BATU BARA, SUMUTPOS.CO – Guna meningkatkan pemahaman dan kompetensi guru dalam mendukung implementasi Kurikum Merdeka (Kumer), Kelompok Kerja Guru (KKG) dari beberapa gugus di Kabupaten Batu Bara menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang digelar mulai 5 Agustus – 9 Agustus 2023. Berbagai materi disajikan narasumber. Antara lain, perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka, Asesmen Diagnostik dan Pembelajaran Berdiferensiasi.
Peserta workshop adalah guru guru yang tergabung dalam KKG di gugus masing – masing. Workshop dimulai di gugus IV Kecamatan Air Putih pada (5/8) dibuka oleh Ketua KKG gugus 1V (empat ) Suryani S.Pd. Dilanjut workshop di gugus 1V Medang Deras dan di gugus 1 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.
Salah satu pemateri dalam kegiatan ini adalah Lili Gusni, guru dari UPT SDN 28 Indrapura Kabupaten Batu Bara yang merupakan Guru Penggerak Angkatan 3 dan Pengajar Praktik Angkatan 9. Dalam kesempatan ini, Lili membersamai guru-guru peserta pelatihan dengan materi Asesmen Dignostik.
Dikatakan Lili, saat ini Kabupaten Batu Bara telah menerapkan Kurikulum Merdeka (Kumer) walau belum keseluruhan, masih di kelas satu dan empat. Dan masih banyak guru-guru di Batu Bara khususnya di gugus empat yang belum paham tentang Kurikulum Merdeka (Kumer) ini.
Disebutkan Lili, Asesmen Diagnostik sendiri terdiri dari dua yaitu Asesmen Diagnostik non – Kognitif dan Asesmen Diagnostik Kognitif. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Masing-masing sekolah mengirim guru kelas 1 dan 4 dan guru mata pelajaran agar dapat mengikuti dan mengupgrade ilmu.
‘’Keuntungan bagi peserta didik di dalam asesmen tersebut adalah mereka merasa nyaman dalam belajar karena tidak merasa terbebani. Keuntungan bagi guru, capaian pembelajaran akan berhasil,’’ujar Lili yang juga Fasda Komunikasi Kabupaten Batu Bara Program Pintar Tanoto Foundation ini.
Ditambahkan Lili, setiap peserta didik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itulah mengapa, guru harus bisa memahami apa kelebihan dan kekurangan setiap peserta didik guna merancang strategi pembelajaran yang tepat. Semua itu bisa dicapai melalui suatu penilaian yang disebut Asesmen Diagnostik. Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.
Dalam workshop ini, para guru bukan hanya mendengarkan pemaparan namun tetap mempraktikkan dan membuat asesmen dan merancang Pembelajaran Berdiferensiasi. Kemudian, satu persatu kelompok mempersentasikan hasilnya dan kelompok lain memberikan saran atau kritik namun yang membangun. ‘’Tidak lupa pula dalam kegiatan ini kami melakukan ice breaking agar guru-guru tambah bersemangat. Lalu setelah selesai kami melakukan refleksi, bagaimana kegiatan ini agar apa yang kurang kedepannya dapat diperbaiki,’’sebut Lili.
Workshop IKM ini sambut antusias peserta. Mereka mendapatkan pemahaman dari materi yang disajikan narasumber. Seperti disampaikan salah satu peserta, Mugiani S.Pd. “Asesmen Diagnotik dapat membantu guru khususnya dan peserta didik umumnya. Apalagi untuk kelas awal yang memang guru belum mengerti peserta didik yang akan dihadapi,’’ujarnya.
Pengakuan sama disampaikan peserta lainnya, guru UPT SDN 10 Pematang Cengkering Rika Yanti Sihotang S.Pd. SD. Rika mengaku sebelumnya masih belum paham apa itu IKM. Setelah kegiatan KKG ini, ia sudah mulai paham perbedaan Kurtilas dan IKM.
“Pelatihan Kumer harus sering dilakukan, karena banyaknya guru yang belum memahami Kumer. Harapannya dengan adanya pelatihan ini dapat membantu guru untuk lebih memahami Kumer sehingga dapat diaplikasikan di kelas masing – masing,’’ujar Guru UPT SDN 18 Tanjung Kubah Haris Muda Kurniawan S.Pd.
Lili bersama rekan lainnya yang memberikan materi juga berharap, guru-guru di KKG terus semangat mengembangkan pengetahuan. Saya berharap kepada guru-guru untuk terus belajar jangan pernah berhenti. Semoga apa yang kami paparkan dapat diaplikasikan dan pembelajaran yang berpihak kepada murid dapat terlaksana di kelas kita masing-masing,’’sebutnya. (rel/sih)