Lewati Pergantian Tahun di Pesantren
Waktu menunjukkan angka 23.49 WIB. Detik-detik pergantian tahun 2012 sudah di depan pintu. Tanpa kembang api
dan terompet. Kumandang marhaban dan lantunan ayat suci Al Quran berkumandang dari salah satu ruangan Pondok Pesantren Thariqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah Jalaliyah yang terletak di Desa Bandar Tinggi, Simalungun.
Kontras dengan hiruk-pikuk penyambutan tahun 2013 di kota. Tapi bisa jadi, apa yang terjadi di pesantren malam itu penuh berkah. Di saat Pimpinan Pondok Pesantren Thariqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah Jalaliyah, Tuan Guru Syekh Salman Da’im, berulang tahun ke-71, dan keesokan harinya wisuda Syekh Muda dan Syarifah angkatan ke-22, hadir Gus Irawan Pasaribu.
Kunjungan calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1 ke pesantren ini, dalam rangka menghadiri wisuda, sekaligus perayaan ulang Tuan Guru Syekh Salman Da’im yang jatuh tepat pada 1 Januari.
“Pergantian tahun kali ini begitu istimewa bagi saya. Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa yang petik dari pesantren ini,” ujar Gus di hadapan ribuan santri saat didaulat menyampaikan kata sambutan.
Gus merasa pergantian tahun ini kali ini jauh lebih bermanfaat, dan menjadi pengalaman spritual yang pertama dalam hidupnya. “Saya merasa begitu banyak pelajaran kebajikan yang bisa saya petik disini. Seperti apa yang disampaikan Buya Tuan Guru Syekh Salman Da’im, orang sukses adalah orang yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupannya,” ujarnya.
Usai memberikan kata sambutan, tepat pukul 00.00 WIB digelar acara peringatan ulang tahun Tuan Guru Syekh Salman Da’im, ditandai dengan pemotongan tumpeng dan marhaban yang dilantunkan ribuan santri. Kali ini Gus mendapat kesempatan memberikan ucapan mewakili seluruh santri dan tamu undangan.
Lagi-lagi terlihat wajah Gus tidak mampu menyembunyikan keharuan dan takjubnya melihat ribuan santri mengumandangkan lantunan marhaban dengan berderai airmata. “Luar biasa. Semuanya diperingati dengan lantunan kesyukuran kepada Allah SWT,” ujar Gus dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Tuan Guru Syekh Salman Da’im dalam tausyiahnya mengungkapkan, pada ulang tahunnya sengaja dikumandangkan adzan sama seperti saat lahir. Dalam adzan, selain salat, juga diajak meraih kemenangan. “Kita semua butuh kemenangan. Tidak pernah kita disuruh kalah oleh agama. Mari sama-sama kita ciptakan kemenangan,” ujar Syekh Salman Da’im.
Usai peringatan ulang tahun Syekh Salman Da’i’m, Gus didampingi Syekh Muda Muhammad Yusuf Hamdani dan Syekh Muda Doli Siregar, melihat dan mengelilingi pesantren yang sudah berdiri sejak tahun 1970 ini.
Di salah satu ruangan, Gus sempat menyaksikan santri yang akan diwisuda sedang menjalankan tidur istiqharah, yakni prosesi santri sebelum diwisuda.
Usai berkeliling dan meninjau pesantren yang berdiri di areal seluas 3 hektare ini, Gus memasuki ruangan yang disediakan untuk santri beristirahat. “Malam ini Gus akan menginap di pesantren, karena besok Gus akan melihat prosesi wisuda santri,” ujar Syekh Muda Doli Siregar.
Dijamu
Usai prosesi wisuda santri, Gus dijamu makan bersama di rumah Tuan Guru Syekh Salman Da’i’m. Suasana akrab terlihat antara Gus dan keluarga Tuan Guru Syekh Salman Da’im. Menurut Tuan Guru Syekh Salam Da’im melalui Sekretaris Majelis Fatwa Pesantren Thariqat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah, Syekh Muda Maulana Syarief Alam, kehadiran Gus Irawan merupakan salah satu cara bagi pesantren untuk mengembangkan visi misi tuan guru, yakin ulama intelektual dan intelektual ulama. Menurut dia, kerja sama antara pemimpin dan ulamalah yang bisa mewujudkan mayarakat madani.
“Kami memandang Gus lah sosok yang punya kemampuan, yang cocok dan pas untuk mewujudkan itu, sehingga kami mengundang Gus kemari. Mulai dari tadi malam sudah kita lihat cara Gus berbaur dengan masyarakat dan santri disini, sangat merakyat,” ujar SM Maulana Syarief Alam.
Syekh Muda Maualana Syarief Hasan menambahkan kalau sosok Gus adalah pemimpin yang berbuat dan sudah terbukti berhasil melayani dan punya kemampuan untuk membangun ekonomi yang berpihak terhadap kesejahteraan masyarakat kecil.
“Kita sudah capek dengan pemimpin yang lebih banyak bicara politik. Saat ini kita butuh pemimpin yang terbukti perduli ekonomi. Dan sosok Gus lah yang punya kapasitas dan layak untuk itu,” ujarnya.
Dia menambahkan, sudah saatnya Sumut bergerak lebih cepat dan bangkit dari keterpurukan. “Kita sudah lelah dengan janji. Tagline anti korupsi, tapi ternyata malah sebaliknya. Untuk itu kami keluarga besar pesantren akan mendukung dan mendoakan Gus bisa menjadi pemimpin di Sumut,” pungkasnya. (*)