Tak terasa, Yayasan Nurul Islam Indonesia Baru (NIIB) telah memasuki usia 60 tahun. Sebagai wujud syukur, Rabu (20/2) lalu, tepat di hari ulang tahunnya, yayasan yang dipimpin Dra Ruwaeda Hutabarat ini menggelar acara yang cukup meriah sekaligus pemotongan kue ulang tahun serta menyantuni 45 siswa kurang mampu.
Dalam perayaan milad kali ini, Yayasan Nurul Islam Indonesia Baru yang berlokasi di Jalan Megawati (Jalan Halat Ujung) Nomor 20 B Medan, menggelar rangkaian kegiatan, seperti MTQ, Pildacil, lomba kaligrafi, tahfiz ayat pendek dan lain. Sedangkan di bidang seni, digelar festival tari daerah, menyanyi, melukis dan mewarnai. Juga di bidang kepramukaan yakni lomba ketangkasan, baris berbaris dan cepat tepat yang digelar sejak 11 Februari lalu.
Kegiatan-kegiatan tersebut bukan cuma diikuti siswa NIIB, juga melibatkan pelajar dari berbagai sekolah di Medan, Binjai dan Deliserdang, mulai dari tingkat SD, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. “Saya merasa bangga dan bahagia atas terlaksananya perayaan milad ke-60 NII ini dengan baik dan sukses. Hal ini tidak telepas dari dukungan dan bantuan moral maupun moril dari para donatur,” ungkap Ruwaeda Hutabarat dalam sambutannya pada acara penyerahan piala kepada para pemenang lomba.
Ruwaeda mengungkapkan, Yayasan NIIB yang berdiri sejak 1953 ini memiliki visi dan misi mendidik anak-anak bangsa menjadi manusia seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat yang diridhoi Allah SWT.
Di yayasan ini, kata Ruwaeda, mereka mendidik anak-anak mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertaman (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sejak berdirinya yayasan ini, mereka juga telah meluluskan anak-anak umat sebanyak 33 ribu orang lebih. Dan kini telah banyak yang berhasil. Selain itu, guru-guru yang pernah dan sedang mengabdi di yayasan ini sebanyak 300 orang.
“Saat ini, jumlah siswa yang kita didik di sini tahun pelajaran 2012-2013 sebanyak 1.200 anak dan 95 di antaranya adalah anak (dari keluarga) kurang mampu dan diberi keringanan berupa diskon uang sekolah,” beber Ruwaedah yang merupakan anak dari pendiri sekaligus Ketua Pembina Yayasan NIIB ini, Pangulu Hutabarat.
Bukan itu saja, karena banyak siswa yang menunggak uang sekolah pada tahun ajaran sebelumnya, mereka juga membebaskan uang pembangunan bagi anak-anak kurang mampu yang mendaftar ke sekolah tersebut.
Tahun ini, Yayasan NIIB mendapat bantuan dari pemerintah sehingga mampu membangun ruang laboratorium IPA dan laboratorium bahasa di lantai empat dan lantai tiga gedung sekolah tersebut. “Dengan begitu, fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki Nurul Islam bisa dikatakan sudah memadai. Bahkan kita juga sering tampil sebagai juara dalam berbagai even yang diikuti, baik tingkat Kota Medan maupun Sumatera Utara,” lanjutnya.
Ruwaeda berharap, ke depan Nurul Islam Indonesia Baru terus berkembang dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berakhlak dan berpendidikan.
Sebelumnya, kepala sekolah SD Wasly Hutabarat dalam sabutannya mengungkapkan, kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nurul Islam Indonesia Baru berupa pertandingan olahraga, seni, keagamaan dan pramua merupakan bentuk pendidikan berkarakter dan bertujuan menggali bakat yang dimiliki para siswa.
Sementara itu, Ketua DPD PAN Kota Medan Ahmad Arif SE yang hadir pada acara itu mengungkapkan, Yayasan Nurul Islam Indonesia Baru dari tahun ke tahun terus berkembang dan ini tidak terlepas dari perjuangan dan jerih payah Pembina Yayasan Pangulu Hutabarat serta unsur pengurus yayasan lainnya.
“Saya akan mencari peluang agar yayasan ini mendapat bantuan dari pemerintah dan donatur agar Nurul Islam Indonesia ini dapat terus berkembang dalam mencerdaskan generasi bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan Kota Medan,” ungkap Arif yang juga ketua Fraksi PAN DPRD Kota Medan ini.(*)