Ketua Yayasan Sari Mutiara Parlindungan Purba SH MM, Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes bersama dosen pegawai dan mahasiswa menghadiri acara buka puasa Ramadan 1440 Hijriah, Jumat (24/5). Puluhan anak yatim piatu pun menerima bingkisan dan santunan.
‘’BECOME an Islamic Millenial Generation.’’ Inilah tema yang diangkat pada pelaksanaan buka puasa bersama di USM Indonesia. Dalam momen buka puasa ini Ketua Yayasan Sari Mutiara Parlindungan Purba SH MM dan Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes berharap agar generasi muda termasuk mahasiswa USM Indonesia di era millenial yang identik dengan kemudah an dalam segala hal, tidak boleh melupakan agama.
Menurut Parlindungan Purba, nilai spiritual ini merupakan satu dari lima Core Value USM Indonesia. Core value USM Indonesia yaitu spritualisme, intelektualisme, profesionalisme, nasionalisme dan globalisme.
‘’Harus menjadi generasi yang cerdas dan pintar, berpengetahuan dan tidak melupakan nilai-nilai agama dan perkembangan ilmu pengetahuan,’’ katanya.
Ketua Yayasan Sari Mutiara juga menegaskan bahwa di USM Indomesia tidak ada diskriminasi. Ia pun mengimbaua mahasiswa USM Indonesia yang muslim agar dapat menjadi genearasi muslim yang millenial. Bebas tapi menjunjung tinggi etika.
Ditambahkan Parlindungan Purba, USM Indonesiadalam bulan puasa ini juga melaksanakan kegiatan Ramadan Fair dengan membuka stan-stan bazar yang diisi oleh program studi dengan menjual menu berbuka puasa.
Ramadan Fair ini, kata Parlindungan, bertujuan meningkat jiwa entrepenuarship (kewirausahaan) sehingga kelak bukan hanya mencari kerja tetapi juga bisa menciptakan lapangan kerja.
Dalam Ramadan Fair dilaksanakan lomba membaca ayat-ayat pendek, azan dan busana muslim. Peserta perlombaan adalah anak-anak masyarakat di sekitar kampus. Acara ini dilaksanakan oleh Persatuan Mahasiswa Muslim Mutiara Indonesia (PM3I).
Dr Zainal Arifin Zakaria Lc MA dalam tausyiahnya berharap dalam acara buka puasa di USM Indonesia berharap mahasiswa dapat menjadi generasi muslim millenial. Manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar dapat saling mengenal.
‘’Mengakui perbedaan dalam arti positif dimana adanya keunggulan dan kehebatan satu dengan yang lain. Setiap bangsa memiliki budaya masing-masing. Kita akan menjadi bangsa yang besar apabila dapat menghargai budaya yang satu dengan lainnya juga memiliki kelebihan sehingga dapat menjadi suatu kekuatan,’’ kata Zainal.
‘’Di USM Indonesia diperoleh pengetahuan yakni kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Pendidikan adalah perubahan karakter sehingga di Sari Mutiara dibentuk karakter Islamic Millenial Generation. Bisa hidup berbaur dengan siapapun tetapi tetap memiliki jati diri karena dekat dengan Allah dan menyayangi antar-sesama manusia,’’ tegasnya. (*)