30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Pemanfaatan Daun Karenda sebagai Obat anti-Kejang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – KONVULSI merupakan perubahan perilaku sementara karena perangsangan populasi-populasi neuron otak yang terganggu, bersamaan dan ritmik. Istilah epilepsi menunjukkan suatu gangguan fungsi otak yang ditandai dengan terjadinya konvulsi secara berkala dan tidak dapat diperkirakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Gaurav S et al (2010) yang berjudul “Effect Of Aqueous Leaves Extract of Carissa carandas Linn. On Blood Glucose Levels of normoglycemic & Alloxan¬ induced Diabetic Wistar Rats” bahwa ekstrak air Carissa carandas L. pada tikus wistar yang diinduksi aloksan dan normoglikemik secara signifikan (p<0,005) menurunkan kadar glukosa darah pada interval dosis 500-1000 mg/kg dan pada jam ke 4, 8 dan 24 jam. Aktivitas ini disebabkan adanya kandungan polifenil dan flavonoid pada ekstrak.

Pada penelitian “Anti-hyperlipidemic Activity of Carissa carandas (Auct.) Leaves Extract in Egg Yolk Induced Hyperlipidemic Rats” Ekstrak daun etanol:air (rasio 1:1) juga dilaporkan memiliki aktivitas antihiperlipidemia yang signifikan terhadap kerusakan sel yang disebabkan oleh hiperlipidemia. Tikus yang diberi 24% kuning telur dalam dietnya serta diperlakukan dengan ekstrak etanol daun (1000 mg/kg) ditemukan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam high density lipoprotein hiperlipidemia, sedangkan tikus yang diberi obat pada 24% kuning telur dalam diet mereka serta diobati dengan kelompok atorvastatin (0,2 mg/kg) menyebabkan penurunan yang sangat signifikan.

Selain hal-hal diatas yang disampaikan oleh dua laporan tersebut, yang perlu diperhatikan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas antikonvulsi pada ekstrak etanol daun karenda (Carissa carandas L.) dan telah dilakukan percobaan terhadap mencit putih jantan sebanyak 25 ekor, dibagi 5 kelompok yang diinduksi dengan isonikotin ilhidrazida. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, kelompok I sebagai kontrol negatif diberi suspensi Na CMC 1%, kelompok II sebagai kontrol positif diberi suspensi diazepam 10 mg/kgBB dan kelompok III, IV dan V diberi suspensi ekstrak etanol daun karenda dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/gBB. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Data dianalisis dengan menggunakan metode ANOVA.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun karenda, larutan NaCl 0,9% (Embje Farma), air suling, etanol 70%, Na-CMC, diazepam 2 mg tablet dari Kimia Farma, isonikotinilhidrazida 100mg dari Kimia Farma. Cara pembuatan Ekstrak Etanol Daun Karenda adalah sebagai berikut sebanyak 600 g serbuk simplisia daun karenda (Carissa carandas L.) dimasukkan ke dalam wadah gelas berwarna gelap lalu dimaserasi dengan 7,5 bagian pelarut (4,5 liter) etanol 70% selama 5 hari terlindung dari cahaya matahari sambil sering diaduk.

Setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas dengan kain flanel lalu ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya sehingga diperoleh seluruh maserat sebanyak 6 liter, kemudian didiamkan selama 2 hari dan diendap tuangkan. Kemudian disaring kembali, maserat I dan maserat II digabungkan. Maserat diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada temperature tidak lebih dari 60°C kemudian diuapkan di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental.

Pengujian yang dilakukan dalam aktivitas antikonvulsan, mencit dipuasakan selama 18 jam (tidak makan tetapi tetap di beri minum), kemudian hewan dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Setiap mencit ditimbang dan diberi tanda pada bagian ekor. Setiap mencit diberikan perlakuan sesuai dosis yang telah tertera di tabel. Kemudian satu jam kemudian mencit diinduksi dengan isonikotinilhidrazida secara intra peritoneal (ip), lalu diamati onset konvulsi (awal mula kejang), durasi proteksi selama 2 jam dan jumlah kematian selama 2 jam.

Cara pembuatan penelitian ini adalah diawali dengan dikumpulkan beberapa sampel dari daun karenda , dibuatlah ekstrak etanol dari daun karenda yang telah kita kumpulkan, kemudian setelah menjadi ekstrak dilakukan pengujian terhadap tikus putih jantan untuk mengetahui efek anti-konvulsan daun karenda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun karenda (Carissa carandas L.) memiliki aktivitas antikonvulsi pada dosis 100, 200 dan 400 mg/gBB p.o dapat memperlambat onset konvulsi (awal terjadinya kejang), memberikan proteksi kematian dengan memperlama waktu kematian dengan nilai signifikan (p < 0,05) dimana terdapat perbedaan bermakna yang signifikan dengan kontrol positif.

Kesimpulan dari penelitian ekstrak etanol daun karenda mengandung senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas antikonvulsi yang diinduksi oleh isoniakotinilhidrazida dan dapat memperlambat onset konvulsi pada semua kelompok dosis. Ekstrak etanol daun karenda dosis 100, 200, 400 mg/gBB memberikan proteksi terhadap kematian dengan memperlama waktu kematian dan dosis terbaik yaitu dosis 200 mg/gBB sebesar 60%.

Penelitian ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia, yang mana sebagai ketua Melia Sari, S.Si., M.Si. dan sebagai anggota adalah Apt. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si. dan Munzir Al Fayid. (dmp)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – KONVULSI merupakan perubahan perilaku sementara karena perangsangan populasi-populasi neuron otak yang terganggu, bersamaan dan ritmik. Istilah epilepsi menunjukkan suatu gangguan fungsi otak yang ditandai dengan terjadinya konvulsi secara berkala dan tidak dapat diperkirakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Gaurav S et al (2010) yang berjudul “Effect Of Aqueous Leaves Extract of Carissa carandas Linn. On Blood Glucose Levels of normoglycemic & Alloxan¬ induced Diabetic Wistar Rats” bahwa ekstrak air Carissa carandas L. pada tikus wistar yang diinduksi aloksan dan normoglikemik secara signifikan (p<0,005) menurunkan kadar glukosa darah pada interval dosis 500-1000 mg/kg dan pada jam ke 4, 8 dan 24 jam. Aktivitas ini disebabkan adanya kandungan polifenil dan flavonoid pada ekstrak.

Pada penelitian “Anti-hyperlipidemic Activity of Carissa carandas (Auct.) Leaves Extract in Egg Yolk Induced Hyperlipidemic Rats” Ekstrak daun etanol:air (rasio 1:1) juga dilaporkan memiliki aktivitas antihiperlipidemia yang signifikan terhadap kerusakan sel yang disebabkan oleh hiperlipidemia. Tikus yang diberi 24% kuning telur dalam dietnya serta diperlakukan dengan ekstrak etanol daun (1000 mg/kg) ditemukan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam high density lipoprotein hiperlipidemia, sedangkan tikus yang diberi obat pada 24% kuning telur dalam diet mereka serta diobati dengan kelompok atorvastatin (0,2 mg/kg) menyebabkan penurunan yang sangat signifikan.

Selain hal-hal diatas yang disampaikan oleh dua laporan tersebut, yang perlu diperhatikan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas antikonvulsi pada ekstrak etanol daun karenda (Carissa carandas L.) dan telah dilakukan percobaan terhadap mencit putih jantan sebanyak 25 ekor, dibagi 5 kelompok yang diinduksi dengan isonikotin ilhidrazida. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, kelompok I sebagai kontrol negatif diberi suspensi Na CMC 1%, kelompok II sebagai kontrol positif diberi suspensi diazepam 10 mg/kgBB dan kelompok III, IV dan V diberi suspensi ekstrak etanol daun karenda dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/gBB. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Data dianalisis dengan menggunakan metode ANOVA.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun karenda, larutan NaCl 0,9% (Embje Farma), air suling, etanol 70%, Na-CMC, diazepam 2 mg tablet dari Kimia Farma, isonikotinilhidrazida 100mg dari Kimia Farma. Cara pembuatan Ekstrak Etanol Daun Karenda adalah sebagai berikut sebanyak 600 g serbuk simplisia daun karenda (Carissa carandas L.) dimasukkan ke dalam wadah gelas berwarna gelap lalu dimaserasi dengan 7,5 bagian pelarut (4,5 liter) etanol 70% selama 5 hari terlindung dari cahaya matahari sambil sering diaduk.

Setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas dengan kain flanel lalu ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya sehingga diperoleh seluruh maserat sebanyak 6 liter, kemudian didiamkan selama 2 hari dan diendap tuangkan. Kemudian disaring kembali, maserat I dan maserat II digabungkan. Maserat diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada temperature tidak lebih dari 60°C kemudian diuapkan di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental.

Pengujian yang dilakukan dalam aktivitas antikonvulsan, mencit dipuasakan selama 18 jam (tidak makan tetapi tetap di beri minum), kemudian hewan dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Setiap mencit ditimbang dan diberi tanda pada bagian ekor. Setiap mencit diberikan perlakuan sesuai dosis yang telah tertera di tabel. Kemudian satu jam kemudian mencit diinduksi dengan isonikotinilhidrazida secara intra peritoneal (ip), lalu diamati onset konvulsi (awal mula kejang), durasi proteksi selama 2 jam dan jumlah kematian selama 2 jam.

Cara pembuatan penelitian ini adalah diawali dengan dikumpulkan beberapa sampel dari daun karenda , dibuatlah ekstrak etanol dari daun karenda yang telah kita kumpulkan, kemudian setelah menjadi ekstrak dilakukan pengujian terhadap tikus putih jantan untuk mengetahui efek anti-konvulsan daun karenda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun karenda (Carissa carandas L.) memiliki aktivitas antikonvulsi pada dosis 100, 200 dan 400 mg/gBB p.o dapat memperlambat onset konvulsi (awal terjadinya kejang), memberikan proteksi kematian dengan memperlama waktu kematian dengan nilai signifikan (p < 0,05) dimana terdapat perbedaan bermakna yang signifikan dengan kontrol positif.

Kesimpulan dari penelitian ekstrak etanol daun karenda mengandung senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas antikonvulsi yang diinduksi oleh isoniakotinilhidrazida dan dapat memperlambat onset konvulsi pada semua kelompok dosis. Ekstrak etanol daun karenda dosis 100, 200, 400 mg/gBB memberikan proteksi terhadap kematian dengan memperlama waktu kematian dan dosis terbaik yaitu dosis 200 mg/gBB sebesar 60%.

Penelitian ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia, yang mana sebagai ketua Melia Sari, S.Si., M.Si. dan sebagai anggota adalah Apt. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si. dan Munzir Al Fayid. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/