangat kecil dibandingkan Singapura yang mencapai 2,36 persen, Thailand 0,25 persen dan Malaysia 0,63 persen. ā€œNamun kita tidak kecil hati, meski rendahnya prioritas anggaran, namun kita tangguh dalam hasil riset berdasarkan jumlah publikasi internasional mapun hasil konkrit riset,ā€ sebutnya.

Dia juga menyebutkan kendala lain masih kurangnya kordinasi ataupun kerjasama antara pengguna dan peneliti. Masalah lain juga sedikitnya apresiasi terhadap riset, iptek. ā€œUntuk itu cara mengatasinya melakukan sosialisasi seperti ini, pameran begini sarana berharga untuk edukasi kepada publik,ā€ katanya.(uma)

Kolaborasi dan SinergiĀ  Kampus, Bisnis dan Pemerintah

MEDAN- Keberadaan riset, inovasi dan iptek secara komprehensif, terintegrasi dan keberlanjutan mampu membuat arah percepatan pembangunan ekonomi Sumatera Utara ke arah yang lebih baik dan sebagai dasar kebijakan pembangunan dalam berbagai sektor strategis.

Untuk mewujudkannya, diperlukan kerjasama kalangan akademis, bisnis dan pemerintah untuk membangun propinsi danĀ  negara ini.Ā  Hal itu dikatakan Plt Gubsu, H Gatot Pudjo Nugroho ST saat membuka Pemeran Riset dan Iptek Sumatera Utara yangĀ  diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Propinsi Sumatera Utara bekerjasama Dewan Riset Daerah (DRD) Sumut, di Pendopon USU, Rabu (23/11).

Pameran yang dilaksanakan 23-25 Nopember 2011 yang berthemakan Research As a Business ini dihadiri Ketua DRN Prof DrĀ  Andrianto Handojo, Kepala BPP Sumut Ir H Alwin MSi, Ketua DRD Sumut Prof Ir Zulkifli Nasution MSC, Sekretaris Azizul Kholis SE MSi, Bupati Sergai HT Erry Nuradi, Bupati Madina HM Hidayat, Kadisperindagkop Madina Lismulyadi Nasution, anggota DRD Sumut,Ā  kalangan peneliti, perguruan tinggi dan diikuti 25 stand dari berbagai instansi pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi.

ā€œKolaborasi dan sinergi antara dunia kampus, bisnis dan pemerintah maka segala potensi yang dihasilkan melalui riset dapat berharga. Dan pameran ini menjadi spirit pada mahasiswa,ā€ jelas Gatot.

Gatot juga menyebutkan saat ini bangsa merindukan kejayaan ristek seperti pada zaman presiden BJ Habibie.
ā€œSaat itu kitaĀ  masih mahasiswa merasa bangga dan keinginan besar untuk menjadi peneliti,ā€ ujarnya.

Sementara Ketua DRN, Prof Dr Andrianto Handojo menyebutkan, anggaran untuk riset secara nasional sebesar 0,06 persen dariĀ  APBN. Angka tersebut sangat kecil dibandingkan Singapura yang mencapai 2,36 persen, Thailand 0,25 persen dan Malaysia 0,63 persen. ā€œNamun kita tidak kecil hati, meski rendahnya prioritas anggaran, namun kita tangguh dalam hasil riset berdasarkan jumlah publikasi internasional mapun hasil konkrit riset,ā€ sebutnya.

Dia juga menyebutkan kendala lain masih kurangnya kordinasi ataupun kerjasama antara pengguna dan peneliti. Masalah lain juga sedikitnya apresiasi terhadap riset, iptek. ā€œUntuk itu cara mengatasinya melakukan sosialisasi seperti ini, pameran begini sarana berharga untuk edukasi kepada publik,ā€ katanya.(uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/