24 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Golkar & PDIP Masih Teratas

MEDAN- Proses penghitungan suara (real count) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah Sumut masih menempatkan PDI-P dan Partai Golkar  sebagai pemenang Pemilu di Sumut. Hingga Kamis (10/4) malam baru terkumpul suara dari sebanyak 1.143 TPS atau sekitar 3,78 persen suara.

Tim Teknologi Informasi (Information Technology/IT) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) melakukan real count dari para saksi yang ditempatkan di 30.273 TPS untuk memantau coblosan 9.733.497 pemilih sesuai daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan oleh KPUD Sumutn

Logo Golkar
Logo Golkar

“Hingga malam ini baru terkumpul sekitar 3 persen suara. Itu pun masih diperoleh dari daerah pemilihan Sumut 2 dan 3 untuk DPR RI. Kami terus menunggu hasil dari saksi-saksi TPS. Tetapi karena penghitungan berjalan lambat, data belum bisa dikirimkan ke server dengan cepat,” kata Wakil Sekretaris DPD PDI-P Sumut, Sutarto, kepada Sumut Pos di kantornya Jalan Hayam Wuruk, Medan, Kamis (10/4).

Proses pengumpulan suara berbasis TPS ini juga mengalami kendala keterbatasan tenaga lapangan. Dikatakan dia, hingga Rabu (9/4) malam, banyak proses rekapitulasi suara yang belum selesai di TPS sehingga tenaga saksi mengalami kelelahan.

“Kami tetap menunggu data dari masing-masing saksi, karena masih sedikit yang masuk. Sistemnya kan C-1 itu masuk di setiap DPC, supaya kita bisa lihat langsung di sini dan di kabupaten/kota. Ada juga langsung disampaikan secara manual ke DPD Sumut hari ini,” ujarnya.

Faktor lain, menurut Sutarto, adalah kondisi geografis yang membuat pengiriman data dari kecamatan ke kabupaten/kota terhambat.

“Harapannya dalam tiga hari ini dari seluruh DPC sudah masuk semua. Mudah-mudahan bisa (penghitungan) selesai dengan akurasi data yang bisa dipertanggungjawabkan. Kami kan sudah siapkan tim IT yang terlatih,” tandasnya.

Ketua Umum DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah menegaskan pihaknya tetap menunggu hasil penghitungan dari KPU. Dalam pantauan kader beringin di berbagai kabupaten/kota di Sumut, menurut Ajib, hasilnya sangat baik.

‘’Berdasarkan survei dari LSI, Golkar di Sumut mendapat suara terbanyak pertama. Ini buah dari kerja keras kader dan caleg kita bersosialisasi di masyarakat,’’ katanya.

Sejauh ini, lanjut Ajib, program yang diusung Golkar Sumut terbukti berhasil sehingga memberikan dukungannya kepada Golkar. ‘’Jadi Golkar optimistis menduduki peringkat teratas perolehan suara di Sumut dan Indonesia,’’ dia menguatkan.

Dikontak di Jakarta, kemarin, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham mengaku juga optimistis dengan raihan suara Golkar di Sumut. Alasannya karena Sumut merupakan salah satu lumbung suara partai yang diketuai Aburizal Bakrie tersebut.

“Di Sumut, gubernurnya bolehlah dari PKS. Tapi, di sini (Jawa Barat) ini basis suara kita (Golkar). Golkar pasti menang di sini,” kata Idrus, saat ditemui di Gedung DPP Golkar, Jakarta.

Menurut Idrus, sejumlah kemenangan juga akan diraih Golkar pada provinsi-provinsi lain. Karena wilayah pemilihan seperti di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah dan Barat, serta Yogyakarta, adalah basis suara Golkar.

Ketika ditanya berapa persentase kemenangan Golkar pada wilayah tersebut, Idrus mengatakan, memang belum memiliki data. Akan tetapi, yakin dia, prediksinya itu, tidak akan salah. “Angka-angkanya, antara harapan dan fakta saja,” ujarnya.

Terkait persaingan antara Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Sumut, ia menanggapi santai. Menurut dia, persaingan suara beringin akan imbang dengan suara si banteng moncong putih.

“Kalau di Sumut, kita (Golkar) bersaing lah dengan PDI-P,” tukasnya. Idrus menjelaskan, jika Golkar berada pada posisi juara, maka, ditaksir dia, PDI-P bakal menyusul di peringkat kedua. “Ya, akan beda-beda tipis lah. Nggak jauh-jauh,” pungkasnya.

Kendati masih menunggu hasil penghitungan suara secara manual, Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut, Fadli Nurzal, mengucapkan selamat kepada Partai Golkar dan PDI-P yang merajai quick count sejumlah lembaga survei. Kemenangan itu, lanjut Fadli, merupakan kemenangan pesta demokrasi pada masa reformasi.

Saat disinggung soal perolehan suara PPP yang mengalami penurunan, Fadli justru membantahnya. “Saya menganggap (PPP) tidak mengalami penurunan. Kita masih bertahan pada posisi seperti Pemilu 2009,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan soal isu penggulingan Suryadharma Ali dari kursi ketum DPP karena dianggap melanggar marwah partai, Fadli menolak berkomentar lebih jauh. “Kami masih konsentrasi penghitungan suara dari berbagai daerah. Soal itu tunggu kebijakan partai saja,” tukasnya.

Pengurus PPP Sumut, kata dia, akan mengambil langkah sesuai koridor partai. “Tindakan itu untuk menyelamatkan partai agar tak tercabik-cabik oleh kepentingan sekelompok atau kemauan individu,” katanya.

Hasil quick count yang menempatkan PDI-P dan Golkar menjadi pemenang dalam Pemilu di Sumut juga disampaikan Sekjen DPW Partai NasDem Sumut, Iskandar ST. “Kami dari Partai NasDem Sumut mengucapkan selamat kepada kolega kami dari PDI-P dan Golkar,” katanya.

Lebih lanjut, dikatakan Iskandar, kemenangan dua parpol itu sudah sepantasnya diperoleh mengingat PDI-P dan Golkar adalah partai tua yang sudah berpengalaman dalam kancah perpolitikan lokal dan nasional.

“Kami (NasDem) juga bangga dengan hasil saat ini. Sebagai partai yang baru lahir, tapi sudah meraih prestasi yang cukup membanggakan, meskipun tak sampai lima besar. Sekarang tinggal menunggu penghitungan suara secara manual,” ujarnya.

Iskandar optimistis Partai Nasdem akan mendudukkan kader-kader terbaiknya di kursi DPRD kabupaten kota, DPRD provinsi, dan DPR RI di Jakarta.

Menanggapi hasil partainya yang melorot jauh dalam Pemilu 2014, Wasekjen DPD Partai Demokrat Sumut Sopar Siburian mengatakan perolehan suara 10 hingga 11 persen justru membantah prediksi sejumlah lembaga survei yang mengatakan Demokrat hanya akan mendapatkan 6 sampai 7 persen suara pemilih.

‘’Atas hasil ini kami menganggap masyarakat sebenarnya masih memberikan kepercayaan kepada Demokrat. Artinya masih memiliki potensi untuk berhasil di masa depan. Kami sebagai kader menganggap partai ini sebagai aset bangsa dan negara,’’ ujarnya.

Sopar mengingatkan para kader Demokrat di Sumut mengintrospeksi kehilangan suara hingga mencapai 100 persen. Begitupun dia optimistis Demokrat masuk jajaran tiga besar di Sumut.

‘’Kader di lapisan kedua (tingkat provinsi) sebenarnya bagus, yang rusak itu kan kader di lapisan pertama (pusat),’’ dia berkilah.

Akan halnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang melonjak suaranya dua kali lipat dalam Pemilu 2004, diungkapkan Ketum DPD PKB Sumut Ance Selian, sebagai realisasi atas berbagai laporan yang disampaikan seluruh kader di tingkat kelurahan.

‘’Alhamdulillah, perolehan suara PKB meningkat dari Pemilu sebelumnya. Ini karena pola hubungan yang kita jalani dengan baik dalam masyarakat,’’ katanya. Tak lupa, Ance mengucapkan terima kasih untuk dukungan masyarakat kepada PKB sehingga suara partai besutan Gus Dur itu melonjak suaranya hingga seratus persen dalam quick count yang digelar sejumlah lembaga survei.

Dihubungi Sumut Pos, kemarin, Ketua Umum DPD PDI-P Sumut Panda Nababan juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Sumut dalam pemilu 2014. Sebagai parpol yang konsisten mengkritisi kebijakan pemerintah di DPR, Panda berpendapat, perolehan suara yang cukup signifikan adalah buahnya.

Kendati begitu, Panda melihat hasil quick count sebagai angka belaka karena hasil suara yang riil masih akan terus dijaga hingga masa rekapitulasi di KPU. ‘’Terima kasih untuk media yang memberikan informasi positif tentang politik,’’ ujarnya.

Sekretaris DPW PKS Sumut Satrya Yudha Wibowo berpendapat, meski berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei perolehan suara PKS terbilang rendah, namun secara riil diyakini akan meningkat.

Keyakinan ini ia ungkapkan menujuk atas survei yang dilakukan partai bernomor urut 3 tersebut. “Ya, suara kita rendah pada Pileg ini, tapi kita optimis berdasarkan hitungan resmi KPU, suara PKS akan ada kenaikan,” papar Satrya saat dihubungi Sumut Pos, Kamis (10/4) malam, perihal anjloknya suara PKS pada Pileg 2014.

Seperti partai politik lainnya, ujar Satrya, PKS juga melakukan survei Pileg se-Indonesia. Hasilnya, suara PKS tak jauh berbeda seperti periode 2009 lalu.

“Sebenarnya secara persentase, kita tak jauh beda dengan periode sebelumnya, yakni 8-9 persen. Hal itu berdasarkan angka berbagai lembaga survei, termasuk apa yang dilakukan juga oleh PKS, dimana hasilnya suara kita bisa mencapai 10 persen,” sebutnya.

Ia menganggap meskipun perolehan partainya kecil pada 2014, namun peta kekuatan di tingkatan parlemen tidak akan berpengaruh banyak.

“Keterwakilan kita di parlemen nanti saya prediksi hanya 5-6 saja selisihnya dari partai pemenang,” jelasnya.

Apalagi, sambung dia, besar kemungkinan PKS akan berkoalisi dengan Golkar dan Hanura. “Untuk Sumut kemungkinan kita tak kesulitan saat berada di parlemen, sebab kita juga berkoalisi dengan Golkar dan Hanura. Jadi mengenai peta kekuatan kita tidak gentar,” ucapnya. (bal/rud/mag-6/val)

MEDAN- Proses penghitungan suara (real count) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah Sumut masih menempatkan PDI-P dan Partai Golkar  sebagai pemenang Pemilu di Sumut. Hingga Kamis (10/4) malam baru terkumpul suara dari sebanyak 1.143 TPS atau sekitar 3,78 persen suara.

Tim Teknologi Informasi (Information Technology/IT) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) melakukan real count dari para saksi yang ditempatkan di 30.273 TPS untuk memantau coblosan 9.733.497 pemilih sesuai daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan oleh KPUD Sumutn

Logo Golkar
Logo Golkar

“Hingga malam ini baru terkumpul sekitar 3 persen suara. Itu pun masih diperoleh dari daerah pemilihan Sumut 2 dan 3 untuk DPR RI. Kami terus menunggu hasil dari saksi-saksi TPS. Tetapi karena penghitungan berjalan lambat, data belum bisa dikirimkan ke server dengan cepat,” kata Wakil Sekretaris DPD PDI-P Sumut, Sutarto, kepada Sumut Pos di kantornya Jalan Hayam Wuruk, Medan, Kamis (10/4).

Proses pengumpulan suara berbasis TPS ini juga mengalami kendala keterbatasan tenaga lapangan. Dikatakan dia, hingga Rabu (9/4) malam, banyak proses rekapitulasi suara yang belum selesai di TPS sehingga tenaga saksi mengalami kelelahan.

“Kami tetap menunggu data dari masing-masing saksi, karena masih sedikit yang masuk. Sistemnya kan C-1 itu masuk di setiap DPC, supaya kita bisa lihat langsung di sini dan di kabupaten/kota. Ada juga langsung disampaikan secara manual ke DPD Sumut hari ini,” ujarnya.

Faktor lain, menurut Sutarto, adalah kondisi geografis yang membuat pengiriman data dari kecamatan ke kabupaten/kota terhambat.

“Harapannya dalam tiga hari ini dari seluruh DPC sudah masuk semua. Mudah-mudahan bisa (penghitungan) selesai dengan akurasi data yang bisa dipertanggungjawabkan. Kami kan sudah siapkan tim IT yang terlatih,” tandasnya.

Ketua Umum DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah menegaskan pihaknya tetap menunggu hasil penghitungan dari KPU. Dalam pantauan kader beringin di berbagai kabupaten/kota di Sumut, menurut Ajib, hasilnya sangat baik.

‘’Berdasarkan survei dari LSI, Golkar di Sumut mendapat suara terbanyak pertama. Ini buah dari kerja keras kader dan caleg kita bersosialisasi di masyarakat,’’ katanya.

Sejauh ini, lanjut Ajib, program yang diusung Golkar Sumut terbukti berhasil sehingga memberikan dukungannya kepada Golkar. ‘’Jadi Golkar optimistis menduduki peringkat teratas perolehan suara di Sumut dan Indonesia,’’ dia menguatkan.

Dikontak di Jakarta, kemarin, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham mengaku juga optimistis dengan raihan suara Golkar di Sumut. Alasannya karena Sumut merupakan salah satu lumbung suara partai yang diketuai Aburizal Bakrie tersebut.

“Di Sumut, gubernurnya bolehlah dari PKS. Tapi, di sini (Jawa Barat) ini basis suara kita (Golkar). Golkar pasti menang di sini,” kata Idrus, saat ditemui di Gedung DPP Golkar, Jakarta.

Menurut Idrus, sejumlah kemenangan juga akan diraih Golkar pada provinsi-provinsi lain. Karena wilayah pemilihan seperti di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah dan Barat, serta Yogyakarta, adalah basis suara Golkar.

Ketika ditanya berapa persentase kemenangan Golkar pada wilayah tersebut, Idrus mengatakan, memang belum memiliki data. Akan tetapi, yakin dia, prediksinya itu, tidak akan salah. “Angka-angkanya, antara harapan dan fakta saja,” ujarnya.

Terkait persaingan antara Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Sumut, ia menanggapi santai. Menurut dia, persaingan suara beringin akan imbang dengan suara si banteng moncong putih.

“Kalau di Sumut, kita (Golkar) bersaing lah dengan PDI-P,” tukasnya. Idrus menjelaskan, jika Golkar berada pada posisi juara, maka, ditaksir dia, PDI-P bakal menyusul di peringkat kedua. “Ya, akan beda-beda tipis lah. Nggak jauh-jauh,” pungkasnya.

Kendati masih menunggu hasil penghitungan suara secara manual, Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut, Fadli Nurzal, mengucapkan selamat kepada Partai Golkar dan PDI-P yang merajai quick count sejumlah lembaga survei. Kemenangan itu, lanjut Fadli, merupakan kemenangan pesta demokrasi pada masa reformasi.

Saat disinggung soal perolehan suara PPP yang mengalami penurunan, Fadli justru membantahnya. “Saya menganggap (PPP) tidak mengalami penurunan. Kita masih bertahan pada posisi seperti Pemilu 2009,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan soal isu penggulingan Suryadharma Ali dari kursi ketum DPP karena dianggap melanggar marwah partai, Fadli menolak berkomentar lebih jauh. “Kami masih konsentrasi penghitungan suara dari berbagai daerah. Soal itu tunggu kebijakan partai saja,” tukasnya.

Pengurus PPP Sumut, kata dia, akan mengambil langkah sesuai koridor partai. “Tindakan itu untuk menyelamatkan partai agar tak tercabik-cabik oleh kepentingan sekelompok atau kemauan individu,” katanya.

Hasil quick count yang menempatkan PDI-P dan Golkar menjadi pemenang dalam Pemilu di Sumut juga disampaikan Sekjen DPW Partai NasDem Sumut, Iskandar ST. “Kami dari Partai NasDem Sumut mengucapkan selamat kepada kolega kami dari PDI-P dan Golkar,” katanya.

Lebih lanjut, dikatakan Iskandar, kemenangan dua parpol itu sudah sepantasnya diperoleh mengingat PDI-P dan Golkar adalah partai tua yang sudah berpengalaman dalam kancah perpolitikan lokal dan nasional.

“Kami (NasDem) juga bangga dengan hasil saat ini. Sebagai partai yang baru lahir, tapi sudah meraih prestasi yang cukup membanggakan, meskipun tak sampai lima besar. Sekarang tinggal menunggu penghitungan suara secara manual,” ujarnya.

Iskandar optimistis Partai Nasdem akan mendudukkan kader-kader terbaiknya di kursi DPRD kabupaten kota, DPRD provinsi, dan DPR RI di Jakarta.

Menanggapi hasil partainya yang melorot jauh dalam Pemilu 2014, Wasekjen DPD Partai Demokrat Sumut Sopar Siburian mengatakan perolehan suara 10 hingga 11 persen justru membantah prediksi sejumlah lembaga survei yang mengatakan Demokrat hanya akan mendapatkan 6 sampai 7 persen suara pemilih.

‘’Atas hasil ini kami menganggap masyarakat sebenarnya masih memberikan kepercayaan kepada Demokrat. Artinya masih memiliki potensi untuk berhasil di masa depan. Kami sebagai kader menganggap partai ini sebagai aset bangsa dan negara,’’ ujarnya.

Sopar mengingatkan para kader Demokrat di Sumut mengintrospeksi kehilangan suara hingga mencapai 100 persen. Begitupun dia optimistis Demokrat masuk jajaran tiga besar di Sumut.

‘’Kader di lapisan kedua (tingkat provinsi) sebenarnya bagus, yang rusak itu kan kader di lapisan pertama (pusat),’’ dia berkilah.

Akan halnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang melonjak suaranya dua kali lipat dalam Pemilu 2004, diungkapkan Ketum DPD PKB Sumut Ance Selian, sebagai realisasi atas berbagai laporan yang disampaikan seluruh kader di tingkat kelurahan.

‘’Alhamdulillah, perolehan suara PKB meningkat dari Pemilu sebelumnya. Ini karena pola hubungan yang kita jalani dengan baik dalam masyarakat,’’ katanya. Tak lupa, Ance mengucapkan terima kasih untuk dukungan masyarakat kepada PKB sehingga suara partai besutan Gus Dur itu melonjak suaranya hingga seratus persen dalam quick count yang digelar sejumlah lembaga survei.

Dihubungi Sumut Pos, kemarin, Ketua Umum DPD PDI-P Sumut Panda Nababan juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Sumut dalam pemilu 2014. Sebagai parpol yang konsisten mengkritisi kebijakan pemerintah di DPR, Panda berpendapat, perolehan suara yang cukup signifikan adalah buahnya.

Kendati begitu, Panda melihat hasil quick count sebagai angka belaka karena hasil suara yang riil masih akan terus dijaga hingga masa rekapitulasi di KPU. ‘’Terima kasih untuk media yang memberikan informasi positif tentang politik,’’ ujarnya.

Sekretaris DPW PKS Sumut Satrya Yudha Wibowo berpendapat, meski berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei perolehan suara PKS terbilang rendah, namun secara riil diyakini akan meningkat.

Keyakinan ini ia ungkapkan menujuk atas survei yang dilakukan partai bernomor urut 3 tersebut. “Ya, suara kita rendah pada Pileg ini, tapi kita optimis berdasarkan hitungan resmi KPU, suara PKS akan ada kenaikan,” papar Satrya saat dihubungi Sumut Pos, Kamis (10/4) malam, perihal anjloknya suara PKS pada Pileg 2014.

Seperti partai politik lainnya, ujar Satrya, PKS juga melakukan survei Pileg se-Indonesia. Hasilnya, suara PKS tak jauh berbeda seperti periode 2009 lalu.

“Sebenarnya secara persentase, kita tak jauh beda dengan periode sebelumnya, yakni 8-9 persen. Hal itu berdasarkan angka berbagai lembaga survei, termasuk apa yang dilakukan juga oleh PKS, dimana hasilnya suara kita bisa mencapai 10 persen,” sebutnya.

Ia menganggap meskipun perolehan partainya kecil pada 2014, namun peta kekuatan di tingkatan parlemen tidak akan berpengaruh banyak.

“Keterwakilan kita di parlemen nanti saya prediksi hanya 5-6 saja selisihnya dari partai pemenang,” jelasnya.

Apalagi, sambung dia, besar kemungkinan PKS akan berkoalisi dengan Golkar dan Hanura. “Untuk Sumut kemungkinan kita tak kesulitan saat berada di parlemen, sebab kita juga berkoalisi dengan Golkar dan Hanura. Jadi mengenai peta kekuatan kita tidak gentar,” ucapnya. (bal/rud/mag-6/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/