30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

My Week With Marilyn

Sepekan Bersama Sang Legenda Diva

Saat itu, musim panas 1956, Marilyn Monroe (Michelle Williams) sedang berada di Inggris dalam rangka syuting film ‘’The Prince & The Showgirl’’ yang ia bintangi bersama Laurence Olivier (Kenneth Branagh). Tak disangka, di saat itu pula terjadi kisah asmara singkat antara Marilyn dan seorang pemuda Inggris yang bekerja di tim produksi film ini.

Sebenarnya, selain syuting, Marilyn Monroe juga memanfaatkan kunjungan ini untuk berbulan madu bersama Arthur Miller (Dougray Scott). Colin Clark (Eddie Redmayne) saat itu ditugaskan untuk menjadi asisten Marilyn Monroe. Ketika Arthur Miller meninggalkan Inggris, Colin Clark jadi semakin dekat pada Marilyn. Mereka berdua mulai sering menghabiskan waktu bersama dan saat itulah tumbuh rasa lain di hati Colin.

Sepekan penuh mereka berdua bersama dan tak terasa hubungan mereka berdua semakin dekat. Marilyn senang bisa meninggalkan semua urusan pekerjaan dan menikmati keindahan alam Inggris sementara di saat yang sama Colin mulai kehilangan kendali dan membiarkan dirinya masuk semakin dalam ke kehidupan Marilyn Monroe. Colin tahu ia tak mungkin bisa bersama Marilyn namun menghindar bukanlah sesuatu yang gampang dilakukan.
Tidak perlu lahir pada era 50an untuk mengenal sosok aktris legendaris ini. Ya, Marilyn Monroe itu abadi, sosok kontroversialnya yang sering diidentikan sebagai simbol sebuah keseksian sekaligus kerapuhan abadi itu sudah banyak memberikan inspirasi dan tidak akan pernah habis-habisnya dibicarakan dunia meskipun raga cantiknya telah tiada sejak 40 tahun lalu.

Dan, ‘’My Week With Marilyn’’, biopik arahan Simon Curtis yang naskahnya diadaptasi Adrian Hodges  dari dua buku milik Colin Clark ini mencoba menghadirkan cerita lain Monroe (Michelle Williams) sewaktu ia melakukan proses syuting “The Prince and the Showgirl” di London bersama lawan mainnya, Sir Laurence Olivier (Kenneth Branagh) aktor sekaligus sineas kawakan Inggris, termasuk kisah romansa satu minggunya dengan Colin Clark (Eddie Redmayne) sendiri yang sewaktu itu masih berusia 23 tahun dan bekerja sebagai asisten ketiga sutradara.

Ya, seperti judulnya ini memang cerita tentang superstar Marilyn Monroe, tidak keselurhan hidupnya memang, hanya sebagian kecil harinya di Inggris pada musim panas 1956. Tidak ada plot yang benar-benar kuat di sepanjang kurang lebih 100 menit. Meskipun dinarasikan dari pengalaman dan sudut pandang Colin Clark di sepanjang film, tapi otomatis Clark hanya seperti sebuah satelit kecil yang setia mengelilingi sebuah bintang besar dan ia sendiri tidak pernah bisa benar-benar mencapainya.

‘’My Week With Marilyn’’ mungkin seklias terlihat seperti behind the scene dari “The Prince and the Showgirl” yang terlupakan itu, tapi perlahanan Simon Curtis membawa kita untuk lebih dekat mengenal Monroe, melihat bagaimana sebenarnya pemilik nama asli Norma Jeane di balik fisiknya yang mempesona dengan kelakukan yang seenaknya sendiri di kala syuting itu ternyata hanya seorang wanita 30 tahun yang rapuh, bingung dan kesepian, serta bagaimana kepopulernnya yang luar biasa sudah memakan kebahagiannnya hidup-hidup, termasuk kehidupan percintaannya. (net/jpnn)

Akting Sempurna Michelle Williams

Tentu saja dibutuhkan aktris yang kuat untuk memerankan karakter Monroe yang tidak hanya mempesona, namun juga kompleks dan Michelle Williams telah melakukan tugasnya itu dengan nyaris sempurna. Mungkin saja Williams tidak terlalu mirip Monroe secara fisik, tapi siapa memang yang bisa?

Dengan performa akting sehebat itu, Williams sudah sukses menghidupkan kembali sang bintang dari kuburnya, lebih dari sekedar gadis pirang berkulit putih pucat dengan lipstik merah tebal menghiasi bibirnya. Lihat bagaimana ia berbicara, gestur tubuhnya, keseksian dan kegenitannya, bahkan tawanya pun sudah lebih dari cukup untuk menghilangan segala ketidakmiripan fisik yang ada. Williams ada bintangnya di sini, sukses membuat penonton laki-lakinya bertekuk lutut, tapi ia tidak sendiri, ada Kenneth Branagh yang juga tampil brilian sebagai Sir Laurence Olivier, aktor sekaligus sutradara besar Inggris yang memiliki hubungan benci-kagum dengan Marilyn Monroe.

Catatan yang ditulis Colin Clark dalam ‘’The Prince’’, ‘’The Showgirl and Me’’, dan ‘’My Week with Marilyn’’ mungkin hanya merangkum seminggu pengalaman tak terlupakannya bersama sang mega bintang, tapi ada begitu banyak kedekatan dan keintiman yang ditawarkan Simon Curtis dengan Marilyn Monroe, melihat bagaimana ia berakting, bagaimana ia membuat Colin Clark jatuh cinta setengan mati dengannya.

Ya, bagi yang mungkin bukan fans berat Marilyn, tapi melihat bagaimana ia dalam wujud Michelle Williams tampil begitu mempesona, sulit rasanya tidak cemburu ketika ia mengucapkan “I love you” pada Colin dan kemudian menciumnya, tidak peduli apakah ia benar-benar tulus melakukannya atau tidak. (net/jpnn)

Sepekan Bersama Sang Legenda Diva

Saat itu, musim panas 1956, Marilyn Monroe (Michelle Williams) sedang berada di Inggris dalam rangka syuting film ‘’The Prince & The Showgirl’’ yang ia bintangi bersama Laurence Olivier (Kenneth Branagh). Tak disangka, di saat itu pula terjadi kisah asmara singkat antara Marilyn dan seorang pemuda Inggris yang bekerja di tim produksi film ini.

Sebenarnya, selain syuting, Marilyn Monroe juga memanfaatkan kunjungan ini untuk berbulan madu bersama Arthur Miller (Dougray Scott). Colin Clark (Eddie Redmayne) saat itu ditugaskan untuk menjadi asisten Marilyn Monroe. Ketika Arthur Miller meninggalkan Inggris, Colin Clark jadi semakin dekat pada Marilyn. Mereka berdua mulai sering menghabiskan waktu bersama dan saat itulah tumbuh rasa lain di hati Colin.

Sepekan penuh mereka berdua bersama dan tak terasa hubungan mereka berdua semakin dekat. Marilyn senang bisa meninggalkan semua urusan pekerjaan dan menikmati keindahan alam Inggris sementara di saat yang sama Colin mulai kehilangan kendali dan membiarkan dirinya masuk semakin dalam ke kehidupan Marilyn Monroe. Colin tahu ia tak mungkin bisa bersama Marilyn namun menghindar bukanlah sesuatu yang gampang dilakukan.
Tidak perlu lahir pada era 50an untuk mengenal sosok aktris legendaris ini. Ya, Marilyn Monroe itu abadi, sosok kontroversialnya yang sering diidentikan sebagai simbol sebuah keseksian sekaligus kerapuhan abadi itu sudah banyak memberikan inspirasi dan tidak akan pernah habis-habisnya dibicarakan dunia meskipun raga cantiknya telah tiada sejak 40 tahun lalu.

Dan, ‘’My Week With Marilyn’’, biopik arahan Simon Curtis yang naskahnya diadaptasi Adrian Hodges  dari dua buku milik Colin Clark ini mencoba menghadirkan cerita lain Monroe (Michelle Williams) sewaktu ia melakukan proses syuting “The Prince and the Showgirl” di London bersama lawan mainnya, Sir Laurence Olivier (Kenneth Branagh) aktor sekaligus sineas kawakan Inggris, termasuk kisah romansa satu minggunya dengan Colin Clark (Eddie Redmayne) sendiri yang sewaktu itu masih berusia 23 tahun dan bekerja sebagai asisten ketiga sutradara.

Ya, seperti judulnya ini memang cerita tentang superstar Marilyn Monroe, tidak keselurhan hidupnya memang, hanya sebagian kecil harinya di Inggris pada musim panas 1956. Tidak ada plot yang benar-benar kuat di sepanjang kurang lebih 100 menit. Meskipun dinarasikan dari pengalaman dan sudut pandang Colin Clark di sepanjang film, tapi otomatis Clark hanya seperti sebuah satelit kecil yang setia mengelilingi sebuah bintang besar dan ia sendiri tidak pernah bisa benar-benar mencapainya.

‘’My Week With Marilyn’’ mungkin seklias terlihat seperti behind the scene dari “The Prince and the Showgirl” yang terlupakan itu, tapi perlahanan Simon Curtis membawa kita untuk lebih dekat mengenal Monroe, melihat bagaimana sebenarnya pemilik nama asli Norma Jeane di balik fisiknya yang mempesona dengan kelakukan yang seenaknya sendiri di kala syuting itu ternyata hanya seorang wanita 30 tahun yang rapuh, bingung dan kesepian, serta bagaimana kepopulernnya yang luar biasa sudah memakan kebahagiannnya hidup-hidup, termasuk kehidupan percintaannya. (net/jpnn)

Akting Sempurna Michelle Williams

Tentu saja dibutuhkan aktris yang kuat untuk memerankan karakter Monroe yang tidak hanya mempesona, namun juga kompleks dan Michelle Williams telah melakukan tugasnya itu dengan nyaris sempurna. Mungkin saja Williams tidak terlalu mirip Monroe secara fisik, tapi siapa memang yang bisa?

Dengan performa akting sehebat itu, Williams sudah sukses menghidupkan kembali sang bintang dari kuburnya, lebih dari sekedar gadis pirang berkulit putih pucat dengan lipstik merah tebal menghiasi bibirnya. Lihat bagaimana ia berbicara, gestur tubuhnya, keseksian dan kegenitannya, bahkan tawanya pun sudah lebih dari cukup untuk menghilangan segala ketidakmiripan fisik yang ada. Williams ada bintangnya di sini, sukses membuat penonton laki-lakinya bertekuk lutut, tapi ia tidak sendiri, ada Kenneth Branagh yang juga tampil brilian sebagai Sir Laurence Olivier, aktor sekaligus sutradara besar Inggris yang memiliki hubungan benci-kagum dengan Marilyn Monroe.

Catatan yang ditulis Colin Clark dalam ‘’The Prince’’, ‘’The Showgirl and Me’’, dan ‘’My Week with Marilyn’’ mungkin hanya merangkum seminggu pengalaman tak terlupakannya bersama sang mega bintang, tapi ada begitu banyak kedekatan dan keintiman yang ditawarkan Simon Curtis dengan Marilyn Monroe, melihat bagaimana ia berakting, bagaimana ia membuat Colin Clark jatuh cinta setengan mati dengannya.

Ya, bagi yang mungkin bukan fans berat Marilyn, tapi melihat bagaimana ia dalam wujud Michelle Williams tampil begitu mempesona, sulit rasanya tidak cemburu ketika ia mengucapkan “I love you” pada Colin dan kemudian menciumnya, tidak peduli apakah ia benar-benar tulus melakukannya atau tidak. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/