27.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Geopark Kaldera Toba Sah Jadi Anggota UNESCO, Jembatan Emas di Era Sumut Bermartabat

LAPORAN: Gubsu Edy Rahmayadi menerima laporan masuknya GKT menjadi anggota UGG dari Dirut BPODT, Arie Prasetyo di rumah pribadinya, Rabu (8/7).prans/sumut pos.
LAPORAN: Gubsu Edy Rahmayadi menerima laporan masuknya GKT menjadi anggota UGG dari Dirut BPODT, Arie Prasetyo di rumah pribadinya, Rabu (8/7).prans/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – MASUKNYA Geopark Kaldera Toba (GKT) menjadi anggota UNESCO Global Geopark (UGG), akan menjadi jembatan emas di era ‘Sumut Bermartabat’ di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

“Keuntungannya banyak, dan itu akan kita rasakan nanti. Kami dari BPGKT mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung perjuangan ini. Khususnya Pemprov Sumut. Terlebih di era Sumut bermartabat di bawah kepemimpinan Bapak Edy Rahmayadi dan Bapak Musa Rajekshah, ini akan menjadi jembatan emas ke depan,” kata General Manager Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT), Hidayati didampingi Wakil GM-BPGKT, Gagarin Sembiring dan jajaran tim saat menyampaikan keterangan pers di Medan, Kamis (9/7) sore.

Penetapan yang dilakukan organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan atau yang dikenal dengan UNESCO (Educational, Scientific and Cultural Organization) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, terang dia adalah buah perjuangan dan pengorbanan yang cukup panjang. Proses tersebut didukung semua pihak, khususnya Pemprovsu yang merupakan pemilik dan pengelola kawasan GKT.

“BPGKT yang merupakan lembaga resmi yang dibentuk berdasarkan peraturan gubernur dalam mewujudkan GKT menjadi bagian dari UGG telah bekerja dengan maksimal. Buah dari perjuangan itu kini terlihat dari penetapan GKT menjadi bagian dari UGG,” katanya.

Namun ia tegaskan, perjuangan justru baru dimulai. Dengan adanya jembatan emas yang diberikan oleh UNESCO ke dunia yang lebih luas melalui UGG tersebut, maka Danau Toba ke depan harus lebih baik lagi. Peluang besar dari warisan dunia di Sumut tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Terlebih dalam menciptakan berbagai peluang dalam membesarkan Danau Toba. Khususnya masyarakat di kawasan Danau Toba.

“Perjuangan panjang itu bukan hanya sebatas kata demi kata yang dirangkai. Tetapi lebih pada kerja keras seluruh pihak yang ada di BPGKT, termasuk pihak pendukung GKT yang selama ini konsisten memberikan masukan dan dorongan kepada pihak BPGKT. Kita berharap ini terus didukung akan kedepan Danau Toba jauh lebih baik,” ujar Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sumut ini.

Hidayati merinci, sejarah perjuangan GKT sudah melalui berbagai proses. Proses demi proses itulah yang mematangkan BPGKT mampu membangun jembatan emas dengan UNESCO. Dengan berbagai kekurangan dan keterbatasan, BPGKT konsisten melakukan upaya dalam mewujudkan GKT sebagai bagian dari dunia yang lebih luas. Hemat pihaknya, penetapan ini juga mampu mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut. Terlebih melalui pengembangan geo-pariwisata berkelanjutan, peluang masyarakat dan pemprov mempromosikan budaya, produk lokal dan citra Kaldera Toba lebih luas.

“Pengakuan ini penting. UNESCO akan ikut mempromosikan Kaldera Toba secara besar-besaran ke dunia sehingga promosi akan semakin luas, investor melirik dan harapannya tentu perekonomian masyarakat setempat semakin membaik. Tetapi ini bukan akhir. Ini awal atau pintu pengembangan Kaldera untuk lebih baik lagi,” imbuhnya.

Dalam sidang ke-209, akhirnya Dewan Eksekutif UNESCO di Paris pada 7 Juli 2020 memberikan pengakuan bahwa GKT bagian dari UGG. Selama sembilan tahun sejak diusulkan 2011, perjuangan itu dilakukan. Ada proses penundaan dengan berbagai rekomendasi yang harus dipenuhi BPGKT.

“Memenuhi rekomendasi itu yang cukup besar kita lakukan. Proses demi proses ini menjadi ruang untuk menjadikan GKT sebagai bagian dari dunia. Menjaga warisan yang ada di GKT dengan konsep yang terukur dan sesuai dengan pelestarian,” pungkasnya.

Kaldera Toba merupakan satu dari 16 UNESCO Global Geopark baru yang ditetapkan Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Dengan ditambahkannya Kaldera Toba, maka total ada lima Geopark Indonesia yang mendapat pengakuan dari UNESCO yaitu Gunung Batur, Cileteuh, Gunung Sewu dan Rinjani.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga buka suara ihwal capaian prestisius ini. Ia ingin ke depan agar fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada di kawasan GKT semakin ditingkatkan. “Ini semakin menetapkan Kaldera Toba bukan hanya milik kita, tetapi juga dunia sehingga kita perlu menjaganya bersama-sama. Dengan ditetapkannya Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark tentunya kita harus meningkatkan fasilitas yang ada di sana agar wisatawan yang datang merasa nyaman,” katanya usai menerima laporan dari Dirut Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo di rumah pribadinya, di kawasan Deli Tua, Deli Serdang, Rabu (8/7).

Edy meminta agar masyarakat Sumut semakin meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian Kaldera Toba. “Perjuangan untuk masuk sebagai UGG sangat panjang dan sekarang setelah kita mendapatkannya harus bisa kita pertahankan bersama dengan menjaga kelestariannya,” harapnya. (prn)

LAPORAN: Gubsu Edy Rahmayadi menerima laporan masuknya GKT menjadi anggota UGG dari Dirut BPODT, Arie Prasetyo di rumah pribadinya, Rabu (8/7).prans/sumut pos.
LAPORAN: Gubsu Edy Rahmayadi menerima laporan masuknya GKT menjadi anggota UGG dari Dirut BPODT, Arie Prasetyo di rumah pribadinya, Rabu (8/7).prans/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – MASUKNYA Geopark Kaldera Toba (GKT) menjadi anggota UNESCO Global Geopark (UGG), akan menjadi jembatan emas di era ‘Sumut Bermartabat’ di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

“Keuntungannya banyak, dan itu akan kita rasakan nanti. Kami dari BPGKT mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung perjuangan ini. Khususnya Pemprov Sumut. Terlebih di era Sumut bermartabat di bawah kepemimpinan Bapak Edy Rahmayadi dan Bapak Musa Rajekshah, ini akan menjadi jembatan emas ke depan,” kata General Manager Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT), Hidayati didampingi Wakil GM-BPGKT, Gagarin Sembiring dan jajaran tim saat menyampaikan keterangan pers di Medan, Kamis (9/7) sore.

Penetapan yang dilakukan organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan atau yang dikenal dengan UNESCO (Educational, Scientific and Cultural Organization) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, terang dia adalah buah perjuangan dan pengorbanan yang cukup panjang. Proses tersebut didukung semua pihak, khususnya Pemprovsu yang merupakan pemilik dan pengelola kawasan GKT.

“BPGKT yang merupakan lembaga resmi yang dibentuk berdasarkan peraturan gubernur dalam mewujudkan GKT menjadi bagian dari UGG telah bekerja dengan maksimal. Buah dari perjuangan itu kini terlihat dari penetapan GKT menjadi bagian dari UGG,” katanya.

Namun ia tegaskan, perjuangan justru baru dimulai. Dengan adanya jembatan emas yang diberikan oleh UNESCO ke dunia yang lebih luas melalui UGG tersebut, maka Danau Toba ke depan harus lebih baik lagi. Peluang besar dari warisan dunia di Sumut tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Terlebih dalam menciptakan berbagai peluang dalam membesarkan Danau Toba. Khususnya masyarakat di kawasan Danau Toba.

“Perjuangan panjang itu bukan hanya sebatas kata demi kata yang dirangkai. Tetapi lebih pada kerja keras seluruh pihak yang ada di BPGKT, termasuk pihak pendukung GKT yang selama ini konsisten memberikan masukan dan dorongan kepada pihak BPGKT. Kita berharap ini terus didukung akan kedepan Danau Toba jauh lebih baik,” ujar Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sumut ini.

Hidayati merinci, sejarah perjuangan GKT sudah melalui berbagai proses. Proses demi proses itulah yang mematangkan BPGKT mampu membangun jembatan emas dengan UNESCO. Dengan berbagai kekurangan dan keterbatasan, BPGKT konsisten melakukan upaya dalam mewujudkan GKT sebagai bagian dari dunia yang lebih luas. Hemat pihaknya, penetapan ini juga mampu mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut. Terlebih melalui pengembangan geo-pariwisata berkelanjutan, peluang masyarakat dan pemprov mempromosikan budaya, produk lokal dan citra Kaldera Toba lebih luas.

“Pengakuan ini penting. UNESCO akan ikut mempromosikan Kaldera Toba secara besar-besaran ke dunia sehingga promosi akan semakin luas, investor melirik dan harapannya tentu perekonomian masyarakat setempat semakin membaik. Tetapi ini bukan akhir. Ini awal atau pintu pengembangan Kaldera untuk lebih baik lagi,” imbuhnya.

Dalam sidang ke-209, akhirnya Dewan Eksekutif UNESCO di Paris pada 7 Juli 2020 memberikan pengakuan bahwa GKT bagian dari UGG. Selama sembilan tahun sejak diusulkan 2011, perjuangan itu dilakukan. Ada proses penundaan dengan berbagai rekomendasi yang harus dipenuhi BPGKT.

“Memenuhi rekomendasi itu yang cukup besar kita lakukan. Proses demi proses ini menjadi ruang untuk menjadikan GKT sebagai bagian dari dunia. Menjaga warisan yang ada di GKT dengan konsep yang terukur dan sesuai dengan pelestarian,” pungkasnya.

Kaldera Toba merupakan satu dari 16 UNESCO Global Geopark baru yang ditetapkan Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Dengan ditambahkannya Kaldera Toba, maka total ada lima Geopark Indonesia yang mendapat pengakuan dari UNESCO yaitu Gunung Batur, Cileteuh, Gunung Sewu dan Rinjani.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga buka suara ihwal capaian prestisius ini. Ia ingin ke depan agar fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada di kawasan GKT semakin ditingkatkan. “Ini semakin menetapkan Kaldera Toba bukan hanya milik kita, tetapi juga dunia sehingga kita perlu menjaganya bersama-sama. Dengan ditetapkannya Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark tentunya kita harus meningkatkan fasilitas yang ada di sana agar wisatawan yang datang merasa nyaman,” katanya usai menerima laporan dari Dirut Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo di rumah pribadinya, di kawasan Deli Tua, Deli Serdang, Rabu (8/7).

Edy meminta agar masyarakat Sumut semakin meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian Kaldera Toba. “Perjuangan untuk masuk sebagai UGG sangat panjang dan sekarang setelah kita mendapatkannya harus bisa kita pertahankan bersama dengan menjaga kelestariannya,” harapnya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/