MEDAN-Anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, DR H Rahmat Shah menilai, bangsa ini tengah digerogoti oleh krisis identitas dan krisis moral. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dan dinamika sosial politik kehidupan berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Krisis identitas, kata Rahmat, merupakan pertarungan kekuatan bangsa ini menghadapi gelombang globalisasi sedangkan krisis moral lebih disebabkan kurangnya perhatian kita untuk meneguhkan identitas kebangsaan dan kenegaraan kepada segenap masyarakat. Hal ini disampaikan Rahmat yang menjadi narasumber pada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Sosialiasasi ini berlangsung di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery di Jalan S. Parman Medan, Rabu (14/12).
Dalam kesempatan tersebut, Rahmat mengingatkan bahwa sejak kemerdekaan hingga sekarang, kita belum matang dalam membentuk harga diri sebuah bangsa. Tidak merasa malu mendapat tempat sebagai bangsa yang bernilai rendah, baik dalam indeks sumber daya manusia maupun dalam nilai ketinggian moral. sehingga kita senantiasa gagal untuk keluar dari penilaian sebagai bangsa dengan tingkat korupsi yang mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, sambung Rahmat, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR-RI) mengamanahkan kepada segenap anggotanya untuk melakukan upaya-upaya peneguhan pemahaman akan identitas kehidupan berkebangsaan dan berkenegaraan kepada masyarakat. “Kita berharap, dari kegiatan sosialisasi ini, akan timbul kesadaran dan semangat baru untuk bangga berbangsa dan bernegara Indonesia. Selain itu timbul juga semangat untuk ikut aktif berpartisipasi di dalam proses pembangunan dengan segala potensi yang kita miliki,” ujar Rahmat.
Rahmat yang juga merupakan seorang Konsul Jenderal Kehormatan Republik Turki untuk wilayah Sumatera, dan baru saja memimpin delegasi DPD RI melakukan studi banding ke Turki, menjelaskan, bahwa dalam beberapa hal, kita patut mengambil pelajaran dari negara sahabat tersebut.
Rahmat mencontohkan bagaimana rasa bangga warganya akan kebangsaan dan kenegaraan Turki mampu membuat mereka menjadi bangsa dan negara yang diperhitungkan dalam percaturan politik dunia. Selain itu, masyarakat Turki terkenal akan semangat berbuat dan memberi. Hal ini dapat terlihat pada saat Indonesia mengalami bencana tsunami, khususnya yang terjadi di Aceh.
Oleh karena itu, Rahmat mengharapkan agar dinamika yang berkembang di dalam upaya melakukan pembinaan dalam sosialisasi ini dapat membangun identitas bangsa kita menjadi lebih baik dan jauh dari korupsi. Dan harga diri bangsa kita tetap terjaga. (*/ila)