31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Melalui KKG, Perangkat Kurikulum Merdeka Terasa Ringan

Medang Deras adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Batu Bara dengan luas 65,47 km2. Di sini terdapat 29 SD negeri dan satu sekolah dasar swasta yang dibersamai oleh 321 guru PNS dan honorer serta 20 orang guru swasta. Guru SD  adalah guru kelas yang mengampu semua mata pelajaran kecuali agama.

Guru kelas   berada di dalam kelas dari awal jam pelajaran sampai akhir. Menghadapi beragam karakter dan daya serap siswa ditambah lagi dengan seperangkat administrasi kurikulum,tak jarang merisaukan pemikiran dan menjadi bahasan utama . Tentu diperlukan wadah agar keadaan yang dialami guru dapat diberi jalan keluar. Wadah itu dikenal dengan sebutan Kelompok Kerja Guru ( KKG )

Dalam penerapannya KKG pada sebuah kecamatan dibagi dalam beberapa gugus. Medang Deras memiliki 4 gugus, yaitu gugus 1,2,3 dan 4. Gugus memiliki program kerja yang disusun setiap semester dengan durasi pertemuan 4- 5 kali per semester.

Di gugus 3 dengan jumlah anggota 67 orang saat periode semester genap kemarin telah menyelenggarakan kegiatan dengan fokus utama mengenalkan plat form Merdeka Mengajar ( PMM ) serta mereorientasi pemahaman guru berkenaan dengan layanan pendidikan dan penyiapan pelaksaan kurikulum merdeka.

Dua tema ini dilakukan secara on line. Tak cukup sampai disitu pengurus melakukan kegiatan secara luring dengan tema penyediaan media pembelajaran menyenangkan disertai praktik mengajar.

Juwita Rihasnita guru di UPT SDN 18 Lalang Batubara sebagai perwakilan pengurus KKG Gugus 3 yang juga fasilitator lokal kelas tinggi mengatakan,  pengurus berharap dengan tema itu guru dapat memahami perlahan tentang kurikulum ini. Pada saat kegiatan di semester genap lalu tidak membahas  kelengkapan adminitrasi kurikulum. Sementara bulan Juli sudah mulai diterapkan. Akhirnya 6 kepala sekolah yang ada di gugus 3 meminta kepada pengurus KKG untuk melakukan KKG tambahan tentang alur penyusunan adminstrasi dari kurikulum baru ini.

‘’Maka dirancangkah KKG tambahan dengan tema kelengkapan perangkat kurikulum merdeka,’’sebut Fasilitator Daerah Komunikasi Tanoto Foundation ini. Kegiatan digelar Rabu, 21 Juni 2023 di SDN 18 Lalang. Dihadiri pengurus dan anggota KKG Gugus 3.  Pemateri kali ini adalah Ropin Sigalingging,M.Pd pelatih ahli sekolah penggerak, pengawas SMP Kabupaten Batu bara yang juga MBS Tanoto Foundation dan telah menghasilkan beberapa buku berkenaan dengan pembelajaran berdiferensiasi kurikulum merdeka.

Pada kegiaan KKG tersebut, ruangan kelas disusun secara berkelompok. Masing-masing kelompok berisikan enam orang guru kelas yang mengampu kelas 1 dan 2 di fase A, guru kelas 3 dan 4 di fase B, guru kelas 5 dan 6 Fase C. Sebelum kegiatan inti, Dolly Daulay selaku perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara memberikan apresiasi  juga menyerukan untuk mengikuti seleksi guru penggerak Angkatan 10 sehingga di Medang Deras dapat lebih banyak lagi yang faham dengan kurikulum Merdeka.

Berikutnya, Ropin Sigalingging  memaparkan bagaimana proses perancangan kegiatan pembelajaran di kurikulum merdeka. Dari memahami capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran,menyusun alur tujuan pembelajaran dan enyusun modul ajar.

“ Ketika menentukan tujuan Pembelajaran jangan lupa untuk memperhatikan karakteristik peserta didik,konteks lingkungan pembelajaran,karakteristik mata pelajaran serta topik yang dipelajari. Sangat penting mengenal karakteristik peserta didik bapak ibu guru. Dengan mengenal itu nantinya kita bisa menyusun pembelajaran berdiferensiasi,’’jelasnya.

Ropin Sigalingging juga memberikan contoh lembar observasi untuk mengetahui gaya belajar peserta didik,merancang asesmen diasnogtif kognitif dan non kognitif. Dilanjut kemudian dengan menjelaskan bagaimana menganalisa capaian pembelajaran.  “ Kalimat CP ini dianalisa dengan cara memberi tanda kata mana yang menunjukkan kompetensi serta kata yang menunjukkan ruang lingkup materi. Sehingga kemudian Bapak ibu dapat menentukan tujuan pembelajaran, menyusun alur tujuan pembelajaran sampai menghasilkan modul ajar, “ paparnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta. Seperti disampaikan salah satu peserta KKG Nurul. “ Saya meyakini ketika guru faham alur kurikulum ini. Pastilah ruang kelas akan hidup dan anak-anakpun bahagia,’’ungkapnya. (rel/sih)

Medang Deras adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Batu Bara dengan luas 65,47 km2. Di sini terdapat 29 SD negeri dan satu sekolah dasar swasta yang dibersamai oleh 321 guru PNS dan honorer serta 20 orang guru swasta. Guru SD  adalah guru kelas yang mengampu semua mata pelajaran kecuali agama.

Guru kelas   berada di dalam kelas dari awal jam pelajaran sampai akhir. Menghadapi beragam karakter dan daya serap siswa ditambah lagi dengan seperangkat administrasi kurikulum,tak jarang merisaukan pemikiran dan menjadi bahasan utama . Tentu diperlukan wadah agar keadaan yang dialami guru dapat diberi jalan keluar. Wadah itu dikenal dengan sebutan Kelompok Kerja Guru ( KKG )

Dalam penerapannya KKG pada sebuah kecamatan dibagi dalam beberapa gugus. Medang Deras memiliki 4 gugus, yaitu gugus 1,2,3 dan 4. Gugus memiliki program kerja yang disusun setiap semester dengan durasi pertemuan 4- 5 kali per semester.

Di gugus 3 dengan jumlah anggota 67 orang saat periode semester genap kemarin telah menyelenggarakan kegiatan dengan fokus utama mengenalkan plat form Merdeka Mengajar ( PMM ) serta mereorientasi pemahaman guru berkenaan dengan layanan pendidikan dan penyiapan pelaksaan kurikulum merdeka.

Dua tema ini dilakukan secara on line. Tak cukup sampai disitu pengurus melakukan kegiatan secara luring dengan tema penyediaan media pembelajaran menyenangkan disertai praktik mengajar.

Juwita Rihasnita guru di UPT SDN 18 Lalang Batubara sebagai perwakilan pengurus KKG Gugus 3 yang juga fasilitator lokal kelas tinggi mengatakan,  pengurus berharap dengan tema itu guru dapat memahami perlahan tentang kurikulum ini. Pada saat kegiatan di semester genap lalu tidak membahas  kelengkapan adminitrasi kurikulum. Sementara bulan Juli sudah mulai diterapkan. Akhirnya 6 kepala sekolah yang ada di gugus 3 meminta kepada pengurus KKG untuk melakukan KKG tambahan tentang alur penyusunan adminstrasi dari kurikulum baru ini.

‘’Maka dirancangkah KKG tambahan dengan tema kelengkapan perangkat kurikulum merdeka,’’sebut Fasilitator Daerah Komunikasi Tanoto Foundation ini. Kegiatan digelar Rabu, 21 Juni 2023 di SDN 18 Lalang. Dihadiri pengurus dan anggota KKG Gugus 3.  Pemateri kali ini adalah Ropin Sigalingging,M.Pd pelatih ahli sekolah penggerak, pengawas SMP Kabupaten Batu bara yang juga MBS Tanoto Foundation dan telah menghasilkan beberapa buku berkenaan dengan pembelajaran berdiferensiasi kurikulum merdeka.

Pada kegiaan KKG tersebut, ruangan kelas disusun secara berkelompok. Masing-masing kelompok berisikan enam orang guru kelas yang mengampu kelas 1 dan 2 di fase A, guru kelas 3 dan 4 di fase B, guru kelas 5 dan 6 Fase C. Sebelum kegiatan inti, Dolly Daulay selaku perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara memberikan apresiasi  juga menyerukan untuk mengikuti seleksi guru penggerak Angkatan 10 sehingga di Medang Deras dapat lebih banyak lagi yang faham dengan kurikulum Merdeka.

Berikutnya, Ropin Sigalingging  memaparkan bagaimana proses perancangan kegiatan pembelajaran di kurikulum merdeka. Dari memahami capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran,menyusun alur tujuan pembelajaran dan enyusun modul ajar.

“ Ketika menentukan tujuan Pembelajaran jangan lupa untuk memperhatikan karakteristik peserta didik,konteks lingkungan pembelajaran,karakteristik mata pelajaran serta topik yang dipelajari. Sangat penting mengenal karakteristik peserta didik bapak ibu guru. Dengan mengenal itu nantinya kita bisa menyusun pembelajaran berdiferensiasi,’’jelasnya.

Ropin Sigalingging juga memberikan contoh lembar observasi untuk mengetahui gaya belajar peserta didik,merancang asesmen diasnogtif kognitif dan non kognitif. Dilanjut kemudian dengan menjelaskan bagaimana menganalisa capaian pembelajaran.  “ Kalimat CP ini dianalisa dengan cara memberi tanda kata mana yang menunjukkan kompetensi serta kata yang menunjukkan ruang lingkup materi. Sehingga kemudian Bapak ibu dapat menentukan tujuan pembelajaran, menyusun alur tujuan pembelajaran sampai menghasilkan modul ajar, “ paparnya.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta. Seperti disampaikan salah satu peserta KKG Nurul. “ Saya meyakini ketika guru faham alur kurikulum ini. Pastilah ruang kelas akan hidup dan anak-anakpun bahagia,’’ungkapnya. (rel/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/