25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Curhat Masalah Pribadi Via Medsos Termasuk Hal Pantang

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO —Media sosial telah menjadi salah satu kebutuhan dan gaya hidup di era digitalisasi saat ini. Namun perlu ada sesuatu yang dipahami masyarakat tatkala sedang bermedsos ria. Salah satunya, soal pantangan mencurahkan hati alias curhat.

WEBINAR: Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Kominfo RI diselenggarakan di Kabupaten Deliserdang, Sumut, mengangkat tema besar “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”, pada 19 Agustus 2021. (IST)

“Hal-hal yang pantang untuk dilakukan di media sosial, antara lain memulai konflik, curhat masalah pribadi, mengejek orang lain dan menyebut namanya, menjelekkan orang lain tanpa menyebut namanya, berbagi foto yang negatif, serta bersikap terlalu ekstrem,” kata Kristover Alexander Purba, Mister Teen Kalimantan Timur 2017 dan Duta Mahasiswa USU 2017, saat jadi pemateri dalam Webinar Gerakan Literasi Nasional yang digagas Kemenkominfo RI di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara pada 19 Agustus 2021.

Berbicara di sesi Etika Digital dengan mengangkat tema ‘Pornography Content in The Eyes of Digital Ethics, Kristover menyebut alasan pornografi mudah lewat media lantaran diduplikasikan atau didistribusikan, anonim, dan cakupan luas. Adapun dampak pornografi, menurutnya, dapat mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan anak-anak hanya merupakan objek seks saja, meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga dapat terjadi perilaku seks bebas dan perilaku seksual berisiko.

“Selanjutnya mudah berbohong, menurunkan harga diri dan konsep diri, depresi dan ansietas, pendidikan terganggu, serta terjadi penyimpangan seksual,” pungkasnya.

Menguatkan paparan itu, Winarsih, seorang pengajar dan aktivis sosial menjabarkan tips untuk orang tua dalam mengajarkan anak berinternet sehat.

“Yakni meliputi memberikan perhatian, dampingi anak saat berinternet, menempatkan komputer di ruang keluarga, memberi anak pemahaman tentang internet sehat, serta mengenali teman dan lingkungan sekitar,” katanya melalui materi bertajuk ‘Tips dan Pentingnya Internet Sehat’ di sesi Keamanan Digital.

Dengan adanya internet safety, menurutnya, masyarakat akan lebih bijaksana dalam berinternet di medsos dengan membiasakan melakukan protokol internet sehat. Karenanya dibutuhkan keberfungsian seluruh anggota keluarga dalam mewujudkan hal tersebut.

“Tugas-tugas dasar dan fungsi umum dari semua anggota keluarga akan menciptakan iklim yang harmonis dan hubungan yang akrab. Selain itu dapat sebagai pemecahan masalah, meningkatkan komunikasi, peran, responsivitas afektif, keterlibatan afektif, serta kontrol perilaku,” katanya.

Sedangkan Hariyanto Chung, Head Bussiness Directur di PT. Digital Kaliber Internasional dan Digital Marketing Expert, sesuai tema ‘Pentingnya Digital Skill di Masa Pandemi Covid-19’, menjelaskan beberapa tren pekerjaan yang paling dicari 2021 antaranya, copywriter atau content writer, web developer, UI/UX designer, social media strategist, SEO specialist, dan data research.

“Karena itu perlu tingkatkan digital skill dengan 3M yaitu, mengetahui macam-macam produk digital, menguasai produk digital, serta memanfaatkan produk digital. Manfaatkan digital skill dengan menciptakan branding, memperluas koneksi, dan memperkuat bisnis,” sebutnya yang berbicara di sesi Kecakapan Digital.

Di sesi Budaya Digital, Ivo Herawati memberi materi bertajuk ‘Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif’. Founder Ivora Organizer dan Duta Muslimah Preneur Favorit Nasional dan Mancanegara itu menyebut, cara sederhana menjadikan lebih produktif dengan membuka bisnis online sesuai hobi yakni melalui modal memiliki akun medsos.

“Lalu memiliki akun e-Commerce, manajemen waktu dan keuangan, respon cepat, kepercayaan, dan santun, serta serius dan dinamis. Data e-Commerce Indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat ialah, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, blibli, JD.ID, dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Webinar diakhiri oleh Alifia Marsella seorang influencer. Ia menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber.

Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebelumnya memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Diketahui, kegiatan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya SDM yang memiliki talenta digital. Berkenaan dengan itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera pada 77 kabupaten/kota dari Aceh hingga Lampung.

Ditjen Aptika memiliki target hingga 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital, yakni secara spesifik dimulai pada 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital.

Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta internet yang semakin masif oleh masyarakat, sehingga implementasi program literasi digital di daerah perlu terus digalakkan. (rel/dek)


DELISERDANG, SUMUTPOS.CO —Media sosial telah menjadi salah satu kebutuhan dan gaya hidup di era digitalisasi saat ini. Namun perlu ada sesuatu yang dipahami masyarakat tatkala sedang bermedsos ria. Salah satunya, soal pantangan mencurahkan hati alias curhat.

WEBINAR: Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital yang diinisiasi Kementerian Kominfo RI diselenggarakan di Kabupaten Deliserdang, Sumut, mengangkat tema besar “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”, pada 19 Agustus 2021. (IST)

“Hal-hal yang pantang untuk dilakukan di media sosial, antara lain memulai konflik, curhat masalah pribadi, mengejek orang lain dan menyebut namanya, menjelekkan orang lain tanpa menyebut namanya, berbagi foto yang negatif, serta bersikap terlalu ekstrem,” kata Kristover Alexander Purba, Mister Teen Kalimantan Timur 2017 dan Duta Mahasiswa USU 2017, saat jadi pemateri dalam Webinar Gerakan Literasi Nasional yang digagas Kemenkominfo RI di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara pada 19 Agustus 2021.

Berbicara di sesi Etika Digital dengan mengangkat tema ‘Pornography Content in The Eyes of Digital Ethics, Kristover menyebut alasan pornografi mudah lewat media lantaran diduplikasikan atau didistribusikan, anonim, dan cakupan luas. Adapun dampak pornografi, menurutnya, dapat mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan anak-anak hanya merupakan objek seks saja, meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga dapat terjadi perilaku seks bebas dan perilaku seksual berisiko.

“Selanjutnya mudah berbohong, menurunkan harga diri dan konsep diri, depresi dan ansietas, pendidikan terganggu, serta terjadi penyimpangan seksual,” pungkasnya.

Menguatkan paparan itu, Winarsih, seorang pengajar dan aktivis sosial menjabarkan tips untuk orang tua dalam mengajarkan anak berinternet sehat.

“Yakni meliputi memberikan perhatian, dampingi anak saat berinternet, menempatkan komputer di ruang keluarga, memberi anak pemahaman tentang internet sehat, serta mengenali teman dan lingkungan sekitar,” katanya melalui materi bertajuk ‘Tips dan Pentingnya Internet Sehat’ di sesi Keamanan Digital.

Dengan adanya internet safety, menurutnya, masyarakat akan lebih bijaksana dalam berinternet di medsos dengan membiasakan melakukan protokol internet sehat. Karenanya dibutuhkan keberfungsian seluruh anggota keluarga dalam mewujudkan hal tersebut.

“Tugas-tugas dasar dan fungsi umum dari semua anggota keluarga akan menciptakan iklim yang harmonis dan hubungan yang akrab. Selain itu dapat sebagai pemecahan masalah, meningkatkan komunikasi, peran, responsivitas afektif, keterlibatan afektif, serta kontrol perilaku,” katanya.

Sedangkan Hariyanto Chung, Head Bussiness Directur di PT. Digital Kaliber Internasional dan Digital Marketing Expert, sesuai tema ‘Pentingnya Digital Skill di Masa Pandemi Covid-19’, menjelaskan beberapa tren pekerjaan yang paling dicari 2021 antaranya, copywriter atau content writer, web developer, UI/UX designer, social media strategist, SEO specialist, dan data research.

“Karena itu perlu tingkatkan digital skill dengan 3M yaitu, mengetahui macam-macam produk digital, menguasai produk digital, serta memanfaatkan produk digital. Manfaatkan digital skill dengan menciptakan branding, memperluas koneksi, dan memperkuat bisnis,” sebutnya yang berbicara di sesi Kecakapan Digital.

Di sesi Budaya Digital, Ivo Herawati memberi materi bertajuk ‘Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif’. Founder Ivora Organizer dan Duta Muslimah Preneur Favorit Nasional dan Mancanegara itu menyebut, cara sederhana menjadikan lebih produktif dengan membuka bisnis online sesuai hobi yakni melalui modal memiliki akun medsos.

“Lalu memiliki akun e-Commerce, manajemen waktu dan keuangan, respon cepat, kepercayaan, dan santun, serta serius dan dinamis. Data e-Commerce Indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat ialah, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, blibli, JD.ID, dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Webinar diakhiri oleh Alifia Marsella seorang influencer. Ia menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber.

Sebagai keynote speaker, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebelumnya memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Diketahui, kegiatan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya SDM yang memiliki talenta digital. Berkenaan dengan itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera pada 77 kabupaten/kota dari Aceh hingga Lampung.

Ditjen Aptika memiliki target hingga 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital, yakni secara spesifik dimulai pada 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital.

Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta internet yang semakin masif oleh masyarakat, sehingga implementasi program literasi digital di daerah perlu terus digalakkan. (rel/dek)


Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/