30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Yakin Seratus Persen Lulus meski Sulit Mencerna Soal Ujian

Melihat Empat Siswa Tunarungu Melaksanakan UN SLTP

Penderita tunarungu mendapat pendidikan yang layak bukan cerita baru lagi. Namun, bagaimana jika mereka mengikuti Ujian Nasional (UN)? Untuk itulah Sumut Pos mengikuti empat siswa SMPLB-B Yayasan Karya Murni di Jalan HM Joni Medan.Selasa (26/4) kemarin tepat dengan hari kedua UN untuk tingkat SMP. Mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika. Para siswa diberi waktu 90 menit untuk menjawab 40 soal yang diujikan. Junan Tyson, William Tioda, Hendi Susanto Sembiring dan Cettrin Ganoria Peranginangin tampak semangat. Sedikitpun tak ada perubahan mimik mereka yang menampakan rasa canggung atau tegang. Padahal di ruang yang tak seberapa luas itu hanya ada mereka dan naskah ujian. Kalaupun ada orang lain, hanyalah dua orang pengawas.

“Jangan lupa cantumkan nomor ujian dan teliti sebelum menjawab,” ungkap Kepala Sekolah Yayasan Karya Murni, Florida Paradosi, sebelum ujian dimulai.

Setelah pengarahan dari kepala sekolah, keempat peserta UN tersebut pun langsung bersemangat menyelesaikan tugas. Kenyataan yang tergambar di lokasi, keempat peserta tersebut sedikit mengalami masalah terkait mencerna naskah soal. Meski begitu, sejatinya, persiapan UN untuk keempat siswa ini, pihak sekolah telah melakukan jam pelajaran tambahan serta melakukan simulasi UN yang dilakukan dari Januari sampai awal Bulan April ini. “Kita belum ada kendala besar, cuma kendala siswa kita belum sepenuhnya memahami soal naskah UN, tetapi saya yakin anak didik saya mampu menjawab dan lulus dengan baik,” ujar Florida di sela-sela UN.

Florida menambahkan untuk mengakali hal itu, maka anak didik diwajibkan datang lebih cepat untuk diberi pemahaman sehingga mereka bisa menjawab soal UN dengan baik. “Kita kekurangan tenaga pengajar dan alat pendengaran. Ada juga alat pendengaran kita yang rusak padahal alat pendengar sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas belajar mengajar kita sehari-harinya di sekolah ini,” bebernya.

Terlepas dari itu, usai UN seorang peserta Hendi Susanto Sembiring tampak sumringah. Langsung Sumut Pos mendatangi lelaki berkulit kuning langsat tersebut. Begitu berbincang, Hendi langsung mengungkapkan kalau dirinya pasti bisa. Ya, dia tak mau kalah dengan siswa normal yang sekolah di tempat yang normal pula. “Lancar, Bang. Saya sudah belajar di rumah untuk mempersiapkan UN dan saya yakin lulus UN 100 persen!” koarnya.

Lalu, kalau tamat sekolah mau jadi apa? Tanpa sungkan Hendi bercerita kalau sejationya dia ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Pengakuannya, dia kini sedang berlatih

Hendi Susanto Sembiring yang bercita-cita ingin pemain bola profesional. “Cita-cita saya ingin menjadi pemain bola. Klub kesukaan saya PSMS-lah! Kalau pemain idola, tentunya Cristiano Ronaldo,” ungkap lelaki berambut lurus itu.
Selain Hendi, Junan Tyson, William Tioda, dan Cettrin Ganoria Peranginangin juga menyatakan hal yang sama. Meski tidak banyak bercerita dan terkesan malu-malu, mereka tetap yakin kalau hasil UN mereka tidak mengecewakan. Bahkan, mereka sangat yakin lulus 100 persen.

“Jangan lupa besok (hari ini, Red) datang lebih pagi ya,” tegur Florida sebelum meninggalkan sekolah.
Setelah kepala sekolah itu berlalu, keempat peserta UN tadi pun pulang. Tak banyak kata, ya, karena memang mereka penderita tunarungu. (*)

Melihat Empat Siswa Tunarungu Melaksanakan UN SLTP

Penderita tunarungu mendapat pendidikan yang layak bukan cerita baru lagi. Namun, bagaimana jika mereka mengikuti Ujian Nasional (UN)? Untuk itulah Sumut Pos mengikuti empat siswa SMPLB-B Yayasan Karya Murni di Jalan HM Joni Medan.Selasa (26/4) kemarin tepat dengan hari kedua UN untuk tingkat SMP. Mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika. Para siswa diberi waktu 90 menit untuk menjawab 40 soal yang diujikan. Junan Tyson, William Tioda, Hendi Susanto Sembiring dan Cettrin Ganoria Peranginangin tampak semangat. Sedikitpun tak ada perubahan mimik mereka yang menampakan rasa canggung atau tegang. Padahal di ruang yang tak seberapa luas itu hanya ada mereka dan naskah ujian. Kalaupun ada orang lain, hanyalah dua orang pengawas.

“Jangan lupa cantumkan nomor ujian dan teliti sebelum menjawab,” ungkap Kepala Sekolah Yayasan Karya Murni, Florida Paradosi, sebelum ujian dimulai.

Setelah pengarahan dari kepala sekolah, keempat peserta UN tersebut pun langsung bersemangat menyelesaikan tugas. Kenyataan yang tergambar di lokasi, keempat peserta tersebut sedikit mengalami masalah terkait mencerna naskah soal. Meski begitu, sejatinya, persiapan UN untuk keempat siswa ini, pihak sekolah telah melakukan jam pelajaran tambahan serta melakukan simulasi UN yang dilakukan dari Januari sampai awal Bulan April ini. “Kita belum ada kendala besar, cuma kendala siswa kita belum sepenuhnya memahami soal naskah UN, tetapi saya yakin anak didik saya mampu menjawab dan lulus dengan baik,” ujar Florida di sela-sela UN.

Florida menambahkan untuk mengakali hal itu, maka anak didik diwajibkan datang lebih cepat untuk diberi pemahaman sehingga mereka bisa menjawab soal UN dengan baik. “Kita kekurangan tenaga pengajar dan alat pendengaran. Ada juga alat pendengaran kita yang rusak padahal alat pendengar sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas belajar mengajar kita sehari-harinya di sekolah ini,” bebernya.

Terlepas dari itu, usai UN seorang peserta Hendi Susanto Sembiring tampak sumringah. Langsung Sumut Pos mendatangi lelaki berkulit kuning langsat tersebut. Begitu berbincang, Hendi langsung mengungkapkan kalau dirinya pasti bisa. Ya, dia tak mau kalah dengan siswa normal yang sekolah di tempat yang normal pula. “Lancar, Bang. Saya sudah belajar di rumah untuk mempersiapkan UN dan saya yakin lulus UN 100 persen!” koarnya.

Lalu, kalau tamat sekolah mau jadi apa? Tanpa sungkan Hendi bercerita kalau sejationya dia ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Pengakuannya, dia kini sedang berlatih

Hendi Susanto Sembiring yang bercita-cita ingin pemain bola profesional. “Cita-cita saya ingin menjadi pemain bola. Klub kesukaan saya PSMS-lah! Kalau pemain idola, tentunya Cristiano Ronaldo,” ungkap lelaki berambut lurus itu.
Selain Hendi, Junan Tyson, William Tioda, dan Cettrin Ganoria Peranginangin juga menyatakan hal yang sama. Meski tidak banyak bercerita dan terkesan malu-malu, mereka tetap yakin kalau hasil UN mereka tidak mengecewakan. Bahkan, mereka sangat yakin lulus 100 persen.

“Jangan lupa besok (hari ini, Red) datang lebih pagi ya,” tegur Florida sebelum meninggalkan sekolah.
Setelah kepala sekolah itu berlalu, keempat peserta UN tadi pun pulang. Tak banyak kata, ya, karena memang mereka penderita tunarungu. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/