30.6 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Usia Emas Bank Sumut Menuju Sukses

Bank Sumut Setengah Abad

Usia Bank Sumut sudah setengah abad, hal itu menunjukkan fakta penting tentang eksistensi dan kemampuan perusahaan perbankan daerah untuk tetap berlayar dalam samudera waktu, yang sarat dengan gelombang kuat dan badai dahsyat.

Demikian diungkapkan Direktur Utama Bank Sumut H Gus Irawan Pasaribu SE di sela-sela amanatnya dalam  Upacara Sakral Peringatan Hari Ulang   Tahun (HUT) ke-50 Bank Sumut di pelataran parkir Kantor Pusat Bank Sumut di Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (4/11).

Menurut dia, HUT Bank Sumut kali ini merupakan hari keberuntungan bagi pihaknya. Karena dapat merasakan atmosfer usia emas Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut. “Hari ini (kemarin, Red), kita merupakan pelaku dan saksi sejarah momentum setengah abad usia Bank Sumut,” ucapnya.

Dia menyampaikan, sampainya Bank Sumut ke usia emas atau 50 tahun, dikeranakan adanya Ridha Allah SWT dan kerja keras serta dedikasi para pegawai dalam membangun jembatan emas, yang berlandaskan tiga pondasi kokoh yakni ‘Pondasi Tiga Masa’ pasca krisis moneter.

Ketiga masa atau periode tersebut yakni periode pertama Periode Survive pada rentang waktu 2000-2004, ketika itu Bank Sumut mampu mengatasi kredit macet. Sehingga pada 2002 lalu Bank Sumut dinyatakan BI sebagai BPD Sehat di Sumut.  Periode kedua yakni Periode Pertumbuhan dengan rentang waktu 2004-2008. Menurut Gus Irawan Pasaribu, pada masa itu sudah menjabat sebagai Direktur Utama, dia mengaku bangga memiliki pegawai yang bisa mempertahankan predikat Bank Sumut sebagai BPD Sehat.

Selanjutnya periode ketiga yakni Periode Berkesinambungan, yang memiliki rentang waktu 2008-2012. Dia menyebutkan, pada masa itu berpacu mengejar target perluasan unit jaringan ke seluruh wilayah kecamatan di Sumut.
“Sehingga dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat di berbagai pelosok daerah. Pada masa itu, sudah dilihat bersama merajut impian menjadikan Bank Sumut jadi bank devisa pada 2011. Kita telah bersama-sama bekerja cerdas ikut menyusun road map menuju BPD Regional Champion 2014 mendatang agar menjadi leader perbankan di Sumut,” tuturnya.

Sementara itu, pada Jumat (4/11) malam, Manager Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) J Ngadri menyerahkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada Bank Sumut sebagai bank umum pertama yang konsisten memberdayakan perempuan melalui kredit mikro secara langsung dengan sistem kelompok tanpa agunan.  Penghargaan itu diserahkan kepada Dirut Bank Sumut Gus Irawan didampingi Wali Kota Medan Rahudman Harahap pada di acara Malam Pesona 50 Tahun Bank Sumut di Hotel JW Marriot Medan. Acara itu dimeriahkan dengan penampilan group Band Wali yang memukau lebih 1.500 undangan dari kalangan customer, pejabat, pengusaha dan pegawai Bank Sumut.

Melengkapi kemeriahan HUT ke-50, Bank Sumut menggelar pemotongan 10 ekor lembu dan enam ekor kambing pada hari raya Idul Adha, yang digelar di Pasar III Tanjung Sari Medan. (saz)

 

Bank Sumut Setengah Abad

Usia Bank Sumut sudah setengah abad, hal itu menunjukkan fakta penting tentang eksistensi dan kemampuan perusahaan perbankan daerah untuk tetap berlayar dalam samudera waktu, yang sarat dengan gelombang kuat dan badai dahsyat.

Demikian diungkapkan Direktur Utama Bank Sumut H Gus Irawan Pasaribu SE di sela-sela amanatnya dalam  Upacara Sakral Peringatan Hari Ulang   Tahun (HUT) ke-50 Bank Sumut di pelataran parkir Kantor Pusat Bank Sumut di Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (4/11).

Menurut dia, HUT Bank Sumut kali ini merupakan hari keberuntungan bagi pihaknya. Karena dapat merasakan atmosfer usia emas Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut. “Hari ini (kemarin, Red), kita merupakan pelaku dan saksi sejarah momentum setengah abad usia Bank Sumut,” ucapnya.

Dia menyampaikan, sampainya Bank Sumut ke usia emas atau 50 tahun, dikeranakan adanya Ridha Allah SWT dan kerja keras serta dedikasi para pegawai dalam membangun jembatan emas, yang berlandaskan tiga pondasi kokoh yakni ‘Pondasi Tiga Masa’ pasca krisis moneter.

Ketiga masa atau periode tersebut yakni periode pertama Periode Survive pada rentang waktu 2000-2004, ketika itu Bank Sumut mampu mengatasi kredit macet. Sehingga pada 2002 lalu Bank Sumut dinyatakan BI sebagai BPD Sehat di Sumut.  Periode kedua yakni Periode Pertumbuhan dengan rentang waktu 2004-2008. Menurut Gus Irawan Pasaribu, pada masa itu sudah menjabat sebagai Direktur Utama, dia mengaku bangga memiliki pegawai yang bisa mempertahankan predikat Bank Sumut sebagai BPD Sehat.

Selanjutnya periode ketiga yakni Periode Berkesinambungan, yang memiliki rentang waktu 2008-2012. Dia menyebutkan, pada masa itu berpacu mengejar target perluasan unit jaringan ke seluruh wilayah kecamatan di Sumut.
“Sehingga dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat di berbagai pelosok daerah. Pada masa itu, sudah dilihat bersama merajut impian menjadikan Bank Sumut jadi bank devisa pada 2011. Kita telah bersama-sama bekerja cerdas ikut menyusun road map menuju BPD Regional Champion 2014 mendatang agar menjadi leader perbankan di Sumut,” tuturnya.

Sementara itu, pada Jumat (4/11) malam, Manager Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) J Ngadri menyerahkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada Bank Sumut sebagai bank umum pertama yang konsisten memberdayakan perempuan melalui kredit mikro secara langsung dengan sistem kelompok tanpa agunan.  Penghargaan itu diserahkan kepada Dirut Bank Sumut Gus Irawan didampingi Wali Kota Medan Rahudman Harahap pada di acara Malam Pesona 50 Tahun Bank Sumut di Hotel JW Marriot Medan. Acara itu dimeriahkan dengan penampilan group Band Wali yang memukau lebih 1.500 undangan dari kalangan customer, pejabat, pengusaha dan pegawai Bank Sumut.

Melengkapi kemeriahan HUT ke-50, Bank Sumut menggelar pemotongan 10 ekor lembu dan enam ekor kambing pada hari raya Idul Adha, yang digelar di Pasar III Tanjung Sari Medan. (saz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/