MEDAN, SUMUTPOS.CO – PENGUKUHAN kadet dilakukan Direktur Politeknik AMI Medan Capt Dafid Ginting MMar MSi disaksikan Pembina Yayasan Pendidikan Maritim (YPM) Politeknik AMI Medan Yuris Danilwan SE MSi PhD, dosen dan orangtua taruna/taruni Politeknik AMI Medan.
Pembina Yayasan Pendidikan Maritim Politeknik AMI Medan Yuris Danilwan SE MSi PhD bersyukur atas terlaksananya pengukuhan tersebut. ”Kadet adalah sebutan yang sangat ditunggu-tunggu. Karena kadet menunjukkan bahwa mereka telah siap melakukan praktik laut di kapal dan telah melaksanakan ujian keahlian laut,” katanya.
Yuris Danilwan menegaskan bahwa soft skill dan keterampilan yang diperoleh di kampus harus dikembangkan. ”Termasuk untuk menghargai orangtua dan keluarga,” harapnya.
Ia bersama para pendiri Politeknik AMI Medan selalu menginginkan taruna/taruni dapat menyelesaikan pendidikan di Politeknik AMI Medan dengan tepat waktu agar dapat cepat mengabdi pada masyarakat.
Pembina Yayasan Pendidikan Maritim Politeknik AMI Medan juga berterima kasih atas dukungan orangtua dan keluarga taruna dan taruni. Disebutkan, Politeknik AMI sudah ada sejak 24 November 1960.
Diawali Akademi Perdagangan Pelayaran (APP) kemudian pada tahun 1982 menjadi Akademi Pelayaran Niaga Indonesia (APNI). Tahun 1984 menjadi Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan dan tahun 2020 menjadi Politeknik Adiguna Maritim Indonesia.
Yuris Danilwan mengibaratkan perubahan menjadi politeknik sebagai perubahan rumah kecil menjadi rumah besar yang diisi dengan berbagai fasilitas perkuliahan termasuk program studi diploma III menjadi diploma IV guna memenuhi tuntutan pasar kerja.
Saat ini, ungkap pembina yayasan, Politeknik AMI Medan banyak mengukir prestasi termasuk penghargaan pemerintah yang menilai Politeknik AMI Medan sebagai politeknik swasta terbaik di Sumut pada tahun 2021 lalu.
Semua perubahan sesuai kebutuhan pendidikan tersebut, lanjut Yuris Danilwan, membutuhkan dukungan orangtua dan keluarga besar Politeknik AMI Medan serta masyarakat.
Direktur Politeknik AMI Capt Dafid Ginting MMar MSi mengemukakan pada era revolusi industri maka lulusan perguruan tinggi harus memiliki kemampuan menggunakan semua media komunikasi, bisa berkolaborasi (bekerja sama dengan tim) dan kreatif dengan berbuat lebih baik serta berpikir kritis. ”Harus ingin tahu terhadap segala sesuatu,” katanya.
Dafid Ginting menambahkan kadet juga harus memiliki karakter yang mulia. Meliputi pengetahuan tentang kebaikan, komitmen terhadap kebaikan hingga akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.
Saat belajar di kapal maka lihat dan catat semua alat dan bagian kapal. Seperti haluan, anjungan dan mesin kapal tersebut. ”Jangan cengeng nanti di atas kapal. Lakukan yang terbaik dan utama keselamatan. Ciptakan nuansa kerja yang harmonis dan jadikan rekan kerja menjadi sahabat,” ucapnya.
Perwira Muda—
Sebelumnya
Politeknik AMI Medan melantik 82 perwira muda pelayaran besar di Ballroom Machmoeddin Politeknik AMI, Rabu (16/3).
Pelantikan ahli teknika tingkat III dan ahli nautika tingkat III ini dilakukan Direktur Politeknik AMI Capt Dafid Ginting MMar MSi disaksikan Ketua YPM Politeknik AMI Medan Surya Putra Sani SE, orangtua perwira muda dan undangan.
Dengan bekal pendidikan tinggi, perwira muda pelayaran besar alumni Politeknik AMI Medan diyakini akan menjadi pelaut unggul yang mampu bersaing dengan lulusan dari dalam dan luar negeri.
Politeknik AMI Medan memiliki banyak keunggulan berkat pengalaman panjang politeknik yang berusia lebih 61 tahun. Selama lebih enam dasawarsa berdiri, Politeknik AMI Medan tetap terus dipercaya masyarakat sebagai tempat kuliah untuk meraih masa depan yang baik.
Politeknik ini telah memiliki gedung perkuliahan dengan berbagai fasilitas termasuk bridge simulator dengan teknologi terbaru. Saat ini juga segera dibangun gedung perkuliahan baru.
Direktur Politeknik AMI Medan Capt Dafid Ginting MMar MSi mengungkapkan politeknik dituntut memenuhi syarat-syarat spesifik secara internasional termasuk sertifikat keahlian bagi para perwira muda. ”Selain ijazah diploma-3, juga menerima ijazah laut ahli teknika dan nautika tingkat tiga yang berlaku secara internasional. Bisa bekerja di dalam negeri maupun luar negeri. Peluang kerja begitu banyak,” katanya. (dmp)