25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Golkar Sumut versi Ajib Segera Umumkan Pengurus

Ia menyayangkan sikap tidak setia dan berkhianat yang ditunjukkan oleh sejumlah pengurus yang menyeberang ke kubu Agung. Sebab menurutnya, konflik yang terjadi di tubuh Golkar seharusnya tidak sampai ke daerah sehingga membuat perpecahan kader di bawah. Mereka meyakini sikap mempertahankan kepengurusan produk Munas Riau ini merupakan satu prinsip loyalitas berpolitik dan mengutamakan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Sehingga membuat ia dan sebagian besar kader, pengurus dan anggota dewan di Sumut, tidak merasa khawatir sekalipun Munas Ancol sempat disahkan pemerintah.

“Kami ingin menunjukkan, berpolitiklah dengan loyalitas dan kesetiaan. Yang perlu itu mematuhi AD/ART, jangan pernah takut risiko. Kita di sini melaksanakan amanah partai. Jangan jadi pengkhianat,” sebutnya.

Bahkan dikatakannya, kalimat yang menyatakan ‘tidak ada yang abadi kecuali kepentingan’, sangat tidak cocok dengan pola yang dibangunnya selama ini kepada seluruh jajaran Golkar di Sumut. Baginya persahabatan itu adalah yang utama. Sehingga ia tidak mempersoalkan jika dianggap gagal menjadi politisi yang andal. “Kami tidak pernah sepakat itu, jangan ada kepentingan abadi. Bagi kami adalah persahabatan yang utama. Mungkin itu kegagalan kami, sehingga tidak bisa menjadi politisi yang baik. Tetapi (persoalan) ini akan melatih kita untuk lebih dewasa. Jadi, bagi kami mereka (kubu Agung) lebih cinta kekuasaan dan jabatan,” tegasnya.

Selain DPD provinsi, jajaran Golkar di kabupaten/kota se-Sumut juga akan diberikan perintah untuk melakukan revitalisasi di DPD tingkat II termasuk juga perombakan struktur fraksi di DPRD masing-masing. “Jadi dengan berat hati dan sedih, revitalisasi DPD Golkar Sumut harus kita laksanakan. Begitu juga kabupaten/kota, kita yang akan berikan perintah untuk lakukan itu,” ujar Ketua DPRD Sumut ini. (bal/rbb)

Ia menyayangkan sikap tidak setia dan berkhianat yang ditunjukkan oleh sejumlah pengurus yang menyeberang ke kubu Agung. Sebab menurutnya, konflik yang terjadi di tubuh Golkar seharusnya tidak sampai ke daerah sehingga membuat perpecahan kader di bawah. Mereka meyakini sikap mempertahankan kepengurusan produk Munas Riau ini merupakan satu prinsip loyalitas berpolitik dan mengutamakan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Sehingga membuat ia dan sebagian besar kader, pengurus dan anggota dewan di Sumut, tidak merasa khawatir sekalipun Munas Ancol sempat disahkan pemerintah.

“Kami ingin menunjukkan, berpolitiklah dengan loyalitas dan kesetiaan. Yang perlu itu mematuhi AD/ART, jangan pernah takut risiko. Kita di sini melaksanakan amanah partai. Jangan jadi pengkhianat,” sebutnya.

Bahkan dikatakannya, kalimat yang menyatakan ‘tidak ada yang abadi kecuali kepentingan’, sangat tidak cocok dengan pola yang dibangunnya selama ini kepada seluruh jajaran Golkar di Sumut. Baginya persahabatan itu adalah yang utama. Sehingga ia tidak mempersoalkan jika dianggap gagal menjadi politisi yang andal. “Kami tidak pernah sepakat itu, jangan ada kepentingan abadi. Bagi kami adalah persahabatan yang utama. Mungkin itu kegagalan kami, sehingga tidak bisa menjadi politisi yang baik. Tetapi (persoalan) ini akan melatih kita untuk lebih dewasa. Jadi, bagi kami mereka (kubu Agung) lebih cinta kekuasaan dan jabatan,” tegasnya.

Selain DPD provinsi, jajaran Golkar di kabupaten/kota se-Sumut juga akan diberikan perintah untuk melakukan revitalisasi di DPD tingkat II termasuk juga perombakan struktur fraksi di DPRD masing-masing. “Jadi dengan berat hati dan sedih, revitalisasi DPD Golkar Sumut harus kita laksanakan. Begitu juga kabupaten/kota, kita yang akan berikan perintah untuk lakukan itu,” ujar Ketua DPRD Sumut ini. (bal/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/