LABUSEL, SUMUTPOS.CO—Belanja online kini sudah menjadi gaya hidup kaum urban maupun milenial. Namun, jika tidak cermat dan bijak antara mengelola keuangan dengan kegemaran online shop, dapat membuat finansial Anda jadi ‘rontok’.
Muhammad Aguswan, seorang pendamping sosial memberi sedikit tips untuk hal tersebut. Menurutnya, tips mudah agar tetap bisa menabung disamping kegiatan belanja online antara lain, langsung nabung setelah menerima penghasilan agar kegiatan menabung menjadi prioritas. Lalu, pisahkan rekening belanja dengan rekening tabungan agar tidak mengganggu rekening tabungan.
“Tentukan besaran uang yang akan ditabung dan tentukan pula pengeluaran belanja. Pergunakan aplikasi online sebaik mungkin sesuai standar prioritas kebutuhan saja. Anggap tabungan sebagai pengeluaran rutin. Serta, jangan biarkan pengeluaran tidak terkendali dan utang menumpuk dikarenakan sering transaksi nontunai untuk keperluan konsumtif,” katanya saat menjadi pemateri Webinar Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Provinsi Sumatera Utara pada 21 Juli 2021.
Bicara di sesi Budaya Digital, Aguswan memberikan materi bertema “Pilih Mana: Nabung atau Belanja Online?”. Dijelaskannya perbedaan tabungan dengan belanja online. Tabungan merupakan kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan untuk disimpan sebagai kebutuhan di masa depan atau sebagai alat berjaga-jaga jika ada keperluan yang mendadak.
“Belanja online merupakan aktivitas perdagangan yang menggunakan perangkat elektronik. Manfaat menabung antara lain belajar hidup hemat, memiliki cadangan keuangan dalam keadaan mendesak, mencegah berutang, investasi jangka panjang, serta melatih hidup sederhana. Manfaat belanja online diantaranya lebih hemat waktu dan uang, pilihan produk lebih beragam, mendapatkan harga termurah, dan lebih mudah dalam pembayaran,” pungkasnya.
Tiro Sanchabakhtiar, Founder Planet Design Indonesia, menjelaskan keamanan digital yakni meliputi; password atau PIN apapun, nomor identitas, dan nomor kartu kredit. Sedangkan cara untuk menjaga keamanan digital menurutnya, mempunyai password atau PIN dengan dua sampai tiga kombinasi yang unik dan bisa dihafal untuk diberbagai media sosial, email, dan bank online.
“Jangan sampai salah atau terlalu susah membuat PIN karena jika salah dalam memasukan PIN sebanyak tiga kali dapat mengakibatkan kartu kredit terblokir,” katanya pada sesi Keamanan Digital dengan materi bertema “Fungsi Keamanan Dari PIN, Password, Two Factor Authentication dan OTP.
Ia pun ingatkan keamanan unggah foto dan data pribadi dengan cara tidak unggah foto KTP, SIM, paspor, tiket pesawat, atau segala dokumen yang tertera nomor, kode, atau QR khusus. Tidak unggah foto vulgar atau terbuka baik anak kecil maupun dewasa, karena foto-foto tersebut dapat beredar di mana saja dan kapan saja.
“Kecanggihan teknologi dapat memanfaatkan data khusus tersebut untuk dimanipulasi menjadi pemalsuan bahkan bahan fitnah. Masyarakat tidak boleh lalai pada dunia maya,” imbaunya.
Akbar Riandi, Relawan Bangka Belitung 1001 Digitalpreneur, pada sesi Kecakapan Digital paparkan tema “Welcome Gen Alpha: Chance and Challenge in Digital Skill”. Akbar menjelaskan risiko anak dalam menggunakan media sosial seperti menjadi kecanduan, mengakses konten negatif, cyberbullying, pelanggaran privasi, pedofil online, serta radikalisme.
“Masyarakat harus berpikir terlebih dahulu sebelum mengunggah sesuatu di media sosial dan memerhatikan siapa saja yang dapat melihat unggahannya, apakah terlalu membuka data atau informasi pribadi atau tidak, tidak menyinggung orang lain, tidak dalam keadaan emosi, tidak sedang memperlihatkan keburukan, serta tidak membuat orang salah paham,” katanya.
Sebagai pengguna medsos, lanjut dia, netizen harus bertanggungjawab terhadap sikap dan tutur kata yang positif di internet, empati, lawan cyber bullying, serta sebarkan kebaikan.
Adapun tips untuk mencegah cyberbullying, hemat dia, dengan cara tidak merespon dan membalas aksi pelaku, adukan kepada orang yang paling dipercaya, blokin akun media sosial pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, serta simpan semua bukti dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang.
Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital, Zulfikar, selaku pengamat komunikasi pendidikan menjabarkan hal yang harus dilakukan sebelum mengakses konten, situs, meninggalkan komentar, dan membagikan informasi.
“Antara lain mengkaji efek yang akan dihasilkan, memahami karakter komunikan, memilih kata dan kalimat yang baik dan benar, memahami makna isi konten atau informasi yang didapat, memberikan komentar yang bermanfaat bagi pembaca, serta tidak terbawa emosi dan rasional memahami situasi. Latih jari untuk modern, maju, imbang, kredibel, integritas, dan ramah,” katanya dengan materi bertema “Bijak di Kolom Comment”.
Sebelum menulis komentar di medsos, menurut dia perhatikan beberapa hal diantaranya, berkomentar dengan tepat, penuh gagasan, akurat, bermuatan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca, mudah dipahami, memberikan informasi terbaru bukan berita yang sudah usang dan tidak ada korelasinya dengan situasi saat ini, serta memberikan dampak kewaspadaan dan kehati-hatian kepada warganet.
Webinar diakhiri oleh Agrippina Brescia, selaku Content Writer Be With You dan influencer dengan followers 5.444. Agrippina menyimpulkan hasil webinar dari masing-masing tema yang sudah diangkat oleh para narasumber
Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sebelumnya memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Diketahui, program ini bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan literasi digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 kota/kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI/Polri, orangtua, pelajar, penggiat usaha, pendakwah dan sebagainya.
Empat kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture di mana masing-masing kerangka mempunyai beragam tema. (rel/dek)