26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Garuda Indonesia Menuju Bintang 5

Untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis, berbenah adalah hal yang wajib. Setidaknya itulah yang dilakukan PT Garuda Indonesia. BUMN yang bergerak di bidang penerbangan ini merubah manajemennya sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan perubahan tersebut, Garuda Indonesia saat ini sudah menjadi maskapai penerbangan bintang 4, dan sedang berjuang untuk mendapatkan predikat bintang 5.

FOTO BERSAMA: Seluruh peserta BUMN Marketeers Club -7 foto bersama usai acara  Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau Medan.
FOTO BERSAMA: Seluruh peserta BUMN Marketeers Club ke-7 foto bersama usai acara di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau Medan.

Hal tersebut diungkapkan General Manager Garuda Indonesia Medan, Syamsuddin JS dalam acara BUMN Marketeers Club ke-7 di Hotel JW Marriot Medan. Sebagai host, maskapai salah satu penerbangan terbesar di Indonesia ini memberikan ringkasan bagaimana Garuda Indonesia dapat menarik penumpang untuk menggunakan jasa penerbangan.

“Anda semua pasti mengetahui, bagaimana kita mengalami masa-masa sulit. Mulai dari usia produk, hingga penolakan dari Eropa. Tetapi, itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk menyerah, sebaliknya, kita berusaha untuk bangkit, dan mengembalikan kejayaan kita sebagai tuan rumah,” ujarnya.
Dijelaskannya, tahun 1990, Garuda Indonesia sempat berada di posisi 30 besar maskapai di dunia. Tetapi, memasuki pertengahan tahun 2000-an, Garuda Indonesia mengalami masa-masa yang tidak menyenangkan.

“Saat itu, produk atau pesawat kita sudah berusia sekitar 11,5 tahun. Itu sangat jauh, bila dibandingkan dengan pesaing kita yaitu Singapura Airlines, Malaysia Airlines, dan Qantas. Itulah, salah satu alasan kita untuk mulai berbenah,” tambahnya.

Tahun 2005 hingga 2007 masalah yang dihadapi adalah keuangan. Bahkan, maskapai ini terkena foult dari lembaga pembiayaan. Pembenahan tersebut mulai dilakukan sejak 2006, dan mulai mendapat dampaknya pada 2009, dimana Eropa sudah mulai menerima Garuda Indonesia. Dan pada 2012, usia pesawat Garuda Indonesia sekitar 5,2 tahun. Bila dibandingkan dengan pesaingnya, produk Garuda Indonesia lebih baik. “Kita sudah mulai menargetkan untuk penambahan pesawat sebanyak 24 hingga 26 pesawat setiap tahunnya. Dengan kata lain, ada sekitar 2 pesawat setiap bulannya,” lanjutnya.
Seperti pertemuan BUMN Marketeers Club sebelumnya, pertemuan kali ini juga terjadi perbincangan yang hangat. Bahkan, walau waktu telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, pertanyaan para peserta terus mengalir.

“Kenapa harga tiket Garuda Indonesia lebih mahal bila dibandingkan dengan maskapai lainnya. Apakah kita tidak takut kehilangan pelanggan?,” ujar perwakilan dari Bank Mandiri, Ali Usman.

Dengan santai, GM yang akrab disapa dengan pak Syam ini menjawab pemesanan melalui online harga tiket lebih murah. “Bahkan, saat ini juga memiliki even yang kita beritahu melalui media sosial seperti twitter dan facebook. Kalaupun ingin lebih murah, anda dapat membeli tiket Citilink yang merupakan anak perusahaan kita,” tambahnya.

Untuk meningkatkan market dalam bisnis penerbangan ini, PT Garuda Indonesia juga telah mempersiapkan pelayanan jangka panjang hingga 2015 mendatang. Salah satunya, melebarkan sayap bisnis hingga ke daerah tingkat II yang memiliki potensi. “Kita akan saling membantu dengan anak perusahaan untuk mengisi daerah untuk penerbangan,” tuturnya. (*)

Untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis, berbenah adalah hal yang wajib. Setidaknya itulah yang dilakukan PT Garuda Indonesia. BUMN yang bergerak di bidang penerbangan ini merubah manajemennya sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan perubahan tersebut, Garuda Indonesia saat ini sudah menjadi maskapai penerbangan bintang 4, dan sedang berjuang untuk mendapatkan predikat bintang 5.

FOTO BERSAMA: Seluruh peserta BUMN Marketeers Club -7 foto bersama usai acara  Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau Medan.
FOTO BERSAMA: Seluruh peserta BUMN Marketeers Club ke-7 foto bersama usai acara di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau Medan.

Hal tersebut diungkapkan General Manager Garuda Indonesia Medan, Syamsuddin JS dalam acara BUMN Marketeers Club ke-7 di Hotel JW Marriot Medan. Sebagai host, maskapai salah satu penerbangan terbesar di Indonesia ini memberikan ringkasan bagaimana Garuda Indonesia dapat menarik penumpang untuk menggunakan jasa penerbangan.

“Anda semua pasti mengetahui, bagaimana kita mengalami masa-masa sulit. Mulai dari usia produk, hingga penolakan dari Eropa. Tetapi, itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk menyerah, sebaliknya, kita berusaha untuk bangkit, dan mengembalikan kejayaan kita sebagai tuan rumah,” ujarnya.
Dijelaskannya, tahun 1990, Garuda Indonesia sempat berada di posisi 30 besar maskapai di dunia. Tetapi, memasuki pertengahan tahun 2000-an, Garuda Indonesia mengalami masa-masa yang tidak menyenangkan.

“Saat itu, produk atau pesawat kita sudah berusia sekitar 11,5 tahun. Itu sangat jauh, bila dibandingkan dengan pesaing kita yaitu Singapura Airlines, Malaysia Airlines, dan Qantas. Itulah, salah satu alasan kita untuk mulai berbenah,” tambahnya.

Tahun 2005 hingga 2007 masalah yang dihadapi adalah keuangan. Bahkan, maskapai ini terkena foult dari lembaga pembiayaan. Pembenahan tersebut mulai dilakukan sejak 2006, dan mulai mendapat dampaknya pada 2009, dimana Eropa sudah mulai menerima Garuda Indonesia. Dan pada 2012, usia pesawat Garuda Indonesia sekitar 5,2 tahun. Bila dibandingkan dengan pesaingnya, produk Garuda Indonesia lebih baik. “Kita sudah mulai menargetkan untuk penambahan pesawat sebanyak 24 hingga 26 pesawat setiap tahunnya. Dengan kata lain, ada sekitar 2 pesawat setiap bulannya,” lanjutnya.
Seperti pertemuan BUMN Marketeers Club sebelumnya, pertemuan kali ini juga terjadi perbincangan yang hangat. Bahkan, walau waktu telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, pertanyaan para peserta terus mengalir.

“Kenapa harga tiket Garuda Indonesia lebih mahal bila dibandingkan dengan maskapai lainnya. Apakah kita tidak takut kehilangan pelanggan?,” ujar perwakilan dari Bank Mandiri, Ali Usman.

Dengan santai, GM yang akrab disapa dengan pak Syam ini menjawab pemesanan melalui online harga tiket lebih murah. “Bahkan, saat ini juga memiliki even yang kita beritahu melalui media sosial seperti twitter dan facebook. Kalaupun ingin lebih murah, anda dapat membeli tiket Citilink yang merupakan anak perusahaan kita,” tambahnya.

Untuk meningkatkan market dalam bisnis penerbangan ini, PT Garuda Indonesia juga telah mempersiapkan pelayanan jangka panjang hingga 2015 mendatang. Salah satunya, melebarkan sayap bisnis hingga ke daerah tingkat II yang memiliki potensi. “Kita akan saling membantu dengan anak perusahaan untuk mengisi daerah untuk penerbangan,” tuturnya. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/