25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ihwan Tak Gentar Hadapi Bobby-Akhyar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil survei yang dirilis City Research Center (CRC) menempatkan Ihwan Ritonga di posisi teratas dengan persentase 19,7, mengalahkan bakal calon petahana Akhyar Nasution (13,4 persen), membuat Ihwan semakin pede (percaya diri) menghadapi Pilkada Medan 2020. Bahkan, politisi Partai Gerindra ini tak gentar meski harus bertarung dengan Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution maupun Bobby Afif Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo.

Menurut Ihwan, hail survey tersebut menjadi barometer baginya dan sebagai bukti kalau masyarakat menginginkan dirinya majun

sebagai calon Wali Kota Medan. “Walau kita tahu hasil survey itu bisa berubah dari waktu ke waktu, namun saya hargai itu. Saya secara pribadi berterimakasih atas hasil survey itu. Itu bukti respon positif dari masyarakat kepada saya,” ucap Ihwan kepada Sumut Pos, Selasa (10/12).

Ihwan juga optimis akan diusung Partai Gerindra di Pilkada Medan nanti, meski saat ini juga ada nama Dahnil Anzar Simanjuntak yang berkeinginan maju di Pilkada Medan. “Sejak awal saya selalu optimis, tapi saya juga selalu tekankan dengan tim, bahwa saya tidak hanya siap diusung oleh partai, tetapi juga harus siap bila tidak diusung. Partai punya penilaian sendiri dan kita harus menghargai itu, tapi di sisi lain kita juga yakin bahwa partai dapat menilai secara objektif akan sosok yang akan diusung,” bebernya.

Bila nantinya mendapatkan restu DPP Gerindra, Ihwan juga mengaku siap untuk bersaing dengan calon-calon Wali Kota Medan lainnya. Tak hanya sosok Akhyar, bahkan Ihwan mengaku siap untuk bersaing dengan Bobby Nasution. “Mmereka berdua punya kans yang besar untuk diusung PDIP, tentu kita harus siap menghadapi kemungkinan siapapun yang akan menjadi pesaing kita,” tegasnya.

Dikatakan Ihwan, kondisi persaingan itu tidak akan membuatnya gentar. Sebab, dia mengaku tidak menjadikan posisi Wali Kota Medan sebagai ambisi, melainkan pengabdian. Siapapun nantinya yang ditunjuk PDIP sebagai pesaingnya di Pilkada Medan, menurutnya hal itu tentu akan dipertimbangkan secara matang oleh partai besutan Megawati tersebut.

“Mereka pasti akan memilih yang terbaik, dan Gerindra juga akan memilih yang terbaik. Kita siap bersaing, tentunya secara sehat, bukan harus gontok-gontokan. Intinya, kita akan mengajak masyarakat untuk dapat memilih secara cerdas agar Kota Medan dapat menjadi lebih maju dari kondisi saat ini,” katanya.

Untuk itu, Ihwan mengaku telah mempersiapkan diri dalam menghadapi Pilkada Medan 2020. Tak ingin berfokus kepada siapa yang nantinya akan menjadi lawannya di Pilkada Medan, Ihwan justru mengaku lebih mempersiapkan diri pada program-program serta pendekatan secara langsung kepada masyarakat Kota Medan.

“Masyarakat harus tahu bahwa kita punya banyak cara untuk bisa membangun Kota Medan menjadi lebih baik, itu fokusnya, bukan fokus kepada siapa yang nantinya akan menjadi pesaing kita. Masyarakat Kota Medan sudah cukup cerdas untuk memilih, masyarakat cenderung akan memilih calon yang dinilai paling mengerti dan paling siap untuk membangun Kota Medan,” sebutnya.

Proses Penjaringan Masih di DPD Gerindra Sumut

Sementara proses penjaringan bakal calon Wali Kota Medan oleh Partai Gerindra Kota Medan masih berlangsung. Ada 14 nama yang mendaftar ke DPC Gerindra Kota Medan. Namun hingga saat ini, nama-nama tersebut belum diusulkan ke DPP. Hingga saat ini, prosesnya masih di tingkat DPD (provinsi).

“14 berkas pendaftar sudah kita kirim ke DPD Gerindra Sumut, sampai sekarang masih ada proses tahapan di DPD Gerindra Sumut yang harus dilalui oleh para pendaftar, yaitu proses survey independent dan wawancara,” kata Ketua DPC Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain kepada Sumut Pos, Selasa (10/12).

Setelah melalui proses tersebut, kata Bobby, barulah DPD Gerindra Sumut bersama DPC mengusulkan nama-nama balon yang mendaftar tersebut ke DPP. “Nanti setelah (prosesnya) selesai, baru kami bahas bersama, setelah itu baru di kirim ke DPP. Untuk nama-namanya kita belum tahu, apakah akan diusulkan semuanya atau akan dikerucutkan dulu sebelum kita usulkan ke DPP, itu nanti akan di bahas lagi,” ujarnya.

Sementara, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Warjio menilai, bukan tidak mungkin PDI Perjuangan dan Partai Gerindra bakal berkoalisi di Pilkada Medan. “Kalau hitungan matematika, tentu keduanya bisa mengusung calonnya masing-masing di Pilkada Medan. Tapi kalau dalam politik, semua bisa terjadi. Hitung-hitungan politik jelas berbeda,” kata Warjio kepada Sumut Pos, Selasa (10/12).

Tak hanya itu, mendaftarnya Bobby Nasution ke DPD PDIP Sumut dan membaiknya hubungan Megawati dengan Prabowo juga bisa menjadi indikasi akan bersatunya dua partai pemilik suara terbanyak di DPRD Medan tersebut. “Inikan Pilkada Medan, bukan soal 01 atau 02 lagi. Ditambah lagi hubungan Prabowo dan Megawati yang membaik, kita ketahui saat ini Prabowo masuk dalam kabinet. Selain Akhyar, nama Bobby Nasution juga maju lewat PDIP, ini juga bisa jadi potensi bersatunya kedua partai besar itu,” jelasnya.

Ditegaskan Warjio, hal itu bisa saja terjadi mengingat keputusan ada di tangan DPP. “Baik Akhyar maupun Bobby, keduanya punya potensi untuk maju, tak ada yang tak mungkin mengingat politik itu sangat cair. Begitu juga di kubu Gerindra, ada nama Ihwan Ritonga maupun Dahnil Anzhar. Mereka bisa bersatu, bisa juga tidak, karena semua keputusan ada ditangan DPP,” tutupnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil survei yang dirilis City Research Center (CRC) menempatkan Ihwan Ritonga di posisi teratas dengan persentase 19,7, mengalahkan bakal calon petahana Akhyar Nasution (13,4 persen), membuat Ihwan semakin pede (percaya diri) menghadapi Pilkada Medan 2020. Bahkan, politisi Partai Gerindra ini tak gentar meski harus bertarung dengan Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution maupun Bobby Afif Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo.

Menurut Ihwan, hail survey tersebut menjadi barometer baginya dan sebagai bukti kalau masyarakat menginginkan dirinya majun

sebagai calon Wali Kota Medan. “Walau kita tahu hasil survey itu bisa berubah dari waktu ke waktu, namun saya hargai itu. Saya secara pribadi berterimakasih atas hasil survey itu. Itu bukti respon positif dari masyarakat kepada saya,” ucap Ihwan kepada Sumut Pos, Selasa (10/12).

Ihwan juga optimis akan diusung Partai Gerindra di Pilkada Medan nanti, meski saat ini juga ada nama Dahnil Anzar Simanjuntak yang berkeinginan maju di Pilkada Medan. “Sejak awal saya selalu optimis, tapi saya juga selalu tekankan dengan tim, bahwa saya tidak hanya siap diusung oleh partai, tetapi juga harus siap bila tidak diusung. Partai punya penilaian sendiri dan kita harus menghargai itu, tapi di sisi lain kita juga yakin bahwa partai dapat menilai secara objektif akan sosok yang akan diusung,” bebernya.

Bila nantinya mendapatkan restu DPP Gerindra, Ihwan juga mengaku siap untuk bersaing dengan calon-calon Wali Kota Medan lainnya. Tak hanya sosok Akhyar, bahkan Ihwan mengaku siap untuk bersaing dengan Bobby Nasution. “Mmereka berdua punya kans yang besar untuk diusung PDIP, tentu kita harus siap menghadapi kemungkinan siapapun yang akan menjadi pesaing kita,” tegasnya.

Dikatakan Ihwan, kondisi persaingan itu tidak akan membuatnya gentar. Sebab, dia mengaku tidak menjadikan posisi Wali Kota Medan sebagai ambisi, melainkan pengabdian. Siapapun nantinya yang ditunjuk PDIP sebagai pesaingnya di Pilkada Medan, menurutnya hal itu tentu akan dipertimbangkan secara matang oleh partai besutan Megawati tersebut.

“Mereka pasti akan memilih yang terbaik, dan Gerindra juga akan memilih yang terbaik. Kita siap bersaing, tentunya secara sehat, bukan harus gontok-gontokan. Intinya, kita akan mengajak masyarakat untuk dapat memilih secara cerdas agar Kota Medan dapat menjadi lebih maju dari kondisi saat ini,” katanya.

Untuk itu, Ihwan mengaku telah mempersiapkan diri dalam menghadapi Pilkada Medan 2020. Tak ingin berfokus kepada siapa yang nantinya akan menjadi lawannya di Pilkada Medan, Ihwan justru mengaku lebih mempersiapkan diri pada program-program serta pendekatan secara langsung kepada masyarakat Kota Medan.

“Masyarakat harus tahu bahwa kita punya banyak cara untuk bisa membangun Kota Medan menjadi lebih baik, itu fokusnya, bukan fokus kepada siapa yang nantinya akan menjadi pesaing kita. Masyarakat Kota Medan sudah cukup cerdas untuk memilih, masyarakat cenderung akan memilih calon yang dinilai paling mengerti dan paling siap untuk membangun Kota Medan,” sebutnya.

Proses Penjaringan Masih di DPD Gerindra Sumut

Sementara proses penjaringan bakal calon Wali Kota Medan oleh Partai Gerindra Kota Medan masih berlangsung. Ada 14 nama yang mendaftar ke DPC Gerindra Kota Medan. Namun hingga saat ini, nama-nama tersebut belum diusulkan ke DPP. Hingga saat ini, prosesnya masih di tingkat DPD (provinsi).

“14 berkas pendaftar sudah kita kirim ke DPD Gerindra Sumut, sampai sekarang masih ada proses tahapan di DPD Gerindra Sumut yang harus dilalui oleh para pendaftar, yaitu proses survey independent dan wawancara,” kata Ketua DPC Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain kepada Sumut Pos, Selasa (10/12).

Setelah melalui proses tersebut, kata Bobby, barulah DPD Gerindra Sumut bersama DPC mengusulkan nama-nama balon yang mendaftar tersebut ke DPP. “Nanti setelah (prosesnya) selesai, baru kami bahas bersama, setelah itu baru di kirim ke DPP. Untuk nama-namanya kita belum tahu, apakah akan diusulkan semuanya atau akan dikerucutkan dulu sebelum kita usulkan ke DPP, itu nanti akan di bahas lagi,” ujarnya.

Sementara, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Warjio menilai, bukan tidak mungkin PDI Perjuangan dan Partai Gerindra bakal berkoalisi di Pilkada Medan. “Kalau hitungan matematika, tentu keduanya bisa mengusung calonnya masing-masing di Pilkada Medan. Tapi kalau dalam politik, semua bisa terjadi. Hitung-hitungan politik jelas berbeda,” kata Warjio kepada Sumut Pos, Selasa (10/12).

Tak hanya itu, mendaftarnya Bobby Nasution ke DPD PDIP Sumut dan membaiknya hubungan Megawati dengan Prabowo juga bisa menjadi indikasi akan bersatunya dua partai pemilik suara terbanyak di DPRD Medan tersebut. “Inikan Pilkada Medan, bukan soal 01 atau 02 lagi. Ditambah lagi hubungan Prabowo dan Megawati yang membaik, kita ketahui saat ini Prabowo masuk dalam kabinet. Selain Akhyar, nama Bobby Nasution juga maju lewat PDIP, ini juga bisa jadi potensi bersatunya kedua partai besar itu,” jelasnya.

Ditegaskan Warjio, hal itu bisa saja terjadi mengingat keputusan ada di tangan DPP. “Baik Akhyar maupun Bobby, keduanya punya potensi untuk maju, tak ada yang tak mungkin mengingat politik itu sangat cair. Begitu juga di kubu Gerindra, ada nama Ihwan Ritonga maupun Dahnil Anzhar. Mereka bisa bersatu, bisa juga tidak, karena semua keputusan ada ditangan DPP,” tutupnya. (map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/