25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

AY Nasution, Sosok Jenderal Santri dan Merakyat

Jenderal santri dan merakyat. Begitulah orang sering menyebut sosok Letnan Jenderal (Letjend) TNI (Purn) A.Y Nasution. Bahkan ketika Safari Ramadan di sejumlah daerah di Sumatera Utara, sebagian jamaah menyebut AY Nasution sebagai ustad dan jenderal berjiwa ulama.

SILATURAHMI-Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution didampingi istri Hj. Hanum Siregar, bersilaturahmi  masyarakat Desa Gunung Melayu, Labuhan Batu Utara (Labura), belum lama ini.
SILATURAHMI-Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution didampingi istri Hj. Hanum Siregar, bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Gunung Melayu, Labuhan Batu Utara (Labura), belum lama ini.

Orang menilai mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) seperti itu karena kepiawaiannya dalam menyampaikan tausyiah dan ceramah agama. Jenderal bintang tiga yang berketetapan hati mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumatera Utara periode 2013-2017 tersebut begitu fasih dalam melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW ketika berceramah.

“Kalau mendengarkan ceramah Pak AY, kita tak mengira kalau dia itu seorang jenderal bintang tiga. Orang pasti berpikiran dia itu seorang ustadz. Soalnya gaya bahasa dan materi ceramah yang disampaikan benar-benar menarik dan menyejukkan,” ujar Rahman Saragih, warga Pematangsiantar.

Karena itulah, Rahman menyebut AY Nasution sebagai jenderal yang berjiwa santri dan ulama. Pernyataan Rahman itu diutarakannya ketika mendengar ceramah AY Nasution di Masjid Al-Ikhlas Pematangsiantar baru-baru ini. Ketika itu, AY menyampaikan ceramah agama dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadan ke sejumlah daerah di Sumatera Utara.

“Pak AY itu, jenderal berhati ulama. Saya begitu kagum mendengarkan ceramahnya,” paparnya.

Kekaguman Rahman dengan AY Nasution yang pandai berceramah lebih dikarenakan latarbelakang karirnya. Orang yang dididik di militer, tapi juga mampu memberi tausyiah, bertindak sebagai khatib dan imam salat tarawih.

“Melihat kemampuannya berceramah, dia itu lebih tepat dipanggil ustad AY Nasution, bukan jenderal AY Nasution,” kata Rahman tersenyum.
Pernyataan serupa juga diungkap Sarifuddin Lubis, warga Batubara. Dia juga mengagumi sosok AY Nasution yang mahir dalam menyampaikan ceramah agama. Kata Sarifuddin, isi ceramahnya benar-benar menyejukkan karena lebih banyak menekankan kepada para jamaah agar selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada umatnya.

“Ini pelajaran dan contoh yang baik dari sosok AY Nasution. Kami bangga punya jenderal yang jago berdakwah,” tukasnya.
Menanggapi itu, AY Nasution hanya tersenyum. Menurutnya sebagai sesama muslim harus saling mengingatkan. “Memang banyak warga yang kaget begitu pembawa acara bilang Letjend AY Nasution akan memberikan tausiah agama,” ucap AY.

Kata Bang AY, panggilan akrab AY Nasution, orang kaget karena biasanya kalau seorang jenderal yang memberi ceramah isinya tidak lari dari membangun karakter bangsa atau pertahanan Negara. Namun isi ceramah AY Nasution justru tentang pesan-pesan agama bersumber Al-Quran dan Hadist Nabi Muhamamad SAW.

“Bagi saya menyampaikan tausiah itu sangat penting. Alhamdulillah tetap bisa saya laksanakan,” tutur AY.
Di kalangan TNI, AY Nasution memang dikenal sebagai panglima perang dan pemberani. Dia juga dikenal sebagai prajurit yang agamais. Ketika masih aktif di TNI, pria kelahiran Medan, 26 Maret 1954 ini juga aktif mengajar ngaji, iman dan khatib salat Jumat. Dia juga pernah mewajibkan setiap prajurit TNI di bawah komandonya agar pandai membaca Alquran. Seorang prajurit TNI yang beragama Islam baru diizinkannya melangsungkan pernikahan kalau sudah bisa membaca Alquran.

Apa yang dilakukan AY Nasution itu sebagai cerminan pendidikan yang diterapkan ayahnya, Nurdin Nasution, ketika dirinya masih kecil. Ayahnya yang mantan Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) itu bahkan pernah menyiapkan AY agar melanjutkan sekolah ke Universitas Al-Azhar, Mesir.

Selama Ramadan, AY memang lebih banyak menghabiskan waktunya berbaur dengan rakyat, menjadi imam, dan mengisi ceramah di berbagai masjid di Sumut. Dia tidak sungkan-sungkan berdialog, duduk dan makan bersama rakyat. Seperti yang dilakukannya ketika Safari Ramadan ke Batubara, Asahan, Labuhanbatu, Sibolga dan Langkat. Tanpa ada jarak, AY dan Istrinya Hj Hanum Siregar berbaur dengan rakyat. (*)

Jenderal santri dan merakyat. Begitulah orang sering menyebut sosok Letnan Jenderal (Letjend) TNI (Purn) A.Y Nasution. Bahkan ketika Safari Ramadan di sejumlah daerah di Sumatera Utara, sebagian jamaah menyebut AY Nasution sebagai ustad dan jenderal berjiwa ulama.

SILATURAHMI-Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution didampingi istri Hj. Hanum Siregar, bersilaturahmi  masyarakat Desa Gunung Melayu, Labuhan Batu Utara (Labura), belum lama ini.
SILATURAHMI-Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution didampingi istri Hj. Hanum Siregar, bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Gunung Melayu, Labuhan Batu Utara (Labura), belum lama ini.

Orang menilai mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) seperti itu karena kepiawaiannya dalam menyampaikan tausyiah dan ceramah agama. Jenderal bintang tiga yang berketetapan hati mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumatera Utara periode 2013-2017 tersebut begitu fasih dalam melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW ketika berceramah.

“Kalau mendengarkan ceramah Pak AY, kita tak mengira kalau dia itu seorang jenderal bintang tiga. Orang pasti berpikiran dia itu seorang ustadz. Soalnya gaya bahasa dan materi ceramah yang disampaikan benar-benar menarik dan menyejukkan,” ujar Rahman Saragih, warga Pematangsiantar.

Karena itulah, Rahman menyebut AY Nasution sebagai jenderal yang berjiwa santri dan ulama. Pernyataan Rahman itu diutarakannya ketika mendengar ceramah AY Nasution di Masjid Al-Ikhlas Pematangsiantar baru-baru ini. Ketika itu, AY menyampaikan ceramah agama dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadan ke sejumlah daerah di Sumatera Utara.

“Pak AY itu, jenderal berhati ulama. Saya begitu kagum mendengarkan ceramahnya,” paparnya.

Kekaguman Rahman dengan AY Nasution yang pandai berceramah lebih dikarenakan latarbelakang karirnya. Orang yang dididik di militer, tapi juga mampu memberi tausyiah, bertindak sebagai khatib dan imam salat tarawih.

“Melihat kemampuannya berceramah, dia itu lebih tepat dipanggil ustad AY Nasution, bukan jenderal AY Nasution,” kata Rahman tersenyum.
Pernyataan serupa juga diungkap Sarifuddin Lubis, warga Batubara. Dia juga mengagumi sosok AY Nasution yang mahir dalam menyampaikan ceramah agama. Kata Sarifuddin, isi ceramahnya benar-benar menyejukkan karena lebih banyak menekankan kepada para jamaah agar selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada umatnya.

“Ini pelajaran dan contoh yang baik dari sosok AY Nasution. Kami bangga punya jenderal yang jago berdakwah,” tukasnya.
Menanggapi itu, AY Nasution hanya tersenyum. Menurutnya sebagai sesama muslim harus saling mengingatkan. “Memang banyak warga yang kaget begitu pembawa acara bilang Letjend AY Nasution akan memberikan tausiah agama,” ucap AY.

Kata Bang AY, panggilan akrab AY Nasution, orang kaget karena biasanya kalau seorang jenderal yang memberi ceramah isinya tidak lari dari membangun karakter bangsa atau pertahanan Negara. Namun isi ceramah AY Nasution justru tentang pesan-pesan agama bersumber Al-Quran dan Hadist Nabi Muhamamad SAW.

“Bagi saya menyampaikan tausiah itu sangat penting. Alhamdulillah tetap bisa saya laksanakan,” tutur AY.
Di kalangan TNI, AY Nasution memang dikenal sebagai panglima perang dan pemberani. Dia juga dikenal sebagai prajurit yang agamais. Ketika masih aktif di TNI, pria kelahiran Medan, 26 Maret 1954 ini juga aktif mengajar ngaji, iman dan khatib salat Jumat. Dia juga pernah mewajibkan setiap prajurit TNI di bawah komandonya agar pandai membaca Alquran. Seorang prajurit TNI yang beragama Islam baru diizinkannya melangsungkan pernikahan kalau sudah bisa membaca Alquran.

Apa yang dilakukan AY Nasution itu sebagai cerminan pendidikan yang diterapkan ayahnya, Nurdin Nasution, ketika dirinya masih kecil. Ayahnya yang mantan Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) itu bahkan pernah menyiapkan AY agar melanjutkan sekolah ke Universitas Al-Azhar, Mesir.

Selama Ramadan, AY memang lebih banyak menghabiskan waktunya berbaur dengan rakyat, menjadi imam, dan mengisi ceramah di berbagai masjid di Sumut. Dia tidak sungkan-sungkan berdialog, duduk dan makan bersama rakyat. Seperti yang dilakukannya ketika Safari Ramadan ke Batubara, Asahan, Labuhanbatu, Sibolga dan Langkat. Tanpa ada jarak, AY dan Istrinya Hj Hanum Siregar berbaur dengan rakyat. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/