MEDAN, SUMUTPOS.CO- Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan menegaskan, saatnya anak muda ikut menentukan nasib bangsa ke depan. Apakah menjadi negara maju atau negara gagal.
Sebab, banyak yang bisa dilakukan anak muda Indonesia saat ini, terlebih lagi di usia produktif. Bila anak muda berhasil memanfaatkan situasi ini, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara maju ke depan seperti, Korea.
“Saat ini anak muda banyak mendapatkan kesempatan untuk maju. Setelah Pilpres lalu, muncul menteri muda, staf khusus presiden dari kalangan muda. Begitu juga komisaris anak muda,” ungkap Arief saat bertemu dengan influencer dan Tim Fanta Sumut, Jumat (19/1/2024).
Dia menjelaskan, saat ini ada 7 persen menteri di Indonesia dijabat anak muda. Artinya, anak muda semakin mendapatkan kesempatan besar untuk tampil atau duduk di jabatan strategis. Dimana sebelumnya anak muda hanya menjadi objek.
“Artinya anak muda tidak boleh lagi di pinggir jalan atau dipinggirkan. Hanya dijadikan juru bicara atau tim sukses. Harus mendapatkan kesempatan lebih,” jelasnya.
Untuk itulah, lanjutnya, kesempatan didapat berjuang bersama Prabowo-Gibran ini harus dimanfaatkan dengan maksimal. Mengingat, banyak program yang telah dirancang untuk generasi muda. “Inilah yang menjadi alasan kita berjuang untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Persentase program anak muda itu cukup besar. Semua ini untuk hajat hidup kita,” katanya.
Dia menambahkan, beberapa program yang digaungkan berkaitan dengan kepentingan anak muda yakni, kredit start up, digitalisasi, ekonomi syariah dan lainnya. Apabila program ini diberikan kepada kaum tua untuk melaksanakannya, maka tidak akan berjalan. Disinilah peran anak muda untuk melaksanakan program ini.
“Apabila kita berhasil membangun narasi yang tepat, maka anak muda bisa mendapatkan maju di Pilkada Di pilkada setelaj pilpres. Sekarang ini kira bicara menang. Tidak ada kata kalah,” tegasnya.
Karena itu, dirinya mengingatkan kepada relawan muda untuk memperluas lapangan terlebih dahulu sebelum berjuang. “Kerjasama dan kolaborasi. Jangan main sendiri. Nanti malah saling sikut sesama anak muda,” tandasnya. (dwi/ram)