DELISERDANG, SUMUTPOS.CO—Belanja online atau online shop memang sudah menjadi gaya hidup anak milenial. Begitupun perlu selalu waspada sebelum berbelanja bahkan bertransaksi secara online. Baik via media sosial, internet maupun platform digital.
Hal ini mengemuka dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara pada 31 Agustus lalu.
Terdapat empat aspek materi yang disampaikan, yakni tentang budaya digital, etika digital, kecakapan digital, dan keamanan digital oleh para pemateri yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang key opinion leader yang memberikan sharing session.
Masing-masing aspek itu disampaikan; Abidzar Alghifari Sembiring (Wakil Sekretaris Gerakan Pemuda Al-Washliyah Sumut); Putra Andica Siagian (Entrepreneur, Motivator, dan Komedian); Dr Pitoyo (Ketua Ikatan Doktor Komunikasi Ilmu Komunikasi UNPAD); Raseno Arya (Asdep Personal Kemenpar 2015-2018 dan Pemerhati Pariwisata). Turut hadir Tya Yustia selaku Content Creator& TV Presenter, dan Iqbal Tanjung selaku Professional MC for Wedding & Event.
Adapun tema besar webinar kali ini; Aman Saat Belanja Online. Kelebihan belanja online antara lain praktis dan efisien, pilihan yang bervariasi, banyak promo atau diskon, dan cashback, serta sistem pembayaran lebih mudah. Kekurangan belanja online, meliputi bisa mengganggu manajemen keuangan, barang yang diterima tidak sesuai ekspektasi, rawan penipuan, serta konsumtif.
Tips main aman belanja online dengan cara buat daftar kebutuhan, pastikan online shop terpercaya, baca dengan teliti tentang produk, waspadai barang yang murah, simpan bukti transaksi, pastikan keamanan perangkat, serta pilih pembayaran yang aman.
Di sisi lain, turut disampaikan soal pertumbuhan e-Commerce di Indonesia yang sengat pesat apalagi selama pandemi sekarang ini. Oleh karenanya membuka toko online di marketplace harus mempunyai kecakapan digital yang baik, jika tak ingin tertinggal oleh yang lain.
Selain itu, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM didorong perlu memahami berbagai etika digital. Di era keterbukaan informasi, tanggungjawab UMKM tidak hanya sebatas menciptakan produk yang sesuai kebutuhan pasar, tetapi j juga kejujuran demi menjaga reputasi serta harus dibarengi dengan pelayanan yang baik untuk para konsumen. Misalnya, membalas setiap chat dengan sopan dan responsif.
Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebelumnya memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Diketahui, kegiatan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya SDM yang memiliki talenta digital. Berkenaan dengan itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera pada 77 kabupaten/kota dari Aceh hingga Lampung.
Ditjen Aptika memiliki target hingga 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital, yakni secara spesifik dimulai pada 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital.
Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta internet yang semakin masif oleh masyarakat, sehingga implementasi program literasi digital di daerah perlu terus digalakkan. (rel/dek)