SUMUTPOS.CO – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut), Baskami Ginting mengatakan dirinya beserta segenap kader PDI Perjuangan Sumatera Utara, taat dan patuh terhadap perintah harian Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof DR (HC) Hj Megawati Sukarnoputri untuk memenangkan Ganjar Pranowo pada pilpres mendatang.
Hal tersebut disampaikan Baskami, usai menghadiri konsolidasi Masyarakat Pendukung Ganjar (MPG) Sumut, Jumat (28/4).
Baskami mengatakan, ketiga pilar partai, baik struktur, legislatif dan eksekutif, akan bergotong royong berjalan seirama dengan kekuatan relawan serta simpatisan untuk memenangkan pria yang saat ini Gubernur Jawa Tengah itu.
“Kami menaati perintah Ibu Ketua Umum untuk turun ke bawah, menyapa rakyat bergotong royong memenangkan PDI Perjuangan dan mas Ganjar Pranowo,” katanya.
Sosok Ganjar, lanjut Baskami, dipercaya mampu meneruskan visi dan misi Presiden Joko Widodo saat ini.
“Kita berharap besar agar pembangunan baik infrastruktur, ekonomi terus berkelanjutan. Indonesia ini dibangun untuk semua, negara gotong royong,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Baskami, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani juga telah membentuk tim koordinasi pemenangan relawan di tingkat pusat, sesuai arahan Ibu Ketua Umum.”Nantinya akan terjadi sinkronisasi langkah partai beserta seluruh relawan dan simpatisan dalam kerja-kerja politik memenangkan kontestasi pilpres 2024,” pungkasnya.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Masyarakat Pendukung Ganjar Provinsi Sumatera Utara (DPW MPG Sumut), Budiman Pardamean Nadapdap mengatakan, MPG Sumut siap memenangkan Ganjar Pranowo di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, dengan target 55 persen. “Kita tidak muluk-muluk, harapan kita dengan target 55 persen di Sumut untuk kemenangan Ganjar Pranowo,” ujar Budiman didampingi Ketua Dewan Penasehat DPW MPG Sumut Panda Nababan, Ketua Dewan Pembina DPW MPG Sumut Barata S Brahmana dan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Soetarto, usai acara Dewan Pimpinan Wilayah Masyarakat Pendukung Ganjar (MPG) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), di Hotel JW Marriot, Jumat (28/4) sore.
Dia pun membeberkan agenda dari MPG Sumut, yakni mempersiapkan struktural kepengurusan dewan pimpinan daerah (DPD) di kabupaten/kota hingga ke kelurahan se-Sumut.
Kemudian, dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ada hal yang bisa di konsolidasikan, yakni faktor utama kekalahan adalah politik identitas. Sehingga untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, hal ini tidak lagi terjadi. “Ini harus di counter ini. Harus di counter,” tegasnya.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah justru bukan partai dari Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang membawa kue pembangunan ke daerah, namun dari anggota dewan Partai Amanat Nasional (PAN) yang bisa aktif membawanya ke masyarakat. “Kita akan sampaikan ke DPD partai untuk mencari solusinya. Namun, MPG hanya mempersiapkan infrastruktur, struktur komposisi dan target-target tertentu di luar DPD partai.
Adapun dalam rakerwil, Budiman memaparkan, bahwa sejauh ini sudah terbentuk 18 Kabupaten/Kota, yakni Langkat, Binjai, Medan, Deliserdang, Asahan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan (Labusel), Padanglawas (Palas), Batubara, Asahan, Padangsidempuan, Tapanuliselatan (Tapsel), Mandailingnatal (Madina), Karo, Toba, Dairi, Sibolga, Tapanulitengah (Tapteng).
Dijelaskannya, pola yang akan dilakukan untuk mencegah politik identitas dengan sentuhan para ulama nusantara, yang pro-NKRI. “Mereka para ulama ini justru tidak suka ada perpecahan. Sehingga kita perlu melakukan pendekatan dengan ulama-ulama tersebut. Kita bersaudara di Sumut dan terhindar dari politik identitas itu,” bebernya.
Menurutnya, Sewaktu Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu, Jokowi menang 349 ribu suara, atau 2,7 persen. Ini merupakan stronghold Jokowi pada saat itu ada di wilayah putih sesuai pemetaan, di antaranya Kepulauan Nias, Tapteng, Sibolga, Humbahas, Karo, Simalungun. Artinya 92 persen wilayah putih adalah basis Jokowi.
“Namun, di daerah penduduknya banyak kita kalah, namun hanya 5 persen. Inilah wilayah putih tersebut, dapat menenggelamkan yang bukan basis Jokowi. Rata-rata pasukan putih ini ada di zona pantai timur atau zona abu-abu dan dapat memenangkan Ganjar Pranowo 52,7 persen. Untuk nanti, saya kira kepemimpinan Jokowi dan Ganjar karakternya sama dan identik. Sama-sama dilahirkan di partai yang sama, yaitu PDIP,” urainya.
Strategi berikutnya, menurut Budiman, pihaknya akan akan lebih bekerja keras lagi untuk di wilayah hitam. Tetapi bergerak normatif. Wilayah hitam ada 7 kabupaten/kota di Sumut, sehingga akan dikejar untuk wilayah hitam ini, minimal abu-abu, agar tidak mengulang kekalahan seperti di tahun 2019,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasehat DPW MPG Sumut, Panda Nababan menambahkan, Ganjar Pranowo identik dengan Jokowi, baik sosoknya, latar belakangnya, partainya dan sosoknya. Rakyat sudah banyak yang tahu soal ini, apalagi semasa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng), tim suksesnya Puan Maharani. Maka inipun juga nantinya menjadi Calon Presiden (Capres), kembali tim suksesnya Puan Maharani. “Para koordinator relawan belajar dari masa lalu sehingga membuat lebih solid antara relawan dan partai. Kita sudah belajar kelemahan-kelemahan di masa lalu,” sebutnya.
Panda pun meluruskan makna politik identitas. Bahwa bukan karena takdirnya Batak, Jawa, Islam, Kristen, dan sebagainya. Soal identitas tersebut adalah bagus. Namun, yang menjadi masalah kenapa harus dilarang-larang jangan dipilih karena identitas tersebut. Ini memicu perpecahan dan konyol. “Ini yang kita maksud politik identitas, jangan latah untuk persoalan ini. Inilah yang ingin kita berikan pemahaman kepada masyarakat,” tandasnya. (map/dwi)