Buah kurma selalu identik kehadirannya di bulan Ramadan. Makanan terasa manis ini selalu menjadi sajian berbuka puasa di berbagai kalangan.
Tapi belakangan kini, menu berbuka puasa tidak lagi hanya dengan kurma. Kehadiran manisan yang sudah lama diminati masyarakat kini hadir menjadi menu berbuka puasa. Hhhmm..sangat menggugah selera.
Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu.Manisan biasanya dimakan sebagai hidangan pelengkap untuk merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala.
Nah, menu berbuka puasa dengan manisan menjadi trend menu di hotel. Misalnya saja Soechi Hotel yang lebih dikenal dengan sebutan Hotel Soechi dan sejumlah hotel di Medan menyediakan manisan untuk berbuka. Mulai dari manisan kolang-kaling, manisan salak, manias mangga dan lainnya. “Kita sudah menyediakan manisan untuk berbuka puasa sejak beberapa tahun yang lalu. Awalnya hanya untuk variasi, ternyata jadi diminati,” ujar Director of Sales and Marketing Hotel Soechi Hasan Asni Yaputra.
Hasan juga menyatakan bahwa makanan jenis ini diminati oleh semua orang, baik muda maupun tua. “Mungkin karena rasa yang ditawarkan, mulai dari rasa manis, asam dan asin menyatu semuanya,” ujar Hasan.
Begitu juga dikatakan Lindawati, pendagang manisan di Pasar Rame Jalan Thamrin Medan. Kata dia, peminat manisan di tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. Ini karena masyarakat Medan mengkonsumsi manisan di bulan puasa. “Selama Ramadan permintaan akan manisan terus meningkat, terutama untuk manisan jenis buah salak, mangga dan pepaya. Kalau tahun-tahun lalu, manisan hanya dikonsumsi di idul fitri sebagai sajian bersama kue-kue lebaran. Tapi sekarang justru di bulan puasa manisan sudah dikonsumsi,” ujarnya.
Menurut Linda, selain rasa yang menarik, manisan yang dapat menjadi obat ini juga menjadi pilihan masyarakat, karena makanan ini tahan lama, bahkan sampai seminggu, “Makanan ini tahan lama, apalagi disimpan dalam kulkas (lemari es),” ujarnya.
Menurutnya, berbagai jenis buah dan bumbu dapur dapat dijadikan manisan meski rasanya asam. Namun ketika diolah menjadi manisan, rasanyapun menjadi manis. “Misalnya buah kedondong, buah kana, kimkiet (jeruk emas), liko malaysia, jeruk sirup, buah pulm, Jahe, cabai dan lainnya.
Selain citarasa, manisan ini juga memiliki khasiat yang dapat menyembuhkan penyakit ringan, seperti batuk, gatal-gatal tenggorakan, panas dalam dan batuk. “Manisan KiemKiet (jeruk emas) sangat bagus untuk penyakit panas dalam dan gatal-gatal,” ujar Lindawati.
Karena untuk jenis manisan ini biasanya di campur dengan madu. Selain untuk obat juga dapat meningkatkan stamina. Sementara untuk buah pulm sangat bagus untuk tenggorokkan, sdangkan manisan jahe juga untuk mengobati batuk.
Masyarakat biasanya memilih makanan sesuai dengan seleranya dan kebutuhannya, dan biasanya mereka memilih manisan untuk bukaan, karena makanan ini dapat memberikan rasa segar setelah berbuka selain itu, makanan ini juga sehat. “Kita membuat manisan ini dengan menggunakan bahan asli, seperti buah dan gula, kita hanya menjual kualitas,” ujar Linda.
Ibu Haikal, yang tinggal di Jalan Bambu II Medan ini mengatakan, sejak tahun lalu sudah mengkonsumsi manisan untuk bukaan. Selain karena memiliki banyak ragam, makanan ini juga sehat karena terbuat dari buah. “Kalau kita puasa dianjurkan untuk mengkonsumsi buah, agar tubuh tidak dehidrasi, makanya saya memilih manisan, karena rasanya yang beragam dan bentuknya yang lucu,” ujarnya.
Untuk harga manisan ini juga dapat dijangkau oleh masayarakat. “Sebagian manisan kita juga ada yang impor. Kalau lokal kita jual mulai dari Rp25 ribu hingga Rp70 ribu per kilonya,” ucap Lindawati.
Menurut dr Delyuzar, mengkonsumsi makanan manis saat berbuka itu sangat dianjurkan. Ini karena gula dapat langsung digunakan oleh tubuh. Tetapi tidak dibenarkan bagi penderita diabetes. (mag-9)