25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Merasa Kecewa, Demokrat Sumut Turunkan Baleho Anies Baswedan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPD Demokrat Sumut, menurunkan baleho bergambarkan Anies Baswedan. Hal ini sebagai bentuk rasa kekecewaan terhadap putusan sepihak NasDem, yang memasangkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Penurunan baleho Anies Baswedan itu dilaksanakan di Kantor DPD Demokrat Sumut, di Jalan Jendral Sudirman, Kota Medan, Kamis (31/8/2023) malam. Demokrat atas keputusan sepihak ini, merasa dikhianati oleh NasDem, yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.

“Jadi sebagaimana teman-teman media ketahui, Sekjen Demokrat mengeluarkan rilis tentang kegiatan Koalisi Perubahan yang dilakoni oleh Demokrat, PKS, dan NasDem dalam rangka mengusung Anies Baswedan sebagai Capres,” jelas Ketua DPD Demokrat Sumut, M Lokot Nasution kepada wartawan.

Lokot mengatakan bahwa dalam keterangan pers disampaikan oleh Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya, bahwa Anies Baswedan dan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, tanpa berkoordinasi dengan Demokrat dan PKS, mengambil sebuah kebijakan dengan mengajak PKB sebagai mitra koalisi.

“Dan langsung menetapkan Mas Muhaimin Iskandar sebagai Cawapresnya Mas Anies. Lah, ke mana selama ini persyaratan yang sudah disusun itu, tentang kriteria-kriteria yang disepakati bersama untuk jadi calon Wakil Presiden. Kita harus Mas AHY, enggak ada pernah bilang gitu kita harus Mas AHY,” ucap Lokot.

Lokot menyayangi sikap dari NasDem dalam menentukan Cawapres Anies Baswedan dan langkah-langkah menuju kemenangan yang disepakati, seharusnya diskusi satu sama lain. Ia mengungkapkan jangan NasDem merasa lebih tinggi dari Partai Demokrat.

“Saya sangat kecewa, karena saya Wakil Bendahara Umum sebelum jadi Ketua DPD, saya masih tinggal di Jakarta. Kami, kebetulan di Partai Demokrat komunikasi intens sekali ke DPP. Kami tahu bagaimana Partai Demokrat ini berjuang, menjaga betul arah jalan koalisi ini supaya tidak diganggu dengan pihak-pihak lain,” ungkap Lokot.

Lokot menilai bahwa keputusan sepihak NasDem mengajak koalisi PKB dalam Koalisi Perubahan dan membuat kebijakan memutuskan duet Anies Baswedan dan Cak Imin, dinilai pengkhianatan dalam kehidupan berbangsa.

Atas keputusan kebijakan sepihak itu, Lokot mengungkapkan DPD Demokrat Sumut, menunggu arahan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

“Ke depan, DPD Demokrat Sumut menunggu arahan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono. Tetapi, yang paling jelek sekali dalam kehidupan berbangsa adalah pengkhianatan,” ucap Lokot.

Lokot mengungkapkan rasa kekecewaan atas keputusan sepihak itu. Ia mengatakan bahwa darah penghianat itu, halal ditumpahkan. Bahkan, Indonesia dijajah, karena ada penghianatan.

“Di negara ini masih boleh orang salah. Tapi kalau berkhianat, darahnya pun halal ditumpahkan. Negara ini, karena bisa dijajah Belanda karena para pengkhianat-pengkhianat itu,” sebut Lokot.

Lanjut, Lokot mengatakan sangat kecewa, karena saat menjadi Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat, sebelum menjadi Ketua DPD Demokrat Sumut, masih tinggal di Jakarta, komunikasi sangat intens sekali ke DPP Partai Demokrat.

“Kami tahu bagaimana Partai Demokrat ini berjuang, menjaga betul arah jalan Koalisi Perubahan ini supaya tidak diganggu dengan pihak-pihak lain,” ungkapnya.

Lokot mencontohkan ketika NasDem saat kadernya tersangkut kasus korupsi BTS, Partai Demokrat karena merasa NasDem adalah kawan, maka dibela.

“Ingat, di media sosial, di udara atau di darat, Partai Demokrat memiliki pasukan organik, bukan bot, yang punya narasi sangat bagus dan bisa dipertanggungjawabkan ketika menyampaikan apa saja dalam membela Koalisi Perubahan,” tandas Lokot.(gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPD Demokrat Sumut, menurunkan baleho bergambarkan Anies Baswedan. Hal ini sebagai bentuk rasa kekecewaan terhadap putusan sepihak NasDem, yang memasangkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Penurunan baleho Anies Baswedan itu dilaksanakan di Kantor DPD Demokrat Sumut, di Jalan Jendral Sudirman, Kota Medan, Kamis (31/8/2023) malam. Demokrat atas keputusan sepihak ini, merasa dikhianati oleh NasDem, yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.

“Jadi sebagaimana teman-teman media ketahui, Sekjen Demokrat mengeluarkan rilis tentang kegiatan Koalisi Perubahan yang dilakoni oleh Demokrat, PKS, dan NasDem dalam rangka mengusung Anies Baswedan sebagai Capres,” jelas Ketua DPD Demokrat Sumut, M Lokot Nasution kepada wartawan.

Lokot mengatakan bahwa dalam keterangan pers disampaikan oleh Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya, bahwa Anies Baswedan dan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, tanpa berkoordinasi dengan Demokrat dan PKS, mengambil sebuah kebijakan dengan mengajak PKB sebagai mitra koalisi.

“Dan langsung menetapkan Mas Muhaimin Iskandar sebagai Cawapresnya Mas Anies. Lah, ke mana selama ini persyaratan yang sudah disusun itu, tentang kriteria-kriteria yang disepakati bersama untuk jadi calon Wakil Presiden. Kita harus Mas AHY, enggak ada pernah bilang gitu kita harus Mas AHY,” ucap Lokot.

Lokot menyayangi sikap dari NasDem dalam menentukan Cawapres Anies Baswedan dan langkah-langkah menuju kemenangan yang disepakati, seharusnya diskusi satu sama lain. Ia mengungkapkan jangan NasDem merasa lebih tinggi dari Partai Demokrat.

“Saya sangat kecewa, karena saya Wakil Bendahara Umum sebelum jadi Ketua DPD, saya masih tinggal di Jakarta. Kami, kebetulan di Partai Demokrat komunikasi intens sekali ke DPP. Kami tahu bagaimana Partai Demokrat ini berjuang, menjaga betul arah jalan koalisi ini supaya tidak diganggu dengan pihak-pihak lain,” ungkap Lokot.

Lokot menilai bahwa keputusan sepihak NasDem mengajak koalisi PKB dalam Koalisi Perubahan dan membuat kebijakan memutuskan duet Anies Baswedan dan Cak Imin, dinilai pengkhianatan dalam kehidupan berbangsa.

Atas keputusan kebijakan sepihak itu, Lokot mengungkapkan DPD Demokrat Sumut, menunggu arahan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

“Ke depan, DPD Demokrat Sumut menunggu arahan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono. Tetapi, yang paling jelek sekali dalam kehidupan berbangsa adalah pengkhianatan,” ucap Lokot.

Lokot mengungkapkan rasa kekecewaan atas keputusan sepihak itu. Ia mengatakan bahwa darah penghianat itu, halal ditumpahkan. Bahkan, Indonesia dijajah, karena ada penghianatan.

“Di negara ini masih boleh orang salah. Tapi kalau berkhianat, darahnya pun halal ditumpahkan. Negara ini, karena bisa dijajah Belanda karena para pengkhianat-pengkhianat itu,” sebut Lokot.

Lanjut, Lokot mengatakan sangat kecewa, karena saat menjadi Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat, sebelum menjadi Ketua DPD Demokrat Sumut, masih tinggal di Jakarta, komunikasi sangat intens sekali ke DPP Partai Demokrat.

“Kami tahu bagaimana Partai Demokrat ini berjuang, menjaga betul arah jalan Koalisi Perubahan ini supaya tidak diganggu dengan pihak-pihak lain,” ungkapnya.

Lokot mencontohkan ketika NasDem saat kadernya tersangkut kasus korupsi BTS, Partai Demokrat karena merasa NasDem adalah kawan, maka dibela.

“Ingat, di media sosial, di udara atau di darat, Partai Demokrat memiliki pasukan organik, bukan bot, yang punya narasi sangat bagus dan bisa dipertanggungjawabkan ketika menyampaikan apa saja dalam membela Koalisi Perubahan,” tandas Lokot.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/