MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Afif Nasution memang sudah santer disebut-sebut bakal maju sebagai Wali Kota Medan pada Pilkada serentak 2020 mendatang. Namun hingga kini, suami Kahiyang Ayu itu belum ada mendaftar ke salah satu partai politik yang sudah membuka penjaringan bakal calon (balon)n
Sebelumnya, Bobby sudah mengutus perwakilannya untuk mengambil formulir pendaftaran ke DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada 13 September lalu. Namun hingga kini, Bobby belum juga mengembalikan formulir pendaftaran sekaligus menyerahkan berkas syarat-syarat pendaftaran, baik ke DPC PDI Perjuangan Medan maupun DPD PDI Perjuangan Sumut.
Memang disebutkan Ketua DPD PDIP Sumut, Japorman Saragih, pendaftaran bakal calon kepala daerah di partainya melalui tiga pintu yakni DPC, DPD, dan DPP. “Kalau DPC dan DPD bersifat memberitahukan dan mengajukan. Sedangkan DPP sebagai yang memutuskan. Keputusan DPP itu wajib untuk didukung dan dilaksanakan. Kita siap memenangkan pasangan yang diusung,” katanya.
Diakui Japorman, nama Bobby Afif Nasution tidak terdaftar sebagai bakal calon yang mengembalikan formulir melalui DPC PDIP Medan. Bahkan, Bobby juga belum ada mendaftar ke DPD PDI Perjuangan Sumut. “Tapi belum diketahui secara pasti, apakah Bobby mendaftar melalui DPP PDIP di Jakarta,” kata dia.
Meski belum mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Medan pada tahap penjaringan, namun PDI Perjuangan terkesan masih membuka pintu buat Bobby. Kepada Sumut Pos, Ketua DPC PDIP Medan, Hasyim SE mengatakan, pihaknya akan selalu menyambut dan mendukung penuh bila hal itu memang merupakan keputusan dari DPP PDIP.
“Kota Medan ini butuh banyak perubahan, dan tokoh muda seperti Bobby memang bisa menjadi salah satu tokoh yang layak diusung. Kalau memang DPP memutuskan beliau untuk maju di Pilkada Medan, ya kenapa tidak. Siapapun yang nantinya akan dipilih oleh DPP, kita di daerah pasti siap mendukungnya,” tegasnya.
Demikian juga dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ketua DPW NasDem Sumut, Iskandar menilai, menantu Presiden Jokowi itu sebagai sosok potensial. NasDem, kata dia, sudah sejak lama memonitor nama-nama yang berpotensi untuk bisa diusung pada Pilkada Medan 2020. “Tentu saja sebenarnya NasDem sudah memonitor yang NasDem yakin dan percaya, ada tokoh pemuda yang punya potensi untuk membangun kota Medan dan kriteria itu ada pada Bobby Nasution,” ujar Iskandar beberapa waktu lalu.
Namun begitu, hingga kemarin, Bobby belum juga mengambil formulir di DPD Partai NasDem Kota Medan yang telah membuka penjaringan bakal calon Wali Kota Medan dan Wakil Wali Kota Medan sejak 23 September lalu.
Belakangan, Ketua DPW PKS Sumut Hariyanto menyebutkan, kemungkinan partainya untuk mengusung menantu Presiden Jokowi tersebut di Pilkada Medan memang sangat terbuka. “Pastinya masih sangat memungkinkan,” katanya usai menerima kunjungan Ketua DPW Partai NasDem, Kamis (3/10).
Menyikapi kemungkinan PKS berkoalisi mengusung Bobby Nasution di Pilkada Medan, Ketua DPC Gerindra Medan, Bobby Oktavianus Zulkarnain menegaskan, bahwa koalisi yang sudah sejak lama terbangun antara Gerindra dan PKS bukanlah koalisi abadi dan memang bukan merupakan koalisi yang harus selalu terjadi.
“Ya kita tidak membantah, kalau Gerindra dan PKS sering sejalan dan berkoalisi. Itu sudah terjadi dari hulu ke hilir, dari pusat hingga ke daerah. Tapi kan bukan berarti sudah pasti koalisi itu akan tetap terjadi, sah-sah saja kalau memang pada satu hari Gerindra dan PKS punya pandangan dan keputusan yang berbeda,” ucapnya.
Bobby mengatakan, bila benar nantinya PKS akan mendukung Bobby Nasution pada Pilkada Medan 2020, maka ia dan partainya akan berbesar hati menghormati keputusan itu. “Tapi sekali lagi harus kita tegaskan, itukan baru kemungkinan, sedangkan semua kemungkinan bisa saja terjadi.
Kalau hanya sekadar lobi-lobi politik, saya pikir itu belum bisa dijadikan barometer akan terjadinya koalisi. Karena dalam kondisi saat ini, saya yakin semua partai termasuk Gerindra sendiri akan membuka komunikasi seluas-luasnya dengan semua pihak. Begitu juga dengan PKS, NasDem dan partai-partai lainnya, semua pasti menbuka diri dan komunikasi dengan semua pihak,” tuturnya.
Terkait koalisi yang terjadi di pusat antara Gerindra dan PKS, Bobby mengatakan, hal itu tidak bisa dijadikan patokan karena setiap daerah belum tentu memiliki kepentingan yang sama dengan pusat. “Itu nggak bisa dijadikan patokan, lain pusat lain daerah dan semua partai juga begitu,” tegasnya.
Gerindra Buka Penjaringan
Sementara itu, Bobby juga menyebutkan, DPC Partai Gerindra Kota Medan dalam waktu dekat akan membuka penjaringan balon wali kota dan wakil wali kota yang akan bertarung di Pilkada Medan 2020. “Penjaringan akan dibuka secara serentak di 23 daerah yang menggelar Pilkada se- Sumut,” ujarnya.
Bobby menuturkan, draft mengenai penjaringan balon kepala daerah untuk Pilkada 2020 telah disusun oleh DPD Gerindra Sumut. “Tahapan, jadwal dan agenda sudah disusun oleb DPD dan telah diajukan ke DPP, tinggal menunggu persetujuan,” jelasnya.
Berkaca pada Pilkada Medan 2015 lalu, kata dia, Partai Gerindra juga membuka penjaringan. “Penjarigan dibuka secara terbuka, baik kader dan nonkader silahkan mendaftar,” ungkapnya.
Diakuinya, ada beberapa nama yang mulai mencuat dari Partai Gerindra untuk Pilkada Medan yakni Dahnil Anzar Simanjuntak dan Ihwan Ritonga. Keduanya berasal dari kalangan internal. “Belum ada kepastian mengenai keduanya, karena memang DPP belum membuat keputusan,” paparnya.
Komunikasi politik, diakuinya tetap terbuka dengan siapa saja. Termasuk partai politik yang dahulu bersebrangan di Pilpres 2019. “Gerindra dan PDIP saat ini hubungan sudah harmonis, pilpres dan pilkada berbeda. Jadi dengan siapa saja bisa berkoalisi,” paparnya. (map/bbs)