Site icon SumutPos

Diwarnai Gebrak Meja, PPP Pecat Suryadharma Ali

Suryadharma Ali
Suryadharma Ali

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konflik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kambuh lagi. Mirip dengan konflik yang pertama, perseteruan jilid II ini kubu Sekretaris Jenderal PPP, Romahurmuzy pun mengeluarkan keputusan memecat Suryadharma Ali (SDA) dari kursi ketua umum partai.

Bedanya, pada pemecatan 20 April 2014 dilakukan karena SDA dianggap mengambil keputusan sepihak merapat ke capres Prabowo Subianto. Untuk kali ini lantaran mantan menteri agama itu sudah menyandang status sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana haji.

“Rapat harian DPP tanggal 9 September 2014 memutuskan Suryadharma Ali sebagai Ketua Umum DPP PPP karena melanggar ART (anggaran rumah tangga),” kata Romahurmuzy membacakan hasil rapat, Rabu (10/9) dinihari. Rapat sendiri sudah dimulai Selasa malam.

Selanjutnya, kursi ketua umum diserahkan kepada Waketum PPP Emron Pangkapi yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (plt).

Politisi muda yang akrab dipanggil Romi itu berdalih, status tersangka yang disandang SDA membuat dia tidak layak memimpin partai. Dikatakan juga, status itu membuat nama baik PPP tercoreng. Bahkan Romi menyebut SDA telah menjatuhkan kehormatan PPP secara nasional.

“Karenanya, perlu diambil tindakan yang bersifat sangat segera untuk memutus keterkaitan organisasional,” ucapnya.

Romi menyebut, keputusan pemecatan SDA didukung 21 DPW PPP. Sejumlah sesepuh dan senior partai, katanya, juga telah mengimbau agar SDA segera mundur.

Rencananya, Emron akan didaulat menjadi ketua umum definitif dalam Mukernas PPP yang akan digelar pertengahan bulan ini. “Mukernas PPP akan dilaksanakan 15 hari sejak tanggal ini,” ujarnya.

Rapat juga menggagas persiapan Muktamar ke VIII, dengan Ketua steering comite (SC) Suharso Monoarfa. Muktamar VIII akan diselenggarakan antara 1 Januari 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015, yang waktu dan tempat pastinya, akan diputuskan belakangan.

Pantauan JPNN (grup SUMUTPOS.CO), rapat yang berlangsung hingga dinihari itu berlangsung panas. Suara teriakan dan meja digebrak terdengar dari ruang rapat yang terletak di lantai tiga kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat itu.

Rapat yang membahas tentang penyelenggaraan Muktamar VIII itu dimulai sekitar pukul 21.00 WIB, Selasa (9/9). Tapi entah bagaimana mulainya, sekitar pukul 00.25 WIB tiba-tiba terdengar suara beberapa orang pria saling bentak dari dalam ruang rapat.

Kegaduhan itu langsung menarik perhatian awak media yang sejak tadi menunggu di luar ruang rapat. Namun sayang, sejumlah anggota Satgas PPP yang berjaga di depan pintu ruangan menghalangi awak media untuk mendekat.

Samar-samar terdengar ada peserta rapat yang permasalahkan jabatan Ketua Umum, Suryadharma Ali. Terdengar juga ada yang menyinggung tentang posisi PPP dalam bursa pimpinan DPR RI.

Di tengah-tengah kericuhan, Wakil Ketua Umum Hasrul Azwar tiba-tiba keluar bersama seorang peserta rapat yang tidak diketahui namanya. Keduanya langsung masuk ke dalam toilet pria dan berbincang-bincang. Namun saat ditanya tentang kericuhan ia menolak untuk menjawab.

Sementara, SDA sendiri melakukan aksi walkout di tengah-tengah berlangsungnya rapat yang panas.

Kepada wartawan yang menunggu di luar ruang rapat, SDA mengaku kecewa dengan sikap para peserta rapat. Mantan Menteri Agama RI itu menyebut suasana rapat tersebut sudah “tidak sehat”.

“Karena ada rapat di dalam rapat atau sebelum rapat sudah ada rapat. Jadi dalam rapat itu sudah mengambil keputusan yang dipaksakan,” ungkap SDA yang terlihat kesal.

Menurutnya, dalam rapat mengemuka wacana agar dirinya segera lengser dari kursi ketua umum. Wacana tersebut dilontarkan oleh sejumlah petinggi partai. Ditegaskannya, sebagai ketua umum yang sah, dirinya merupakan satu-satunya orang yang memegang mandat untuk menentukan kebijakan di tubuh partai.

“Jadi bukan sekjen, bukan waketum, bukan para ketua. Mereka adalah orang yang saya angkat. Dan pada malam hari ini, mereka berusaha memberhentikan saya. Logikanya di mana? Orang yang diangkat ingin memberhentikan orang yang mengangkatnya,” ucap SDA kesal.

Dia pun mengancam akan memecat para kader yang berseberangan dengan dirinya. “Kalau mereka mengambil keputusan, saya punya keputusan sendiri. Selaku ketum, saya bisa memberhentikan siapapun,” ancamnya. (sam/dil/jpnn)

Exit mobile version